Sikap Baik Pangeran

Pangeran langsung berlari ke arah Amerta membangunkannya saat dia didorong jatuh oleh pemilik kedai.

"Kau tidak apa-apa, Amar?" tanya Pangeran yang membantu Amerta bangun.

Pemilik kedai heran dengan sikap baik Pangeran yang menolong Amerta karena penampilan lusuhnya membuat ia mendapat perlakuan kasar.

"Maafkan aku tuan, aku kira dia pengemis yang akan meminta makanan," kata pemilik kedai yang akhirnya meminta maaf pada Pangeran dan Amerta yang sudah dia dorong.

Pangeran mengajak Amerta ke meja makan untuk sarapan pagi sebelum mereka melanjutkan perjalanannya ke Sebrang.

"Kenapa baju yang aku berikan tidak kau pakai?" tanya Pangeran pada Amerta yang masih memakai baju lamanya.

"Masih ada baju yang lama, lebih baik baju yang bagus di simpan saja dulu," kata Amerta yang memang tidak terbiasa memakai baju bagus.

Amerta yang terbiasa hidup susah dan bahkan membeli baju sudah tidak terpikirkan lagi olehnya, karena ia yang selama ini selalu mementingkan isi perut dari pada baju.

Untuk beli makan saja sudah tidak ada dan harus berpuasa jadi Zara tidak enak jika harus menggunakan baju baru yang dibelikan oleh pangeran.

"Kau ini, setelah makan kau harus mengganti bajumu, aku tidak mau tahu," kata Pangeran pada Amerta agar mau mengganti bajunya.

Pangeran yang juga tidak suka dengan bajunya yang sudah lusuh membelikan baju baru tapi untuk tetap belum memakai baju itu membuat Pangeran dengan tegas agar dia selalu memakai baju pemberian Pangeran.

Pangeran pertama selesai makan pun kembali ke penginapan untuk membereskan barang-barang.

"Ingat ganti baju mu, jangan pakai baju seperti itu lagi," kata Pangeran yang tidak suka baju yang dipakai oleh Amerta.

"Baik," kata Amerta langsung mengganti pakaian sebelum mereka pergi melanjutkan perjalanan.

Pangeran yang menunggu Amerta untuk berganti pakaian, sambil menyiapkan kuda yang akan ia naiki.

"Kenapa lama sekali dia," batin Pangeran yang merasa sudah terlalu lama menunggu.

Saat Amerta keluar betapa kagetnya Pangeran saat melihat kecantikan dan keimutan anak tersebut.

Setelah tercengang berapa saat Pangeran baru sadar jika Amerta adalah laki-laki.

Meskipun Amerta memotong rambutnya hampir seperti anak laki-laki, tapi tetap saja hal itu tidak merubah wajah cantiknya.

"Maaf lama, aku baru pertama kali memakai baju seperti ini jadi agak kesulitan," kata Amerta yang memakai baju baru yang Pangeran belikan.

Pangeran membelikan baju yang dia sukai sesuai dengan baju yang dia pake sendiri, tapi tidak menyangka baju itu cocok dipakai oleh Amerta.

Sempat untuk beberapa saat Pangeran tercengang tapi hal itu segera ditepis karena mengingat Amerta adalah laki-laki.

Amerta yang menyembunyikan jadi di dirinya untuk bertahan hidup, setelah keluarganya dibantai.

Mereka melanjutkan perjalanannya yang masih panjang dan jauh, sampai siang hari, mereka berhenti berjalan untuk beristirahat di dekat sungai yang mengalir.

"Kita istirahat dulu, aku ingin mengisi air," kata Pangeran yang menghentikan perjalanannya dan turun dari kuda.

