Mencari Kebahagiaan

Mencari Kebahagiaan

SUHU BODY ANEH

"Aku mohon, tubuhku sudah kepanasan!"

"Tapi aku tak tertarik pada wanita! Menjauh dariku Bey, aku ini berbeda!"

Bey menghempaskan tubuh Bi yang menghampiri ingin membuka kancing kemejanya, hingga wanita itu ambruk. Sebenarnya tak tega menyakiti wanita, apalagi mendorong seperti tadi. Sayangnya Bey tadi terlalu memaksanya. Untung saja di belakang Bi ada sofa yang lumayan empuk.

"Tidak perlu tertarik padaku, hilangkan saja panasnya, sudah cukup. Tolong Bi, tubuhku terbakar!"

"Aku sudah menolongmu, memberikan tempat persembuyian dari yang mengejarmu," seru Bey masih dengan posisinya berdiri dan melipat tangannya, bersedakep.

Bey menyaksikan Bi yang memang tak lagi bisa mengontrol dirinya. Tangan Bi bergerak menjalar pada tubuhnya sendiri seolah ingin memuaskan hasrat dan mendinginkan api membakar itu. Wajah Bi seperti sakau, memerah karena adrenalin dan karena dia hangover juga.

"Mungkin kau harus melihat tubuhku dulu supaya kau bisa tertarik, Bi!"

"Eeeh, jangan, percuma dibuka juga aku ga bakalan kepengen, kok!"

Bey menjawab sekenanya. Pria bertubuh tegap berotot, tinggi, dengan paras bak artis korea ternama, licin, klimis terlihat sempurna karena kulit putih yang dimilikinya itu, terpaksa bergerak mendekat untuk menghentikan gerakan tangan Bi yang berusaha melepaskan dressnya. Wanita yang baru ditolong Bey beberapa menit lalu sudah membuatnya sulit dengan permintaan untuk dipuaskan.

Tapi

"Ayolah aku mohon, aku udah makin terbakar. Sssh, aku ga tau harus bagaimana lagi, anggap saja aku bukan perempuan, Bi!" Bey menahan tangan Bi sambil bicara, memaksa pria itu memberikan yang diinginkannya. Netra Bi sayu dan penuh rasa bergejolak. Kerongkongannya juga terasa kering dan sakit. Bi memelas saat mata mereka bertautan dan mengarahkan tangan Bey ke dalam kain segitiga yang menutupi bagian intinya perlahan.

"A-aku ga bisa, Bi! Aku ga suka perempuan," ucap Bey, di saat Bey sudah menggerakkan satu tangan Bi yang lainnya, meringsek ke kain dalam pakaiannya, menyentuh salah satu puncak yang menjulang.

"coba dulu! Pegang, remas, gosok di bawah, apapun ayolah, Bi. Aku mohon, aku bisa mati kalau terus begini! Panas banget, Bey!" Bi memekik semua diucapnya karena tak sabar.

"Haah, kau ini, harusnya kau tidak pergi ke Bar sendirian, Bi. Sudah tahu kau model terkenal, baru naik daun, banyak yang menginginkanmu, inilah akibatnya!" ketus Bey, masih belum melakukan yang diminta Bi meski dia belum menarik dua tangannya juga dari yang tadi diarahkan Bey

Biela, gadis berdarah blasteran Indonesia - USA adalah seorang model papan atas yang namanya sedang naik berpijar bak meteor di dunia entertainment. Tawaran film, iklan, fashion show, bintang video klip dan endorse berbagai product brand ternama exclusive yang dibintanginya selalu sukses besar.

Bahkan saat ini Beila baru saja menandatangani kontrak khusus dengan production house di Hollywood untuk sebuah project besar. Tapi ia adalah manusia biasa. Dia bisa mengalami kejenuhan saat semua beban hidupnya menumpuk tanpa jalan keluar.

