Pagi itu Zahra berpamitan kepada Ibu panti untuk berkeliling mencari pekerjaan sembari menunggu adik adiknya sekolah,Ibu panti pun hanya bisa mengizinkannya...
Zahra pun mengantar adik adiknya kesekolah dengan berjalan kaki,sepanjang perjalanan mereka selalu saja berbincang penuh kehangatan karena Zahra sendiri adalah wanita yang humoris...
"Nanti kalau sudah selesai sekolah langsung kembali ke panti ya jangan ada yang main dulu? Bantuin Ibu kasihan karana kakak mungkin pulang telat karana ingin mencari kerja." Zahra pun menjelaskan kepada adik adiknya dengan lembut...
"Iya kakak,kakak hati hati ya." jawab mereka secara bersamaan..
Setelah itu anak anak panti pun masuk kedalam sekolah mereka tak lupa sebelumnya mereka pun mencium tangan Zahra secara bergantian...
Setelah anak anak masuk kedalam sekolah Zahra pun melanjutkan niatnya untuk mencari sebuah pekerjaan Zahra pun berjalan kaki karana berhemat..
Zahra melihat sebuah toko bunga yang sedang mencari seorang karyawan untuk membantu dengan antusias Zahra pun melamar...
"Permisi Pak apa benar tulisan yang tertera di depan sana kalau Bapak membutuhkan seorang karyawan?" tanya Zahra dengan lembut..
"Benar sekali apa ada yang bisa kami bantu?" tanya Pak Hendra pemilik toko bunga tersebut...
Zahra pun segera mengutarakan niatnya untuk melamar pekerjaan, setelah Pak Hendra melihat Zahra yang hanya lulusan SMA pun tersenyum..
"Baiklah kamu saya terima dan mulai besok kamu boleh bantu kerja disini. Tapi maaf saya tak mampu mengaji anda banyak paling sekitar dua juta perbulan tapi kami juga memberikan uang makan 25 ribu perhari bagaimana?" jelas Pak Hendra..
Zahra pun merasa senang karena pada akhirnya dia mendapatkan pekerjaan dan menurutnya gaji tidak menjadi masalah..
"Baik kalau begitu Pak saya sangat berterima kasih saya janji saya akan bekerja dengan baik. Tapi maaf Pak apa saya tetap boleh mengenakan hijab? Jika tidak di izinkan maka saya menolak pekerjaan ini." jelas Zahra sembari menundukkan wajahnya...
Pak Hendra tersenyum sembari memperhatikan Zahra gadis muda yang terlihat begitu cantik dengan hijab pasmina berwarna coklat susu...
"Bukankah sebagai wanita muslim menutup aurat itu sebuah kewajiban? Saya juga seorang muslim dan akan sangat berdosa untuk saya jika saya melarang seseorang yang telah berhijab dan memaksa untuk membukanya. Tentu saja dengan senang hati lagi pula kamu bisa menjadi contoh buat karyawan yang lain bahwa menutup aurat seorang perempuan muslim itu wajib." terang Pak Hendra panjang lebar..
Zahra pun tersenyum senang karana dia masih tetap di izinkan memakai hijab dan Zahra pun berjanji akan berkerja dengan sungguh sungguh....
Pada esok harinya ini adalah hari pertama Zahra bekerja, hari ini Zahra tak bisa mengantar adik adiknya kesekolah karana takut telat Zahra tak Meu mengecewakan sang bos di hari pertamanya bekerja..
"Assalamualaikum selamat pagi Za kok kamu cepat sekali berangkatnya? Toko kita kan buka mulai jam 8." tanya Pak Hendra yang kebetulan baru sampai..
"Waalaikumsalam Pak,iya Pak ini hari pertama saya masuk kerja jadi saya gak mau mengecewakan Bapak." ucap Zahra sembari tertunduk...
Zahra selalu saja tertunduk jika berbicara dengan seorang laki laki dia tak berani mengangkat wajahnya karena bagi Zahra mereka bukan mahram sehingga Zahra selalu menjaga pandangannya..
Zahra memang di besarkan di panti asuhan namun Ibu Nur membekali Zahra dengan ilmu agama yang cukup dalam sehingga Zahra harus bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk..
"Baiklah Za ayo kita masuk saya akan mulai menunjukan apa apa saja pekerjaan kamu disini!" Pak Hendra pun berjalan di depan sedangkan Zahra mengikutinya dari belakang...
