Zahra pun bingung harus berbuat apa untuk menyelamatkan panti, tiba tiba saja ada sebuah mobil CRV yang melintas dan berhenti di depan panti..
Seorang perempuan paruh baya pun turun dengan begitu anggun...
"Assalamualaikum..." ucap Oma Widya sembari tersenyum...
Zahra dan Ibu Nur pun saling tatap kemudian mereka menjawabnya secara bersamaan...
"Waalaikumsalam...." ucap Zahra dan Ibu Nur serentak..
Oma Widya pun tersenyum kearah Zahra dan kemudian Zahra pun mencium punggung tangan Oma Widya sebagai bentuk penghormatan...
"Maaf apa saya mengganggu? Sepertinya saya datang di waktu yang kurang tepat?" Oma Widya pun berakting seolah dia tidak tahu apa apa..
Zahra pun menatap kearah Ibu Nur..
"Tentu saja tidak mari silahkan masuk." Ibu Nur mempersilahkan Oma Widya untuk masuk.
Oma Widya pun masuk kemudian duduk tak lama kemudian Zahra datang dengan membawa teh beserta cemilan beruba kue lapis yang di buat oleh Zahra..
Oma Widya melihat surat yang di letakan di atas meja yang belum sempat Ibu Nur simpan..
"Ini apa? Bolehkah saya melihatnya?"
Oma Widya meminta izin dan membukanya di sana tertulis bahwa panti asuhan akan segera di gusur karena berada di atas lahan orang lain.
"Kenapa bisa begini? Kalau panti ini di gusur terus kalian mau tinggal dimana?"
Oma Widya memang orang yang cerdik dalam mewujudkan semua keinginannya. Bahkan dia bisa berakting layaknya artis papan atas demi mendapatkan sesuatu yang dia inginkan..
"Kami juga bingung Bu." ucap Ibu Nur yang terlihat sedih...
Sedangkan Zahra ingin melakukan sesuatu untuk menyelamatkan panti namun tidak ada yang bisa dia lakukan saat ini...
"Saya punya solusi itupun kalau kalian tak keberatan?" ucapan Oma Widya membuat Ibu Nur dan Zahra saling menatap...
"Maksud Ibu bagaimana?" Ibu Nur kurang mengerti dengan maksud dan tujuan Oma Widya datang ke panti secara tiba tiba...
"Sebelumya saya datang kesini ingin menyumbang buat anak anak panti." ucap Oma Widya sembari memberikan amplop berwarna coklat yang cukup tebal..
"Terima kasih banyak Bu" ucap Bu Nur sembari menerima amplop yang di berikan Oma Widya..
"Kalian harus membayar denda sebesar 500 juta kalau panti ini gak mau di gusur? Kalian pasti sedang berada di posisi yang sulit?" Oma Widya sangat berhati hati dalam berbicara sebelum tuajuannya tercapai..
Bu Nur hanya mengangguk sedangkan Zahra hanya menjadi pendengar saja tak berani ikut bicara karena menurutnya tak sopan..
"Saya punya solusinya dan saya akan membeli lahan ini beserta membayar dendanya asalkan?" ucapan Oma Widya sengaja terhenti..
"Maaf Bu asalkan apa ya?" tanya Bu Nur yang memang sedang begitu banyak yang dia pikirkan..
"Asalkan Zahra mau menikahi cucu saya."
Sepontan Bu Nur langsung berdiri dan menatap Zahra lalu kembali menatap Oma Widya...
"Maaf Bu lebih baik kami semua tinggal di kolong jembatan daripada kami harus mengorbankan masa remaja Zahra. Zahra memang bukan anakku tapi aku menyayanginya melebihi nyawaku sendiri." Bu Nur terlihat emosi mendengar ucapan Oma Widya.
Zahra hanya diam sembari menunduk pikirannya sedang kacau. Zahra ingin menyelamatkan panti dan masa depan adik adiknya namun Zahra juga ragu jika harus menikah dengan laki laki yang tidak dia kenal..
Zahra pun berada di antara dua pilihan yang sulit,namun Zahra ingin agar panti ini tetap ada dan Zahra ingin melihat adik adiknya menjadi orang orang yang sukses...
Zahra pun mengangkat wajahnya kemudian menatap Bu Nur...
"Baiklah Bu saya mau menikah dengan cucu Ibu asalkan Ibu mau menyelamatkan panti ini." ucap Zahra dengan begitu tenang..
Bu Nur langsung menolak dengan keputusan Zahra.
"Tidak Za,lebih baik kita tinggal di kolong jembatan daripada Ibu harus mengorbankan masa depan kamu Ibu tetap gak setuju. Lagi pula kamu tak mengenal seperti apa calon suaminya Za enggak Ibu tetap gak setuju."Bu Nur pun terisak..
