Rakha yang telah berada di tempat tidurnya pun belum bisa memejamkan matanya, fikirannya masih melayang memikirkan ucapan sang Oma yang hendak mencarikannya seorang wanita untuknya...
"Oma kenapa harus seperti ini si mana ada wanita yang mau menerima lelaki lumpuh sepertiku? Walupun aku memiliki banyak harta tapi aku gak sempurna dan aku yakin gak akan ada seorang wanita pun yang tulus menerima keadaanku ini." Rakha pun masih menggerutu sendiri fikirannya kabur entah kemana hingga tanpa sadar dia terlelap dalam tidurnya...
Dalam tidurnya Rakha bermimpi melihat seorang gadis yang cantik kulitnya terlihat lembut,bola matanya berwarna coklat dan senyumannya begitu manis..
Rakha pun terbangun dari mimpinya dan merasakan bahwa dirinya sudah mulai g*la karena ucapan sang Oma bahkan seumur umur tak pernah dia memimpikan seorang gadis pun dalam hidupnya..
"Ya Allah kenapa aku bisa bermimpi bertemu dengan seorang wanita yang senyumannya begitu menggoda? Siapakah dia ya Allah." Rakha pun terdiam sejenak seolah ingin masuk kembali kedalam mimpinya..
Oma Widya baru saja sampai di istananya dia tersenyum ketika mengingat gadis cantik yang begitu baik hati beruntung sekali dia bisa bertemu dengan gadis yang lugu dan juga baik..
"Aku harus memulai rencanaku untuk membuat Zahra menikah dengan Rakha apapun caranya akan aku lakukan aku ingin Rakha bahagia."
Oma Widya pun langsung mencari tentang asal usul panti asuhan Cahaya kasih dan pada akhirnya dia menemukan sesuatu bahwa tanah yang di bangun panti asuhan itu milik orang lain dan dengan berbagai cara Oma Widya pun ingin menggunakan cara yang sedikit licik untuk membuat Zahra menerima Rakha..
"Maafkan Oma Zahra, Oma ingin kamu menjadi cucu menatuku sehingga aku harus menggunakan semua cara agar keinginanku bisa terwujud."
❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️
Pada sore harinya Rakha ingin berjalan jalan di taman karena jenuh berada di dalam ruangan terus menerus Rakha memutuskan untuk keluar tanpa sepengetahuan sang Oma karana pasti akan di larang..
Rakha mengajak Pak Nurdin untuk menemaninya berjalan jalan..
Sepanjang perjalanan semua mata menatap kearah Rakha lelaki yang sangat tampan namun dia harus berada di atas kursi roda sehingga hampir semua orang mencomohnya..
"Ih ganteng si tapi sayang lumpuh." ucap seseorang sembari berbisik namun masih terdengar di telinga Rakha..
"Iya ganteng tapi kalau lumpuh aku si ogah,walupun dia kaya tujuh turunan untuk apa kita menjadi istrinya tapi malah jadi kayak pembantu." ucap seseorang lagi..
Rakha pun menjadi sedikit kesal lalu menyuruh Pak Nurdin untuk membawanya menjauh...
"Susah sekali hidup sebagai orang cacat ya Pak lebih baik ma*i kalau begini." Rakha pun terlihat down.
Pak Nurdin pun menasihati Rakha panjang lebar bahwa seharusnya dia bersyukur masih di beri kesempatan untuk hidup bukannya meminta kemat*an.
Rakha menyuruh Pak Nurdin untuk meninggalkannya karena dia masih ingin sendiri. Pak Nurdin pun tak bisa membantah dia pun menurutinya..
"Nanti Mas Rakha telfon ya kalau sudah mau pulang?" ucap Pak Nurdin sembari pergi meninggalkan Rakha..
Rakha pun sendirian duduk termenung diatas kursi rodanya banyak pasang mata yang menatapnya tak sedikit juga yang mencibirnya..
Rakha semakin terlihat tertekan bahkan Rakha ingin sekali melepaskan kursi rodanya agar dia terjatuh ke jurang dan pergi untuk selamanya..
Zahra yang kebetulan sedang melintas untuk kembali ke panti pun panik ketika melihat seseorang hendak bunuh di*i...
"Ehhhhh Pak, Bapak mau apa? Jangan seperti ini Pak ini salah." Zahra berusaha menarik kursi roda Rakha dan kemudian menepikannya...