Pada siang harinya toko pun semakin ramai nampak seorang perempuan paruh baya sedang memilih beberapa bunga segar disana.
Zahra pun mendekati wanita itu dan kemudian bertanya dengan sangat sopan..
"Selamat siang Ibu ada yang bisa kami bantu?" tanya Zahra dengan suara yang lembut..
Wanita itu pun langsung menatap kearah Zahra dan tatapan mereka pun bertemu.
Oma Widya melihat gadis itu menurutnya sangat cantik namun sepertinya dia belum dewasa..
"Iya Mbak saya mau bunga mawar merah dimana?" tanya Oma Widya lirih.
Zahra pun menunjukan bunga mawar yang Oma Widya cari,Oma Widya senang dengan pelayanan Zahra karena menurutnya sangat lembut...
"Baiklah saya mau yang ini,yang ini,itu juga dan itu." ucap Oma Widya sembari menunjuk beberapa bung laninnya...
"Baiklah Bu tunggu sebentar biar kami persiapkan dulu,permisi Bu." Zahra pun berpamitan sembari membukukan sebagian tubuhnya saat melintasi Oma Widya..
"Wanita yang lembah lembut sepertinya dia yang aku cari aku yakin Rakha pasti akan bahagia jika aku menikahkan Rakha dengan gadis itu."
Oma Widya pun terus saja memandangi wajah Zahra yang memiliki senyuman yang sangat manis,ketika sang pemilik toko melintas Oma Widya memanggilnya..
"Dia siapa?" tanya Oma Widya kepada Pak Hendra yang tak lain dan tak bukan adalah anak dari Oma Widya adik dari mendiang Dewi...
"Mami kesini kenapa gak bilang sama aku? Namanya Zahra Mi dia baru mulai bekerja hari ini. Memangnya kenapa dengan dia Mi apa dia bikin kesalahan?" tanya Pak Hendra tak mengerti..
"Tidak... Dia melayaniku dengan sangat baik dia ramah dan juga cantik. Mami ingin kamu cari tahu tentang siapa tadi nama gadis itu?" tanya Oma Widya sembari menatap Zahra dari kejauhan..
"Namanya Zahra Mi.." jawab Pak Hendra lirih.
"Kamu cari tahu tentang dia,dimana dia tinggal dan asal usul tentang keluarganya Mami ingin mendapatkan jawabannya segera." Oma Widya memerintahkan putranya untuk mencari tahu tentang Zahra.
Pak Hendra pun bingung dengan apa yang di maksud oleh sang Mami..
"Baiklah Mi,,akan aku cari tahu kalau sudah jelas nanti aku pasti akan kasih tahu secepatnya...
Oma Widya pun berjalan kearah Zahra yang sudah selesai merangkai bunga,semua karyawan disini tak ada yang tahu jika Oma Widya adalah Ibu dari Pak Hendra sehingga setiap hari dia selalu datang untuk membeli bunga...
"Terima kasih ya Za kamu manis sekali.Oh iya ini buat kamu sebagai tips." ucap Oma Widya sembari memberikan uang pecahan seratus ribu rupiah...
"Sama sama Bu,maaf gak usah Bu terima kasih."jawab Zahra mencoba menolak dengan lembut..
"Ambil saja ini sebagai tips aja karena semuanya juga biasa mendapatkan tips dari pelanggan hitung hitung itu rezeki kamu Za." ucap Pak Hendra yang sedari tadi memperhatikan sang Mami yang terlihat ingin tahu banyak tentang Zahra..
Zahra pun mengambil uang itu dengan tangan gemetar takut di bilang gak sopan jika menerima dengan terburu buru..
Oma Widya pun tersenyum dia merasa telah menemukan wanita yang sangat cocok untuk Rakha..
"Rakha lihatlah Oma telah menemukan wanita yang baik untuk kamu." ucap Oma Widya dalam hatinya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Nayche
kak,disetiap kalimat dan juga percakapannya,tolong pake tanda koma ya,soalnya kayak aneh,agar para pembaca lainnya ngerti,oh iya jangan terlalu banyak menggunakan kata 'pun' disetiap kalimat,coba dengan kata-kata lain
2024-10-19
0
Yunerty Blessa
semoga pilihan Oma Widya adalah yang terbaik untuk Rakha
2024-03-27
0
Darisman
pas
2022-11-02
0