PELAKOR Ter-SAVAGE
"Halo Mas, kita jadi pergi malam ini?" Tanya seorang perempuan dengan suara yang begitu lembut.
"Iya, yang penting jam 8 malam kamu sudah siap, nanti ada supir yang menjemputmu!" Ucap Orang yang ada di balik telefon.
"Iya, Mas. Aku tunggu ya!" Ucapnya tersenyum manis.
Vania Abigail, seorang wanita cantik yang penuh dengan kelembutan. Tubuh indahnya sudah terbalut dress berwarna salam yang terlihat begitu cantik, karena hari ini adalah perayaan satu tahun Aniversary pernikahannya dengan sang suami, Justin Andrian.
Ia menatap pantulan diri melalui cermin yang terlihat begitu cantik malam ini. Rona wajah merah muda terpancar dan membuat siapa saja akan terkesima melihatnya.
Mas, ini hari ulang tahun pertama pernikahan kita, semoga secepatnya bisa dikaruniai seorang anak yang akan menjadi pelengkap keluarga kecil kita nanti. Aamiin. Batin Vania begitu bahagia.
Tok, tok, tok.
"Nyonya, supir sudah sudah datang untuk menjemput anda!" Ucap salah satu pelayan yang ada di rumah itu.
"Iya, Mbak. Terima kasih!" Ucap Vania berdiri.
Ia melangkah keluar dengan senyum yang mengembang, mobil sudah siap untuk mengantarkan wanita cantik itu menuju tempat dimana suaminya tengah berada.
"Sudah siap, Nya?" tanya sang supir melihat ke arah Vania yang sudah duduk dikursi belakang.
"Sudah, Pak!" Ucap Vania yang memang selalu ramah kepada siapapun yang ia temui.
Mobil melaju dengan perlahan, membawa sang ratu yang tengah berbahagia malam ini. Namun ada hal berbeda yang ditangkap oleh wanita cantik itu, sang supir bertingkah dengan tidak wajar.
"Apa bapak sakit?" Tanya Vania mengernyit heran.
"Ti-tidak, Nya. Saya baik-baik saja!" Ucap Sang sopir.
Mobil terus melaju membelah jalanan yang mulai terlihat sepi. Wanita cantik itu mengernyit bingung, karena jalan yang ditempuh itu mengarah ke perbatasan kota yang terkenal lengang dan jarang dilalui oleh orang lain.
"Apa bapak tidak salah jalan?" Tanya Vania yang mulai cemas.
"Tidak, Nyonya. Saya mengikuti petunjuk jalan yang sudah dikirim oleh Tuan," ucap supir itu
dengan santai.
Vania merasakan ada
yang janggal dalam perjalanannya kali ini. Sudah tiga puluh menit mobil berjalan melewati kawasan sunyi dan cenderung gelap, namun belum ada tanda-tanda untuk berhenti atau apa pun.
Ia menjadi takut dan juga khawatir, apa lagi ketika sang supir menambah kecepatan mobil dengan begitu kencang, membuat Vania mulai menerka jika ini akan membahayakan dirinya.
"Pak, tolong jangan ngebut!" Ucap Vania mulai ketakutan.
Supir itu hanya terdiam dan semakin menambah kecepatan mobilnya.
"PAK, DIDEPAN ADA JURANG, BERHENTILAAAAAAH! AAAAAA,"
BRAK!!
PRANG!!
Dentuman keras disertai pekikan Vania mengiringi mobil ketika berhasil menerobos pagar pembatas jalan dan jatuh masuk kedalam jurang.
Mobil terus berguling-guling hingga mencapai dasar jurang dan bahkan sudah tidak terlihat lagi. Hanya ada bekas mobil berguling yang sangat terlihat di sana.
DUAR!!
Ledakan terdengar samar-samar dari bawah. Kepulan asap mulai terlihat diiringi dengan api yang mulai menyambar dedaunan dan pohon yang ada disekitarnya.
