Sementara itu diarea Cafe, Reema menghentakkan kakinya dan membanting pintu mobil dengan keras. Ingin rasanya ia mengumpat kasar kepada sang suami yang seolah lebih memihak kepada wanita tadi.
Kurang ajar! Dasar mata keranjang! Lihat saja nanti di rumah! Syalan!. Batin Reema merasa ingin menelan Justin bulat-bulat.
Ia masih menunggu pria tampan itu keluar dari cafe dengan tidak sabar. Beruntung ia memegang kunci mobil, sehingga ia bisa masuk ke dalamnya.
Jika saja Reema bisa mengendarai mobil, mungkin ia akan pergi dan meninggalkan Justin di sini.
Tiiin, tiiin!
Menekan tombol klakson dengan lama, membuat Justin berlari menuju mobilnya dan menatap tajam kearah Reema.
"Kamu apa-apaan sih!" Bentak Justin tidak suka.
"Harusnya aku yang ngomong seperti itu, Mas! Dengan santai kamu membela jalaang itu dihadapanku! Apa kamu sudah tidak waras lagi?" Pekik Reema dengan wajah yang sudah memerah karena amarah.
"Kamu salah paham, Honey. Aku hanya tidak ingin ada perkelahian di sana! Kamu ingat kalau kita diikuti oleh paparazi? Bagaimana reputasi kita nanti? Apa kamu tidak memikirkan hal itu?" Bentak Justin merasa kesal.
"Tapi kamu tidak seharusnya membela dia seperti itu, Mas! Kamu juga menerima kecupannya dengan santai! Kamu tidak menghargaiku sebagai seorang istri!" Ucap Reema dengan nada yang keras dan diiringi dengan lelehan air mata.
"Aku tidak sempat menolaknya! Apa kamu tidak lihat? Semua terjadi begitu saja! Dia yang tiba-tiba saja terjatuh dan menciumku sebagai tanda terima kasih!" Ucap Justin yang tidak mau kalah.
"Harusnya kamu menegurnya Mas! Kamu fikir aku tidak lihat, bagaimana raut wajah dan ekpresi kamu melihat gadis itu?" Ucap Reema yang sudah menangis sesegukan.
Justin terdiam, ia merasa tidak bisa mengelak lagi, tidak tega melihat sangat istri menangis dengan wajah yang mulai sembab. Ia segera memeluk Reema dan menenangkan sangat istri.
"Aku salah, honey. Aku minta maaf yah!" Ucap Justin dengan nada yang mulai melunak.
"Harusnya kamu tidak seperti itu, Mas. Bagaimana kalau ada yang mengambil foto dia tengah menciummu?" Ucap Reema dengan nada yang mulai lemah.
"Semoga saja tidak ada!" Ucap Justin mengelus punggung Reama sembari memperhatikan mobil Elena yang mulai bergerak meninggalkan cafe.
Semoga kita bertemu lagi cantik!. Batin Justin penuh harap.
"Sudah lega, Sayang?" Tanya Justin lembut.
"Udah, Mas!" Ucap Reema memejamkan mata.
Hingga beberapa saat mereka bepelukan, suara Reema tidak lagi terdengar. Justin tau kebiasaan sang istri, ia pasti akan tertidur setelah menangis.
Dengan perlahan pria tampan itu melepaskan pelukannya dan mengatur jok mobil agar Reema bisa merasakan nyaman dalam tidurnya.
Setelah itu Justin melajukan mobil menuju pulang. Pikirannya menerawang, ia sudah mulai bosan menghadapi tingkah Reema yang sangat manja.
Apa aku coba saja? Tapi bagaimana dengan Reema? Pasti dia tidak akan tinggal diam nanti!. Batin Justin.
Ia menimbang kejadian apa yang mungkin akan timbul jika ia berselingkuh atau bermain dengan wanita lain di luar.
Ah, semoga saja ini bisa menjadi senjata untuk meminta Reema agar ia bisa hamil!. Batin Justin tersenyum senang.
Mobil terus berjalan mengiringi hayalan Justin yang masih tertuju pada Elena.
Ah sial, aku belum mengetahui namanya! Tapi mata gadis itu teduh dan seperti familiar, tapi siapa?. Batin Justin mengingat-ingat.
