“Aku ingin bertanya padamu, apakah pakaian pengganti untukku telah kau sediakan, Alex?” tanya Almira langsung pada poinnya kepada sang suami tanpa banyak basa-basi lagi.
Jujur dia sangat tidak nyaman apabila hanya mengenakan handuk saja di depan Alex, meskipun pria itu adalah suaminya sendiri. Ya, ini adalah momen pertama kalinya dia terlihat seksi di depan seorang pria. Bahkan dengan mantan kekasihnya, Ameer, pun dia tidak pernah terbuka, apalagi berpakaian seksi di depan pria itu.
Almira selalu menutupi tubuhnya dengan pakaian-pakaian yang layak. Karena dia tahu bahwa tubuhnya tidak boleh dinikmati oleh banyak pria yang bukan suami sahnya. Ini semua terpaksa dia lakukan sebab Alex adalah suami sahnya, bukankah pria itu berhak atas dirinya dari ujung kepala hingga ke ujung kaki?
Ya, itu adalah haknya Alex sebagai seorang suami.
“Alex, aku bertanya padamu!”
Gadis itu kembali berdeham ketika mendapati pria yang sedang duduk di atas ranjang itu hanya diam membisu tanpa menjawab pertanyaan darinya, namun tatapan matanya terkunci ke arahnya. Ya, seperti yang diketahui oleh Almira sepertinya Alex sedang terpesona dengan tubuh indah yang ia miliki.
“A-apa?”
Alex terperanjat ketika Almira berhasil menyadarkannya dari lamunannya, dia menatap Almira dengan wajah sedikit merona. Bagaimana tidak, istri cantiknya itu memergoki dirinya yang kian asik menatapi tubuh indah milik wanita itu sendiri. Ah, kejadian ini membuatnya kehilangan muka!
“Apa yang kau tanyakan padaku, Mira?” sambung Alex kembali bertanya, sebab dia sama sekali tidak menyimak ucapan Almira yang tadinya diucapkan oleh wanita itu.
Air muka wanita itu seketika berubah menjadi amat masam, wajah yang tadinya terlihat gembira kini tidak lagi. Dia benar-benar sangat badmood dengan tingkah laku Alex padanya. Kira-kira harus berapa kali dia bertanya agar pria itu menjawabnya dengan cepat?
“Apakah kau sudah menyiapkan apa saja yang aku butuhkan sebagai seorang wanita, Alex?” tanya Almira dengan raut wajah tanpa minat dan nada suaranya pun terdengar begitu dingin.
“Tentu saja, Mira.” Alex tersenyum lebar. “Mana mungkin aku tidak menyiapkan apa pun yang kau butuhkan, secara dirimu adalah istriku.”
“Ah, benarkah?” tanya Almira tak percaya. “Apa saja itu?” lanjutnya penasaran.
“Mana mungkin aku hanya membual, Nona Mira. Coba pergilah sana dan buka, katakan apa yang tidak ada!”
Alex memberikan perintah kepada Almira dan jemari tangannya pun menunjuk ke arah lemari pakaian yang ada di sudut kamar. Ya, lemari pakaian Alex bersama Almira terpisah, karena Alex tahu bahwa pakaian wanita sangat banyak apalagi kebutuhannya yang lain seperti make-up, parfum, pembalut, dan lain sebagainya. Sungguh sangat jauh berbeda dari laki-laki.
Almira yang penasaran pun segera melangkah ke arah lemari berwarna putih yang ada di sudut ruangan, lalu membukanya dengan begitu hati-hati. Setelah lemari itu berhasil dia buka, kedua matanya pun membola penuh seakan tak percaya. Apakah dirinya ini sedang tidak bermimpi? Sebab rasanya untuk percaya sangatlah mustahil.
Benarkah Alex sendiri yang menyiapkan ini semua? Jika memang benar begitu, kapan pria itu menyiapkan ini semua? Sedangkan mereka adalah sepasang suami istri yang menikah secara mendadak. Ah, sangat tidak mungkin sekali. Ataukah jangan-jangan ini semua milik istrinya? Atau kekasihnya?
Damn.
Pikiran jelek memenuhi ruang otak Almira dalam waktu singkat. Ya, ini semua mungkin milik istrinya, tidak mungkin ini semua disiapkan untuk dirinya. Lagipula, apa alasan Alex menikahinya? Apakah hanya karena kasihan? Ataukah untuk dijadikan kelinci percobaan? Entahlah, rasa gelisah dan sakit mulai menjalar masuk ke dalam ruang hatinya.
Senyuman yang terukir indah di wajah ranum itu seketika memudar. Entah mengapa dia merasa sedikit sesak ketika mengingat bahwa Alex adalah suami pengganti untuknya. Apakah takdir kehidupannya begitu malang sehingga harus merasakan ini semua?
“Apakah kau menyukai itu semua, Nona Cantik?” teriak Alex sedikit keras ketika tidak mendapati respon apa pun dari Almira. Apakah wanita itu baik-baik saja setelah melihat semuanya?
