Tim SAR dan pemadam kebakaran sudah sampai di lokasi, hanya ada satu jasad yang ditemukan dan sudah tidak berbentuk lagi dan satu lagi sudah hancur dan hanya menyisakan potong daging kecil yang berceceran diarea sekitar.
Berita itu sedah tersebar diseluruh media sosial. Rumah Justin ramai karena kedatangan para kerabat dan juga rekan kerjanya. Mengucapkan belasungkawa atas kematian Vania yang terkenal begitu baik kepada semua orang.
Sungguh jika ada penghargaan aktor terbaik, Justin bisa mendapatkan salah satunya, karena hari ini ia sudah berhasil terlihat menyedihkan karena kehilangan sosok sang istri tercinta.
"Sabar ya, Bro! Ikhlaskan istri Lo, sungguh dia adalah wanita yang sangat baik!" Ucap Heru, teman dekat Justin.
"Iya, Bro. Hiks, gua gak nyangka kalau Vania bakalan pergi secepat ini!" Ucap Justin terlihat sedih dan mengeluarkan air mata buayanya.
"Semoga Lo bisa mendapatkan pengganti yang lebih baik lagi setelah ini!" Ucap Heru menepuk punggung Justin dengan pelan.
Pria tampan itu hanya terdiam sambil menunduk dan menyembunyikan tawa bahagianya dihadapan semua orang.
Ah tentu, sayangnya gua sudah mendapatkan pengganti Vania yang lebih yahud dan lebih dari segalanya dibandingkan wanita tidak berguna itu!. Batin Justin tersenyum jahat.
Headline berita kini hanya membahas tentang kepergian Vania, banyak orang yang merasa kehilangan sosok perempuan yang tidak pernah pandang bulu kepada orang lain itu.
Justin berjalan kearah keluarga Vania dan meminta maaf karena ia tidak becus menjaga sang istri sesuai dengan janjinya dulu.
"Tidak apa-apa, Nak. Semuanya sudah menjadi takdir Vania! Hiks, kenapa dia harus meninggal dengan cara seperti ini? Bahkan jasadnya saja tidak bisa dikenali lagi," Ucap Ibu Khalia menangis sambil memeluk sang suami.
"Justin, lanjutkanlah hidupmu dengan baik setelah ini!" Ucap Ayah Vania berusaha untuk menahan tangisnya.
"Mungkin akan butuh waktu lama bagiku Ayah!" Ucap Justin tetap memainkan dramanya.
Mereka berbincang sebentar sebelum pria tampan itu berpamitan untuk istirahat di dalam kamarnya.
Ceklek!
Suasana hening memenuhi kamar itu, ada sedikit rasa sepi yang mulai hinggap di hatinya. Jika dihari biasa, ada Vania yang sedang menunggu ditepi ranjang untuk membantu memakaikan kancing baju dan menyisir rambutnya.
Maafkan aku Va. Satu tahun aku mencoba untuk menerima perjodohan ini, aku tetap tidak bisa mencintaimu. Batin Justin tersenyum kecut.
"Ah, lelahnya berpura-pura terlihat sedih di mata orang lain!" Ucapnya sambil membaringkan tubuh di atas ranjang dan terlelap.
🌺🌺
Lima tahun berlalu.
Banyak hal yang berubah dari kehidupan manusia. Seorang perempuan cantik terlihat berjalan dengan anggun diikuti oleh beberapa orang bodyguard dibelakangnya.
Kaki jenjang itu terus melangkah menuju loby bandara dimana mobil jemputan sudah menunggu kedatangannya.
Tanah air aku kembali! Maaf, jika dirimu akan menjadi saksi dimana balas dendam terindah dan terkejam akan terjadi dalam waktu dekat! Status pelakor, I'm Coming!. Batinnya Sebelum memasuki mobil.
Dia adalah Elena Sinclair atau Vania Abigail. Gadis yang sangat cantik hasil operasi perbaikan jaringan kulit oleh dokter terbaik di seluruh dunia.
