Pagi menjelang, Rexy mengekori Elena kemana pun dia itu pergi. Sebab dari semalam, Elena mendiamkannya karena wanita cantik itu, tidak henti digoda oleh orang tua Rexy karena melihat kiss mark yang berbekas di leher mulusnya.
"Sayang, jangan marah lagi ya!" Ucap Rexy memelas.
"Aku masih marah! Bisa-bisanya kamu seperti itu, Bee!" Ucap Elena kesal.
"Aku minta maaf, Sayang. Kamu boleh balas aku kok, sini beri aku tanda kepemilikanmu!" Ucap Rexy mengarahkan lehernya kepada Elena.
"Gak mau! Sudah sana pergi kerja. Aku mau jalan-jalan sebentar! Ingat, jangan lupa apartemen yang aku minta kemarin!" Ucap Elena masih kesal namun wajahnya sudah merona malu.
"Baiklah! Tapi jangan marah lagi, ya!" Ucap Rexy memelas dan juga gemas.
"Hmm," Elena hanya berdeham menanggapi ucapan Rexy.
Padahal didalam hatinya, ia juga merasa gemas melihat seorang CEO yang terkenal tegas, tengah membujuknya saat ini.
Hingga sepasang tangan kekar mulai melingkar dipinggangnya dan berbisik begitu mesra, membuat Elena tidak bisa bertahan dengan rasa kesal dalam waktu yang lama.
"Jangan marah lagi, sayang. Aku gak kuat kalau kamu diamkan seperti ini!" Ucap Rexy mengecup bahu Elena yang terbuka.
"Besok jangan seperti itu lagi, Bee. Kita belum menikah, jangan sampai pandangan orang tuamu menjadi buruk kepadaku!" Ucap Elena lemah.
Rexy tersentak, apa yang di katakan oleh Elena memang benar. Ia merasa begitu bersalah dan juga cemas jika sampai orang tuanya tidak menyetujui hubungan mereka.
"Baiklah, aku tidak akan mengulanginya lagi!" Ucap Rexy tersenyum dengan posisi masih memeluk Elena dari belakang. Kecuali kalau kita sudah menikah nanti, itu adalah yang yang wajib aku lakukan setia hari!. Batinnya sambil terkekeh.
"Ya sudah, sana pergi kerja! Aku juga mau keluar," ucap Elena tersenyum.
"Jangan aneh-aneh nanti!" Ucap Rexy membalikkan tubuh Elena dan mengecup bibir wanita cantik itu dengan lembut.
"Iya, kamu juga hati-hati!" Ucap Elena tersenyum sambil mengusap bibir Rexy yang terlihat basah menggunakan ibu jarinya.
Mereka segera pergi keluar dan menaiki mobil masing-masing yang sudah terparkir di halaman.
"Aku pergi dulu, Sayang!" Ucap Rexy melambaikan tangannya.
"Iya, aku juga pergi, Bee!" Ucap Elena tersenyum.
Mobil Elena perlahan keluar dari halaman rumah menuju sebuah cafe, dimana menurut mata-matanya, sekarang Justin tengah berasa di sana seorang diri.
Ini adalah sebuah kesempatan yang cukup baik untuk mendekati laki-laki itu kembali. Sehingga Elena memutuskan untuk datang ke sana dan menyusun sedikit rencana, membuat pertemuan mereka itu terlihat natural.
"Clay, nanti kamu jangan dekat-dekat. Ambil jarak aman saja, kalau dia macam-macam baru kamu beraksi!" Ucap Elena.
"Baik, Nona." Ucap Clayton.
Perlahan mobil berhenti di depan cafe dimana Justin berada. Ia segera turun dan memasukinya. Terlihat pria tampan itu tengah menyeruput Coffe yang baru saja datang.
Elena tersenyum tipis, ia sudah memiliki rencana klasik untuk mengalihkan perhatian Justin. Ia berjalan menuju salah satu meja dan dengan sengaja menabrak seorang Waiters yang baru saja mengantarkan pesanan pelanggan.
"Ah, maaf Mbak. Saya tidak sengaja!" Ucap Elena memang tangan waiters itu.
"Tidak apa-apa, Mbak. Maafkan saya juga!" Ucap Waiters itu ramah.
Kejadian kecil itu tak luput dari pandangan Justin. Terlihat ia tersenyum manis menatap Elena. Ia berdiri dari kursi dan langsung berjalan ke tempat Elena masih berbincang dengan waiters tadi sekalian memesan minuman.
"Hai," Sapa Justin.
"Ah, Hai," Ucap Elena pura-pura tidak mengenal Justin. "Apa kita pernah bertemu?" Tanya Elena terlihat bingung.
"Kamu sudah lupa? Saya yang kemarin di cafe sebelah!" Ucap Justin kembali mengingatkan Elena.
"Ah, apa Mas yang kemarin telah menolong saya?" Ucap Elena tersenyum.
"Iya, Nona. Hmm, sendiri? Bagaimana kalau duduk bareng saya saja?" Ucap Justin ramah.
"Hmm, istri Mas bagaimana? Apa dia tidak marah nanti?" Tanya Elena menatap sekeliling Cafe.
"Tidak, dia tidak ikut hari ini," Ucap Justin tersenyum. "Jadi bagaimana, Nona? Apa anda berkenan? Mana tau kita bisa mengobrol sebentar!" sambungnya sambil menggaruk tengkuk yang tidak gatal.
"Boleh, Mas!" Ucap Elena tersenyum. Yes, masuk perangkap kau Mas! Dasar kadal buntung syalan! Pantas saja kau mudah berpaling dari aku! Ayo kita bermain, mantan suamiku!. Batinnya mendelik.
