Episode 3

Setelah selesai mandi Diandra kemudian kembali kedalam kamar.

"Segar sekali," gumam Diandra pada dirinya sendiri sambil berjalan menuju lemari baju.

Setelah mengganti pakaian Diandra langsung duduk manis di depan komputer. Tangannya asik memainkan mouse sambil menunggu layar komputer yang tengah di hidupkan muncul.

Begitu komputer menyala, tanpa menunggu lama Diandra langsung mencari situs lowongan kerja. Ia berharap mungkin akan ada yang membuka lowongan pekerjaan yang baru dan mungkin akan cocok untuk dirinya.

Selama beberapa bulan terakhir Diandra tidak pernah berhenti mencari pekerjaan. Mulai dari mencari lowongan pekerjaan di koran, mencari pekerjaan di internet, masuk grup khusus lowongan kerja di whatsApp, facebook juga instagram bahkan sampai mendatangi langsung keperuhaan-perusahaan. Namun sampai sekarang semuanya tetap berakhir dengan penolakan.

Diandra mulai membaca beberapa lowongan pekerjaan yang muncul di layar komputer di depannya. Mulai mencoba membaca satu persatu mungkin ada lowongan yang cocok untuknya. Namun tiba-tiba mata Diandra tertuju pada sebuah lowongan pekerjaan baru di sana. Mereka sedang mencari karyawan untuk perusahaan retail.

Diandra mulai membaca satu persatu persyaratan yang tertera pada layar komputer. Dari semua persyaratan salah satunya adalah harus memiliki penampilan yang menarik.

"Ah, sepertinya kali ini aku akan di tolak bahkan sebelum mereka membaca berkasku."

Diandra kemudian bangun dan berdiri di depan cermin.

"Apa mungkin gara-gara ini aku tidak pernah di terima saat melamar pekerjaan," Diandra bergumam pada dirinya sendiri melihat pantulan dirinya dicermin.

Saat sedang memperhatikan wajahnya di cermin tiba-tiba Diandra kembali teringat dengan gadis di halte bus tadi. Gadis tadi berteriak pada ibunya mengatakan bahwa ia telah di terima bekerja. Pasti itu adalah perusahaan yang sama dimana Diandra melamar pekerjaan. Lagi pula mereka melakukan interview secara bersamaan. Diandra sangat yakin pasti gadis itu di terima di perusahaan tersebut.

"Apa mungkin gadis itu di terima karena dia cantik, padahal tadi pada saat wawancara aku justru menjawab pertanyaan lebih banyak dari gadis itu, sementara ia hanya menjawab satu pertanyaan saja. Tapi dia bisa di terima dan aku malah di tolak padahal aku yang menjawab puluhan pertanyaan," Diandra kembali begumam sendiri dalam hati.

"Cleekk," tersengar suara seseorang membuka pintu.

Fira masuk kedalam kamar Diandra sambil menenteng plastik penuh belanjaan di tangannya.

"Ini ambil pesanan kamu," ucap Fira menyodorkan sebuah plastik berisi makanan.

"Terima kasih ya Fir," Diandra mengambil plastik makanan di tangan Fira dan meletakkannya diatas meja di samping komputer.

"Kenapa kamu Di, kok mutar-mutar badan begitu di depan cermin, mau belajar jadi model?" tanya Fira heran melihat Diandra berdiri di depan cermin asyik memutar-mutar badan.

"Fira, badan aku tinggi kan?" tanya Diandra tiba-tiba.

"Iya," jawab Fira singkat.

"Berat badan aku idealkan?" tanya Diandra lagi.

"Iya," Fira kembali menjawab singkat pertanyaan Diandra.

"Penampilan aku menarik nggak?" Diandra kembali bertanya.

"Nngak," jawab Fira sambil menggeleng kepala.

"Sialan kamu," ucap Diandra sambil melempar sisir di tangannya kearah Fira yang malah di sambut tawa keras oleh temannya itu.

"Memangnya ada orang yang bilang penampilan kamu cantik?" tanya Fira sengaja mengganggu Diandra.

"Adalah," jawab Diandra ketus.

"siapa? coba kasih tau sama aku, mana? aku juga mau tau siapa orang yang sudah berani membohongi sahabat baik aku, kasih tau sama aku Di, siapa orang yang bilang penampilan kamu yang seperti ini cantik, aku juga mau tau orangnya. Biar aku yang menghajarnya. Berani-beraninya dia menipu sahabatku," ucap Fira sambil memegang kedua pipi sahabatnya itu sambil masih terus saja tertawa.

