Kartu Naratama Berlian

Tonia masih muda, namun dia pandai menjaga diri. Ketika dia baru masuk SMA, Olivia sudah duduk di kelas dua.

Thea yang duduk di kelas delapan, juga sudah bisa menjaga dirinya.

Flora baru memasuki Tahun pertamanya di SMP, sementara Faye adalah murid kelas lima.

Sisanya adalah murid kelas satu dan dua, Kecuali Elaine dan Teresa yang masuk TK.

Mereka segara naik ke lantai lima.

Di mal itu, setiap lantainya berisikan toko-toko yang mirip. Namun, lantai lima berisikan restoran kelas atas yang harga makanannya tidak terjangkau oleh dompet orang-orang kebanyakan.

Biasanya, orang-orang datang dalam kelompok kecil, antara tiga sampai lima orang.

Jarang sekali terlihat orang datang dengan selusin anak untuk makan.

Olivia tertegun melihat dekorasi lantai itu. Dia berlari kearah Malvin dan berbisik, "Aku tidak mampu membeli makanan disini. Pasti sangat Mahal."

Melvin menepuk kepala Adiknya dengan lembut. "Jangan khawatir! aku punya uang."

"Namun..."

Belum sempat Olivia mengatakan sesuatu, Melvin mengajak adik-adik perempuannya.

"Ayo kita makan disini!"

"Asyik!"

Teresa berteriak kegirangan seraya mengangkat kedua tangannya ke atas.

Saudara-saudara perempuan lainnya pun berbaris masuk.

"Mel, Aku..."

Melvin langsung menyela Olivia, "Jangan Khawatir!"

Raut muka Olivia terlihat masam, Dia bertanya-tanya apakah makanan disana akan menghabiskan semua tabungannya. Dia tidak rela berpisah dengan tabungannya.

Meskipun dia belum tahu persis harga makanannya, dia punya firasat bahwa tabungannya tidak cukup untuk membayar harga makanan di sana.

Pelayan yang bertugas di depan restoran terkejut melihat Melvin dan rombongannya.

Namun, dia dengan cepat menguasai diri dan bertanya, "Untuk Berapa Orang?"

Tidak ada ekspresi merendahkan di wajah pelayan itu, Gadis itu menyambut pelanggan nya dengan senyuman.

Malvin dengan dengan profesionalisme yang di tunjukkan oleh pelayan itu.

"Tiga belas, Kami ingin memesan ruang makan privat. kalian punya koki yang memanggang daging untuk kami, bukan?"

Malvin bertanya sambil menuntun adik-adiknya masuk.

"Benar. Setelah pemesanan makanan selesai, seorang koki akan membantu untuk memasak daging."

Pelayan itu kemudian menunjukkan sebuah makan privat yang luas.

Setelahnya, dia meletakkan daftar menu yang tabal di atas meja.

Melvin memberikannya kepada Olivia dan menyeringai, "Pesan saja yang kalian suka! Aku yang traktir!"

Setelah Olivia membantu adik-adik duduk di kursi, dia duduk dan mulai membaca menu.

[ Daging Sapi Has Dalam Super: Rp. 30.000/gram.]

[ Kepiting Raja Emas: Rp. 12.000.000/500gram ]

[ Lobster Afrika: Rp. 11.250.000/ekor. ]

...

Makanan di beberapa halaman berikutnya harganya lebih mahal lagi.

Olivia pun gemetar. Dia bahkan tidak sanggup memegang daftar menu itu dengan benar.

Tiba-tiba, dia membanting daftar menu itu ke atas meja.

Dengan wajah memerah dia merintih, "Mel, ayo kita ke tempat lain saja."

Melvin mengerjap, "Ada apa? Apakah makanan di sini tidak membuat mu berselera?"

Dia tau Olivia pasti merasa ngeri melihat harganya, jadi Melvin terus menggodanya, "Kalau nanti uangku tidak cukup, kamu harus membantuku!"

Rasanya Olivia ingin menangis. Dia bahkan tidak bisa membeli satu ekor kepiting dengan seluruh uang tabungannya!

"Olivia, Ada apa?" Tanya Teresa seraya menatap Olivia dengan bingung.

"Olivia pasti kelaparan!" Elaine mencoba menjawab.

"Bagus! Makin lapar, Makin lahap makannya!"

Telma menambahkan komentarnya penuh semangat. Dia sudah tidak sabar untuk memulai pasta makanan itu.

Olivia tidak bisa menahan tubuhnya yang gemetar. "Mel, makanan ini ... mahal."

Sang pelayan menunggu dengan sabar. Dia tidak tau apakah sanggup membayar atau tidak.

Mereka tidak seperti orang bodoh yang tidak tahu diri.

Walaupun anak-anak itu berpakaian sederhana, banyak juga orang kaya yang memiliki gaya hidup sederhana seperti itu.

