Zahra pun tak lupa mengucapkan terima kasih sembari sedikit menunduk..
"Terima kasih Bu.." ucap Zahra dengan sangat lembut..
"Sama sama baiklah kalau begitu saya harus pergi." Oma Widya pun tersenyum kearah sang putra yang kebingungan maksud dari permintaan sang Ibu itu apa.
Setelah toko mulai sepi seperti biasa Pak Hendra membagikan uang makan kepada semua karyawannya yang berjumlah 6 orang termasuk Zahra.
"Ini uang makan kalian,kalian beristirahatlah dulu secara bergantian ya kan sebentar lagi masuk waktu Dzuhur." Pak Hendra pun tersenyum kearah Zahra..
Namun Zahra pun menndukan pandangannya sehingga Pak Hendra merasa tak enak hati..
"Zahra kamu istirahat dulu makan terus sholat ya. Oh iya Za kalau saya boleh tahu Zahra tinggal dimana?" tanya Pak Hendra sembari tersenyum..
Zahra pun menceritakan bahwa dirinya tinggal di panti asuhan Cahaya kasih semenjak dia berusia 2 tahun, kedua orang tuaku meninggal saat mengalami kecelakaan waktu itu hanya aku yang selamat. Karena di Jakarta aku gak ada keluarga aku pun di taruh di panti asuhan hingga saat ini.
Airmata Zahra seolah mewakili kesedihannya hal itu membuat Pak Hendra merasa bersalah..
"Maafkan Bapak ya Za bukan niat saya untuk membuat kamu bersedih saya hanya ingin tahu saja." gumam Pak Hendra lirih..
Zahra pun menghapus airmatanya kemudian kembali tersenyum...
"Tidak apa apa Pak saya yang seharusnya minta maaf karena setiap saya mengingat tentang siapa saya kesedihan ini tak bisa di tahan." Zahra pun kini berani sedikit menatap Pak Hendra..
Setelah selesai berbincang Zahra pun beristirahat sholat dan kemudian makan siang, Pak Hendra pun memperhatikan Zahra dari kejauhan.
"Benar benar gadis belia yang luar biasa, dia tak pernah meninggalkan sholat tak seperti karyawan yang lainnya. Tapi kenapa Mami ingin sekali tahu tentang Zahra."..
Ingatan Pak Hendra kembali kepada sang Ibu yang meminta untuk mencari tahu tentang Zahra, Pak Hendra pun kembali keruangannya untuk menghubungi sang Ibu...
"Assalamualaikum Mi..." sapa Pak Hendra ketika sang Bunda telah mengangkat ponselnya..
"Waalaikumsalam bagaimana Hen?" tanya Oma Widya seolah tak sabar ingin mendengar asal usul Zahra...
Pak Hendra pun menceritakan semuanya persis dengan apa yang Zahra ceritakan kepadanya, di ujung telefon sang Bunda nampak diam..
"Halo Mi apa Mami masih mendengarkan aku?" tanya Hendra yang sedari tadi tak mendengar suara sang Mami..
"Iya Hen Mami masih disini? Hen apa kamu tahu dimana Zahra di besarkan maksud Bunda di panti asuhan mana?" tanya Oma Widya lirih..
"Kalau tadi gak salah dengar panti asuhan Cahaya kasih Mi." jawab Pak Hendra lirih...
"Baiklah sayang terima kasih Mami tutup dulu ya." Oma Widya pun langsung mematikan ponselnya..
Cahaya kasih sepertinya aku tahu panti asuhan itu." ucap Oma Widya lirih..
Oma Widya pun melihat Rakha di dalam kamarnya masih tak ada perubahan selama 10 tahun dia hanya bisa diam dan kadang mengamuk marah pada dirinya sendiri..
"Rakha sayang..." panggil Oma Widya sembari mendekati Rakha yang tengah berada di sudut ruangan...
"Ada apa Oma?" tanya Rakha tanpa bergeming dari tempatnya berada..
Oma Widya pun langsung memeluk Rakha dengan sangat erat..
"Sayang Oma ingin agar kamu segera menikah?"
Seketika mata Rakha membulat seperti bola ping pong karena kaget mendengar permintaan sang Oma yang menurutnya sangat mustahil...
"Oma,,Oma gak salah bicara? Lihat kondisi Rakha Oma lihat? Rakha lumpuh Oma mana ada wanita yang mau menikah denganku enggak Oma Rakha enggak mau."
Rakha pun langsung membanting sesuatu sehingga membuat Oma Widya terkejut...
"Ya sudah maafkan Oma ya Rakha,Oma hanya ingin yang terbaik untuk kamu Oma pengin lihat kamu tersenyum lagi senyuman yang sudah 10 tahun lenyap dari wajahmu. Oma sangat sedih melihatmu seperti ini Rakha Oma gak bisa melakukan apapun untukmu mungkin dengan cara mencarikan gadis yang tepat bisa membuat Oma sedikit lega." Oma Widya pun mencoba meyakinkan Rakha..