Tiba-tiba saja ada sebuah mobil berhenti tepat di depan pembatas jalan yang sudah rusak itu.
"Lapor Tuan, semuanya sudah beres!" Ucap seseorang yang berdiri di pembatas jalan, menatap asap hitam itu dengan miris.
"Pastikan dia benar-benar mati dan tampilkan diheadline berita besok pagi!" Ucap Seseorang di balik telepon.
"Baik, Tuan!" Ucapnya patuh.
Matanya berembun, melihat Sang majikan yang begitu baik, malah berakhir tragis seperti ini hanya karena obsessi sang Tuan yang sudah menggila terhadap pacarnya.
Ia segera beranjak dari sana meninggalkan lokasi kejadian setelah menelfon pemadam kebakaran dan juga tim SAR.
Tanpa ia sadari ada sebuah mobil yang juga melihat kejadian tragis itu. Ia tidak menyangka jika ada orang yang melakukan pembunuhan dengan cara seperti ini.
"Kerahkan semua orang untuk mencari mereka!" Ucapnya tegas dan terburu-buru dan turun dri mobil.
"Baik tuan!" Ucap sang asisten pribadi dan mulai menghubungi para pengawal yang lain.
🌺🌺
Sementara itu di tempat lain, seorang pria tampan tengah menghisap rokoknya yang entah sudah berapa batang ia habiskan.
Maafkan aku,Va. Kehadiranmu hanya akan mempersulit hidupku. Semoga nanti kau tidak mengutukku diakhirat! Bagaimana pun juga kamu sudah merawatku selama satu tahun ini, namun maaf aku tidak bisa mencintaimu dengan utuh lagi, karena aku sudah memilikinya!. Batin Justin merasa sedikit menyesal.
"Honey?" Panggil seorang perempuan yang terdengar begitu manja.
Tangan lentiknya melingkar di pinggang Justin dengan begitu mesra, dan bisa membangkitkan gairah laki-laki itu dengan mudah.
"Kamu sudah bangun?" Ucap Jastin mematikan rokoknya dan berbalik menghadap sang kekasih.
"Sudah. Aku lelah sekali!" Ucap Reema manja menyandarkan Kepalanya didada bidang Justin.
"Ayo kita beristirahat!" Ucap Justin menggendong Reema menuju ranjang dengan lembut.
"Apa kamu sudah membereskan perempuan itu, Hon?" Tanya Reema mengecup bibir Justin dengan begitu mesra.
"Sudah. Kita tunggu saja kabar selanjutnya dari pihak kepolisian!" Ucap Justin mulai mencumbu Reema dengan sangat tidak sabar.
"Hon, aku udah lelah! Aahh," Ucap Reema yang sangat tidak mampu menahan sentuan sang kekasih yang selalu ia inginkan setiap saat.
Semoga kau tenang di alam sana!. Batin Justin memulai permainannya.
Ia menikmati setiap sentuhan dan gerakan malam itu sebagai hadiah pernikahannya dari sang pacar. Namun berbeda sedangan Vania, harusnya dia yang berada di bawah kukungan Justin, tetapi kenyataannya kini ia harus berjuang antara hidup dan mati di lokasi kecelakaan.
"Justin!" Kalimat terakhir yang terucap dari mulut Vania sebelum ia benar-benar tidak sadarkan diri.
Tanpa ia tau ada seorang laki-laki yang datang menyelamatkan tubuhnya yang sudah penuh dengan luka bakar.
"Cepat angkat dia!" Ucap Beberapa orang sambil menaiki helikopter untuk membawa tubuh Vania sebelum pemadam kebakaran dan tim SAR datang.
"Dia masih hidup! cepat kita harus segera pergi ke rumah sakit!" Pekik laki-laki yang tengah memangku tubuh Vania.