Bi ingin lepas dari dunia pura-pura dan menjadi dirinya sendiri. Alasan inilah yang membuatnya nekat ke Boracay, berusaha kabur dari masalah yang menghimpitnya dan gemerlap highlight kehidupan selebritis.

Bi pergi diam-diam tanpa sepengetahuan manajernya.

Awalnya semua mudah. Bi sangat baik menyembunyikan jati dirinya. Tapi pesta di bar tadi malam, membuatnya terhanyut. Ia terlalu asyik menggoyang tubuhnya mengikuti lantunan musik yang melenakan.

Itu memang membantunya melepas semua penatnya. Sayangnya, Bi juga kehilangan penjagaan atas dirinya sendiri. Justru dengan ceroboh, Bi menenggak minuman yang sudah lama ditinggalkannnya tanpa pengawasan sebelum dance.

Kejadian itu terjadi sesaat ketika bar hampir tutup. karena di Boracay, pesta hanya sebatas jam sihir cinderella. Bi baru menyadari kalau tubuhnya mendapatkan sensasi terbakar beberapa menit setelah dia menenggak minum. Sialnya, Bi sudah di jalan sepi.

Bi merutuki nasibnya, karena beberapa orang menghampiri dari arah Bar dan juga penginapannya. Bi yakin, salah satu dari mereka yang mencampurkan sesuatu pada minumannya.

Untung ia bisa sedikit bela diri sehingga dia berhasil kabur meski dengan keterbatasan tubuhnya yang semakin tersiksa oleh rasa ingin. Bi berusaha tetap fokus berlari dan berpikir ke mana dia harus bersembunyi.

Kembali ke penginapan tak mungkin. Bi terpaksa berlari berlawanan arah karena mereka sudah memblokade area itu. Hingga akhirnya, setelah berhasil mengecoh dan bersembunyi, ia yang sudah cukup jauh, tak sengaja melihat seorang yang duduk santai menikmati malam di depan cottage-nya, sendirian, terlihat begitu damai.

Bi seakan mengenalnya. Dia mengikuti instingnya memberanikan diri mendekat untuk meminta tolong. Bu beruntung karena dia adalah orang yang dikenalnya, Bey. Pria itu masih ingat juga kalau Bi pernah membantu memperagakan busana untuk brand miliknya di fashion show beberapa tahun silam.

Satu masalah sudah aman. Tapi sekarang, Bey punya masalah baru! Setelah berada dalam cottage Bey, tubuhnya mengalami sensasi terbakar hebat. Ia tak bisa mengendalikan diri. Dia ingin belaian, ingin hasratnya terpuaskan.

Tapi apakah Bey yang tak menyukai wanita bisa melakukan itu?

"Jangan ceramah, aku panaammmmph!"

"Ssst!" Bi terpaksa membekap mulut Bey khawatir ketahuan dengan orang yang mengejarnya, andaikan mereka ada di sekitar cottage-nya.

"Jangan berisik Bi baiklah aku akan membantumu sebisaku."

Bey tak janji, tapi dia tetap berusaha. Tak ada pilihan lain. Wanita itu semakin terangsang dengan obat yang bereaksi hebat di tubuhnya. Dosis yang diberikan berlebih. Tanpa pelampiasan, Bi memang kesulitan.

"Begini cukup?"

Sehingga Bet, yang satu tangannya ada di bagian inti Bi mulai bergerak, memberi rasa.

Meskipun tubuh Bi bak biola, kulitnya putih dan mulus, proporsional dengan tinggi badannya, begitupun parasnya yang juga menawan, bisa membuat semua pria pasti tertarik dengan kemolekan tubuhnya. Tapi berbeda dengan Bey.

"Gerakan ke dalam, Bi! Masuk, Ehm-"

'Menjijikkan, mana bisa jariku masuk ke lubang itu, aduh!' B aja untuk Bey.

Saat Bi bicara, Bey mengusap lembut dengan jarinya dan menggerakan naik turun di inti Bi tanpa ada hasrat. Ekspresinya datar.

