Apa kamu sudah gila?

Chelsea merinding.

"Mohon tunggu sebentar," ujar Chelsea dengan cepat.

Dia berlari keluar secepat mungkin dengan sepatu hak tingginya.

Chelsea membatin, Mel benar-benar sudah kehilangan akal sehatnya.

Melihat kepergian Chelsea, Olivia sudah tidak mampu membendung kemarahannya lagi.

"Mel, kamu pasti sudah gila!" Seru Olivia

Tonia pun menimpali, "Mel, ayo kita pergi dari sini saja. Kalau kita pergi sekarang, mereka tidak akan bisa menangkap kita!"

"Kita berpura-pura saja ingin pergi ke kamar mandi. Begitu ada celah, kita langsung kabur!" Usul Thea.

Flora menelan ludah dan berkata, "Mel, ayo, pergi. Kami tidak akan menyalahkan mu!"

Teresa duduk dengan tenang seolah dia sedang berada di kelas. Dia berkata, "Mel, kalau uangmu tidak cukup, aku bisa meminjamkan uang sakuku padamu Akan tetapi, kamu harus mengembalikannya! Uang sakuku itu lebih dari empat ratus lima puluh ribu rupiah!"

Melvin memandang saudari-saudarinya itu sambil tersenyum.

Dia berkata, "kalian tidak perlu cemas, aku tahu apa yang kulakukan."

"Tidak. Semuanya, ayo, kita seret Mel keluar dari sini!" Seru Thea.

Thea berdiri dan hendak berlari menghampiri Melvin.

Olivia juga sudah bersiap untuk beraksi.

Akan tetapi, pada saat yang sama, Chelsea datang bersama dua orang pria.

"Habislah kita!"

Semua saudari Mel terpaksa mengurungkan niat mereka untuk Kabur sekarang.

Sambil tersenyum lebar, Chelsea berkata, "Tuan, mereka adalah manajer dan staf kami yang akan membantu untuk membuatkan kartu untukmu!"

Danny berkata sambil tersenyum,

"Halo, Tuan. Perkenalkan, namaku Danny Wilkinson, manajer di tempat ini. Sunggu suatu kehormatan bagiku bisa membantumu."

"Halo, tolong buatkan kartu Naratama Berlian untuk masing-masing adikku. Aku akan membayar biaya pembuatan kartunya dengan kartu kredit," pinta Melvin.

Melvin mengeluarkan ponselnya. Fungsi komunikasi Medan dekat kompatibel dengan ponsel Melvin dan dia telah menghubungkan rekening banknya ke ponsel nya itu.

Danny sedang mengeluarkan mesin kartu kredit dan menekat tombol harga dengan nilai seratus enam puluh lima miliar rupiah.

Danny melihat Malvin meletakan ponselnya di atas mesin kartu kredit itu.

Waktu seakan berhenti sesaat.

Semua orang di ruangan itu menyaksikannya dengan gugup.

Tidak berselang lama, mesin kartu kredit itu pun berbunyi, [ pembayaran berhasil! ]

"Berhasil?

Apa!"

Semua orang di ruangan itu sungguh tercengang!

Mereka masih syok, Chelsea pun membatin, seratus enam puluh lima miliar rupiah!

Pembayaran berhasil!

Chelsea tidak bisa mempercayainya!

Dia akan mendapatkan komisi sepuluh persen dari kartu ini.

Itu berarti dia bisa mendapatkan lima belas miliar rupiah.

Dengan uang sebanyak itu, dia bisa membeli sebuah rumah kecil di Kota Kasau!

Chelsea merasa sangat beruntung.

Melihat pembayaran itu telah berhasil di lakukan, Danny pun tersenyum lebar.

"Maaf mengganggu, Tuan. Bolehkan aku meminya data pribadimu?" Tanya salah seorang staf dengan wajah tersenyum.

Sementara staf itu sedang memperoses kartu Malvin, Danny berlalu meninggalkan ruang makan privat bersama Chelsea setelah berpamitan pada Malvin.

Danny dan Chelsea berdiri di luar ruang makan privat. Melihat tubuh Chelsea yang gemetar, Danny berkata "Tenangkan dirimu. Ingat, tetaplah bersikap sopan. Pergilah dan sajikan makanan untuk mereka."

"Baik!" Jawab Chelsea.

Gadis itu pergi sambil berjingkrak kegirangan dan hampir jatuh karena sepatu hak tingginya.

Sepeninggal Chelsea, lutut Danny terasa lemas hingga membuat nya kehilangan keseimbangan. Dia sampai berpegangan pada dinding agar tidak terjatuh.

Danny berguman, "benar-benar mengejutkan! Orang kaya zaman sekarang memang mengerikan!"

Melvin dan para saudarinya masih berada di ruang makan privat.

Staf yang memperoses kartu Melvin dan adik-adik itu terlah menerima data berupa nama, usia, serta foto wajah mereka. Untuk nomer telpon, kedua belas saudari itu memberikan nomer Melvin.

Staf itu kemudian pergi, menyisakan Melvin dan adik-adiknya di ruangan itu.

Olivia, Tonia, dan adik-adik lainnya menatap Melvin lekat lekat.

Melvin menyesap kopinya dan bertanya, "Mengapa kalian menatap ku seperti itu?"

"Apa kamu tidak ingin menjelaskannya?" Tanya Olivia.

"Tidak ada yang perlu ku jelaskan. Aku kaya! Itu saja. Percayalah, aku mendapatkan uang itu dengan cara baik-baik." Ujar Melvin

Melvin hanya mengatakan pada adik-adiknya bahwa dia mendapatkan uang itu secara legal dan tidak mengatakan hal lainnya.

