Jaevan sedang mengemas barang-barang nya dan Nora ke dalam tas, hari ini Nora sudah diperbolehkan pulang, kondisinya sudah dinyatakan sembuh total, namun kepalanya masih diperban demi mencegah jahitan bekas oprasi infeksi dan kembali terbuka.
Selesai mengemas jaevan menggendong tas ranselnya dipunggung, cukup berat isi tas itu. Jaevan menghampiri Nora yang duduk bermain boneka di ranjangnya. Boneka itu adalah pemberian dari Regan yang kemarin datang menjenguknya sebuah boneka kudanil berwarna putih.
"Nora ayo kita pulang" Nora mengangguk berdiri merentangkan tangannya. Jaevan meraih Nora dan menggendongnya seperti bayi koala. Nora mengeratkan pelukan tangannya dileher Jaevan dengan senyumnya yang lebar, kakinya asik berayun dalam gendongan Jaevan.
Sesampainya di parkiran Jaevan berjalan menuju motornya, diletakkanya Nora di depan jok Jaevan duduk, memasang helm Full Face nya, dan menyalakan mesin motornya lalu pergi meninggalkan area rumah sakit.
...**********...
Brummm
Jaevan sudah sampai didepan rumahnya,dan menurunkan Nora dari motor.
"Jaevan"
Sapa seorang gadis seumurannya berdiri di pintu rumahnya, gadis itu berjalan menghampiri Jaevan yang berada berseberangan dari rumahnya.
"Oh hay" sapa Jaevan balik.
"Hay Nora" sapa Dania.
Nora menarik-narik tangan Jaevan, "Apa sayang?"
"Papa dia siapa" Dania terperangah mendengar ucapan Nora.
"Nora dia tetangga kita, itu Rumahnya.... "Jaevan menunjuk rumah Dania "Nora bisa panggil dia kak Dania" Nora mengangguk paham.
"Mau mampir" tawar Jaevan, Dania mengangguk dan mengekor dibelakang Jaevan masuk kerumah.
Tiba diruang tamu Netra Nora menangkap sebuah bingkai foto yang terpasang di dinding ruang tamu. Mama, papa, Nora..... Kalimatnya menggantung, keningnya mengerut. "Papa sakit" rengek Nora memegangi kepalanya. Jaevan panik digendongnya Nora dan dibawanya kekamar dilantai dua menuju kamar Nora. Meninggalkan Dania yang berdiri di ruang tamu sendirian, tak lama Jaevan kembali turun berjalan ke dapur. Tangannya dengan cakatan membuat sebotol dot susu formula, dan kembali menuju kekamar Nora.
Lalu turun lagi menghampiri Dania.
"Maaf tadi meninggalkanmu sendirian" Dania mengangguk memaklumi.
"Duduklah, aku akan membuatkan mu Sesuatu" Dania menuruti perkataan Jaevan, dan lelaki itu pergi ke dapur membuat sesuatu di dapur.
Dania memerhatikan segala aktivitas yang dilakukan laki-laki yang diam-diam selama ini disukainya, senyumnya mereka memandang Jaevan saat lelaki itu menghampirinya dengan segelas es jeruk dan puding dikedua tangannya.
Jaevan meletakkan makanan yang dibawanya ke meja dihadapan Dania, lalu duduk beseberangan denganya. "Minum dan makanlah, maaf aku hanya ada ini".
Dania mengagguk diraihnya puding itu dan memakannya "Apa kau sudah makan?".
"Belum, aku bisa masak nanti" senyuman manis terbit dikedua wajah Jaevan.
Dania nampak khawatir mendengarnya, dia bangkit memutuskan untuk pulang sebentar.
"Kau mau pulang?" tanya Jaevan.
"Tunggu sebentar aku akan kembali lagi"
Jaevan mengaguk, dan melihat punggung Dania belalu pergi keluar rumah.
Mata Jaevan kembali memandang foto dihadapannya, dia ingat harus menghubungi seseorang untuk bertanya.
...**********...
Di dapur Dania sibuk memasukkan beberapa lauk ke dalam kotak. Hatinya senang akhirnya dia bisa memberikan makanan yang sudah dimasaknya kepada Jaevan, karena beberapa hari yang lalu saat Jaevan masih dirumah sakit, niatnya memberikan makanan pada Jaevan terus saja urung, karena temanya lelaki itu, Regan dan Lenovan sudah lebih dulu berada disana sedang makan bersama. Membuatnya hanya bersiri diluar ruangan melihat Jaevan dari kaca pintu dan berbalik pulang dengan kotak makanan ditangannya yang tidak tersampaikan.
"Dania untuk siapa itu?"tanya Rey ayah Dania
"ini untuk Jaevan Pa, dia belum makan" Ayak Dania mendekati anak gadisnya. memperhatikan raut senang anak gadisnya.
"Kapan dia pulang?"
"Barusan"
Rey mengaguk "Masukan saja semuanya" Dania mengguk menyetujui perintah Ayahnya.
Selesai menyiapkan kotak makanan untuk Jaevan, Dania berjalan sedikit berlari, senyumnya terus mengembang sepanjang perjalanan menuju rumah Jaevan.
Sesampainya di dalam rumah Jaevan, Dania disuguhkan dengan pemandang Jaevan sedang berdiri diatas kursi melepaskan foto yang terpasang di dinding. Buru-buru Dania meletakkan kotak yang dibawanya dimeja tamu, dan menghampiri Jaevan.
"kau sedang apa?"
Jaevan mengok kebelakang melihat Dania "bisa kau membantuku".
"Tentu"
Jaevan kembali sibuk melepas foto itu dari dinding, dan memberikan foto itu kepada Dania. Dania menyambut bingkai foto yang diberikan Jaevan, laki-laki itu turun dari kursi menepuk kedua tangannya yang kotor karena debu.
"Jaevan kenapa foto ini kau turunkan"
"ini harus kulakukan sesuai perintah dokter yang merawat Nora" Jaevan mengambil foto dari tangan Dania.
"kenapa?" Jaevan menjelaskan keadaan Nora sambil menaggalkan semua foto Jahen yang berada di rumahnya dibantu Dania yang senang hati membantu dan mendengarkan perkataan Jaevan dengan baik.
"kau tunggu disini, aku mau ke gudang meletakan foto-foto ini"
Jaevan berdiri membawa kardus yang berisi penuh foto jahen, melihat Jaevan sedikit kesulitan Dania mengambil foto yang berukuran besar dari tangan Jaevan,"biar ku bawakan yang ini".
Tidak punya pilihan lain Jaevan menyerahkan foto di tangannya kepad Dania. Mereka berjalan bersama menuju ke gudang yang berada di belakang rumah.
...**********...
Setelah selesai membantu Jaevan membawa foto-foto kegudang. Sekarang mereka berdua berada di meja makan, bersama-sama memakan makanan yang dibawa Dania.
Dania mengamati setiap reaksi wajah Jaevan tampilkan, saat laki-laki itu menyupkan satu persatu masakan yang dibuat Dania, gadis itu penasaran apa pendapat yang diberikan Jaevan pada masakannya, "Apa enak?"
"ini enak"
Hati Dania seperti meledak bahagia mendengar komentar Jaevan, senyumannya mengembang.
"ini masakanmu?" tanya Jaevan, Dania mengangguk menundukan kepalanya malu, menyembunyikan rona di pipinya.
"kalau begitu aku harus menghabiskannya" Dania mengangkat kepalanya melihat Jaevan tanpa seuara memakan masakannya. Dania ikut makan menikmati masakkannya juga.
"Jaevan, apa kau tidak akan mengatakan kalau kau buka papanya Nora? "
Sendok Jaevan mengambang di udara, deletakkannya kembali sendok yang awalnya hendak disuapkan kemulutnya. Dania menjadi takut apakah pertanyaannya ini menyinggung perasaan Jaevan.
"papanya yang asli bahkan aku tidak tau di dimana dan bagaimana kabarnya, untuk apa aku memberitahu Nora, itu akan membuatnya sedih. Dan aku tidak masalah menjadi papa baginya"
Dania tergagap mendengar perkataan Jaevan yang terdengar tajam ditelinganya, Jaevan menyadari kalau perkataannya sedikit keras didengar oleh gadis dihadapannya, buru-buru Jaevan mencairkan suasana agar mereka tidak berada dalam kecanggungan.
"bukankan aku keren, menjadi sugar dady" canda Jaevan dengan senyuman lebar diwajahnya.
Dania mengerjapkan matanya, apakah Jaevan tidak marah dengan ucapannya, namun dia tidak setuju dengan perkataan Jaevan "Tidak kau bukan sugar dady, kau lebih baik dari itu".
"benarkah, lalu apa kalau bukan sugar dady?"
"yang pasti bukan sugar dady, sugar dady itu julukan yang buruk, kau berbeda dari sugar dady" Sungut Dania yang marah.
"Hahahah, kau lucu, kenapa kau marah" jaevan menggelengkan kepalanya.
Benarkah dia terlihat marah dimata Jaevan Dania membatin, dia juga bingung dengan dirinya sendiri.
...Tokoh baru:...
...Dania Qianka...
...17 Tahun...
...Rey Vivian...
...38 tahun...
...To be Contiunue...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Rina Zulkifli
sampai part ini,, menarik bgt cerita nya ❤️
2022-09-19
0
Ayu Narahari
Love this💜💜💜
2022-09-18
0