Bey sudah bilang dia memiliki orientasi seksual yang berbeda. Seleranya extraordinary. Makanya dia lempeng aja, malah terlihat terbebani membantu Bi begini. Bayangan enak, tak ada sama sekali dalam benaknya.

'Apa dosaku sampai harus melakukan ini bukan pada pisangmu, Ky? Hyakks!' Bey juga merutuki nasib sialnya malam ini, sambil mengingat kekasih masa lalunya. Maklumlah, Bey gamon akut setelah ditinggalkan kekasih jiwanya.

"Ini juga digerakin, Bi!" ucap Bey yang sedang duduk di lantai, membiarkan Bi terlentang di sofa-nya saat tangannya mencoba membuat mengikuti inginnya Biela.

Tapi gerakan yang memberikan gelenyar itu, apakah cukup untuk Bi?

"Aaah, aku mau lebih! Cepat, makin panas ini, Bey! Tolong aku, atasnya juga!"

"Hey, jangan dibuka pakaianm--"

'Halah, percuma aku larang!' Bey menelan sisa kata yang belum terucap.

Bi tak sadarkan diri, panas ini menghilangkan akalnya. Tangannya sendiri sangat cepat melepaskan pakaiannya, membiarkan Bey yang kini dalam posisi setengah duduk dan ingin menahan gerakan tangan Bi tak lagi bisa berbuat apapun, terpaksa membiarkan netranya menatap yang menjulang menantang.

Bey pasrah!

"Tolong Bi, lakukan sesuatu, aku ga tahan, panaaaas!" Bi makin kehilangan kontrol.

"Masukkan, cepatlah, ayo tusuuuuk, Bey!"

'Lah, dia pikir aku ni pemuas wanita apa?'

Bey sampai bergidik mendengar keinginan Bi. Gadis yang sedang digosoknya itu tak puas dan memang Bet sendiri pernah mencoba obat seperti itu dulu dengan kekasih sesama jenisnya yang sudah meluluhlantakkan hatinya. Bey paham rasa Bi sekarang.

"Aku tahu itu panas, tapi meski tubuhmu mungkin menarik, aku ga tahu gimana memulainya, Bi!" seru Bey apa adanya. Dia memang tak ada sensasi apapun, memulai untuk tertariknya di manam Bi ga tau.

"Masukkan aja, jangan dipikirin! Cukup besarkan milikmu! Buat dia bergoyang di dalamku, Bey!"

Bey pun refleks menunduk melihat ke arah miliknya yang tertutup celana Polo selutut. Si dia tak sama sekali bangun. Dia tak tertarik. Lalu bagaimana Bey bisa menusuk dengan posisi off?

"Apalagi yang kau pikirkan? Panas nih!"

"Ssst, diamlah! Iya sebentar, aku lagi mikirin bagaimana biar ada yang masuk, tunggu dulu!"

Bey ingat sesuatu! Dia berdiri, sesegera mungkin berlari ke dapur mencari sesuatu dalam refrigerator yang mungkin bisa membantu.

'Mungkin ini ada gunanya!' senyum Bey merekah, dia berlari ke sofa, tempat Bi masih berusaha menggerakkan tangannya mencoba memberi rasa. Bey berusaha mengurangi burning sensation yang menyiksa jiwa dan menumpulkan akalnya.

'Siapa yang udah tega padannya?' pemandangan yang membuat Bey merasa kasihan.

Sehingga??

Tbc

Terpopuler

Comments

Sakura Chan

Sakura Chan

Assalamualaikum wr wb

izin pm thor, mampir yuk ke ceritaku judul nya

Aku Tetap Cinta

2022-10-07

0

pat_pat

pat_pat

aku mampir ❤️
salam kenal dari novel sang pemilik hati 😍

2022-08-12

2

Kaka Lalabiela

Kaka Lalabiela

mulai nyimak

2022-08-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!