"Stop Oma!!!! Rakha gak mau menikah dengan siapapun karena Rakha tak pantas untuk siapapun. Sekarang Oma tolong keluar aku mau sendiri." Rakha pun memutar kursi rodanya hingga ketepi jendela.
Oma Widya pun sudah tak bisa berbuat apa apa disaat Rakha sedang emosi..
Oma Widya pun langsung keluar dari kamar Rakha dan pergi mulai mencari tahu tentang panti asuhan Cahaya kasih..
Tak butuh waktu yang lama Oma Widya sudah tahu dimana letak panti asuhan Cahaya kasih itu.
Oma Widya melihat banyak anak anak yang sedang bermain di halaman panti. Mereka nampak sangat senang ketika Zahra pulang dengan membawakan ice crem.
"Assalamualaikum.... Ayo udah pada mandi belum? Siapa yang mau ice crem?" tanya Zahra sembari tersenyum...
"Waalaikumsalam Kak aku mau kak aku mau." ucap Anak anak secara bersamaan..
"Udah udah jangan berebut ya kebagian semuanya kok?" ucap Zahra sembari membagikan ice crem...
Ibu Nur yang melihat Zahra telah kembali pun langsung menghampiri Zahra di depan rumah mereka..
"Anak anak udah jangan berebut ya kasihan Ka Za dia capek habis kerja. Udah ayo sekarang makan ice crem nya dan langsung mandi ya." perintah Ibu Nur dengan lembut anak anak pun langsung menurutinya..
"Assalamualaikum Ibu?" ucap Zahra sembari mencium punggung tangan Ibu Nur.
"Waalaikumsalam Za,Za kamu kan baru bekerja kenapa kamu beli ice crem begitu banyak? Harusnya uangnya kamu tabung buat masa depan kamu." Ibu Nur pun langsung mengelus punggung Zahra dengan lembut..
"Tadi ada seorang pelanggan yang sangat baik hati Bu,dia memberikan Za tips seratus ribu rupiah." Zahra pun bercerita dengan begitu bersemangat...
Dari kejauhan sepasang mata sedang menatap keduanya dia tak pernah menyangka uang pecahan seratus ribuan itu sangat berarti buat Zahra dan adik adiknya..
"Ya Allah permudahlah aku untuk menikahkan Zahra dengan Rakha dia wanita yang begitu lembut aku yakin Rakha akan bisa berubah jika bersamanya permudahlah jalanku ya Allah." Oma Widya pun menghapus airmata yang sempat menetes karena terharu..
Zahra yang merasa ada seseorang yang sedang memperhatikannya pun langsung mencari kemana mana namun tak menemukan siapapun..
"Za kamu sedang mencari siapa?" tanya Ibu Nur yang sedikit bingung..
"Za sepetinya mendengar sesuatu Bu sepetinya ada yang sedang mengawasi kita." ucap Zahra sembari terus mencari cari sesuatu namun tak nampak...
Ibu Nur pun langsung mengelus dada Zahra dengan lembut...
"Istighfar Za gak ada siapa siapa kamu kelelahan makanya kamu merasakan suatu yang aneh. Sudah sekarang kamu bersih bersih dulu biar Ibu buatkan kamu teh hangat ya."
Ibu Nur pun berlalu masuk kedalam panti sedangkan Zahra masih mematung di ambang pintu sembari mencari cari sesuatu namun gak menemukan apapun..
"Mungkin memang benar apa yang dikatakan Ibu aku lelah makanya berhalusinasi yang enggak enggak. Mending aku mandi baru deh main sama anak anak." Zahra pun langsung masuk kedalam kamarnya.
Di lain tempat..
Rakha masih mematung di sudut jendela Rakha masih terniang akan ucapan sang Oma yang menginginkan dia untuk menikah. Rakha pun sebenarnya ingin hal yang sama namun Rakha sadar kondisi dirinya mau mandi saja harus ada yang membantunya..
"Ya Allah tunjukanlah jalan terbaik untukku ya Allah. Aku pun ingin menjalani kehidupan yang normal seperti orang lain tapi kenapa selalu Engaku uji hamba ya Allah." Rakha pun terlihat down dan kemudian memanggil mang Nurdin untuk membantunya naik keatas tempat tidur untuk beristirahat..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
semoga saja Rakha mau menerima perjodohan dari Oma Widya
2024-03-27
0
Qaisaa Nazarudin
Oh nerarti pak Hendra adalah Om nya Rakha ya?
2023-08-12
0
Kokom Komala
Sabar yah Raka Allah mungkin lebih sayang sama kamu Raka makanya kamu harus bersabar dan terus berdoa Allah pasti mendengar doa doa kamu Raka
2022-08-16
0