Tak lama mobil berhenti di sebuah rumah mewah, rumah yang dulu dihuni oleh Elena. Rumah yang dulu di penuhi dengan bunga dan terlihat sejuk, kini hanya di hiasi dengan bangunan berupa bagasi untuk meletakkan mobil milik Justin.
Ia menggendong sang istri dengan perlahan, ada getaran di hatinya ketika mengingat hubungan rumah tangga mereka yang mulai merenggang, karna Reema yang semakin aktif dalam dunia modeling.
Perlahan ia membaringkan Reema di atas ranjang dan ikut memeluk sang istri dengan begitu lembut. Masih tetap membayangkan wajah cantik Elena, di barengi dengan rasa penasaran.
Cantik, semoga kita bertemu lagi!. Batin Justin tersenyum penuh harap.
🌺🌺
Malam menjelang, suasana temaram menghiasi kamar Elena yang masih saja terlelap. Merasa begitu lelah, Elena bahkan tidak terbangun walaupun seseorang tengah mengganggu dan tak henti mengecup pipinya.
"Sayang, apa kamu tidak ingin bangun?" Ucap Rexy tersenyum gemas.
Elena masih terlelap tanpa bereaksi. Rexy terkekeh dan kembali mengecup pipi wanita cantik itu dengan lembut. Bahkan tanpa segan, ia mengecup leher sang pacar hingga meninggalkan bekas di sana.
"Sayang, bangun hey!" Ucap Rexy dengan suara yang mulai terdengar keras, namun diiringi dengan tawa.
"Sayang, kalau gak bangun, aku gerayangi loh!" Ucap Rexy tepat di telinga Elena.
"Engh! Jangan Bee!" Ucap Elena setengah sadar dengan suara seraknya.
"Bangun Sayang, jangan tidur terus!" Ucap Rexy kembali mengecup leher Elena.
"Hmm, jangan Bee!" Ucap Elena manja sambil menahan tubuh Rexy agar berhenti mengecupnya.
"Bangun ayo!" Ucap Rexy tertawa.
Gadis itu bangkit dan duduk dengan wajah bantal. Masih dengan memejamkan mata, ia tersenyum sembari merapikan rambutnya.
"Gimana tadi? Kamu tidak diapa-apain kan sama mereka?" Tanya Rexy menatap Elena dengan lembut.
"Hmm?" Elena mengernyit. Apa secepat itu Rexy tau dengan kejadian tadi?. Batinnya.
"Aku gak papa, Bee. Hanya saja banyak yang menghujat aku sebagai pelakor," Ucap Elena menunduk sedih.
"Hey, sayang jangan sedih gitu dong. Apa kita sudahi saja?" Ucap Rexy memegang kedua pipi Elena.
"Jangan, Bee. Aku baru saja memulainya!" Ucap Elena cemberut.
"Sayang, resikonya terlalu besar dan bahaya!" Ucap Rexy serius.
"Apa latihanku kurang untuk menghadapi dunia, Bee?" Tanya Elena menatap Rexy lekat.
"Masih kurang sayang. Kita gak tau mereka manusia seperti apa!" Ucap Rexy.
"Jika Justin masih seperti dulu, tidak akan susah, Bee. Tapi aku tidak tau bagaimana istrinya!" Ucap Elena lirih.
"Aku saja yang turun tangan ya! Semua berkas untuk melaporkannya sudah aku dapatkan!" Ucap Rexy.
Elena menatap Rexy lekat, ingin sekali rasanya ia melaporkan sang mantan suami, namun hatinya memilih untuk balas dendam terlebih dahulu.
"Aku ingin bermain sebentar, Bee. Aku ingin dia merasakan mencintai tanpa dicintai, memiliki tanpa bisa menyentuh, menahan tanpa bisa melepaskan!" Ucap Elena tersenyum.
Rexy terdiam, ia sangat ragu dengan semua rencana balas dendam Elena. Karena takut, jika wanitanya kembali merasakan jatuh cinta lagi dengan Justin, dan ia belum siap untuk itu.
"Janji kamu gak akan berpaling!" Ucap Rexy mengangkat kelingkingnya.
"Janji sayangku! Setelah semuanya selesai, kita bisa menikah dan hidup dengan tenang!" Ucap Elena mengecup pipi Rexy.