Setelah lima tahun menjalani perawatan, Elena sudah merencanakan banyak hal bersama dengan Rexy, bagaimana cara membalas laki-laki banjingan itu hingga nanti ia bisa merasakan hidup segan mati tak mau.
Banyak hal yang sudah dipelajari oleh Vania dalam tiga tahun pasca kesembuhannya dari kecelakaan itu. Mulai dari bela diri, menggunakan senjata tajam, belajar berbisnis dan hal lain.
Dengan kacamata hitam yang bertengger dihidungnya, Elena sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Rexy, laki-laki yang sudah sangat berjasa dalam hidupnya saat ini.
"Selamat datang kembali Nona!" Ucap seorang supir menyambut Wanita cantik itu dengan ramah.
"Anda supirnya?" Tanya Elena mengernyit.
Lima tahun tidak bisa menghilangkan rasa trauma yang ia alami pasca kecelakaan waktu itu.
"Iya, Nona!" Ucap Supir itu bingung.
"Clayton, tolong bawa mobilnya!" Ucap Elena masuk ke dalam mobil dan duduk dengan anggun.
"Baik, Nona!" Ucap Clayton pimpinan bodyguard Elena.
Ia memberikan beberapa lembar uang ratusan kepada supir itu agar ia bisa pulang menggunakan taxi atau kendaraan umum lainnya.
Mobil berjalan dengan perlahan, diikuti dengan beberapa mobil lain untuk memastikan keselamatan Nona muda yang baru saja kembali.
Tujuan utama mereka saat ini adalah kantor dimana Rexy tengah bekerja. Menatap hiruk pikuk kota metropolitan yang sangat berkembang sejak terakhir kali ia tinggalkan.
"Apa Kantornya masih jauh, Clay?" Tanya Elena yang sudah sangat tidak sabar.
"Di ujung jalan ada belokan dan tepat di sana adalah kantor tuan, Nona!" Ucap Clayton tersenyum.
"Aku tidak ingin ada driver lain, jika bukan kamu yang membawanya, atau aku yang akan membawa sendiri!" Ucap Elena sendu.
"Saya paham, Nona! Saya akan menjadi driver kemana pun nona pergi!" Ucap Clayton.
"Terima kasih." Ucap Elena tersenyum.
Perlahan mobil berhenti disalah satu gedung paling besar dan paling tinggi di kota itu. Clayton membukakan pintu untuk Elena dengan hati-hati.
Wanita cantik itu menarik napasnya sembari mengatur detak jantung yang mulai berdebar dengan tidak teratur.
"Silahkan, Nona!" Ucap Clayton mempersilahkan Elena untuk berjalan di belakang dua orang bodyguard yang sudah lebih dulu mengamankan lokasi.
"Terima kasih," Ucap Elena tersenyum.
Mereka berjalan menuju lift khusus presdir, tidak ada yang mencegat atau menahan perjalanan mereka. Namun, hal itu tidak luput dari pandangan semua karyawan yang penasaran dengan sosok Elena.
"Sepertinya Nona akan menjadi topik utama kantor hari ini!" Ucap Clayton sambil berbisik dibelakang Elena.
"Biarkan saja, asal tidak menyakitiku dan menyebarluaskan berita yang tidak benar!" Ucap Elena tersenyum tipis.
Ting!
Lift terbuka di lantai 45, dimana ruangan Rexy berada. Seorang sekretaris wanita berdiri menyambut kedatangan mereka dengan ramah.
"Selamat datang, Nona! Tuan Rexy ada didalam, silahkan!" Ucap Emma membukakan pintu untuk Elena.
Gadis itu hanya tersenyum dan mengangguk sebagai ucapan terima kasih.
"Sayang?" Panggil Rexy terkejut ketika melihat kedatangan sang kekasih di ruangannya.
Ia langsung berdiri dan menghampiri Elena dengan rasa tidak percaya.
"Bee, Aku merindukanmu!" Ucap Elena memeluk Rexy dengan erat.