Amerta juga segera turun untuk istirahat dan minuman air di tepi sungai yang mana suasana yang sangat sejuk membuat Amerta sedikit mengantuk. Ia segera mencari tempat berteduh yang mudah digunakan untuk istirahat, ia pun melihat pohon rindang dan berjalan ke arah pohon tersebut niat hati ingin istirahat karena perjalanan jauh yang ditempuh, ia akhirnya tertidur dibawah pohon rindang itu untuk beristirahat sejenak, tapi rasa kantuknya itu membuatnya tertidur pulas di bawah pohon rindang.

Pangeran yang telah selesai mengisi air segera kembali, ia tidak melihat Amerta di sekitar kudanya dan mulai mencarinya karena ingin segera melakukan perjalanan.

"Amar,!" suara keras Pangeran memanggil nama Amerta dan mencarinya. Karena ia yang tertidur pulas hingga membuatnya tidak mendengar suara panggilan tersebut.

Hingga beberapa saat kemudian Pangeran melihat Amerta yang tertidur pulang di bawah pohon rindang yang membuatnya menghampiri Amerta.

"Kau ini membuatku khawatir," kata Pangeran sambil duduk di samping Amerta yang tertidur ia menunggu sampai Amerta bangun karena perjalanannya masih jauh, hingga mereka menyempatkan diri untuk istirahat.

Sambil menatap tubuh kecil Amerta yang masih tertidur membuat Pangeran iba terhadapnya yang tahu jika dia sudah tidak memiliki keluarga dan hidup sebagai kara di saat usianya sekecil itu.

Banyak pengemis dan gelandangan di luar sana tapi Pangeran tidak pernah memperhatikan mereka kecuali Amerta yang telah merawat kudanya tersebut, kuda Pangeran yang sangat sulit dikendalikan dan hanya memilih beberapa orang saja yang mampu mengendalikan kuda putri kebanggaan Pangeran itu.

Melihat kudanya yang bahkan tidak mau meninggalkan istana tanpa Amerta hal itu membuat Pangeran membawa Amerta ikut serta dalam perjalanan jauh yang Pangeran tempuh, walaupun perjalan jauh itu penuh rintangan tapi entah mengapa merasa tenang saat ada yang menemani.

Pangeran yang sudah biasa melakukan perjalanan sendiri kini ia harus pergi bersama Amerta yang mana Amerta hanya seorang pelayan yang bertugas mengurus kuda pangeran.

Pelayan kecil yang berjuang untuk bertahan hidup di kerjaan yang luar, Amerta yang belum pernah keluar rumah atau pergi mengembara membuatnya harus bisa bertahan di dunia luar dan percaya jika Pangeran akan mengajarkan ilmu bela diri.

Dendam yang selalu Amerta ingat dan keluarganya dibantai membuat ia harus bersusah payah bertahan hidup sendiri di kerajaan yang luas sehingga dia yang masih kecil harus menjadi pelayan, pelayan kerjaan yang mana kerajaan tersebut lah yang membuat keluarganya terbunuh. Ia hanya bisa bertahan hidup sampai dia bisa mengikuti pelatihan prajurit dan ingin belajar beladiri, tapi niatnya itu berubah saat Pangeran mengajaknya untuk menemaninya ke Seberang, tempat dimana para pangeran berlatih ilmu beladiri, tempat mengasah kemampuan dan tempat yang tidak ada di bayangannya selama ini sekarang ia sedang menuju kesana.

Pangeran yang memperhatikan Amerta merasa ada yang aneh dengannya yang ukuran tubuhnya terlalu kecil tidak seperti laki-laki pada umumnya yang seumuran dengannya, apalagi wajahnya yang tidak memancarkan aura laki-laki membuat Pangeran pun merasa jika Amerta adalah orang yang berbeda.

"Badanmu begitu kecilungkin karena kau kekurangan makanan seharian anak seusiamu tidak bekerja, masih bersama keluarga dan tidak mengembara seperti ini, mungkin kalau kau seorang wanita pasti akan terlihat sangat cantik, tapi aku bersyukur karena kau laki-laki aku jadi bisa mengajakmu dalam perjalanan ini, tenang saja adik kecil aku akan menjagamu sampai kita tiba ditempat tujuan," kata Pangeran yang sedang membicarakan Amerta yang masih tertidur pulas.

