Setelah sholat isya, Kesya dan Rasyid memenuhi undangan Bu Nyai. Untuk makan malam bersama.
Bu Nyai sumringah melihat kedatangan kakak beradik itu dan segera menyuruh mereka untuk masuk.
Beraneka ragam masakan sudah tertata rapi di atas meja makan. Kesya merasa malu karean tidak membantu calon mertuanya itu.
"Maaf Bu Nyai, Kesya tadi tidak membantu persiapan makan malam ini," Pak Kiai tampak tersenyum mendengar perkataan Kesya
"Tidak apa-apa. Ayo kita langsung makan saja, nanti bicaranya setelah makan selesai." kami semua makan tanpa bicara. Setelah makan kami diajak ke ruang tamu.
"Ayo silahkan duduk Nak Kesya," sungguh perasaan malu itu teramat besar dirasakan oleh Kesya. Duduk semaja dengan Pak Kiai yang amat dihormati nya selama ini itu sungguh sangat luar biasa baginya. Rasyid duduk disebelah Ilham dan menunggu apa gerangan yang akan di sampaikan oleh Pak Kiai.
"Mohon maaf sebelumnya, kalian pasti masih lelah Karena perjalanan yang panjang." Pak Kiai menjeda ucapannya, sambil melihat Kesya dan Rasyid. Lalu melihat Ilham yang tampak serius mendengarkannya.
"Perjanjian pernikahan ini kami buat sewaktu kami masih sama-sama mondok dulu. Sama Abah kalian" beliau tampak menerawang, mengingat masa lalunya bersama ayahnya Kesya.
Flass back
"Gun, Aku pengen nanti kita jadi besan " ucap Maulana muda kala itu.
"Lan, kalau saya sih gak masalah selama anak-anak mau, jangan paksakan kalau mereka menolak, gak baik juga nantinya," ucap Guntur muda. Ayahnya Kesya.
"Jangan kwatir. Percayalah padaku aku bisa mengatur itu nanti," ucap Maulana muda dengan yakin dan mantap.
Flass on
"Abah sama bapak kalian adalah sahabat karib sejak kami pertama kali mondok di Krapyak dulu," Kesya tampak berkaca-kaca matanya mendengar kisah ayahnya yang ternyata adalah sahabat karib Kiainya. Ibunya tidak pernah bercerita masalah itu.
Selama bertahun-tahun mereka lose kontak dengan keluarga Pak Kiai. Mereka menjalin silaturahmi kembali saat papah Kesya meninggal, Pak Kiai yang mendapat kabar bahwa ayah salah satu santrinya meninggal akhirnya memutuskan untuk bertakziah karena memang kebetulan beliau sedang berkunjung ke rumah mertuanya yang sudah lama terbengkalai karena tidak ada yang menempati.
Pak Kiai sungguh sangat terkejut waktu mengetahui bahwa yang meninggal ternyata adalah sahabat karibnya sendiri. yang hampir 20 tahun lose kontak dengannya.
Setelah keluar dari pondok, ayah Kesya memang berpindah-pindah rumah, karena mengikuti sang kakek yang seorang Tentara selalu dipindah tugaskan. Jadilah mereka los kontak sangat lama.
Nasib bagus terjadi sama Maulana muda,karena dia dijodohkan oleh sang Kakek dengan anak dari sahabat nya yang memiliki pondok pesantren, setelah mertuanya meninggal, Maulana muda beserta istrinya meneruslan mengelola pondok pesantren tersebut, dari hanya ratusan santri hingga memiliki seribu lebih Santri pada saat ini. Suatu prestasi yang sangat gemilang bagi mereka.
Guntur muda, dia hanya bisa menjadi guru mengaji dan Ustadz di kampungnya saat itu. Setelah menikah dengan Andin, mereka pindah ke Tangerang dan menetap di sana.
Kesya dan Rasyid berjarak usia hampir lima tahun. Sebenarnya usia Rashid hampir sama dengan Ilham, hanya beda beberapa tahun saja. Tetapi sifat kedewasaan Rasyid sangat kentara sekali.
Ilham yang anak tunggal dari Umi dan Abahnya cenderung menjadi pribadi yang agak manja dan pandai bergaul.
"Rasyid, apakah kau bersedia untuk membantuku di pondok pesantren yang sedang aku rintis? " tiba-tiba Ilham memutuskan cerita Abahnya yang sedang mengenang masa lalu.