Almira membalikkan tubuhnya sehingga pandangan matanya bertemu dengan sang suami, ada sesuatu yang menjanggal di dasar hatinya mengenai ini semua. Lantas apa yang harus dia lakukan sekarang? Apakah sebaiknya dia bertanya saja kepada suaminya mengenai isi lemari ini milik siapa?
Tapi, bagaimana kalau seandainya Alex tidak mau jujur kepadanya dan hanya memberikan pernyataan bohong?
Hais, mengapa dia menjadi ribet sendiri mengenai perasaan hatinya?
“Ini semua begitu lengkap, bahkan sampai ke perhiasan sekalipun, Alex. He-he, wanita mana yang tidak bahagia bila dihadiahkan seperti ini oleh suaminya sendiri?” ucap Almira sembari tertawa pelan untuk mengenakan suasana. “Ah iya Alex, apakah ini semua memang untukku? A-atau ini semua milik perempuan lain yang mungkin itu kekasihmu?”
Pertanyaan itu langsung lolos begitu saja dari bibir Almira karena dia sudah tidak tahan lagi dengan rasa penasarannya akan itu semua. Dia tidak bisa merasa tenang apabila rasa penasarannya belum terjawab.
Detak jantung Almira mulai tidak aman ketika mendapati Alex yang mulai bangkit dari ranjang dan berjalan mendekat ke arahnya. Apa yang akan dilakukan oleh padanya? Apakah Alex akan melakukan hal buruk karena pertanyaan yang baru saja dia lontarkan?
Alex mendekap gadis itu ke sudut dinding kamarnya, lalu satu tangannya mulai memainkan anak rambut milik Almira. Dia mengamati netra indah itu dengan seksama. Mengapa Almira bisa berpikir sejauh itu mengenai perempuan lain? Apakah dari raut wajahnya yang tampan ini Almira bisa menebak bahwa dia adalah tipe pria tidak setia dan suka bermain wanita? Ha-ha, lucu sekali.
“Tidak ada perempuan lain di rumah ini selain dirimu, Mira. Kau adalah satu-satunya wanita yang tinggal di rumah ini kecuali pelayan,” ujar Alex serius, dia mencoba meyakinkan istrinya itu. “Aku menyiapkan semua kebutuhanmu disaat kau sudah tidur, dan itu semua dibantu oleh para pelayan dan anak buahku. Jangan pernah berpikir yang tidak-tidak mengenai diriku, percayalah kepadaku bahwa aku adalah pria setia yang akan menjadikanmu satu-satunya, bukan salah satunya.”
“Sebenarnya apa, sih, alasan kamu menikah saya yang sudah jelas memiliki masa lalu yang kelam? Bahkan saya pun ditinggalkan oleh pasangan saya setelah dia tahu bahwa saya memiliki masa lalu yang kotor, Pak Alex?”
Almira memalingkan wajahnya dari pandangan Alex, dia mencoba menahan sesak di dadanya.
Mendengar pertanyaan istrinya membuat Alex hanya bisa mendesahkan napasnya secara kasar ke udara, apa yang salah dari kisah lalunya itu? Bagi Alex, tidak ada yang salah dari kisah masa lalu Almira. Toh, semua terjadi bukanlah atas kehendak dia sendiri, ‘kan? Semua terjadi secara tidak sengaja. Siapa yang tahu jika malapetaka akan menghampiri secara tiba-tiba kepada setiap orang? Tentunya tidak ada bukan?
“Itu hanya masa lalu, Mira. Kau berhak bahagia atas masa lalumu, biarkan dia berlalu pergi dari hidupmu. Kau sendiri tidak mau hal itu terjadi bukan? Jika kau selalu mengingat hal tersebut, kau bisa menjadi gila. Sudahlah, lupakan. Kejadian itu tidak pantas untuk selalu kau ingat. Yang harus kau tahu hanyalah satu, kau berhak bahagia dan pantas bahagia di atas cecaran orang lain.”
Alex menghentikan pembicaraannya sebentar agar memudahkannya kembali berbicara.
“Aku menikahimu bukan karena apa-apa, pertama kali melihatmu aku sangat tertarik padamu. Bahkan disaat aku melihat Ameer memutuskan untuk tidak jadi menikah denganmu, di situlah aku langsung mengambil kesempatan untuk memilikimu. Aku sangat nyaman berada di dekatmu. Dan aku yakin hubungan kita akan berakhir sampai maut memisahkan.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
HARUSNYA LO GK RAGU LAGI DGN KATA2 ALEX, MIRA!, KRN SEORANG PLAYBOY ATAU CASSANOVA TDK PRNH MAU BRKATA KATA SPRTI ALEX..
2024-04-11
1
susi
suka nih klo tipe2 cowoknya bgini 😅😅😅😘😘😘 semangat babang Alex 😅😅 nma Alex emang sll the best dlm karakternya 😘😘
2022-07-30
4
khotimahdirga
Good pak Alex 🥰🥰🥰🥰
2022-07-30
1