Luka Akibat Serangan

Melihat hal itu Pangeran langsung panik dan mengambil obat di kotak bekal serta mengobati tangan Amerta yang terluka akibat serangan dari perampok tadi.

"Aku akan segera mengobati luka mu," kata pangeran mencoba mengobati dan memasang lebam di tangan Amerta agar darahnya tidak terus keluar.

Luka sayatan pisau yang sangat dalam membuat darah terus keluar hal itu menjadikan pangeran pun panik dan mengobati Amerta.

"Terima kasih," kata Amerta pada pangeran yang saat itu sudah selesai mengobati luka Amerta.

"Baiklah, aku sudah mengobati lukamu, aku harap kamu bisa cepat sembuh jadi jangan membuat aku khawatir lagi, mari kita lanjutkan perjalanan," kata Pangeran yang mengajak Amerta melanjutkan perjalanan.

Mereka akhirnya bisa melanjutkan perjalan ke Seberang dan berharap untuk tidak dihubungi lagi oleh serangan dari perampok atau yang lainya.

Mereka menaiki kuda hingga mereka sampai ke pemukiman warga yang mana mereka sudah sampai di kota yang baru lagi lagi.

Kota yang cukup ramai dari sebelum setelah melewati hutan, dan Pangeran segera menuju ke pasar untuk mencari makan siang dan beristirahat.

"Kita beristirahat dulu sebentar disini sampai luka di tanganmu pulih," kata pangeran yang satu itu memesan penginapan.

Pangeran memesan kamar untuk istirahat, dan menyuruh Amerta untuk beristirahat di kamar, pangeran Keluar untuk mencari makan dan obat untuk Amerta.

"Aku akan keluar sebentar," kata Pangeran yang akhirnya keluar untuk mencari obat dan makanan untuk Amerta.

Amerta yang berada di kamar pun merasa ngantuk dan mencoba untuk beristirahat karena tadi dia blm sempat tidur.

Pangeran berjalan ke pasar untuk mencari makan dan obat pada saat pangeran melewati toko yang menjual senjata tajam dia segera mampir dan membeku belati kecil untuk diberikan pada Amerta.

Agar suatu saat nanti jika ada musuh Amerta bisa melawan dan tidak lagi kerepotan untuk menyerang kalau dia punya belalai kecil dan pangeran berniat mengajari Amerta ilmu beladiri agar dia bisa menguasai beberapa gerakan dan bisa melindungi diri nanas pada saat ada musuh.

"Amar, pasti senang saat aku belikan pisau belati ini," batin pangeran sambil berjalan kembali ke penginapan.

Pangeran merasa Amerta lebih cepat di ajarin ilmu bela diri agar dia bisa melindungi diri dan tidak seperti kejadian saat mereka di hadapan perampok di hutan yang membuat mereka harus menghadapi bahaya.

Pangeran mampir memberi obat untuk luka luar saat menemukan toko obat yang ada di pasar. Setelah membeli beberapa obat Pangeran mencari makan dan membeli makanan untuk Amerta.

Karena kepedulian dan rasa kasihan nya membuat pangerang lupa akan jati diri nya dan mau membelikan makan dan obat untuk Amerta, yang seharusnya Amerta yang melakukannya.

Amerta di pekerjaan oleh Pangeran selama perjalanan ke Seberang, tapi saat Amerta terluka pangeran yang sibuk mengiris Amerta dari obat dan makan oangetma yang memberikannya.

Pangeran sudah menganggap Amerta Adik sendiri jadi pangeran merasa tidak masalah bisa membalikan hal apa saja yang dibutuhkan oleh Amerta.

Setelah semua terkumpul dan sudah lengkap dari obat makanan dan bahkan sempat beli senjata pangeran segera kembali ke penginapan dan menemui Amerta.

Pangeran kembali ke penginapan yang tidak menemukan Amerta disana, hal itu membuat Pangeran kaget.

Pangeran pun mencari Amerta di seluruh penjuru penginapan tapi tidak menemukan membuatnya, pangeran khawatir karena takut Amerta mengalami hal-hal yang buruk lagi.

Seperti yang mereka alami di dalam hutan yang mana mereka dihadang perampok, dan pangeran khawatir jika Amerta di culik dan di jadikan budak, maka dari itu saat melihat Amerta tidak ada di kamar Pangeran langsung mencarinya ke seluruh penginapan.

Pada saat pameran sudah benar-benar frustasi mencari Amerta yang tidak kunjung ia temukan tiba-tiba Amerta datang kembali ke kamar. Melihat Amerta pun yang sudah kembali pangeran pun merasa lega.

Amerta tidak tahu dia sedang dicari oleh pangeran Amerta yang pergi ke kamar mandi dan baru saja kembali dari kamar mandi, yang berada di kamar mandi wanita, Pangeran tidak tahu dan tidak mencarinya kesana, karena menurut pangeran Amerta merupakan seorang laki-laki.