"Aku juga merindukanmu!" ucap Rexy mengecup kepala Elena berulang kali.
Mereka sudah menjalin hubungan selama satu tahun belakangan ini. Kesabaran dan keyakinan Rexy berhasil menyembuhkan kembali luka hati Elena yang sempat memutuskan untuk tidak jatuh cinta lagi.
Mereka duduk di kursi sofa yang ada di ruangan dengan begitu mesra. Rexy tak hentinya memandang wajah cantik Elena walaupun tidak begitu mirip dengan Vania, namun hatinya masih sama, masih begitu mencintai wanita ini.
"Jagan melihatku seperti itu!" Ucap Elena mengusap wajah Rexy yang masih menatap kearahnya.
Sementara pria tampan itu hanya terkekeh menanggapi sang kekasih.
"Bagaimana? Apa kamu sudah mengaturnya, Bee?" Ucap Elena menyandarkan kepalanya di dada bidang Rexy.
"Sudah, Sayang. Kamu hanya tinggal menjalankannya dengan baik! Tapi...," Ucap Rexy sedikit ragu dengan rencana balas dendam yang akan dilakukan oleh Elena.
"Tapi kenapa, Bee? Kamu tenang saja, aku tidak akan jatuh cinta lagi kepada laki-laki badjingan itu!" Ucap Elena terdengar lembut di telinga Rexy.
"Aku hanya takut dia kembali menyakitimu! Sudah cukup aku melihatmu begitu menderita lima tahun terakhir ini, Sayang!" Ucap Rexy lirih.
"Aku tau, Bee. Bukankah sekarang ada kamu yang akan melindungiku?" Ucap Elena menatap lembut mata Rexy.
"Berjanjilah untuk tidak terluka!" Ucap Rexy lirih.
"Aku tidak bisa berjanji untuk itu, Bee. Tapi aku janji akan baik-baik saja!" Ucap Elena mencubit kedua pipi Rexy dengan gemas.
Pria tampan itu tersenyum dan memeluk Elena dengan erat, melepas rindu setelah hampir lima bulan mereka tidak bertemu.
Pikiran pria tampan itu kembali berkelana, mengingat bagaimana penderitaan Elena setelah bangun dari koma. Terapi ke sana kemari dan melakukan beberapa kali operasi bagian tubuh hingga ia bisa secantik saat ini.
Semoga kamu bisa membalas mereka dengn baik, walaupun aku bisa menghancurkan badjingan itu dalam waktu semalam saja. Namun apapun keputusanmu aku akan mendukungnya!. Batin Rexy penuh tekad.
Justin Andrian, bersiaplah!. Batin Elena tersenyum smirk.
Mereka berbincang mengenai rencana yang akan dilakukan terhadap Justin. Rexy yang sudah maju selangkah, berhasil mendapatkan saham yang cukup banyak di perusahaan Justin, sehingga bisa memperkuat kedudukan Elena nanti, ketika berkas alih nama saham sudah di terima.
"Ingat janji kamu, Sayang! Aku tidak akan bisa mengampuni dia jika kamu terluka sedikit saja!" Ucap Rexy dengan wajah seriusnya.
"Iya, Bee, jangan takut! Aku hanya butuh kepercayaanmu!" Ucap Elena tersenyum manis.
"Hati-hati nanti di jalan! Aku akan pulang cepat!" Ucap Rexy mengecup kening Elena dengan begitu lembut.
"Iya, Aku tunggu, Bee!" Ucap Elena manja.
Mereka berpisah di depan pintu yang bertuliskan CEO ktu, karena sebentar lagi, Rexy akan melakukan meeting dengan beberapa klien pentingnya.
🌺🌺🌺
TO BEE CONTINUE
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
@Kristin
Astaghfirullah kasian banget ya Thor...😰
2023-02-22
0
Kod Driyah
lanjut
2022-12-10
1
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
vania istri terbaik. kau akan menyesal justin
2022-11-06
1