Pangeran tahu jika mungkin Amerta kelelahan jadi tidur pulas di bawah pohon.

Tanpa disadari Pangeran Amerta sendiri mendengar semua yang Pangeran katakan membuat Amerta lebih takut lagi andai penyamarannya terbongkar pasti nyawanya akan dalam bahaya.

"Aku tidak boleh ketahuan jika aku wanita," batin Amerta yang sudah terbangun saat mendengar suara Pangeran tapi dia tidak berani membuka mata dan mendengar perkataan Pangeran sampai selesai.

Terpopuler

Comments

Katya Agashi

Katya Agashi

mgkn dia belum terbiasa pangeran

2022-10-27

1

azka aldric Pratama

azka aldric Pratama

penjelasanya di ulang 🤔🤔🤔

2022-09-01

3

lihat semua
Episodes
1 Kecelakaan Tragis
2 Perjalanan Yang Baru dimulai
3 Sikap Baik Pangeran
4 Dihadang Perampok
5 Luka Akibat Serangan
6 Senjata Untuk Melindungi Diri
7 Orang Asing Yang Menyebalkan
8 Bertemu Dengan Musuh
9 Kekhawatiran Pangeran Yang Berlebihan
10 Nasehat Pangeran
11 Perasaan Yang Tidak Asing
12 Bertemu Dengan Tahanan
13 Seorang Jenderal Yang Luar Biasa
14 Memberitahu Kabar Penting
15 Adik Kandung
16 Sudah Tewas
17 Cara Licik
18 Nama Baik Sang Ayah
19 Menyakinkan Sang Raja
20 Membujuk Raja
21 Rasa Penasaran
22 Kerjasama Yang Mustahil
23 Sampai Tujuan
24 Rahasia Amerta
25 Dewi Teratai
26 Murid Sang Dewi
27 Rasa Khawatir
28 Pertama Berlatih
29 Membela Diri
30 Saling Membalas
31 Mengakui Kesalahan
32 Mendapat Hukuman
33 Mencari Adik Yang Hilang
34 Paviliun Teratai
35 Melawan Musuh
36 Bertemu Dengan Sang Kakak
37 Turnamen Beladiri
38 Ingkar Janji
39 Bebas Dari Hukuman
40 Sakit Hati
41 Tidak Ikut Bertanding
42 Menyaksikan Turnamen
43 Menyaksikan Pertandingan
44 Rencan Kembali ke Kerajaan
45 Bertanding
46 Menyaksikan Pertandingan
47 Giliran Bertanding
48 Mengulur Waktu
49 Menang Pertandingan
50 Teman Lama
51 Pertemuan
52 Berlatih Pedagang
53 Jurus Pedang Bayangan
54 Jurus Pedang
55 Bertemu Teman Lama
56 Ingkar Janji
57 Kemenangan
58 Pertandingan Penentuan
59 Kepergian
60 Membuktikan Kebenaran
61 Rencana Sang Raja
62 Kerajaan Musuh
63 Masuk Istana Kerajaan
64 Keterlibatan Kerajaan
65 Kerjasama
66 Pembangunan Yang Diawasi
67 Rencana Pembangunan
68 Pengawalan Ketat
69 Rasa Kagum
70 Rencana Dibalik Pembangunan
71 Pemyelamatan
72 Negosiasi
73 Bertemu Sang Raja
74 Bantuan Dari Raja
75 Penolakan
76 Rencana Arya
77 Sebatas Kakak Beradik
78 Rasa Cemburu Yang Masih Ada
79 Tidak Pernah Akur
80 Pembalasan Secara Diam-diam
81 Pertarungan Yang Tidak Diinginkan
82 Kejadian Di Pasar Malam
83 Dihentikan Oleh Pengawal