Seketika pandangan keduanya bertemu dengan cepat Zahra memalingkan wajahnya dan kemudian berdiri..
"Untuk apa kamu menolong aku? Biarkan aku ma*i saja untuk apa hidup jika keadaanku seperti ini."
Rakha pun kesal karena di selamatkan oleh Zahra..
"Pak maaf gak seharusnya Bapak melakukan hal yang seperti tadi,Bapak masih memiliki keluarga yang sayang sama Bapak bukan? Jangan pernah berputus asa Pak, ikhlas saja jika bapak ikhlas insyaallah semua akan terasa lebih nikmat."
Rakha pun hanya terdiam sembari menatap Zahra gadis manis yang telah menolongnya..
"Maaf Pak kita bukan mahram jadi tolong jangan tatap saya seperti itu. Baiklah kalau begitu saya permisi." Zahra pun pergi meninggalkan Rakha yang masih saja terus menatapnya hingga Zahra menghilang semakin jauh...
"Siapa wanita itu kenapa ucapannya begitu lembut seolah membuat hatiku tenang?" Rakha pun tersenyum untuk pertama kalinya..
Rakha pun mengajak Pak Nurdin untuk pulang dan ketika sampai sang Oma langsung memarahinya.
"Rakha sayang kamu darimana? Oma sampai panik dan Oma sangat khawatir terhadapmu?" Oma Widya terlihat sangat sedih...
Rakha sangat sedih sembari menatap sang Oma dan benar saja ternyata dia salah disini dirumah ini masih ada orang yang begitu menyayanginya yaitu Oma Widya..
"Maaf Oma Rakha tadi ke taman Rakha jenuh didalam kamar maaf telah membuat Oma cemas."
Kali ini Rakha berbicara dengan begitu lembut entah apa yang telah terjadi dengannya...
"Iya sayang maafkan Oma ya karena Oma benar banar kahwatir." Oma Widya pun memeluk Rakha dengan penuh kasih sayang....
Pada malam harinya Rakha tak bisa memejamkan matanya fikirannya gelisah dan tatapan mata gadis yang di temuinya tadi membuatnya tak bisa tanang..
"Rakha kamu harus sadar mana mau dia sama kamu lihat kamu itu lumpuh dan dia adalah seorang gadis yang begitu baik dan lembut kamu jangan berhayal Rakha." Rakha pun berbicara sendiri sehingga membuatnya lelah dan tertidur.
Zahra pun sedang asik menemani adik adiknya belajar tiba tiba saja ada sekelompok orang yang datang untuk mencari Ibu Nur selaku pemilik panti asuhan Cahaya kasih..
Ibu Nur terlihat cemas dan kemudian Zahra pun keluar untuk melihat apa yang sedang terjadi..
"Tapi Pak memang tanah ini bukan tanah saya tapi saya tinggal dan membangun panti ini sudah hampir 20 tahun Pak,kalau panti ini mau di gursur kami harus tinggal di mana?" Ibu Nur terlihat kebingungan...
"Maaf Bu kami hanya menjalankan perintah dan kami akan memberikan Ibu waktu satu Minggu setelah itu silahkan tinggalkan tanah ini."
Orang orang itu pun langsung pergi meninggalkan panti kini tinggallah Ibu Nur dan Zahra yang masih mematung...
"Ibu sebenarnya ada apa?" tanya Zahra sedikit ragu..
Ibu panti pun menatap kearah Zahra sembari menitikan airmata..
"Panti ini mau di gusur Za karena tanah ini bukan milik Ibu? Ibu bingung harus bagaimana Ini adalah satu satunya panti peninggalan orang tua Ibu dan sekarang Ibu harus kehilangan semuanya."
Ibu Nur pun terlihat sangat sedih begitupun dengan Zahra dia tak bisa melakukan apa apa...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Heksa Suhartini
sedikit berbohong demi kebaikan boleh lah yaaaa🤭🤭🤭🤭😊😊😊
2022-08-21
1
Suci Pandiani
lnjut membaca mnrik ceritany
2022-08-17
0
Kokom Komala
Ya Allah ko si Nene gitu amat yah ga ada cara lain apa kan bisa ngomong baik tuh ngomong Ama ibu panti
2022-08-16
0