Beberapa saat berlalu. Chelsea datang dengan membawa kereta dorong yang berisi makanan mereka dan mulai menyajikan di atas meja. Seorang koki menyusul masuk dan mulai memanggang daging.

"Aku mau yang pedas!"

Elaine berkata dengan riang sambil memegang pisau dan garpu di kedua tangannya.

"Aku tidak mau. Aku mau yang manis!" Kata Nina.

"Kalau begitu aku juga!" Seru Elaine, seraya menyesal.

"Mel, ini untukmu," Ujar Esther.

Esther memberikan satu sendok besar selada makanan laut pada Melvin.

"Esther baik sekali!" Puji Melvin.

Melvin menyentuh kepala Esther dan berkata pada saudarinya yang lain, "Kalian makanlah yang banyak! Jangan sampai ada yang tersisa."

Melvin melihat hidangan di atas meja mereka. Dia lalu berkata pada Chelsea, "Tolong bawakan kami lebih banyak daging sapi dan daging kambing. Oh, dan dua kentang!"

"Baik, mohon tunggu sebentar!" Jawab Chelsea.

Chelsea meninggalkan ruang makan privat.

Beberapa saat kemudian, dia datang kembali dengan membawa kereta dorong. Dia menaruh bubur krim di atas meja, menyerahkan daging mentah untuk sang koki, dan akhirnya meletakan spageti di depan Melvin.

Melvin melahap spageti, daging panggang dan selada makanan laut. Rasanya sangat enak.

Olivia menelan ludah saat melihat semua makanan lezat di depannya. Dia membuang semua keraguannya dan melahap makanan itu dengan bersemangat. Dia membatin, aku akan bicara dengan Melvin setelah ini.

Tak berselang lama, Danny masuk dengan membawa kartu anggota dan memberikannya kepada Melvin.

Danny berkata, "Tuan Reed, ini adalah kartu anggota milikmu dan saudari-saudarimu. Untuk total harga makanannya, Tuan menghabiskan delapan puluh delapan juta lima ratus rupiah.

"Saat ini, restoran kami menyediakan diskon untuk setiap menu makanan kami. Berhubung tuan memiliki kartu anggota, tuan akan mendapatkan diskon tambahan.

"Jika di potong diskon, total harganya menjadi tujuh puluh lima juta lima ratus ribu rupiah. Berhubung ini adalah kali pertama tuan makan di sini, tuan hanya perlu membayar tujuh puluh lima juta rupiah saja.

Ketika Danny selesai bicara, Sistem PAM terdengar di kepala Melvin.

[ Total biaya yang di keluarkan telah kembali sebesar sepuluh kali lipat! Total pengembalian sebesar satu triliun tujuh ratus miliar rupiah. ]

Nominal uang yang di isi ke dalam kartu anggota juga di hitung sebagai pengeluaran. Akhirnya, Melvin telah membayar tagihan makanannya menggunakan kartu itu.

Dia membatin, Aku sama sekali tidak mengeluarkan uang sedikit pun untuk jamuan ini. Aku malah mendapatkan lebih banyak uang!

Melvin meletakkan garpunya, mengambil kartu-kartu itu dari Danny, dan membagikannya ke setiap saudarinya.

"Simpanlah kartu ini baik-baik. Kalian bisa datang kesini kapan pun kalian mau. Namun, ingatlah untuk tidak memberikan kartu kalian kepada siapa pun!

"Elaine, Teresa, Kalian dengar aku atau tidak?" Tanya Melvin.

Elaine dan Teresa sedang bersaing tentang siapa yang bisa makan lebih banyak, sementara Telma adalah jurinya. Elaine dan Teresa mengangguk untuk menganggapi pertanyaan Melvin, kemudian masukan kartu itu ke kantong celana mereka. Setelah itu, mereka melanjutkan kompetisi nya.

Melvin menggelengkan kepalanya dengan pasrah dan berkata, "Makanlah pelan-pelan. Jangan sampai tersedak."

Sang koki dengan sabar meletakkan bulu babi di samping daging panggang pada masing-masing piring mereka.

Chelsea, yang tengah menunggu di luar, kini tidak perlu melakukan apa pun selain menunggu Melvin.

Dia tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya bahwa dia akan mendapatkan uang sebesar lima belas miliar rupiah.

Danny, yang datang dari sisi seberang, berjalan menghampiri Chelsea.

Dia berkata, "Chelsea, selamat! kamu mendapatkan begitu banyak komisi bulan ini!

"Aku kemari untuk memberitahumu bahwa kantor pusat telah memutuskan bahwa mulai sekarang kamu tidak perlu melayani tamu lain. Kamu hanya akan melayani Tuan Reed.

"Kamu akan menerima gaji tiga kali lipat, dan kantor pusat ingin mempublikasikan prestasimu di semua perusahaan. Bersiaplah untuk wawancaranya."

"Apa?"

Chelsea syok, kemudian menganggukkan kepalanya dengan antusias dan berkata, "Baik!"

Kabar baik terus berdatangan silih berganti.

Melvin adalah orang yang sangat penting bagi Chelsea sekarang.

"Aku makan Lima potong daging sapi, sementara kamu hanya makan empat. Aku menang!"

Di ruang makan privat itu, Elaine berkata pada Teresa dengan ekspresi bangga seraya mengangkat dagunya tinggi-tinggi.

Teresa memasang wajah cemberut. "Aku hanya ingin menyisakan tempat di perutku untuk lobster!"

Sissy dan Savana makan dengan tenang, tidak membuat keributan sama sekali. Dalam waktu singkat, mereka telah makan dengan porsi yang banyak.

Terpopuler

Comments

L u k e e

L u k e e

🆙

2022-10-02

0

bacot gaming125

bacot gaming125

up bg semangat

2022-07-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!