Helikopter segera bergerak menuju rumah sakit swasta ternama yang ada di kota itu, beruntung di sana terdapat fasilitas helipad, sehingga bisa memudahkan mereka untuk menurunkan Vania.
"Cepat-cepat angkat! Siapkan perawatan intensif untuk gadis ini! Panggil semua dokter untuk membantunya!" Pekik Laki-laki itu terlihat sangat panik.
Semua pihak rumah sakit menjadi kalang kabut, karena kedatangan mereka. Pelayanan terbaik pun segera dikerahkam untuk membantu Vania agar bisa kembali sadar, walaupun dengan keadaan fisik yang tak lagi sempurna.
"Cari tau siapa yang merencanakan semua ini!" Ucap laki-laki itu dengan nafas yang memburu.
Dia adalah Rexy Bramasta. Pria tempan yang berhasil menyelamatkan Vania tanpa mempertimbangkan bahaya yang bisa jadi akan menimpa dirinya juga.
Menguntit Vania Selama beberapa bulan ini adalah pekerjaan utamanya selain menjabat sebagai CEO Magenta Corp yang bergerak dibidang tekstil terbesar di Indonesia.
Kini hatinya serasa hancur melihat wanita yang ia cintai sudah tidak berbentuk lagi. Ia masih setia menunggu ruangan operasi itu terbuka, berharap ada kabar gembira yang akan ia dengar nanti.
Hingga beberapa jam sudah berlalu, Sang asistennya yang bernama Ren datang membawa beberapa berkas lengkap mengenai kecelakaan ini.
"Mereka bermain dengan sangat aman karena tidak ada tanda-tanda motif pembunuhan di sana. Supir yang sudah tewas pun juga tidak bisa di lacak indentitasnya. Dugaan sementara, ini kelakuan dari Justin Andrian, yang tak lain adalah suami Nona Vania," Ucap Ren berbisik kepada Rexy.
"Kurang ajar!" Pekik pria tampan itu sambil berdiri. "Ajukan laporan ini kepada pihak yang berwenang!" Titah Rexy dengan mata yang nyalang.
"Tuan, kita tidak bisa gegabah, bukti ini tidak cukup memberatkan dia, kita harus berfikir jernih sebelum bertindak!" Ucap Ren menyanggah.
Ceklek!
Beberapa orang dokter dan perawat keluar dari ruangan itu setelah beberapa jam berusaha untuk menyelamatkan Vania.
"Bagaimana?" Tanya Rexy yang begitu khawatir
"Maaf Tuan, tapi saya harus menyampaikan ini. Tubuh Nona mengalami luka bakar sekitar enam puluh persen. Untuk sekarang ia masih dalam keadaan koma dan juga kritis. Berdasarkan analisa dan pengalaman saya menangani beberapa pasien dengan kondisi yang sama, kemungkinan Nona untuk kembali mendapatkan kesadarannya tidak lebih dari 39 persen. Tuan harus kuat dan sabar menerima ini semua. Semoga nanti ada keajaiban untuk kesembuhan Nona!" Ucap Dokter itu pelan.
Rexy mersa lemas seketika. Ia tidak bisa membayangkan jika Vania pergi dan meninggalkannya sendiri.
Dalam keterdiamannya, tiba-tiba saja Emosi pria tampan itu membuncah. "Siapkan penerbangan ke Korea, cari rumah sakit dan dokter terbaik untuk Vania! Termasuk juga dokter kecantikan untuk melakukan operasi penyempurnaan kembali kulitnya," Ucap Rexy berjalan memasuki ruangan dimana Vania berada.
"Baik tuan!" Ucap Ren segera mengurus semuanya.
🌺🌺🌺
TO BE CONTINUE
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
HNF G
definisi "kutunggu jandamu" 😅
2024-09-09
0
@Kristin
Amin Semoga doa nya terkabulkan ya...
2023-02-22
1
Kod Driyah
justin sdh dipengaruhi pacarnya
2022-12-10
1