84 Akhirnya Selesai
85 Penyerangan Secara Diam-diam
86 Sudah Tak Lagi Memiliki Perasaan
87 Kemarahan Ameta
88 Ajakan Untuk Kembali
89 Bersama Amerta
90 Kembali Pulang
91 Penginapan
92 Melanjutkan Perjalanan
93 Keputusan Untuk Tinggal
94 Hati Yang Membahagiakan
95 Kebahagiaan
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Kecelakaan Tragis
2
Perjalanan Yang Baru dimulai
3
Sikap Baik Pangeran
4
Dihadang Perampok
5
Luka Akibat Serangan
6
Senjata Untuk Melindungi Diri
7
Orang Asing Yang Menyebalkan
8
Bertemu Dengan Musuh
9
Kekhawatiran Pangeran Yang Berlebihan
10
Nasehat Pangeran
11
Perasaan Yang Tidak Asing
12
Bertemu Dengan Tahanan
13
Seorang Jenderal Yang Luar Biasa
14
Memberitahu Kabar Penting
15
Adik Kandung
16
Sudah Tewas
17
Cara Licik
18
Nama Baik Sang Ayah
19
Menyakinkan Sang Raja
20
Membujuk Raja
21
Rasa Penasaran
22
Kerjasama Yang Mustahil
23
Sampai Tujuan
24
Rahasia Amerta
25
Dewi Teratai
26
Murid Sang Dewi
27
Rasa Khawatir
28
Pertama Berlatih
29
Membela Diri
30
Saling Membalas
31
Mengakui Kesalahan
32
Mendapat Hukuman
33
Mencari Adik Yang Hilang
34
Paviliun Teratai
35
Melawan Musuh
36
Bertemu Dengan Sang Kakak
37
Turnamen Beladiri
38
Ingkar Janji
39
Bebas Dari Hukuman
40
Sakit Hati
41
Tidak Ikut Bertanding
42
Menyaksikan Turnamen
43
Menyaksikan Pertandingan
44
Rencan Kembali ke Kerajaan
45
Bertanding
46
Menyaksikan Pertandingan
47
Giliran Bertanding
48
Mengulur Waktu
49
Menang Pertandingan
50
Teman Lama
51
Pertemuan
52
Berlatih Pedagang
53
Jurus Pedang Bayangan
54
Jurus Pedang
55
Bertemu Teman Lama
56
Ingkar Janji
57
Kemenangan
58
Pertandingan Penentuan
59
Kepergian
60
Membuktikan Kebenaran
61
Rencana Sang Raja
62
Kerajaan Musuh
63
Masuk Istana Kerajaan
64
Keterlibatan Kerajaan
65
Kerjasama
66
Pembangunan Yang Diawasi
67
Rencana Pembangunan
68
Pengawalan Ketat
69
Rasa Kagum
70
Rencana Dibalik Pembangunan
71
Pemyelamatan
72
Negosiasi
73
Bertemu Sang Raja
74
Bantuan Dari Raja
75
Penolakan
76
Rencana Arya
77
Sebatas Kakak Beradik
78
Rasa Cemburu Yang Masih Ada
79
Tidak Pernah Akur
80
Pembalasan Secara Diam-diam
81
Pertarungan Yang Tidak Diinginkan
82
Kejadian Di Pasar Malam
83
Dihentikan Oleh Pengawal
84
Akhirnya Selesai
85
Penyerangan Secara Diam-diam
86
Sudah Tak Lagi Memiliki Perasaan
87
Kemarahan Ameta
88
Ajakan Untuk Kembali
89
Bersama Amerta
90
Kembali Pulang
91
Penginapan
92
Melanjutkan Perjalanan
93
Keputusan Untuk Tinggal
94
Hati Yang Membahagiakan
95
Kebahagiaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!