Setelah Fira meninggalkan kamar, Diandra malah kembali lagi kedepan cermin. Diandra mulai kembali memperhatikan dirinya di cermin.
"Sepertinya apa yang di katakan Fira memang benar, penampilanku memang tidak menarik sama sekali," guman Diandra di depan cermin.
Sekarang Diandra mulai berpikir mungkin yang selama ini orang katakan bahwa kecantikan hati lebih penting dari pada kecantikan wajah hanyalah bualan belaka, semua itu tidaklah benar, hanya sekedar kata mutiara untuk menyemangati mereka yang tidak good looking seperti dirinya.
Faktanya pada kehidupan nyata orang-orang lebih melihat kecantikan fisik dari pada kecantikan hati. Itu pula yang sekarang terjadi pada Diandra. Diandra sudah sering merasakan hal tersebut dan ia mulai menyadari itu sekarang.
Diandra bahkan masih ingat betul bagaimana orang-orang saat melihat Diandra apabila berjalan berdua dengan Fira. Semua mata-mata itu hanya tertuju pada Fira. Sementra Diandra mungkin tidak lebih dari semacam makhluk astral, ada
namun tidak pernah terlihat di mata orang-orang.
Pernah juga beberapa kali Fira menjodohkannya dengan cowok kenalan Fira. Rata-rata cowok tersebut pada awalnya sangat antusias sebelum
bertemu. Bahkan ada yang menelponnya tiap malam tanpa absen sekali pun, namun setelah mereka bertemu langsung berubah 180 derajat. Mereka semua menolak Diandra setelah mereka
bertemu dengan berbagai macam alasan. Bahkan ada yang langsung memutuskan kontak setelah mereka bertemu.
Selama ini Diandra selalu berpikir positif kalau semua itu terjadi karena dirinya yang tidak pandai bergaul dengan orang lain. Karena itu selalu santai saat mereka para cowok-cowok tersebut menolaknya. Diandra sama sekali tidak pernah berpikir bahwa mereka semua menolaknya justru gara-gara penampilannya yang buruk dan tidak cantik.
Mungkin gara-gara itu juga Diandra sangat susah mendapat pekerjaan. Karena sudah pasti mereka yang memiliki penampilan yang lebih menarik akan lebih dulu terpilih.
Diandra masih tetap berada di depan cermin. Dia masih belum beranjak dari sana. Berkali-kali Diandra memperhatikan dirinya di cermin.
"Ah, ternyata aku ini memang sangat buruk," gumam Diandra sendiri.
Sebenarnya wajah Diandra tidaklah jelek. Hanya saja karena Diandra memiliki rambut yang keriting terlebih jarang disisir rapi. Diandra selalu hanya menggulung rambutnya keatas dan mengikatnya dengan karet. Diandra juga tidak pernah memakai skincare atau makeup apapun di wajahnya bahkan hanya untuk sekedar pewarna bibir sekalipun Diandra tidak pernah memakainya. Diandra benar-benar cuek terhadap penampilannya.
Selama ini Diandra tidak pernah peduli soal mode atau gaya, Ia akan memakai pakaian apapun
yang penting muat di badannya. Karena itu pula yang membuat penampilan Diandra selama ini terkesan buruk.
Setelah lelah memperhatikan diri di cermin Diandra kemudian akhirnya kembali ketempat tidur. Sepertinya Diandra banyak berpikir soal penampilannya itu. Namun pada kembali ketempat tidur Diandra tiba-tiba teringat pada boneka minionnya yang selalu di letakkan di sudut tempat tidurnya.
"Kamu apa kabarnya sekarang," gumam Diandra sambil memeluk boneka berwarna kuning tersebut.
****
Hari sudah pagi, jarum jam di dindin sudah menunjukkan angka delapan. Diandra masih terlelap ditempat tidur.
"Cklekk." (suara pintu kamar Diandra terbuka).
Seorang gadis cantik dengan pakaian super modis masuk kedalam kamar dan berdiri di samping tempat tidur Diandra sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Gadis itu lalu mengambil sebuah guling dari atas tempat tidur lalu memukul punggung Diandra yang masih tertelungkup di atas tempat tidur.
"Bangun!" teriak Fira sambil memukul Diandra dengan bantal.