Pelayan cantik itu bernama Chelsea Nash. Dia baru saja lulus kuliah.

Selain penampilan nya yang menarik, restoran itu juga menginginkan staf pelayanannya mempunyai latar belakang pendidikan yang tinggi dan penguasaan bahasa asing yang baik.

Lagi pula, orang-orang yang mereka layani kebanyakan dari kalangan kelas atas.

"Mahal?"

Melvin meminta daftar menu itu dari Chelsea.

Setelah membukanya, dia berkata, "Tidak terlalu mahal.

"Aku ingin memesan satu kepiting satu, dua lobster, delapan ratus gram daging sapi, lima rarus gram daging kambing.

"Satu porsi bulu babi, empat porsi bubur krim.

"Spageti ... Wah! Aku mau satu, ekstra pedas. Anggur ... Tidak,tidak,tidak. Jus jeruk saja, tiap orang satu!"

Jantung Olivia berdebar seiring dengan tubuhnya yang tidak berhenti gemetar.

Dia berteriak dalam hati, Mel sudah gila! mengapa tadi aku mau masuk kesini bersamanya?

Tolong!

Aku mau pulang saja!

Apakah sebaiknya aku pura-pura sakit perut dan kabur?

Chelsea merasa bahagia saat mendengar pesanan Melvin. "Baiklah! pilihan yang bagus! apakah kamu memiliki kartu anggota? kamu akan mendapatkan diskon dua puluh persen."

"Kartu anggota? aku tidak punya. Bagaimana cara mendapatkannya?" Tanya Melvin.

Chelsea tersenyum lebar.

Dia akan mendapatkan komisi yang tinggi untuk setiap kartu anggota yang berhasil dia tawarkan ke pelanggan.

Chelsea dengan cepan menjelaskan, dengan menghabiskan dua ratus empat puluh juta rupiah untuk sekali makan, kamu akan mendapatkan kartu anggota biasa.

"Jika mengisi ulang kartu dengan satu miliar rupiah, kamu bisa meningkatkan kartu keanggotaan mu menjadi kartu Naratama perak, dua setengah miliar rupiah untuk kartu Naratama Emas, dan dua belas miliar rupiah untuk kartu Naratama Berlian.

"Kartu Naratama Berlian adalah kartu terbaik di restoran kami. Pemilik bisa menikmati banyak layanan khusus.

"Kami memiliki lima ratus jaringan restoran di seluruh dunia dengan segala jenis masakan. Kartu Naratama bisa di gunakan di setiap restoran.

"Ditambah lagi, kami sudah berkerja sama dengan hotel telaga. Anggota Naratama kami dapat memesan layanan khusus dari hotel setiap kali mereka menginap."

Melvin mengangguk-angguk saat mendengar penjelasan sang pelayan.

Dia bisa mendapatkan kartu anggota itu karena dia sudah kaya sekarang.

Dengan dua triliun dua ratus lima puluh miliar rupiah di rekeningnya, mendapatkan kartu Naratama Berlian adalah hal yang mudah.

"Baik, buatkan aku kartu anggota!" Melvin berkata lantang.

"Baik. Bolehkan aku bertanya jenis yang mana?" Suara Chelsea tiba-tiba menjadi halus dan lembut.

"Berlian!" jawab Melvin tegas tanpa keraguan sedikit pun.

Berlian?

kartu Naratama Berlian?

Dua belas miliar rupiah! Chelsea akan mendapatkan komisi sebesar satu miliar dari transaksi ini!

Chelsea bener bener di buat bengong oleh rezeki yang tidak terduga ini.

Namun, dalam sekejap mata. Dia segera kembali menguasai diri. Masih terlalu celar untuk merayakannya. Lagi pula, dia belum menerima uangnya.

"Baiklah! Aku akan meminta seseorang untuk mendaftarkan kartumu secepatnya!"

Chelsea dengan sigap berbalik dan berlari keluar.

Disaat yang sama, Sistem PAM mulai berbicara dengan Malvin di kepalanya.

[ Biaya pertama yang kamu kelurkan untuk adik-adikmu akan mendapatkan potongan sepuluh kali lipat! ]

Melvin meraung terkejut ketika mengetahui nya.

"Tunggu!'

Mendadak dia berseru.

Chelsea berbalik dan menoleh pelan kearah Malvin dengan tatapan khawatir.

"Ada apa, Tuan?"

"Aku mau masing-masing dari kami mendapatkan satu kartu!"

Chelsea tidak percaya dengan apa yang baru di dengarnya.

"Apa?"

Melvin mengulangi, "Buatkan kami kartun Naratama Berlian, Masing-masing satu!"

Terpopuler

Comments

PASYA VOLDIGOD

PASYA VOLDIGOD

anyink byk bgt

2022-10-15

0

Ancestor of The Gods

Ancestor of The Gods

Njirr 240jt cma dpet kartu biasa?

2022-10-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!