Mereka berjalan menuju meja yang sudah dipesan oleh Justin. Pria tampan itu membantu untuk mendorong kursi agar Elena bisa duduk dengan nyaman bersamanya.
"Nona, kita belum berkenalan. Saya Justin Andrian, panggil senyamannya saja!" Ucap Justin mengulurkan tangan.
"Elena, panggil Elena saja, Mas!" Ucap Elena tersenyum manis dan membalas jabatan tangan Justin.
"Elena, ke sini sendiri?" Tanya Justin memulai basa-basi.
"Iya, Mas Adi," Ucap Elena tersenyum.
Deg!.
Justin terdiam, entah kenapa ia merasa tidak nyaman dengan panggilan itu. Ia hanya mengulum senyum yang terlihat cukup terpaksa kepada Elena.
"Kenapa, Mas?" Tanya Elena mengernyit.
"Ah, tidak apa-apa, panggilan itu mengingatkan aku pada seseorang," Ucap Justin berusaha untuk biasa saja.
Apa kamu tidak pernah nyaman dengan panggilan itu, Mas?. Batin Elena merasa sakit hati.
"Apa Mas Adi tidak nyaman dengan panggilan itu? Ah, lidahku terlalu kaku untuk memanggil nama Mas. Aku harus memanggil Justin dengn U atau Jastin dengan A atau mungkin Jes?" Ucap Elena terlihat polos dengan wajah bingungnya.
Ah, perempuan ini, kenapa bisa dia menginginkan aku pada Vania? Ya sudah aku ikuti saja. Yang penting dia bisa nyaman bersamaku!. Batin Justin sambil berfikir.
"Y sudah, senyaman dan sebisa kamu saja Nana!" Ucap Justin memberikan panggilan khusus kepda Elena dengan berani.
Sepertinya aku salah menilaimu dulu Mas!. Batin Elena tiba-tiba saja merasa ingin marah.
"Nana? Panggilan yang bagus," Ucap Elena tersenyum.
"Apa kamu tidak keberatan?" Tanya Justin memastikan.
"Tentu, tidak Mas Adi!" Ucap Elena tersenyum.
Tak lama pesanan Elena datang, mereka masih terus mengobrol banyak hal. Justin tidak segan mengeluh tentang sang istri yang baru saja berangkat keluar negeri untuk sebuah pekerjaan.
"Terkadang ada perempuan yang tidak ingin dikekang Mas. Ada juga perempuan yang patuh. Kata suami A, dia nurut dan mengerjakan yang A. Tapi kalau zaman sekarang akan susah untuk dapat perempuan yang seperti itu, Mas!" Ucap Elena sengaja mengatakan itu.
Sebab dulu waktu ia menjadi Vania, Justin tidak memperolehkannya untuk bekerja, baik di luar maupun di dalam rumah.
Perubahan wajah Justin tergambar jelas di wajahnya. Elena tersenyum tipis melihat perubahan ekspresi Pria yang ada di hadapannya.
"Iya kamu benar, Na. Sekarang susah untuk mendapatkan perempuan yang seperti itu!" Ucap Justin sendu.
Apa kamu menyesal, Mas?. Batin Elena memperhatikan ekspresi Justin dengan instens.
"Ah iya, apa kita boleh bertukar nomor ponsel?" Tanya Justin menyerahkan ponselnya.
"Tentu saja Mas Adi!" Ucpa Elena.
Mereka bertukar nomor ponsel dan mulai terhubung satu sama lain melalui media sosial.
"Nanti aku hubungi ya, Nana!" Ucap Justin membereskan barangnya.
"Apa Mas mau pergi?" Tanya Elena.
"Iya, Baby. Aku ada meeting sebentar lagi!" Ucap Justin tersenyum.
Elena terkejut dengan panggilan yang di lontarkan oleh Justin. Mulut badjingan itu memang manis ternyata!. Batin Elena tidak percaya.
"Kalau begitu hati-hati di jalan, Mas. Jangan lupa hubungi aku, ya!" Ucap Elena tersenyum.
"Nanti selesai meeting, aku akan menghubungimu!" Ucap Justin mengusap kepala Elena dengan lembut.
Ia melangkah keluar setelah membayar pesanan mereka. Elena langsung mengeluarkan hand sanitizer dan menyemprotkannya ke seluruh tangan dan bagian tubuh yang di sentuh oleh Justin.
Clayton terkekeh melihat apa yang dilakukan oleh Elena. "Nona, kenapa anda harus menggunakan itu?" Tanya Clayton.
"Aku jijik, Clay. Aku gak bisa bayangin kalau dia megang aku lebih sering dan juga intens," Ucap Elena bergidik.
"Jangan sampai, Nona. Atau rencana Nona hanya tinggal wacana!" Ucap Clayton masih terkekeh.
"Jangan menakutiku, Clay!" ucap Elena bergidik.
Mereka berdiskusi sebentar, sebelum pergi dari sana, mencari sebuah celah kebetulan lagi agar bisa bertemu dengan Justin kembali. Sehingga dapat membuat pria tampan itu merasa pertemuan mereka adalah sebuah takdir.
🌺🌺🌺
TO BE CONTINUE
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
dasarnya justin buaya ya
2022-11-06
1
⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔 𝑺𝒂𝒏𝒕𝒊𝒌𝒂💜♌️
Wuaaahhh, udah berani ajah mulut manis mu itu manggil Elena dengan sebutan Baby.
2022-11-06
1
A_wulandary⚞ል☈⚟
dasar buaya ya gitu deh semuanya aja di panggil baby..
2022-11-06
0