"Pokoknya ada," ucap Diandra memasang mimik wajah kesal kemudian berjalan ketempat tidur sementara Fira mengekor dari belakang.

"Jangan bilang orang yang kamu maksud adalah si kalung minion itu."

Fira menunjuk kearah boneka minion berkacamata dan memakai kalung di leher yang terletak disamping tempat tidur.

"Iya," Jawab Diandra sambil menganggukkan kepala.

"Sudah ku duga pasti si kalung minion itu," ucap Fira.

"Memangnya kenapa kalau dia bilang begitu?" tanya Diandra penasaran.

"Wajar sih, dia kan pakai kacamata," ucap Fira melihat kearah boneka minion berwarna kuning tersebut.

"Kamu itu sahabat aku atau malah musuh aku sih Fira. Rasanya aku benar-benar ingin membunuh kamu sekarang. Sini kamu!" teriak Diandra sambil memukul Fira dengan bantal.

Melihat Diandra memukul dirinya dengan bantal. Bukannya lari Fira malah naik keatas tempat tidur ikutan mengambil bantal dan memukul balik Diandra hingga mereka jadi saling pukul.

"Tunggu dulu," tiba-tiba Fira meminta Diandra untuk berhenti.

"Ada apa," tanya Diandra yang masih memegang bantal di tangannya.

"Berhenti dulu," ucap Fira.

"Pasti kamu takut kalahkan? Aku tidak akan berhenti. Rasakan ini," Diandra kembali memukul Fira dengan bantal di tangannya.

"Bukan itu, berhenti dulu Di," ucap Fira lagi.

"Kenapa?" tanya Diandra.

"Kenapa kamu tiba-tiba menanyakan hal begitu padaku, biasanya juga selama ini kamu nggak pernah peduli soal penampilan?" tanya Fira merasa penasaran.

"Gara-gara itu," ucap Diandra pada Fira sambil jari telunjuknya menunjuk kelayar komputer yang berada diatas meja.

Fira kemudian turun dari tempat tidur dan berjalan menuju meja dekat pintu, melihat kearah komputer.

"Maksud kamu iklan lowongan kerja?" tanya Fira lagi.

"Iya," jawab Diandra singkat.

"Memangnya kenapa?" tanya Fira kembali pada Diandra karena ia tidak mengerti.

"Disitu di tulis persyaratannya harus berpenampilan menarik," jelas Diandra pada Fira.

"Terus?" tanya Fira lagi.

"Menurut kamu penampilan aku sama sekali nggak menarik?" tanya Diandra.

"nggak." Kembali Fira memberi jawaban yang sama dengan tadi.

"Sialan kamu Fira, nggak bisa ya jawab yang bisa buat aku senang." ucap Diandra.

"Kalau aku jawab begitu berati aku bohong, kalau aku bohong nanti dosa. Ya udah mending kamu makan dulu, itu makanannya udah dingin dari tadi. Besok biar aku ajarin bagaimana caranya supaya penampilan kamu jadi menarik," ujar Fira pada Diandra.

"Serius kamu Fira?" ucap Diandra kembali bertanya pada Fira.

"Iya serius."

"Nggak bohong?"

"Nggak."

"Banar ya kamu serius mau ngajarin aku?" tanya Diandra lagi memastikan.

"Iya serius dong. Kapa aku pernah bohong sama kamu?" tanya Fira balik.

"Nggak pernah," jawab Diandra.

"Nah makanya kamu tidak perlu ragu sama aku."

"Ya udah kalau begitu aku keluar dulu mau ke kamar."

Fira pun keluar dari kamarnya Diandra meninggalkan Diandra sendiri di kamarnya.

Setelah Fira meninggalkan kamar, Diandra malah kembali lagi kedepan cermin. Diandra mulai kembali memperhatikan dirinya di cermin.

"Sepertinya apa yang di katakan Fira memang benar, penampilanku memang tidak menarik sama sekali," guman Diandra di depan cermin.

***

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Dewii

Dewii

Nextt thorr😍❤

2021-05-11

2

Aliyah ilmi

Aliyah ilmi

bagus ceritanya

2020-11-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!