Oma Widya merasa dia sangat egois mencari keuntungan di atas kesulitan orang lain tapi Oma Widya tak punya cara lain..
"Bu dengarin Zahra, Zahra yakin dengan keputusan Zahra Bu gak apa apa, Zahra hanya ingin panti ini tetap ada panti yang sudah membesarkan Za dan juga adik adik Za,aku mohon Ibu izinkan ya." Zahra memohon sembari memegang kaki Bu Nur..
Rasa haru pun dirasakan oleh Oma Widya tak terasa bulir airmatanya pun mengalir..
"Za tapi kamu belum tahu tentang calon suami kamu nanti bagaimana kalau dia?" ucap Ibu Nur terhenti ketika melihat Oma Widya ada di hadapannya dia pun tak mau menyinggung perasaan Oma Widya..
"Za gak perduli Bu biarpun dia cacat sekalipun,biarpun dia buta ataupun dia tak bisa mendengar Za gak perduli Bu. Za akan menjalaninya sebagai ibadah dan Za yakin bahwa rencana Allah lebih indah." Zahra kini pun berada di pelukan Bu Nur..
Oma Widya terharu mendengar ucapan Zahra dan Oma Widya meminta izin untuk berbicara berdua dengan Zahra..
"Baiklah Ibu tinggal masuk dulu ya Za." ucap Ibu Nur setelah itu dia pun pergi kebelakang untuk memasak...
Oma Widya duduk disampaing Zahra dan menggenggam tangan Zahra dengan lembut...
"Kamu gak usah khawatir tentang panti ini, Oma janji Oma akan membereskan semuanya secepatnya. Oma juga akan membeli lahan ini untuk kamu dan juga Oma janji Oma akan membiayai adik adikmu dan juga Oma akan menjadi donatur tetap disini kamu jangan khawatir Oma gak akan ingkar janji."
Zahra pun tersenyum dia merasa lega setelah mendengar semua yang di ucapkan oleh Oma Widya.
"Za,,, Oma mau jujur tentang calon suami kamu cucu Oma. Dia sebenarnya dulu laki laki yang sangat tampan dan juga memiliki postur tubuh yang boleh di bilang idaman para gadis tapi beberapa tahun lalu dia dan Ibunya mengalami kecelakaan dan dia lumpuh sementara Ibunya meninggal di tempat." ucap Oma Widya tertahan dengan isakan tangsi yang pilu..
"Oma gak mau menyembunyikan apapun Oma tahu kamu wanita yang baik Za dan Oma ingin menitipkan Rakha kepadamu disaat Oma telah pergi nanti." ucapan Oma Widya lirih.
Zahra pun tersenyum dan kemudian memeluk Oma Widya dengan pelukan yang hangat..
"Oma gak perlu khawatir Za akan tetep memenuhi ucapan Za, Za gak perduli jikapun calon suami Za lumpuh sekalipun aku akan tetap mengabdi sebagai istri yang baik untuknya. Dan Oma jangan pernah bilang hal tadi lagi ya,Za ingin kita merawatnya bersama sama."
Ucapan Zahra membuat Oma Widya semakin kagum pasalnya Zahra tak pernah mempermasalahkan tentang bagaimana kondisi Rakha...
Setalah Oma Widya pulang Bu Nur langsung menemui Zahra..
"Za kenapa kamu mengambil keputusan sebesar ini Za? Kamu harus pikirkan masa depan kamu masih panjang apalagi kamu harus menikahi pria yang lumpuh apa kamu akan sanggup mengurusnya?" tanya Bu Nur yang terlihat sedih setelah mendengar keputusan Zahra...
Zahra pun tersenyum...
"Bu,Ibu gak perlu khawatir insyaallah Za ikhlas menjalani ini. Bagi Za yang terpenting adalah kelangsungan panti ini panti tempat Za di besarkan penuh dengan kasih dan sayang dan juga adik adik Za juga masih butuh tempat tinggal. Za gak apa apa Bu Za akan baik baik saja karena Za yakin Allah memiliki rencana yang indah untuk Za di kemudian hari."
Ucapan Zahra membuat hati Bu Nur sedikit bisa menerima keputusan yang telah Zahra ambil walupun dalam hati terdalamnya Bu Nur ingin agar Zahra mendapatkan suami yang bisa memberikan kebahagiaan dunia dan akhirat..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Ya apapun yg di lakukan dan dijalani dgn menganggap nya Ibadah, Maka Allh akan mempermudahkan segala urusan kita, In Sha Allah Aamiin🤲🏻🤲🏻🤲🏻
2023-08-12
2
Darisman
dibutuh kan kesabaran raka
2022-11-02
0
Suci Pandiani
wanita yg lmbut dn idaman pria
2022-08-17
0