Martin menemui Brian yang kebetulan sedang menjalani perawatan di salah satu Rumah sakit Elit di jakarta.
Sudah satu tahun yang Lalu Brian dan keluarganya pindah ke jakarta , tapi Anehnya mereka tidak ada yang pernah bertemu dengan Zan liang satu kalipun, padahal sudah dua tahun Zan liang ada di jakarta.
Sebenarnya bukan mereka tidak pernah melihat Zan liang , tapi Zan lianglah yang tetap menyembunyikan identitasnya .
Brian dan keluarganya pindah kejakarta semua , adik - adik Zan liang juga ikut , Kecuali Krisna yang sudah mapan dan Menikah , dia tinggal dengan istrinya.
Brian terlihat semakin keriput , Karena semenjak kematian Mei sia dia sudah tidak merawat diri lagi , sudah hampir dua tahun dia sakit - sakitan.
Sekarang Mereka semua tinggal di sebuah Vila di jakarta , Sindi , Tanti , Viona , Mira dan anak - anaknya , Mereka sepakat tinggal bersama lagi semenjak Brian sakit - sakitan.
" Tuan Axel , saya punya kabar gembira " Ucap Martin bersemangat.
Brian yang sedang duduk di kursi roda, dia sedang di ajak jalan - jalan Sindi dan Mira di taman menjawab " tidak ada yang bisa membuat aku bahagia lagi Martin " ucap Brian pelan.
Sindi dan Mira yang mendengar ucapan suaminya , merasakan sakit yang teramat di dalam hati mereka , pasalnya semenjak tragedi tiga tahun lalu , Brian sudah tidak pernah tersenyum dia seakan sudah kehilangan semangat hidupnya.
Martin menggelengkan kepalanya ,dia tersenyum " anda pasti bahagia mendengar ini , Saya melihat Tuan muda Zan liang " ucap Martin bersemangat.
Awalnya Bruan tidak merespon , tapi setelah dia mendengar nama Zan liang dia menoleh " Martin kamu jangan bercanda , Zan liang sudah mati !" Brian meninggikan Suaranya.
Sindi dan Mira langsung menenangkan Suaminya " Sayang , kamu dengarkan dulu Martin bicara yah " Ucap Sindi lembut.
Mira bertanya pada Martin " Kamu Serius Martin ?"
Martin menganggukan kepalanya , dia mengeluarkan ponselnya , Karena waktu di kafe dia sempat memotret Zan liang sembunyi - sembunyi " Lihatlah Tuan Axel " Martin memberikan ponselnya pada Brian.
Brian menatap layar ponsel , tiba - tiba air matanya menetes " Zan liang, kamu masih hidup nak " Walupun Menangis tapi Brian terlihat tersenyum untuk pertama kalinya.
Sindi dan Mira juga yakin jika anak muda tersebut benar Zan liang , Karena mereka tidak mungkin lupa dengan anak - anak saudari mereka.
" Sayang , syukurlah... " Sindi berjongkok dan mengusap Bahu suaminya.
" Martin kenapa kamu tidak langsung membawa Zan liang kemari ?" Tanya Mira.
" Tuan dan Nyonya Axel , masalahnya Tuan Zan liang tidak mengenali saya , mungkin dia pura - pura tidak kenal saya atau .." Martin memotong ucapannya.
" Atau mungkin dia hilang ingatan ?, begitu maksudmu Martin ?" Ucap Brian bersemangat.
Martin menganggukan kepalanya " kemungkinan itu ada Tuan Axel " jawab Martin lembut.
" Martin kamu cari informasi tentang dia , ingat cari secepatnya dan langsung beritahu aku !" Brian terlihat bersemangat.
" Tentu saja Tuan Axel !" Martin membungkuk Hormat kemudian undur diri.
Brian yang tadinya lemah , terlihat sangat bersemangat , dia juga langsung meminta istrinya untuk menyiapkan makanan, pasalnya selama Brian sakit dia sangat susah jika di suruh makan.
Sindi dan Mira tentu saja senang , Mira yang langsung menelpon asisten pribadinya untuk menyiapkan makanan yang enak dan di bawa kerumah sakit , tentu saja sesuai anjuran dokter.
Karena keluarga Axel sekarang sudah memiliki segalanya , baik itu Koki pribadi , Dokter Pribadi ataupun pribadi - pribadi lainnya yang kusus melayani keluarga mereka semuanya sudah ada .
Anak - anak Brian juga tentu saja memiliki kehidupan yang sangat terjamin , pasalnya perusahaan Ayahnya sudah menjadi perusahan terbesar di Indonesia.
Nama Axel Capital juga sudah tersohor di seluruh dunia, cabang perusahan yang berada di negara - negara maju membuat nama Axel Capital tidak ada bandingannya.
Sayangnya nasib satu anak Brian berbeda , dia sudah tiga tahun lamanya tidak merasakan fasilitas milik ayahnya.
****
" ah.. Lelahnya " Zan liang merebahkan tubuhnya di kasur kontrakan petaknya yang berukuran 3x3 meter persegi.
Sudah dua tahun dia tinggal di kontrakan tersebut , karena dia harus menghemat uang jadi dia memilih kontrakan yang murah , yang sewanya hanya 500 ribu rupiah setiap bulannya.
Zan liang bekerja di kafe dari jam 5 sore hingga jam 11 malam , dia selalu mengambil sif malam agar tidak bentrok dengan kuliahnya, gajinya di kafe tersebut hanya 1.5 juta rupiah perbulan .
jika di hitung - hitung mungkin tidak cukup untuk biaya hidupnya, apa lagi Zan liang merokok , dia juga meminum alkohol. Bukan karena apa , tapi dia meminum alkohol untuk sedikit menenangkan pikirannya.
Ponsel Zan liang berdering , dia mengambil ponsel dan mengangkatnya " Halo .., ada apa Ris ?"
" Aku tidak bisa tidur Zan , temani aku teleponan sampai tidur yah " Ucap Riska manja.
Zan liang menghela napas " kenapa tidak meminta pada cowomu saja , kenapa selalu aku sih ?, aku capek Ris " keluh Zan liang.
" Tuhkan kayak gitu.. kamu jahat ih... !" Riska terdengar merajuk di seberang telepon.
Zan liang menghela napas lagi " iya , iya bawel , tapi jangan salahin aku kalau aku tidur duluan "
" Terimakasih Zan " Suara Riska terdengar senang.
mereka berdua ngobrol ngalor - ngidul, membahas sesuatu yang tidak penting , lama kelamaan mata Zan liang berat , dia kemudian terlelap setelah jam menunjukan pukul 00.05 menit.
Riska terdengar ngobrol sendiri karena ponsel Zan liang tidak di matikan , tapi setelah beberapa saat Zan liang tidak menjawab , Riska menyadari jika Zan liang sudah tertidur.
Bukannya marah tapi Riska sangat senang karena bisa ngobrol dengan Zan liang " Heave nice dream Zan " Riska kemudian mematikan ponselnya.
Zan liang bertemu Riska saat pertama kali sampai di jakarta , Saat Zan liang mencari alamat Universitas tempat dia mendapat beasiswa kebetulan dia bertemu dengan Riska .
Riska yang menyadari jika Zan liang satu kampus dengannya dia tidak keberatan menunjukan alamat Universitas tersebut, dia juga mencarikan kontrakan yang dekat dengan Universitas tersebut.
Seiring berjalannya waktu Riska semakin dekat dengan Zan liang , perasaan mulai tumbuh tapi sayangnya Riska sudah di jodohkan oleh ayanya jadi dia memendam perasaanya pada Zan liang.
Dua tahun berlalu , bukannya menjauhi Zan liang tapi Riska malah semakin dekat dengan Zan liang , dia selalu mencari cara untuk bicara dengan Zan liang.
Entah Zan liang yang bodoh atau apa , Zan liang tidak tertarik sama sekali dengan Riska dia tidak pernah berniat untuk membalas perasaan Riska yang sudah terang - terangan menyukainya.
Zan liang malah terkesan cuek , apalagi saat Zan liang tahu jika Sesudah Wisuda Riska akan menikah dengan Pria pilihan ayahnya.
Zan liang terkesan menjauhi Riska , karena Zan liang sadar jika dia bukan tipe orang tua Riska yang mendewakan harta dari pada perasaan, Karena dia sekarang hanyalah seorang Pria sebatang kara..
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Eros Hariyadi
Lanjut Thor, Tetap Semangat 😄💪👍👍👍
2023-04-07
1
Eros Hariyadi
Always Like and Favorit 😄💪👍👍👍
2023-04-07
0
zamal78901
😎😎😎😎😎😎😎
👍 so cool! 👍
💋😏😏😏😏😏💋
👌🚀🚀🚀🚀🚀👌
🚗📷📷📷📷📷🚗
😈😈😈😈😈😈😈
2022-10-24
1