Setelah pulang dari rumah sakit Sam mengajak Citra berjalan-jalan di taman dekat hotel.
Citra yang duduk terdiam di atas kursi roda yang di dorong oleh Samudra, sesekali Ia melirik Samudra yang sedang memperhatikan pemandangan taman yang dekat dengan pantai itu.
"Indah bukan," Citra memulai percakapan.
"Ya memang... Tapi lebih indah lagi kalau bisa kesini dengan orang yang kita cintai,"
Citra terkejut mendengar kata-kata Samudra.
"Maksudnya bagaimana Pak?" Tanya Citra polos.
"Aahh lupakan saja... Citra kau harus ingat kata dokter bahwa kau tak bisa berjalan untuk beberapa waktu, maka dari itu aku akan menandatangani kontrak dengan klien kita secepatnya. Lalu setelah itu kita akan kembali secepatnya."
"Baiklah Pak. Saya faham kata dokter kok, apa bapak yakin tidak mau membawa saya untuk membawa beberapa berkas, saya yakin bapak pasti akan sangat kerepotan jika pergi seorang diri,"
"Faham. Kau faham perkataan dokter tadi? Kau tak percaya aku bisa menangani klien, dan dengan kondisi yang seperti ini apakah aku harus menggendong mu, atau aku harus mendorong kursi roda mu,"
Citra terdiam mendengar kata-kata Samudra yang memang benar.
"Saya tau kau juga ingin melakukan yang terbaik untuk perusahaan, tapi kalau kau bersikeras untuk hadir di meeting kali ini itu malah akan berpengaruh buruk pada nama baik perusahaan kita, percayalah Citra aku akan mendapatkan tander besar kali ini, kau cukup memberiku semangat dan yakin kita akan menang," Samudra mencoba menenangkan Citra.
"Baiklah Pak, saya percaya pada kemampuan bapak," Citra tersenyum manis mereka lalu mengobrol dan membahas banyak hal.
* * *
Jam 7 pagi Citra dan Samudra akhirnya tiba di Jakarta, Citra yang kelelahan pun langsung tertidur pulas di dalam mobil Samudra.
"Pak... Mbak Citra mau langsung diantar ke kosan nya atau bagaimana," tanya sopir Samudra.
"Kamu kembalilah ke kantor, aku yang akan mengantarkan dia pulang," supir pun hanya mengangguk.
Samudra yang tidak tega untuk membangunkan Citra pun akhirnya berhenti di sebuah cafe klasik untuk untuk minum black coffe khas turki.
Ia segera memarkirkan mobilnya dan memesan satu kopi, Ia menikmati secangkir kopi pahit dengan membaca majalah yang tersedia, tiba-tiba Ia tertawa melihat berita skandal mantan kekasih nya olive dengan seorang CEO yang sudah beristri.
"Olive... Oliv... Masih saja kau menjadi perempuan murah*n yang gila harta dan kedudukan, bahkan lelaki sudah beristri pun tak luput dari incaran mu, aku sangat bersyukur segera putus hubungan dengan wanita picik seperti mu, yang hanya mementingkan kepentingan pribadi dan merusak kebahagiaan orang lain."
Citra pun menggeliat bak ul*t dia terbangun karena mendengar suara hp nya yang berdering.
"Iya... Ada apa, aku sedang di pesawat dan aaaaa." Citra spontan berteriak dan Langsung membekap mulutnya.
"Apanya yang masih di pesawat, bos tadi mengantar mu pulang dengan mobil kantor, apa kau sudah sampai rumah," tanya Sela teman sekantor Citra.
"Eemm...itu... Aku sebenarnya baru terbangun dari tidurku dan menyadari aku berada di dalam mobil Sekarang aku sedang di depan sebuah cafe, Sela sudah dulu ya nanti aku telepon lagi," setelah mematikan telepon seluler nya Ia segera berlari masuk cafe dan langsung menuju toilet.
Ia langsung cuci muka dan merapikan rambut dan pakaiannya, tak lupa memakai lip balm dan pelembab wajah.
"Bodohnya aku... Bisa-bisanya Pak Samudra membawaku turun dari pesawat menaikkan ku ke mobil dan aku masih bisa tertidur nyenyak. Citra...Citra... untung saja itu pak Samudra kalau tidak mungkin sekarang kau sudah... Ya Tuhan membayangkan nya saja aku takut,"
Samudra yang kembali ke mobil untuk mengecek Citra menemukan bahwa Citra tidak ada ia pun sangat khawatir lantas dengan segera menelepon Citra.
"Citra... Kau ada dimana." Tanya Sam khawatir.
"Bapak... Saya sedang di toilet Pak, oh bapak ada di depan cafe. Tunggulah saya mau ngopi dulu saya masih ngantuk banget Pak butuh coffe," Citra mengikat rambut nya dan segera memakai jilbab nya.