"Apaan sih Fir, aku masih mengantuk," ujar Fira yang hanya mengerjabkan matanya dan kemudian kembali tidur.
"Ayo Di, cepat bangun," Fira kembali memukul Diandra dengan bantal.
Diandra pun bangun mengucek mata dengan kedua tangannya sambil sementara ia masih duduk di tempat tidur. Sepertinya jiwanya masih belum sepenuhnya bangun.
"Ada apa sih Fira, pagi-pagi begini kamu sudah teriak-teriak," tanya Diandra dengan wajah kesal karena Fira mengganggunya yang sedang tidur.
"Ya ampun Diandra, ini bukan lagi pagi tapi sudah siang, coba kamu lihat dulu kejendela, di luar sudah panas," ucap Fira sambil tangannya menunjuk kearah jendela.
"Memangnya udah jam berapa?" tanya Diandra.
"Jam delapan," jawab Fira menunjuk jam yang tergantung pada dinding kamar.
"Terus kamu disini ngapain, bukannya kamu harus berangkat kerja?" tanya Diandra.
"Hari ini minggu Diandra," ujar Fira.
"oh, aku lupa, ternyata ini hari minggu," ucap Diandra kemudian kembali merebahkan badannya keatas tempat tidur.
"Aduh Diandra, bangun dong jangan tidur lagi," ucap Fira sambil menarik lengannya Diandra.
"Tapi aku masih mau tidur Fir."
"Nggak bisa, kamu harus bangun sekarang, cepat, kita mau pergi!"
"Memangnya kita mau kemana Fira," tanya Diandra.
"Kamu nggak ingat semalam kita udah janji?" tanya Fira.
"Janji apa? kok aku nggak tau?" ucap Diandra malah balik bertanya pada Fira.
"Kamu lupa ya, semalamkan sudah kita bahas kalau hari ini kita akan memperbaiki penampilan amburadul ini," ucap Fira sambil tangannya menunjuk kearah Diandra.
"Aku harus apa?" tanya Diandra lagi.
"Kamu harus bangun dulu biar arwah kamu balik lagi ketubuh kamu," jawab Fira.
"Kamu kalau ngomong memang suka ngasal aja," ucap Diandra.
"Ya udah mandi terus dan ganti baju, aku tunggu kamu di ruang tamu," ucap Fira berlalu meninggalkan kamar Diandra.
Setelah kurang lebih sepuluh menit, Diandra keluar dari kamar. Fira yang memandang penampilan Diandra hanya bisa tersenyum sambil mengernyitkan dahi.
"Benar-benar harus di rubah," ujar Fira.
"Ayo berangkat," ucap Fira lagi.
"Kita mau kemana?" tanya Diandra.
"Udah kamu ikut aja, nanti juga tau," ucap Fira sambil mengambil kunci mobil diatas meja terus berjalan keluar.
***
"kok kita malah kesalon Fir, kamu mau perawatan? bukannya baru kemarin ya kamu habis dari salon?" tanya Diandra merasa heran.
"Bukan aku yang mau perawatan, tapi kamu," ucap Fira pada Diandra.
"Nggak ah Fir, tempat begini kan mahal, aku mana punya uang, kita keluar aja ya," ucap Diandra sambil menarik tangan Fira mencoba mengajaknya keluar.
"Kamu tenang aja gak perlu khawatir, aku yang bayar, lagian tempat ini murah kok," ucap Fira.
"tapi Fir, masa semua kamu yang bayar," ucap Diandra merasa tidak enak.
"Udah nggak apa-apa, aku kenal baik sama pemilik tempat ini, jadi kita bisa dapat diskon nanti," ucap Fira lagi.
"Fira!"
Tiba-tiba terdengar suara seseorang berteriak memanggil Fira dari belakang. Saat Diandra dan Fira menoleh kebelakang. Tampak seorang perempuan berambut panjang berlari kecil kearah mereka. Usianya mungkin sekitar tiga puluhan. Terlihat penampilan perempuan tersebut sangat modis. makeupnya juga tampak sangat Natural dan cantik. Hanya saja postur tubuhnya terlalu tinggi untuk ukuran perempuan.
***
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Dewii
Semangat kak, cerita author bagus😍
2021-05-11
2
Satria Tegar
semangAAt
2020-06-27
1
andara
Semangat terus ya thor...
2020-05-20
1