Ilham melihat Kesya yang mulai menangis. Gak tega rasanya. Akhirnya dia memilih untuk mengalihkan pembicaraan mereka. kwatir Kesya tambah sedih.
Ilham paham perasan Kesya. Pasti sedih karena diingatkan kembali dengan almarhum ayahnya yang sudah lama meninggal itu.
"Kemampuan saya masih terbatas, takutnya nanti mas Ilham kecewa," jawab Rasyid merendah.
"Ah.. kita bisa sama-sama belajar mas. jangan kwatir. saya juga masih belajar kok," Ilham tersenyum karena dia lihat Kesya tidak menangis lagi.
"Mas, keberangkatan Kesya ke Mesir juga sebentar lagi. Mas Rasyid bisa membantu Mas Ilham disana, sekalian nemenin mamah. Kasihan mamah kita sendiri mas, udah terima aja tawaran mas Ilham," Kesya akhirnya buka suara. setelah sekian lama berdiam diri karena Abah yang dari tadi bercerita tentang masa lalu Abah dan ayahnya.
"Mas harus diskusi dulu sama mamah Dek, mamah kan meminta kakak untuk mondok, bukannya untuk melakukan yang lain," Mas Rasyid menatap Kesya dengan lembut.
"Oh ya.. nanti kita sama-sama saja bertemu mamah kamu, sekalian kami mau melamar Kesya secara resmi pada keluarga kalian." Pak Kiai menatap kakak beradik itu dengan lembut.
"Itu bagus pak Kiai, kami menunggu hari baik itu. Oh ya karena hari sudah aga malam, kami permisi dulu, tidak baik kalau anak perempuan terlalu malam berkunjung ke rumah pihak laki-laki, " Mas Rashid beranjak dari duduknya dan mengajak Kesya untuk kembali ke asrama.
Ilham yang sudah bucin akut itu tampak tidak mau melepaskan Kesya. Dia mengikuti Kesya sampai ke luar. Abah dan Umi langsung istirahat karena memang sudah lelah. Seharian di perjalanan dan tadi lama menunggu Ilham di stasiun.
"Mas, saya mau bicara sebentar dengan Kesya, " Ilham minta ijin pada Rasyid. Rasyid mengangguk dan melangkah agak jauh dari mereka, memberi privasi pada mereka.
"Kamu tunggu aku ya, nanti kita ke rumahmu untuk lamaran pernikahan kita," Kesya hanya mengangguk dan berlalu ke arah sang kakak yang sudah menunggunya untuk kembali ke asrama bersama.
Mereka berpisah. Kesya ke asrama Putri dan Rasyid ke asrama para ustadz. Kebetulan Rasyid itu membantu pihak pondok untuk mengajar santri baru dan juniornya. Rasyid termasuk orang yang pintar dan cerdas. Dia mondok sekaligus kuliah juga. Waktunya benar-benar digunakan untuk hal yang bermanfaat.
Setelah masuk asrama, Kesya langsung ke kamarnya dan berbaring disana. Teman-teman dia hanya melihatnya, gak berani mengganggu.
Kabar rencana pernikahan Kesya dan Ilham sudab menyebar, tidak tahu siapa yang jadi biang keladi. Sekarang, para santri putri itu sedang sibuk ghibah masalah rencana itu.
"Kesya beruntung banget ya. Bisa menikah ma Ustadz Ilham yang super keren itu," ucap Mila dengan antusiasme tingkat dewa.
"Kok bisa yah. Pak Kiai menjodohkan mereka, apa bagusnya Kesya sih? Bagusan saya kemana-mana. Kenapa bukan saya sih yang di pilih Pak Kiai? Gak adil banget!" Silvia hajar tampak tidak suka dengan rencana pernikahan Kesya dan Ilham yang menurutnya sangat aneh dan mendadak..
"Aku sama Ustadz Ilham padahal sudah kenal sejak kecil. SD saja selalu satu kelas. Dia sekolah dimana, Aku pasti kesana juga. Hanya saat dia kuliah di Mesir, Aku gak mampu ikutin,karena memang kapasitas otakku gak mumpuni untuk itu " Silvia masih ngedumel gak suka.
"Kesya itu hebat loh, baru 18 tahun sudah jadi Hafizah, menang lomba dimana-mana. Dapat beasiswa juga ke Mesir. Keren banget kan?" Mela sekarang yang berkomentar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 332 Episodes
Comments
Tolie Kieden
semangat
2025-02-10
0
mei
semangat 💪💪
2022-08-02
1
Ali Khasbuna
mantap
2022-07-28
2