Pria tampan itu tersenyum, namun wajahnya tiba-tiba saja berubah, karena mengingat laporan dari bodyguard yang ingin utus untuk Elena.
"Apa pipi dia sangat bergairah, sehingga kamu mengecupnya?" Ucap Rexy dingin.
"Ah, bu-bukan begitu, Bee. Aku sengaja biar istrinya panas!" Ucap Elena gelagapan.
Rexy memicingkan mata, menatap sang kekasih hati dengan perasaan jengkel.
"Jangan marah, Bee. Masa aku baru sampai kamu udah marah sih!" Ucap Elena memasang wajah cemberut.
"Aku gak suka, Sayang!" Ucap Rexy menatap tajam Elena.
Wanita cantik itu tertunduk takut melihat wajah Rexy yang begitu menyeramkan. Hingga ia merasakan pipinya dipegang oleh tangan kekar yang hangat.
"Bibir ini, tidak boleh mengecup yang lain, selain bibir Rexy!" Ucap Pria tampan itu dalam mode cemburu.
Ia mengecup bibir Elena beberapa kali, sehingga membuat wanita cantik itu menahan rasa gemasnya melihat tuan pencemburu ini.
"Mata ini hanya boleh memandang Rexy, tidak boleh memandang orang lain apa lagi mantan!" Ucap Rexy menatap mata Elena serius dengan menekan kata mantan.
Elena mengangguk patuh, dan menerima kecupan lagi dari Rexy.
"Aku gak mau dengar ada berita seperti itu lagi!" Ucap Rexy tegas.
Elena kembali mengangguk patuh membuat Rexy tersenyum senang. "Aku mencintaimu sayang!" Ucapnya memeluk Elena.
"Aku juga mencintaimu" Ucap Elena tersenyum di dalam pelukan Rexy.
Lama mereka berpelukan, Elena teringat dengan rencana berikutnya yang akan ia lakukan setelah ini.
"Bee, aku mau apartemen!" Ucap Elena.
"Untuk apa sayang? Ini rumah kita, kenapa kamu mau mengambil apartemen?" tanya Rexy tanpa mengurai pelukannya.
"Untuk rencana selanjutnya, Bee! Aku ingin terlihat seperti pelakor yang sesungguhnya!" Ucap Elena terkekeh.
Mata Rexy membola, pikirannya sudah melayang, membayangkan Elena bersatu padu dengan Justin di dalam apartemen itu.
"Gak boleh!" Ucap Rexy tegas.
"Bee, Ayolah. Aku janji gak akan macam-macam!" Ucap Elena merengek manja.
"Sayang, gak boleh!" Ucap Rexy kekeh.
"Bee, ayolah sayang. Boleh ya!" Ucap Elena tetap merengek manja.
Recy terdiam menatap wajah Elena yg sangat susah untuk ia tolak. "Huh, baiklah. Tapi setiap sisi aku akan menyelipkan CCTV agar aku bisa mengawasimu!" Ucap Rexy pasrah.
"Beneran boleh, Bee?" Ucap Elena berbinar.
"Iya boleh!" Ucap Rexy tersenyum.
"Deal!" Ucap Elena menjabat tangan Rexy.
Ia tersenyum senang dan mengecup bibir Rexy dengan sedikit melumaatnya. Sebentar mereka merasakan peraduan daging kenyal itu dengan penuh cinta.
Hingga ketukan pintu harus memaksa mereka untuk mengakhiri aktivitas yang indah itu.
Rexy segera mengajak Elena turun ke bawah, setelah wanita cantik itu mencuci muka. Ia tersenyum ketika melihat kiss marknya yang terlihat kontras di leher Elena.
Semoga aku tidak diamuk oleh pacar cantikku!. Batin Rexy masih berusaha untuk menahan tawanya.
🌺🌺🌺
TO BE CONTINUE
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
DFD Mom
sekali gatal tetap gatal kau....
2023-01-31
0
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
elena beruntungnya dpt rexy yg sgt mengerti dirinya. sementara justin? istrinya aja gak mau hamil
2022-11-06
1
⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔 𝑺𝒂𝒏𝒕𝒊𝒌𝒂💜♌️
Hoo, bertemu lagi buat balas dendam sama kamu. Ihh, kok gemas sendiri sama ni laki🙄
2022-11-06
1