Sebuah bus akhirnya datang dan berhenti tepat di depan halte. Diandra berjalan menghampiri bus dan terlihat di dalam penumpang sudah hampir penuh. Setelah masuk kedalam bus Diandra mengarahkan pandangannya mencoba mencari kursi kosong. Bersyukur rupanya masih ada kursi kosong paling belakang dekat jendela. Jadi Diandra tidak harus berdiri, lagi pula ia sungguh lelah hari ini, Diandra ingin sekali bisa segera sampai di rumah dan istirahat.
Saat bus mulai berjalan Diandra tiba-tiba kembali teringat pada gadis tadi, Diandra pun kemudian menoleh kebelakang memandangi gadis tadi melalui kaca jendela bus. Ternyata gadis itu masih berdiri di pinggir jalan berbicara dengan ibunya sementara mata Diandra masih terus melihat ke arah ibu dan anak tersebut.
"Ahh dia, aku ingat sekarang," gumam Diandra tiba-tiba.
Sekarang Diandra baru ingat kalau ternyata gadis itu ikut wawancara kerja bersama dengan dirinya. Diandra sempat melihatnya sekilas waktu mereka melakukan interview tadi. Pantas saja Diandra merasa seperti mengenalnya.
"Ternyata dia sungguh sangat cantik", gumam Diandra sendiri dalam hati.
Sementara itu bus yang di tumpangi Diandra terus melaju meninggalkan gadis tadi dan ibunya sampai tidak bisa terlihat lagi oleh Diandara.
***
"Fira, aku pulang", Diandra mengucap salam saat ia masuk kedalam rumah sambil terus berjalan masuk keruang tengah.
"Iya Di aku di dalam," jawab Fira dari dalam kamar.
"Kamu udah pulang Di, gimana tadi wawancaranya, kamu luluskan, kamu di terimakan Di."
Begitu mendengar suara Diandra Fira langsung keluar dari dalam kamar dan menyerbu Diandra dengan banyak pertanyaan soal wawancara tadi. Diandra tidak langsung menjawab pertanyaan Fira. Ia hanya membalas semua pertanyaan Fira dengan sebuah senyum simpul dari bibirnya dan kemudian berjalan masuk kedalam kamar dan langsung merebahkan tubuhnya keatas tempat tidur. Diandra merasa tubuhnya sangat lelah hari ini.
Fira yang merasa di abaikan oleh Diandra karena pertanyaannya tidak di jawab kemudian mengikuti Diandra kekamar.
"Aku sangat lelah Fir", ucap Diandra pada Fira.
"Kok malah nggak di jawab sih pertanyaan aku," tanya Fira.
"Jawab apa Fir?" tanya Diandra balik.
"Ya ampun Di, aku tanya kamu sudah dari tadi, dari kamu buka pintu, kamu masih tanya apa, aku tanya kamu di terima nggak?" Fira kembali bertanya.
"nggak", jawab Diandra singkat.
"Sudah ku duga, pasti kamu di tolak lagi, sudah bisa aku baca dari muka kamu", Ucap Fira sambil melihat kearah Diandra yang sedang guling-guling diatas tempat tidur.
"Kamu itu kalau ngomong, bukannya kasihan sama aku yang baru saja di tolak, huhuhu," ucap Diandra sambil berpura-pura menangis.
"Maafkan aku sahabatku, tapi aku tidak bisa kasihan padamu," ucap Fira.
"Maksud kamu aku ini pantas untuk di tolak! begitu?" ucap Diandra dengan nada kesal.
"Iya," jawab Fira singkat dengan wajah serius.
"Sialan."
"Hahaha."
Bukannya marah, Fira malah tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Diandra.
"Malah ketawa lagi kamu Fir, kamu benar-benar terlihat seperti musuhku sekarang," ucap Diandra sambil matanya melotot pada Fira.
"Sudahlah Di, nggak usah bercanda lagi. Mending sekarang kamu mandi, badan kamu bau tau nggak sih, terus baju kamu juga jorok banget, ganti kenapa Di."
"Memangnya bau banget ya Fir?" tanya Diandra sambil mencium lengan bajunya.
"Iya. Memangnya kamu nggak merasa?" ucap Fira.