"Kau dari mana saja? kau membuat aku khawatir, aku juga membelikan makanan untukmu, tapi kau pergi begitu saja, aku takut jika ada orang yang menyakitimu lagi seperti saat di hutan tadi, kau adalah tanggung jawabku jadi keselamatanmu ada ditanganku, jangan kau pergi tanpa meminta izin kepadaku," kata pangeran yang saat itu panik dan langsung bicara panjang lebar.

"Baik pangeran, maafkan aku sudah membuatmu khawatir," kata Amerta sambil menundukan kepala Amerta tidak tahu jika kecerobohan itu membuat pangeran marah padanya.

"Jangan kau ulangi lagi," Kata pangeran pada Amerta membuat Amerta tertunduk takut saat mendengar kemarahan Pangeran.

"Iya pangeran," jawab Amerta yang masih menunduk.

"Baiklah sekarang kita makan dulu," kata pangeran mengajak Amerta untuk makan.

Amerta mendapatkan kemarahan yang besar dari pangeran dan setelah itu ia disuruh makan oleh pangeran, hal itu benar-benar membuat Amerta tidak habis pikir dengan sikap pangeran yang terlalu baik pada dirinya.

Pada akhir mereka makan bersama karena pangeran sudah membelikan makan untuk mereka mereka berdua, Amerta hanya bisa tertunduk takut saat makan.

"Kau sebaiknya mengganti korbanmu agar lukamu tidak semakin parah," kata pangeran sambil membuka obat dan perban yang dia beli.

"Baik," kata Amerta mengambil perban itu setelah mendengar perkataan pangeran.

"Apa yang kau lakukan?" tanya pangeran saat melihat Amerta akan mengganti perban sendiri.

"Aku akan mengganti perban sesuai perintah pangeran," kata Amerta yang merasa telah melakukan kesalahan besar karena sudah merepotkan pangeran.

Karena sejak awal perjanjian Amerta tidak boleh ikut perjalanan asal tidak merepotkan.

"Kau ini apa-apaan, aku tidak menyuruhmu aku hanya memberitahumu, aku yang akan menggantikan perban," kata pangeran mengambil kembali perban dari tangan Amerta.

"Tapa–" kata Amerta ragu-ragu seperti tidak memperbolehkan pangeran membantunya.

Pangeran langsung mengambil perban itu dan mengganti perban di tangan Amerta yang sedang terluka.

"Kau dimana bisa melakukanya sendiri dengan satu tangan di saat tangan yang lagi sedang terluka," kata Pangeran membuat Amerta merasa tidak enak hati.

Entah kenapa pangeran merawat Amerta seperti adik sendiri jadi dia sangat khawatir dengan keadaan Amerta dan dia benar-benar mengkhawatirkan keselamatan Amerta.

Amerta merasa tidak enak dengan apa yang dilakukan oleh pangeran terhadap dirinya karena sudah merepotkan pangeran.

Kebaikan dari pangeran membuat Ameta takut jika suatu saat nanti pangeran marah dan meninggalkan Amerta begitu saja, apalagi selama ini Amerta menyamar sebagai seorang laki-laki dan hal itu tidak mungkin bisa ditutupinya selama-lamanya suatu saat nanti pangeran pasti menyadarinya. Hal itu benar-benar membuat Amerta takut.

Padahal semua kebaikan yang diberikan oleh pangeran itu benar-benar adalah dari hati Pangeran ingin melindungi Amerta karena merasa iba dan kasihan kepadanya.

Terpopuler

Comments

787 Erni

787 Erni

ada Amerika nya Thor

2022-09-08

0

lihat semua
Episodes
1 Kecelakaan Tragis
2 Perjalanan Yang Baru dimulai
3 Sikap Baik Pangeran
4 Dihadang Perampok
5 Luka Akibat Serangan
6 Senjata Untuk Melindungi Diri
7 Orang Asing Yang Menyebalkan
8 Bertemu Dengan Musuh
9 Kekhawatiran Pangeran Yang Berlebihan
10 Nasehat Pangeran
11 Perasaan Yang Tidak Asing
12 Bertemu Dengan Tahanan
13 Seorang Jenderal Yang Luar Biasa
14 Memberitahu Kabar Penting
15 Adik Kandung
16 Sudah Tewas
17 Cara Licik
18 Nama Baik Sang Ayah
19 Menyakinkan Sang Raja
20 Membujuk Raja
21 Rasa Penasaran
22 Kerjasama Yang Mustahil
23 Sampai Tujuan
24 Rahasia Amerta
25 Dewi Teratai
26 Murid Sang Dewi
27 Rasa Khawatir
28 Pertama Berlatih
29 Membela Diri
30 Saling Membalas
31 Mengakui Kesalahan
32 Mendapat Hukuman
33 Mencari Adik Yang Hilang
34 Paviliun Teratai
35 Melawan Musuh
36 Bertemu Dengan Sang Kakak
37 Turnamen Beladiri
38 Ingkar Janji
39 Bebas Dari Hukuman
40 Sakit Hati
41 Tidak Ikut Bertanding
42 Menyaksikan Turnamen
43 Menyaksikan Pertandingan
44 Rencan Kembali ke Kerajaan
45 Bertanding
46 Menyaksikan Pertandingan
47 Giliran Bertanding
48 Mengulur Waktu
49 Menang Pertandingan
50 Teman Lama
51 Pertemuan
52 Berlatih Pedagang
53 Jurus Pedang Bayangan
54 Jurus Pedang
55 Bertemu Teman Lama
56 Ingkar Janji
57 Kemenangan
58 Pertandingan Penentuan
59 Kepergian
60 Membuktikan Kebenaran
61 Rencana Sang Raja
62 Kerajaan Musuh
63 Masuk Istana Kerajaan
64 Keterlibatan Kerajaan
65 Kerjasama
66 Pembangunan Yang Diawasi
67 Rencana Pembangunan
68 Pengawalan Ketat
69 Rasa Kagum
70 Rencana Dibalik Pembangunan
71 Pemyelamatan
72 Negosiasi
73 Bertemu Sang Raja
74 Bantuan Dari Raja
75 Penolakan
76 Rencana Arya
77 Sebatas Kakak Beradik
78 Rasa Cemburu Yang Masih Ada
79 Tidak Pernah Akur
80 Pembalasan Secara Diam-diam
81 Pertarungan Yang Tidak Diinginkan
82 Kejadian Di Pasar Malam
83 Dihentikan Oleh Pengawal
84 Akhirnya Selesai
85 Penyerangan Secara Diam-diam
86 Sudah Tak Lagi Memiliki Perasaan
87 Kemarahan Ameta
88 Ajakan Untuk Kembali
89 Bersama Amerta
90 Kembali Pulang
91 Penginapan
92 Melanjutkan Perjalanan
93 Keputusan Untuk Tinggal
94 Hati Yang Membahagiakan
95 Kebahagiaan
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Kecelakaan Tragis
2
Perjalanan Yang Baru dimulai
3
Sikap Baik Pangeran
4
Dihadang Perampok
5
Luka Akibat Serangan
6
Senjata Untuk Melindungi Diri
7
Orang Asing Yang Menyebalkan
8
Bertemu Dengan Musuh
9
Kekhawatiran Pangeran Yang Berlebihan
10
Nasehat Pangeran
11
Perasaan Yang Tidak Asing
12
Bertemu Dengan Tahanan
13
Seorang Jenderal Yang Luar Biasa
14
Memberitahu Kabar Penting
15
Adik Kandung
16
Sudah Tewas
17
Cara Licik
18
Nama Baik Sang Ayah
19
Menyakinkan Sang Raja
20
Membujuk Raja
21
Rasa Penasaran
22
Kerjasama Yang Mustahil
23
Sampai Tujuan
24
Rahasia Amerta
25
Dewi Teratai
26
Murid Sang Dewi
27
Rasa Khawatir
28
Pertama Berlatih
29
Membela Diri
30
Saling Membalas
31
Mengakui Kesalahan
32
Mendapat Hukuman
33
Mencari Adik Yang Hilang
34
Paviliun Teratai
35
Melawan Musuh
36
Bertemu Dengan Sang Kakak
37
Turnamen Beladiri
38
Ingkar Janji
39
Bebas Dari Hukuman
40
Sakit Hati
41
Tidak Ikut Bertanding
42
Menyaksikan Turnamen
43
Menyaksikan Pertandingan
44
Rencan Kembali ke Kerajaan
45
Bertanding
46
Menyaksikan Pertandingan
47
Giliran Bertanding
48
Mengulur Waktu
49
Menang Pertandingan
50
Teman Lama
51
Pertemuan
52
Berlatih Pedagang
53
Jurus Pedang Bayangan
54
Jurus Pedang
55
Bertemu Teman Lama
56
Ingkar Janji
57
Kemenangan
58
Pertandingan Penentuan
59
Kepergian
60
Membuktikan Kebenaran
61
Rencana Sang Raja
62
Kerajaan Musuh
63
Masuk Istana Kerajaan
64
Keterlibatan Kerajaan
65
Kerjasama
66
Pembangunan Yang Diawasi
67
Rencana Pembangunan
68
Pengawalan Ketat
69
Rasa Kagum
70
Rencana Dibalik Pembangunan
71
Pemyelamatan
72
Negosiasi
73
Bertemu Sang Raja
74
Bantuan Dari Raja
75
Penolakan
76
Rencana Arya
77
Sebatas Kakak Beradik
78
Rasa Cemburu Yang Masih Ada
79
Tidak Pernah Akur
80
Pembalasan Secara Diam-diam
81
Pertarungan Yang Tidak Diinginkan
82
Kejadian Di Pasar Malam
83
Dihentikan Oleh Pengawal
84
Akhirnya Selesai
85
Penyerangan Secara Diam-diam
86
Sudah Tak Lagi Memiliki Perasaan
87
Kemarahan Ameta
88
Ajakan Untuk Kembali
89
Bersama Amerta
90
Kembali Pulang
91
Penginapan
92
Melanjutkan Perjalanan
93
Keputusan Untuk Tinggal
94
Hati Yang Membahagiakan
95
Kebahagiaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!