"Baiklah saya akan menunggu mu di sini, santai saja saya mau ke toilet juga. Jadi kamu pesan lah untuk kita sarapan sekalian, setelah itu kita sarapan bersama."
"Baiklah Pak, saya akan pesan sekalian untuk bapak," Citra tersenyum mendengar kata-kata Samudra yang halus dan lembut, tak seperti saat di kantor, maklum saja Samudra adalah tipikal orang yang perfeksionis yang tegas dan profesional dalam bekerja.
setelah memesan beberapa menu Citra pun duduk sambil berselfie Ria di cafe tempat Ia berada.
"jarang-jarang bisa ke cafe klasik semahal ini, aku harus foto dan kirim ke Ibu, semoga kapan-kapan bisa ajak ibu dan kakak ke sini," saat sedang berselfie Ria Samudra muncul dan membuat Citra terkejut.
"foto sendirian aja, gak ngajak-ngajak saya," Samudra tiba-tiba berdiri di belakang Citra.
"ehh... bapak, maaf saya agak norak ya maaf banget ya Pak," ucap Citra sambil meletakkan ponselnya.
"Norak... saya rasa tidak, siapa sih yang gak pernah foto selfie. saya juga mau dong di ajak selfie, nanti post di insta story kamu ya." Samudra pun mengambil ponsel Citra dan segera berselfie bersama.
"senyum ya Citra, satu ... dua ..." cekrik dan foto pun tersimpan di galeri.
"share ke saya Citra,"
"i...iya Pak," setelah itu Citra pun memposting foto mereka di insta story miliknya dengan caption, di traktir Pak bos ngopi.
Samudra tersenyum melihat fotonya dan Citra di insta story milik Citra, Ia tanpa sengaja tersenyum ketika melihat wajah cantik Citra yang Anggun dan ayu terbalut hijab nya.
"Pak... sepertinya kakak saya sedang di Jakarta dan beliau menjemput saya, terimakasih atas kebaikan bapak selama kita di Kalimantan saya tidak bisa membalas kebaikan bapak dengan apapun, sekali lagi saya ucapkan terimakasih ya Pak saya pergi dulu Pak," setelah melambaikan tangannya Citra pun pergi dengan kakaknya.
tiba-tiba Samudra merasa tidak senang, Ia pun sepertinya kecewa karena di tinggal pergi begitu saja oleh Citra.
Ia pun segera bergegas pergi menuju apartementnya untuk beristirahat, di pacu mobilnya dengan kecepatan lumayan tinggi yang membuat sedikit adrenalin nya meningkat.
"kak, tumben ke Jakarta terus ibu gimana," tanya Citra heran karena kakaknya tak seperti biasanya.
"ikut aja nanti juga tau," kata-kata kakak nya membuat Citra kebingungan.
tak lama Citra berhenti di sebuah taman, diperhatikan nya baik-baik wanita yang duduk di kursi taman itu, Ibu... ya ibu Citra.
setelah turun Citra langsung memeluk tubuh ibunya yang telah lama Ia rindukan.
"kejutan... selamat ulang tahun Adek Citra," ibu dan kakak Citra mengucapkan selamat dan segera memeluk Citra.
"ya Allah... makasih kak Bu, makasih udah ingat ultah Adek," Citra terharu mendapatkan kejutan yang membahagiakan di acara ultah nya kali ini.
"tapi maaf ibu gak bisa nginap di Jakarta, soalnya bulek Nia melahirkan jadi ibu harus pulang nanti sore, tapi ini ada hadiah dari ibu dan aa," Citra sangat bahagia mendapatkan kado sebuah kalung berbentuk bulan sabit.
"yahhh... sayang banget, tapi gak apa-apa Bu lagian Citra bukan anak-anak lagi, kak Bu makasih ya kadonya Citra suka,"
"sama-sama sayang, yaudah ibu harus udah ke bandara ya, kamu gak usah anter pasti lagi capek, jaga diri dan kesehatan baik-baik ya nak, jangan lupa sholat dan ngaji ibu sama kakak pergi dulu,"
"iya Bu," Citra pun memeluk kakak dan ibunya.
setelah sampai kos-kosan Citra pun langsung rebahan dan memposting foto kalung di insta story miliknya dengan caption, hadiah terindah dari orang tercinta ku terimakasih aa ibu atas hadiahnya Dede suka.
tak sengaja Samudra melihat postingan Citra Ia pun terkejut ketika mengetahui bahwa Citra sedang berulang tahun.
"hah... jadi hari ini ulang tahun Citra. kira-kira apa kado yang cocok untuk dia ya," Samudra berpikir keras kado apa yang akan Ia berikan untuk Citra.
coba readears tebak ya 😁😁, kira-kira apapa yang bakalan Sam kasih ke Citra. ikutin terus ya terimakasih 🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments