UJIAN SEMESTER

Bila Candra merasa hidup yang dijalaninya sungguh tidak adil, berbeda halnya dengan Nandita. Ia memandang segala sesuatu yang terjadi dalam hidupnya adalah sebuah proses pendewasaan diri.

Ya, di balik sikap yang selama ini ia perlihatkan, Nandita pun adalah seorang anak yang terbiasa memendam perasaannya sendiri.

Bukan karena lingkungan yang tidak baik, bukan pula karena orang tua yang tidak pernah ada untuknya. Tapi sebaliknya, orang tua Nandita selalu berusaha meluangkan waktu untuk anak-anaknya.

Nandita memilih memendam perasaannya karena ia tidak ingin melihat ayah bundanya bersedih atau merasa rendah diri.

Dirinya sadar bahwa ayah bundanya bukanlah orang yang berlimpah materi.

Dari kecil ia terbiasa menabung dalam celengan untuk membeli sesuatu yang ia inginkan.

Bahkan untuk kue ulang tahun yang dia impikan pun, ia rela mengumpulkan uang sakunya selama enam bulan agar bisa membeli kue itu dengan uangnya.

Sang bunda bukanlah sosok ibu yang lemah lembut. Melainkan sosok ibu yang sedikit keras dan cenderung pelit menurutnya waktu kecil dulu.

Bagi beliau, tidak ada satu hal pun di dunia ini, yang bisa kita dapat dengan cuma-cuma.

Semua memerlukan usaha untuk meraihnya, sekali pun hal itu adalah hal kecil.

Pernah suatu waktu Nandita kecil bertanya pada sang bunda

"Bun kenapa aku sama kak Bi sama adik Malikha jarang bunda ajak main ke play ground? Kenapa kak Dya ataupun adik Asha sering di ajak kesana sama papa mama nya?" Pertanyaan sederhana dari seorang anak kecil, yang memendam keinginan bermain ke tempat impian.

Saat itu Nandita sudah kelas lima SD, jadi ia sudah bisa sedikit memahami ucapan sang bunda

"Kak Dita mainnya di rumah dulu sama adik Malikha ya,, ayah sama bunda belum punya cukup uang untuk ajak kalian main ke sana. Doakan kami selalu, agar diberi kesehatan sama Tuhan, agar suatu saat nanti bisa ajak kalian main ke tempat yang kalian mau sepuasnya" ucap bunda dengan lembut.

Wanita yang biasanya suka berteriak, suka suruh-suruh anak-anaknya ini itu, ketika itu bicara dengan nada lembut dan penuh penyesalan.

"Kenapa paman dan bibi punya uang, tapi ayah sama bunda ga punya uang?" Tanya nya lagi.

"Ya karena paman dan bibi bekerja setiap hari, mendapat gaji setiap bulan, terus gajinya itu ditabung. Jadi bisa ajak anak-anaknya liburan. Ayah sama bunda juga setiap hari bekerja, tapi tidak sama seperti paman dan bibi pekerjaannya. Jadi gaji nya juga berbeda. Masih bersyukur uang yang ayah bunda dapat cukup untuk beli makan kita, beli keperluan sekolah kalian, tanpa harus minta kesana kemari. Masih bersyukur juga, kita punya tempat tinggal, jadi masih bisa tidur dengan nyenyak. Masih ada tempat untuk berlindung saat hujan dan malam hari. Di luaran sana, masih banyak lho anak-anak kecil seumuran kak Dita, kak Bian yang tinggalnya di kolong jembatan. Makannya pun, menunggu belas kasihan orang dulu. Kalau ada yang kasih mereka makanan, baru mereka bisa makan. Kalau tidak mereka akan menahan lapar sampai esok harinya" Jelas sang bunda lagi.

"Gitu ya bunda,,? Jadi sebenarnya kita itu lebih beruntung dibanding anak-anak yang ada di kolong jembatan itu?" Ia masih terus bertanya, karena merasa tertarik dengan cerita sang bunda.

"Ya,,, masih jauh lebih beruntung di banding mereka. Makanya kita itu harus banyak-banyak bersyukur sama Tuhan, karena Tuhan sudah dengan kemurahan hatiNya memberikan kita kehidupan yang layak."

Pesan sang bunda itu lah, yang selalu dijadikan oleh Nandita, sebagai pegangan hidupnya hingga kini.

Tidak pernah ia merasa berkecil hati, atas keadaan ekonomi orang tuanya, yang biasa saja bila dibandingkan dengan keluarga yang lain.

Ia pun tidak pernah menginginkan apa yang sudah dimiliki orang lain, dan berhasrat untuk merebutnya.

Baginya semua sudah mendapatkan jatah masing masing. Itu pun tidak terlepas dari didikan sang bunda yang dikatakan pelit tadi. Bila ibu yang lain mungkin akan memberikan tambahan jatah jajan pada sang anak bila masih ada sisa jajan setelah dibagi rata. Berbeda dengan bunda, dia akan dengan tega membiarkan anaknya ngambek dari pada menuruti keinginan sang anak.

Karena bagi beliau saat anak sudah mendapat bagiannya, cukup nikmati bagian itu, jangan meminta lebih. Karena apapun yang berlebih tidak akan baik.

🌟🌟🌟

Nandita kini sedang giat-giatnya belajar. Sebentar lagi ia akan menghadapi ujian akhir semester.

Jadi ia tidak ingin membuang waktunya dengan hal lain. Begitu pun dengan Candra. Mereka sering kali belajar bersama karena memang mereka satu angkatan meskipun jurusan yang mereka ambil berbeda.

Sebenarnya Candra juga memiliki cita-cita yang sama, yakni menjadi guru. Tapi karena mama papanya ingin agar Candra mengikuti jejak mereka untuk berbisnis, jadi dengan terpaksa Candra mengikuti kehendak orang tuanya.

" Dita,, kamu ada camilan ga?? Pahit banget ni mulut dari tadi makan iler aja" Kata Candra memulai obrolan.

"Ada,, bentar aku ambilin. Ini dikit lagi aku nyalin materinya ke flashdisk dulu" Nandita menyahut tanpa melihat wajah Candra.

"Nih aku bikinin es jeruk sekalian, sama kue kering bikinan bunda masih ada sisa dikit" Nandita datang dengan berbagai makanan juga minuman. Kemudian meletakkannya di atas meja tempat mereka belajar.

"Waaaaahhh enak-enak nih,, gini dong Ta,,, jadi tuan rumah yang pengertian,,." Puji Candra, sembari mengambil beberapa kue yang tertata rapi di dalam toples bening itu.

Mereka belajar, dengan mulut yang tidak berhenti mengunyah camilan.

"Aduuuh Ta.... Sorry banget aku ga sengaja numpahin es jeruk di flashdisk kamu,, aduuuh gimana dong ini" Candra dengan panik, menggedor pintu kamar mandi di mana Nandita ada di dalam nya.

Mendengar teriakan Candra, sontak saja Nandita buru-buru menyelesaikan urusannya di kamar mandi.

Segera ya membuka pintu kamar mandi dan berlari ke meja belajar yang baru saja ia tinggal kan tadi.

Nandita tak bisa berkata kata lagi, flashdisk yang berisi materi-materi kuliah yang ingin ia pelajari untuk persiapan ujian, kini sudah berendam santai dalam es jeruk yang menggenang di atas meja.

Ingin rasanya Nandita berteriak marah pada Candra, tapi ia masih berusaha berpikir positif bahwa Candra tidak sengaja melakukannya.

"Maafin aku ya Ta,,,, sumpah aku ga sengaja numpahin es jeruk itu ke flashdisk kamu. Aduh aku jadi merasa ga enak banget sama kamu. Aku ga ada maksud apa-apa sama kamu, beneran aku ga bohong" Ujar Candra sambil mengusap air matanya.

Berusaha meyakinkan Nandita agar percaya dengan ucapan nya.

"Huuuuh mau gimana lagi Ndra, kalaupun aku marah sama kamu, itu benda ga bakal bisa dipake lagi kan? Lagian aku ga ada bilang kamu sengaja numpahin es ke flashdisk aku kan? Dari mana kamu dapat pikiran seperti itu?" Sindir halus Nandita membuat wajah Candra memerah.

"Ga perlu ngeyakinin aku Sampe segitunya Ndra, kalau kamu emang ga ada maksud apa-apa. Aku tau kok siapa kamu" Kata Nandita lagi, bermakna ambigu.

Melihat tingkah Candra, Nandita tahu Candra pasti dengan sengaja ingin mengacaukan hati dan pikirannya agar tidak fokus belajar. Sehingga nilai ujiannya menjadi anjlok.

Nandita masih tidak habis pikir dengan sikap Candra.

Apa maksudnya dengan semua ini? Apa yang melatar belakangi ia sampai sebegitu bencinya pada teman dekatnya sendiri?

🌟🌟🌟

Ujian akhir semester akhirnya berakhir. Dengan susah payah, Nandita mengumpulkan materi ajar yang sempat rusak karena ulah Candra.

Dan ia bisa bernapas lega, karena meski harus melewati berbagai hambatan, ia bisa menyelesaikan ujian dengan baik dan hasil yang memuaskan.

Tentang candra, ia tidak memendam amarah pada temannya itu. Ia akui, ada rasa kesal yang kembali muncul. Kenapa harus terulang lagi? Kenapa Candra selalu saja ingin menjegal setiap langkah yang akan ia ambil? Apa yang Candra inginkan darinya?

Namun setelah kejadian itu, ia merasa Candra menjauh darinya. Entah lah, yang pasti ia juga bersyukur karena tidak ada yang menggangu fokus belajarnya, bila Candra menghindarinya.

Dan di sinilah ia kini, di kampung halaman tercinta. Berkumpul dengan ayah bunda juga adik manjanya Malikha.

Wajah sang adik sudah penuh dengan warna lipstick merah cabai, karena selalu kalah bermain tebak-tebakan, dengan kakak jahil nya itu.

" Hahahah lucu banget muka kamu dek, udah kaya ODGJ di jalan besar deket SMA kakak dulu" Ledeknya pada sang adik, yang sudah menampilkan wajah merah menahan kesal.

"Ydah aah males aku main sama kakak, kakak curang mainnya,,." Malikha tidak terima dengan kekalahan itu.

"Eeeh tar dulu, lagi satu ini,,,. Kalau kamu benar, nanti kakak traktir kamu deh...." Tawarnya pada sang adik

"Janji ya traktir aku, awas kalo bo'ong!! Aku doain kakak nikahnya sama duda yang punya anak ngeselin sama kaya kakak"

"Iiih kok doainnya gitu banget sih??!!! Ga enak banget deh. Emang kamu tega kalau hidup kakak tertekan terus?? Sudahlah di rumah ketemu kamu, masa nanti nikah ketemunya copyan kamu lagi" Nandita tidak terima dengan doa buruk sang adik

"Jadi maksud kakak, aku ngeselin gitu??" Malikha semakin emosi pada kakaknya

"Aku ga bilang gitu lho...." Kilah Nandita lagi, semakin membuat sang adik kesal dan ingin menangis.

Wajahnya sudah memerah, dengan hidung yang mulai kembang kempis.

Dasar cengeng, dijahili begitu saja dia sudah menyerah. Gampang sekali membuat Malikha keluar air mata.

🌟🌟🌟

"Bun,,, aku mau ketemu teman teman pencak silat ya. Kangen sama mereka, udah lama aku ga main ke sana" Nandita meminta ijin pada sang bunda.

Ia memeluk wanita yang melahirkan nya itu dari belakang.

"Kapan mau kesana? Ajak sekalian adik kamu itu, siapa tahu dia tertarik untuk belajar. Meskipun ga menekuni seperti kamu, setidaknya dia punya kemampuan melindungi diri.

" Ya deh Bun nanti aku aja adek juga kesana"

Hari sudah siang ketika dua kakak beradik itu, sampai pada tempat yang di tuju.

Pak Wahyu yang sudah lama tidak bertemu dengan Nandita, merasa sangat senang kedatangan murid andalannya dulu.

"Apa kabar kamu nak? Tambah lebar saja itu pipi, pasti selama rehat kamu juga rehat latihan di rumah ya?" Tembak pak Wahyu tepat sasaran.

Nandita hanya bisa tersenyum lebar memperlihatkan gigi kelincinya.

"Oya pak kenalin, ini adik aku namanya Malikha, dia pengen ikut belajar disini juga, gimana pak? Boleh ga udah tua begini baru mulai latihan dasar?" Canda Nandita yang langsung di hadiahi cubitan kecil pada lengannya.

"Tidak ada masalah soal umur kok. Dia masih muda dan cantik gini kamu bilang tua, ada ada saja kamu Ta" Ucap pak Wahyu menanggapi ledekan Nandita

"Selamat bergabung nak, anggap yang ada di sini semua saudara ya." Ucapnya lagi sembari menjabat tangan Malikha

"Terimakasih pak, mohon bimbingannya karena saya belum tahu apa-apa" Malikha pun balas menjabat tangan pak Wahyu.

"jangan formal begitu,,." Ucap Pak Wahyu diseratai tersenyum.

"Seperti yang bapak bilang tadi, di sini kita bersaudara. Tidak ada persaingan kalau latihan. Bersaingnya cukup di arena pertandingan saja"

Mereka di tempat latihan sampai sore.

Waktu terasa cepat berputar, bila sedang bersama orang-orang seru dan melakukan aktifitas yang disukai.

Malikha resmi menjadi murid pak Wahyu, dan merasa senang dengan kegiatan barunya. Apalagi teman teman baru nya juga asik asik.

Terpopuler

Comments

Andi Fitri

Andi Fitri

wah nnt nanditha beneran nikah sama duda yg anggap remeh dia..😁

2023-10-19

1

Mommy QieS

Mommy QieS

sepertinya Nandita bakal berjodoh dengan duda beneran 😂😂

2022-10-12

1

Mommy QieS

Mommy QieS

Nangis beneran apa nangis acting ni Chandra?

2022-10-12

1

lihat semua
Episodes
1 PENGHIANATAN
2 PERTANDINGAN DAN PESAN BUNDA
3 KEMBALI KE KAMPUS
4 KISAH CANDRA KIRANA
5 UJIAN SEMESTER
6 RASA YANG TERPENDAM
7 KECELAKAAN
8 DEPRESI
9 AMARAH NANDITA
10 CURAHAN HATI KIARA
11 PERSIAPAN SKRIPSI
12 YEEEE SARJANA
13 MEMULAI KEMBALI
14 BABAK BARU KEHIDUPAN
15 CANDRA CEMBURU
16 NANDITA BERAKSI
17 TERJEBAK
18 RUMAH SAKIT
19 BERTEMU KAKEK
20 DUO SRIGALA
21 AKHIRNYA BUNDA MARAH
22 KISAH MASA LALU
23 ATM DARI KAKEK
24 NIAT TERSEMBUNYI GUNADHYIA
25 BERTEMU SATYA DAN CANDRA
26 MANUSIA-MANUSIA KEPO
27 NIAT TASYA
28 PULANG BERSAMA GUNADHYIA
29 PESAN DARI SAFIRA
30 PERTENGKARAN PERTAMA
31 LIBURAN
32 LIBURAN HARI PERTAMA
33 MERACUNI PIKIRAN
34 KEKECEWAAN NAMIRA
35 NAMIRA MENGHILANG
36 NAMIRA SEMAKIN BENCI
37 NANDITA SAKIT
38 DIANTAR PULANG
39 OBROLAN MALAM HARI
40 BERPISAH SEMENTARA
41 BERKUNJUNG KE RUMAH DIMAS
42 MEMULAI HAL BARU
43 NIAT BAIK NANDITA
44 MAWAR MERAH DAN LAVENDER
45 POSESIF
46 JANGAN PERGI
47 JALAN-JALAN MALAM
48 SARAPAN BERSAMA
49 WEEK END
50 PERTEMUAN TIGA SAHABAT
51 PIKNIK
52 ME TIME ALA NANDITA
53 JALAN BERDUA
54 LAMARAN SETTINGAN??
55 BERITA VIRAL
56 KEMARAHAN GUNADH
57 LUPA OLEH-OLEH
58 MELAMAR AYAH BUNDA
59 SALAM DARI BUNDA
60 MEMBUNUH TANPA MELUKAI
61 MENJADI LAUT
62 NAMIRA BELUM SADAR
63 NAMIRA SADAR
64 NANDITA CEMBURU
65 HARUS TETAP HAPPY
66 PULANG DARI RUMAH SAKIT
67 SATU BULAN
68 FOTO KIRIMAN
69 MASALAH BARU
70 DUNIA BARU SAFIRA
71 MENYUSUN RENCANA
72 PULANG SENDIRI
73 TIDAK BERKABAR
74 KEDATANGAN NAMIRA
75 BERTUKAR PASANGAN
76 WAKTU BERDUA AYAH DAN ANAK
77 BIRD PARK
78 MEMANAS
79 BACKSTREET
80 KE PARIS
81 LDR SEMENTARA
82 NAMIRA MULAI KESEPIAN
83 NANDITA JATUH SAKIT
84 RENCANA LANJUTAN
85 BERKUNJUNG KE MUSEUM
86 KEJUTAN
87 KEJUTAN DEMI KEJUTAN
88 KETAHUAN KAK BIAN
89 KECOPETAN
90 STATUS WA ISYARAT HATI
91 EGO
92 KECELAKAAN KERJA
93 SIKAP ANEH ORANG-ORANG
94 OLEH-OLEH
95 MENAHAN AMARAH
96 PENJELASAN NANDITA
97 CURHATAN KAKEK KE TANTE NIAR
98 MENEMUI NAMIRA
99 FLASHBACK
100 KEDATANGAN TANTE DEWI dan TANTE SARI
101 KESIBUKAN GUNADH
102 CLUB MALAM
103 INGIN KERJA KE LUAR NEGERI
104 MALIKHA BAR-BAR JUGA
105 KUNJUNGAN DUA SAHABAT
106 VIDEO CALL
107 AKHIRNYA GUNADH TAHU
108 CERITA BI ASIH
109 DICERAMAHI BIK ASIH
110 TEKA TEKI
111 MENANGIS BERSAMA
112 PERJUANGAN DIMULAI
113 TELEPON DARI AYAH
114 KEMBALI BERSAMA GUNADH
115 MASIH MENJADI GOSIP
116 MENJENGUK TASYA
117 TANGIS PILU DI RUMAH SAKIT
118 MENOLONG TASYA
119 CURHATAN GUNADH
120 SERANGAN NANDITA
121 SERANGAN NANDITA PART 2
122 PENJELASAN ANTON
123 TANGIS PERPISAHAN
124 KEPERGIAN NANDITA
125 KEPERGIAN NANDITA
126 KEBOHONGAN SAFIRA (FLASHBACK)
127 ULANG TAHUN SAFIRA (masih flashback)
128 KECELAKAAN (LAGI)
129 PERCOBAAN BUNUH DIRI
130 TRAUMA MIRA
131 BERTEMU ANTON
132 PENYESALAN MIRA
133 PERUBAHAN POSITIF MIRA
134 DISAMBUT WARTAWAN
135 VIDEO YANG TERSEBAR
136 SAHABAT MIRA TAHU
137 SAHABAT TERBAIK
138 PENYEBAR VIDEO
139 KEDATANGAN SAFIRA
140 MENJADI ORANG TUA TUNGGAL
141 NASI GORENG SEA FOOD (kenangan bersama Nandita)
142 MENJADI PENCURI DENGAR
143 KERINDUAN NANDITA
144 ASLAN
145 TANTANGAN DARI ASLAN
146 RENCANA ASLAN DAN AUNTY EBY
147 CURHAT DENGAN ONTY EBY
148 KEGALAUAN GUNADH
149 KEDATANGAN OMA
150 KERESAHAN NANDITA
151 BERENDAM TENGAH MALAM
152 KE RUMAH OMA
153 TAK BERDAYA
154 ISI HATI ASLAN
155 KABAR DARI SEBERANG
156 SAMA-SAMA BERJUANG
157 MENGHUBUNGI BIK ASIH
158 PESAN TERAKHIR
159 MERASA GAGAL
160 SELAMAT TINGGAL
161 MENJADI TAMU
162 TAKDIR TUHAN
163 PERTEMUAN (GUNADH dan NANDITA)
164 PERTUNANGAN
165 AKHIRNYA BERTUNANGAN
166 SENTUHAN RINDU
167 MASIH MERINDU
168 SARAPAN BERSAMA
169 BERPISAH LAGI
170 PELUKAN TERAKHIR
171 KEMELUT RASA
172 PELUKAN TERAKHIR (Nandita dan Aslan)
173 BIMBANG
174 KEJUTAN untuk NANDITA
175 RENCANA LIBURAN
176 UNDANGAN PESTA
177 TAKUT KAMU PERGI LAGI
178 GUNADH MABUK
179 MEMANJANGKAN SABAR
180 GUNADH CEMBURU
181 CEMBURU bukan CURIGA
182 MODE MANJA
183 TAMU DARI RUMAH SAKIT
184 MASIH TRAUMA?
185 BANTUAN UNTUK SAFIRA
186 SIAPA YANG SALAH?
187 RENCANA MENDADAK
188 OBJEK KEGABUTAN
189 NASIHAT NANDITA
190 ICU
191 COBAAN (lagi) UNTUK MIRA
192 KEPERGIAN SAFIRA
193 MALIKHA MERAJUK
194 SARAN CANDRA
195 MERAJUK MANJA
196 RENCANA DADAKAN
197 MENUJU SAH
198 MENUJU SAH (2)
199 HARI H
200 MALAM PERTAMA
201 GAGAL
202 END
Episodes

Updated 202 Episodes

1
PENGHIANATAN
2
PERTANDINGAN DAN PESAN BUNDA
3
KEMBALI KE KAMPUS
4
KISAH CANDRA KIRANA
5
UJIAN SEMESTER
6
RASA YANG TERPENDAM
7
KECELAKAAN
8
DEPRESI
9
AMARAH NANDITA
10
CURAHAN HATI KIARA
11
PERSIAPAN SKRIPSI
12
YEEEE SARJANA
13
MEMULAI KEMBALI
14
BABAK BARU KEHIDUPAN
15
CANDRA CEMBURU
16
NANDITA BERAKSI
17
TERJEBAK
18
RUMAH SAKIT
19
BERTEMU KAKEK
20
DUO SRIGALA
21
AKHIRNYA BUNDA MARAH
22
KISAH MASA LALU
23
ATM DARI KAKEK
24
NIAT TERSEMBUNYI GUNADHYIA
25
BERTEMU SATYA DAN CANDRA
26
MANUSIA-MANUSIA KEPO
27
NIAT TASYA
28
PULANG BERSAMA GUNADHYIA
29
PESAN DARI SAFIRA
30
PERTENGKARAN PERTAMA
31
LIBURAN
32
LIBURAN HARI PERTAMA
33
MERACUNI PIKIRAN
34
KEKECEWAAN NAMIRA
35
NAMIRA MENGHILANG
36
NAMIRA SEMAKIN BENCI
37
NANDITA SAKIT
38
DIANTAR PULANG
39
OBROLAN MALAM HARI
40
BERPISAH SEMENTARA
41
BERKUNJUNG KE RUMAH DIMAS
42
MEMULAI HAL BARU
43
NIAT BAIK NANDITA
44
MAWAR MERAH DAN LAVENDER
45
POSESIF
46
JANGAN PERGI
47
JALAN-JALAN MALAM
48
SARAPAN BERSAMA
49
WEEK END
50
PERTEMUAN TIGA SAHABAT
51
PIKNIK
52
ME TIME ALA NANDITA
53
JALAN BERDUA
54
LAMARAN SETTINGAN??
55
BERITA VIRAL
56
KEMARAHAN GUNADH
57
LUPA OLEH-OLEH
58
MELAMAR AYAH BUNDA
59
SALAM DARI BUNDA
60
MEMBUNUH TANPA MELUKAI
61
MENJADI LAUT
62
NAMIRA BELUM SADAR
63
NAMIRA SADAR
64
NANDITA CEMBURU
65
HARUS TETAP HAPPY
66
PULANG DARI RUMAH SAKIT
67
SATU BULAN
68
FOTO KIRIMAN
69
MASALAH BARU
70
DUNIA BARU SAFIRA
71
MENYUSUN RENCANA
72
PULANG SENDIRI
73
TIDAK BERKABAR
74
KEDATANGAN NAMIRA
75
BERTUKAR PASANGAN
76
WAKTU BERDUA AYAH DAN ANAK
77
BIRD PARK
78
MEMANAS
79
BACKSTREET
80
KE PARIS
81
LDR SEMENTARA
82
NAMIRA MULAI KESEPIAN
83
NANDITA JATUH SAKIT
84
RENCANA LANJUTAN
85
BERKUNJUNG KE MUSEUM
86
KEJUTAN
87
KEJUTAN DEMI KEJUTAN
88
KETAHUAN KAK BIAN
89
KECOPETAN
90
STATUS WA ISYARAT HATI
91
EGO
92
KECELAKAAN KERJA
93
SIKAP ANEH ORANG-ORANG
94
OLEH-OLEH
95
MENAHAN AMARAH
96
PENJELASAN NANDITA
97
CURHATAN KAKEK KE TANTE NIAR
98
MENEMUI NAMIRA
99
FLASHBACK
100
KEDATANGAN TANTE DEWI dan TANTE SARI
101
KESIBUKAN GUNADH
102
CLUB MALAM
103
INGIN KERJA KE LUAR NEGERI
104
MALIKHA BAR-BAR JUGA
105
KUNJUNGAN DUA SAHABAT
106
VIDEO CALL
107
AKHIRNYA GUNADH TAHU
108
CERITA BI ASIH
109
DICERAMAHI BIK ASIH
110
TEKA TEKI
111
MENANGIS BERSAMA
112
PERJUANGAN DIMULAI
113
TELEPON DARI AYAH
114
KEMBALI BERSAMA GUNADH
115
MASIH MENJADI GOSIP
116
MENJENGUK TASYA
117
TANGIS PILU DI RUMAH SAKIT
118
MENOLONG TASYA
119
CURHATAN GUNADH
120
SERANGAN NANDITA
121
SERANGAN NANDITA PART 2
122
PENJELASAN ANTON
123
TANGIS PERPISAHAN
124
KEPERGIAN NANDITA
125
KEPERGIAN NANDITA
126
KEBOHONGAN SAFIRA (FLASHBACK)
127
ULANG TAHUN SAFIRA (masih flashback)
128
KECELAKAAN (LAGI)
129
PERCOBAAN BUNUH DIRI
130
TRAUMA MIRA
131
BERTEMU ANTON
132
PENYESALAN MIRA
133
PERUBAHAN POSITIF MIRA
134
DISAMBUT WARTAWAN
135
VIDEO YANG TERSEBAR
136
SAHABAT MIRA TAHU
137
SAHABAT TERBAIK
138
PENYEBAR VIDEO
139
KEDATANGAN SAFIRA
140
MENJADI ORANG TUA TUNGGAL
141
NASI GORENG SEA FOOD (kenangan bersama Nandita)
142
MENJADI PENCURI DENGAR
143
KERINDUAN NANDITA
144
ASLAN
145
TANTANGAN DARI ASLAN
146
RENCANA ASLAN DAN AUNTY EBY
147
CURHAT DENGAN ONTY EBY
148
KEGALAUAN GUNADH
149
KEDATANGAN OMA
150
KERESAHAN NANDITA
151
BERENDAM TENGAH MALAM
152
KE RUMAH OMA
153
TAK BERDAYA
154
ISI HATI ASLAN
155
KABAR DARI SEBERANG
156
SAMA-SAMA BERJUANG
157
MENGHUBUNGI BIK ASIH
158
PESAN TERAKHIR
159
MERASA GAGAL
160
SELAMAT TINGGAL
161
MENJADI TAMU
162
TAKDIR TUHAN
163
PERTEMUAN (GUNADH dan NANDITA)
164
PERTUNANGAN
165
AKHIRNYA BERTUNANGAN
166
SENTUHAN RINDU
167
MASIH MERINDU
168
SARAPAN BERSAMA
169
BERPISAH LAGI
170
PELUKAN TERAKHIR
171
KEMELUT RASA
172
PELUKAN TERAKHIR (Nandita dan Aslan)
173
BIMBANG
174
KEJUTAN untuk NANDITA
175
RENCANA LIBURAN
176
UNDANGAN PESTA
177
TAKUT KAMU PERGI LAGI
178
GUNADH MABUK
179
MEMANJANGKAN SABAR
180
GUNADH CEMBURU
181
CEMBURU bukan CURIGA
182
MODE MANJA
183
TAMU DARI RUMAH SAKIT
184
MASIH TRAUMA?
185
BANTUAN UNTUK SAFIRA
186
SIAPA YANG SALAH?
187
RENCANA MENDADAK
188
OBJEK KEGABUTAN
189
NASIHAT NANDITA
190
ICU
191
COBAAN (lagi) UNTUK MIRA
192
KEPERGIAN SAFIRA
193
MALIKHA MERAJUK
194
SARAN CANDRA
195
MERAJUK MANJA
196
RENCANA DADAKAN
197
MENUJU SAH
198
MENUJU SAH (2)
199
HARI H
200
MALAM PERTAMA
201
GAGAL
202
END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!