SAKIT HIDUNG

Ha-hatchiiiiim!

Bella lagi-lagi bersin. Hidungnya gatal dan berair, memaksanya harus bangun dan menanggalkan rasa kantuknya yang masih tersisa. Bella segera mengambil tissue yang ada di atas nakas.

Sruuuuuut!

Dan gerakan tangan Bella dengan cepat memencet hidungnya, dia mengosongkan cairan yang mengganggu saluran pernapasannya.

"Dasar pria sial!" Bella mendengus dan merebahkan tubuhnya lagi.

"Gara-gara dia aku jadi meriang. Semalaman hidungku tak berhenti meler, tubuhku juga demam, hhhhh, tubuhku menggigil!"

Tadi malam, Bian yang tak sanggup mengikuti keinginan Bella. Terpaksa dia menolong dengan mengguyur air dingin ke tubuh Bella untuk menghilangkan pengaruh obatnya.

Awalnya hanya lima menit. Melihat Bella sudah kedinginan dan mengaku tak panas lagi, Bian mematikan airnya. Tapi tubuh Bella kembali terbakar. Rasa itu muncul lagi karena efek obatnya yang masih ada.

Terpaksa Bian membawa Bella kembali ke bawah shower, selama setengah jam bolak-balik ketimbang dia harus mengikuti hasrat Bella yang tak masuk akal untuknya.

"Apa salahnya coba dia menggunakan tangannya saja dan berimajinasi untuk menolongku supaya gak menyiksaku seperti tadi malam?"

Bella mendengus sebal sendiri membayangkan sikap Bian yang seakan menganggap tubuh wanita itu menjijikkan.

SRUUUT!

Bella ngdumel sambil tangan Bella juga mengeluarkan sisa-sisa cairan kental di hidungnya, membuat ujung hidungnya memerah pink setelah dipencet dan tampak jelas di wajahnya yang putih, agak pucat pagi ini.

"Hadoooh pusing!" Bella memijat keningnya. Karena bukan hanya hidungnya yang terganggu, efek demam dan hangover membuat penat kepalanya. Apalagi rasa yang tadi malam setelah dirangsang obat juga tak tersalurkan. Jelas ini menambah cenat-cenut kepala Bella.

"Ugh, kenapa aku harus bertemu dengannya sih semalam! Bukankah lebih keren kalau aku bertemu CEO macho yang keren dan dia membantuku menghilangkan sensasi terbakar di warm bed-nya, memanjakanku dan memuja kemolekan tubuhku, lalu terpuaskan dengan aku yang masih perawan, kan indah sih!” satu sisi Bella menggerutu apalagi fantasi liarnya ini memang tak sesuai dengan realita.

"Meskipun cuma one night stand, tapi seenggaknya tubuhku kan bisa dimanjakan harusnya,” ucap Bella dengan pikirannya yang pendek, sambil dia mengambil tissue lagi.

SRUUUT!

Bella berusaha mengosongkan hidungnya dari cairan yang tampak tak habis-habis, sambil satu tangannya menarik selimut. Tubuhnya yang sedang demam, membuat Bella lebih suka bersembunyi dalam kehangatan selimutnya, dengan pikirannya yang masih ngedumel tentu saja.

Tapi

"Ada untungnya juga sih, mungkin kalau dengan pria lain bisa-bisa keperawananku sudah hilang," seru Bella yang berpikir ulang, dengan matanya yang menatap ke langit-langit kamar di ruangan hening itu.

"Hmm, kalau one night stand sama cowok lain kemungkinan aku juga bisa hamil anaknya karena dia belum tentu sedia pengaman dan dia bisa seenaknya pergi meninggalkanku dengan kekasihnya atau aku terlanjur suka dengannya padahal dia pria yang sudah punya kekasih. Atau mungkin saja dia mafia kejam yang akan menculik dan menjadikanku pemuas seperti di novel-novel! Hiiii!" seketika itu pula Bella bergidik. Maklumlah, Bella adalah pecinta novel online genre adult romance yang penuh intrik. Itu selalu menjadi teman bacaan sebelum tidur setiap harinya, kecuali semalam.

"Hah, baiklah aku terima takdirku saja kalau begini! Pak Bian, seorang yang keren, tampan, keliatan menarik dan bersih, meski menyimpang dia adalah orang yang menolongku! Anggep aja aku beruntunglah, masih tetep tersegel!"

Bella juga berusaha mengingat sisi positif dari Bian. Pria itu tak membuatnya kehilangan sesuatu yang selama ini dijaganya. Ada senyum di bibir Bella, kelegaan terasa hangat di hatinya, meski bercampur dengan kesal.

'Apa aku benar-benar tak menarik?'

Maklum saja, Bella ini lumayan koleris. Rasanya seperti tertantang jika melihat sesuatu yang tak sesuai dengan harapannya. Ada rasa ingin menaklukan dan membuat itu semua harus sejalan dengan inginnya

"Masa ya, model seperti aku yang selalu jadi perbincangan, cantik dan tak ada yang kurang di body-ku ga bisa sih bikin dia klepek-klepek?"

Bella sampai mengangkat kakinya yang panjang proporsional, langsing dan terlihat mulus tanpa celak. Bella dengan tinggi seratus tujuh puluh senti memang perfect sebagai seorang wanita. Apalagi wajahnya yang bak bidadari, siapa juga yang menolak memuaskan wanita sepertinya?

Namun di saat Bella sedang berpikir sedikit ngejelimet...

Ha-hatchiiiiim!

"Aarrrrh! Biaaaaaan!"

Ini mengesalkan untuknya dan berkali-kali Bella harus bolak balik mengambil tissue, meredakan aliran di hidungnya, hingga Bella berteriak emosi.

Klek!

Tbc.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!