"Iya bentar lagi aku mandi."
"Oh ya Fira, uang sewa rumah harus bayar hari ini kan?" tanya Diandra.
"Udah soal itu gak usah kamu pikirin, udah aku bayar semua kok tadi," ucap Fira.
"Lho Fir, kok malah kamu terus sih yang bayar, kitakan tinggal sama-sama, aku ada kok uang ini, cukup kalau buat bayar sewa rumah."
"Udah nggak apa-apa, uangnya kamu simpan aja nanti untuk kamu cari kerja."
"Tapi Fir, aku nggak enak sama kamu."
"Begini aja, kalau nanti aku jadi pengangguran dan kamu sudah kerja, kita bisa gantian, kamu yang bayar gimana?"
"Ok janji ya."
"Iya aku janji, yang penting kamu fokus dulu cari kerja supaya bisa dapat uang."
"Tentu saja, aku pasti akan dapat pekerjaan, uuuhhhhh terima kasih, kamu memang sahabat aku yang paling baik," ucap Diandra lalu bangun dan memeluk sahabatnya itu.
"Yakin kamu bisa dapat pekerjaan?" tanya Fira mencoba untuk menggoda Diandra.
"Iya dong," jawab Diandra dengan penuh keyakinan.
"Aku kok nggak yakin ya Di," ucap Fira lagi.
"Kamu ya Fir benar-benar jadi musuhku sekarang, pergi dari sini sebelum jiwa ingin membunuhku keluar, cepat!" ucap Diandra sambil melempar bantal kearah Fira.
"Hahaha iya, iya. Aku keluar sekarang. Kamu mandi dulu sana," ucap Fira sambil berjalan keluar kamar Diandra.
Saat Fira berjalan ingin keluar dari kamar, tiba-tiba saja Diandra bangun dan memeluk tubuh Fira dari belakang.
Diandra merasa benar-benar sangat beruntung punya sahabat sebaik Fira. Ia selalu bisa mengerti bagaimana keadaan Diandra. Fira juga sering membantu Diandra saat ia kesulitan. Terutama kalau mengenai uang. Fira sama sekali tidak pelit. Karena memang Fira anak orang kaya, ia tidak akan kesulitan kalau soal uang. Berbeda dengan Diandra yang harus hidup pas-pasan karena ia harus hidup menumpang pada bibinya yang berprofesi hanya sebagai seorang petani.
"Makasih ya Fir, karena kamu selalu ada buat aku," ucap Diandra.
"Paan sih Di, lepasin ahh. Aku masih normal ya," ucap Fira.
"Nggak akan aku lepasin," ucap Diandra makin memperkuat pelukannya.
"Iiihhh, udah ah, geli tau", Fira mencoba melepas pelukan Diandra dari tubuhnya diikuti tawa dari Diandra.
"Oh ya aku mau keluar beli bahan makanan buat nanti makan malam, kamu mau nitip nggak?" tanya Fira.
"Aku titip nasi goreng, kentang goreng sama bakso, uangnya itu ada di laci." Jawab Diandra sambil menunjuk kearah laci yang di maksud.
"Banyak banget, muat itu perut?" tanya Fira heran pada temannya itu.
"Tenang aja, aku kan perlu banyak tenaga biar bisa cari pekerjaan." Jawab Diandra santai.
"Lagian makannya begitu terus, cepat tua nanti kamu Di, makan makanan yang sehat sekali-sekali kan bisa Di, biar kulit kamu jadi bagus," ucap Fira.
"Itu semuanya makanan yang paling sehat menurut aku." ucap Diandra.
"Terserah kamu, lebih baik kamu mandi sekarang, bau tau, aku berangkat sekarang ya".
Fira akhirnya pergi keluar meninggalkan kamar Diandra.
***
Setelah selesai mandi Diandra kemudian kembali kedalam kamar.
"Segar sekali," gumam Diandra pada dirinya sendiri sambil berjalan menuju lemari baju.
Setelah mengganti pakaian Diandra langsung duduk manis di depan komputer. Tangannya asik memainkan mouse sambil menunggu layar komputer yang tengah di hidupkan muncul.
***
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments