Merasa penasaran dengan wanita yang menghubunginya barusan. Firdaus pun melajukan mobilnya menuju
restoran xx yang di sebutkan oleh wanita yang menelponnya tadi.
“Siapa dia? Foto apa yang wanita itu maksud?” gumam Firdaus sambil melajukan mobilnya dengan kencang
menuju restoran tersebut.
Tak butuh waktu lama, Firdaus pun tiba di restoran xx yang di sebut oleh wanita di telpon.
“Siapa namanya? Lalu bagaimana cara aku mengetahui siapa dia?” gumam Firdaus.
“Baiklah, jika benar aku pernah bertemu dengannya, maka aku pasti akan mengingat wajahnya,” ujar Firdaus dan masuk ke dalam restoran tersebut.
Baru juga Firdaus melangkahkan kakinya, ponsel pria itu berdering menampilkan nomor dari wanita tadi. Firdaus langsung menggeser tombol hijau untuk menerima panggilan tersebut.
“Halo,” ujar Firdaus.
“Kamu sudah tiba?” tanya wanita itu.
“Ya, saya sudah berada di restoran xx,” jawab Firdaus.
“Baiklah, silahkan masuk ke dalam dan menuju meja nomor 17. Aku sudah menunggu kamu di sini,” ujar wanita itu dengan suara yang di buat selembut-lembut mungkin.
Firdaus pun menurut dan mencari meja nomor 17. Setelah menemukan meja tersebut, pria itu langsung menghampiri wanita yang sedang duduk dan melambaikan tangan ke arahnya.
“Hai,” sapa wanita yang sama sekali tak Firdaus kenali.
“Apa Anda yang menghubungi saya?” tanya Firdaus langsung.
“Ternyata Milea benar, pria ini benar-benar setampan malaikat,” gumam wanita itu dengan suara yang tak terdengar jelas di telinga Firdaus.
“Anda bilang apa?” tanya Firdaus.
“Ah, tidak. Perkenalkan, nama saya Lola,” ujar wanita itu sambil mengulurkan tangannya kepada pria tampan yang ada di hadapannya saat ini.
“Maaf, apa kita pernah bertemu? Saya rasa kita belum pernah bertemu sama sekali,” ujar Firdaus tanpa ingin menerima uluran tangan wanita yang tak di kenalnya itu.
“Kita belum pernah bertemu. Tapi mulai hari ini kita akan lebih sering bertemu,” ujar Lola dengan tersenyum lebar.
“Berarti Anda telah membohongi saya tentang foto kita?” ujar Firdaus dengan geram.
“Tidak, mari kita berfoto bersama,” ujar Lola sambil mengarahkan kamera ke arah dirinya dan Firdaus.
Dengan tangannya yang panjang dan tubuhnya yang tinggi, mempermudahkan Firdaus untuk mengambil ponsel
yang ada di tangan Lola. Pria itu dengan cepat menghapus nomornya dan juga foto yang sempat di ambil oleh wanita bernama Lola itu dari ponsel wanita itu.
“Dengar, saya tidak ada waktu bermain-main dengan wanita seperti Anda. Sebaiknya Anda cari pria lain
yang bisa tertarik dengan cara murahan anda ini,” ujar Firdaus dengan geram dan meletakkan ponsel Lola di atas meja.
“Hei tampan, setidaknya temanilah aku makan,” pekik Lola yang menahan lengan Firdaus.
Suara yang terdengar melengking itu membuat beberapa pengunjung menoleh ke arah dirinya dan juga wanita bernama Lola. Pria itu menggeram kesal dan menatap tajam ke arah Lola.
“Temani aku makan malam, setidaknya harga 5 juta untuk membeli nomor ponselmu terbayarkan,” ujar
Lola.
“Apa?” tanya Firdaus. “Membeli nomor ponsel?” ulangnya dengan kening mengkerut.
*
Keesokan harinya, Firdaus kembali mendapatkan panggilan dari nomor asing. Pria itu menggeser tombol hijau dan menerima panggilan tersebut.
“Halo,” ujarnya.
“Hai, ini Aku Uli,” ujar seorang wanita dari seberang panggilan.
“Uli mana?” tanya Firdaus.
“Ayo bertemu, maka kamu akan mengingat aku siapa,” ujar Uli.
“Maaf, saya tidak bisa,” tolah Firdaus.
“Jika kamu tak bisa, maka aku akan berteriak di kantormu jika aku adalah calon istrimu,” ujar Uli dari seberang panggilan.
“Dari mana kamu tahu kantor ku?” tanya Firdaus.
“Cukup mudah, maka ayo bertemu,” ujar Uli.
“Apa kamu juga mendapatkan nomor ku dari membeli nomor ini?” tanya Firdaus.
“Apa? I-itu...” Uli pun merasa gugup di saat Firdaus memberikan pertanyaan itu.
“Jika kamu tak mau, maka lupakanlah. Aku bisa melaporkan kamu karena telah mengganggu privasiku,” ujar Firdaus.
“Itu__”
“Kenapa? Bukankah kamu ingin bertemu denganku? Maka ayo bertemu,” ujar Firdaus. “Sebutkan di mana kamu
ingin bertemu,” ujar Firdaus.
Dengan terpaksa, Uli pun menyebutkan nama tempat di mana dia berada saat ini. Wanita itu pun menghela napasnya pelan di saat panggilan telah berakhir.
“Milea, gimana ini?” gumam Uli.
Uli pun langsung menghubungi Milea, si penjual nomor ponsel pria tampan. Terdengar suara nada dering beberapa kali, hingga panggilan itu pun terputus.
“Milea, ayo angkat teleponnya,” ujar Uli dengan menggigit jarinya.
Di tempat lain, seorang wanita imut sedang mencari beberapa pakaian untuk di pakai oleh model yang akan
melakukan pemotretan hari ini.
“Siapa lagi sih?” geram Milea dengan kesal dan merogoh ponselnya yang ada di kantong bajunya.
“Halo, Uli, ada apa?” tanya Milea langsung.
“Milea, aku baru saja menghubungi lagi pria tampan kemarin, dia ingin bertemu denganku sekarang,” ujar Uli dari seberang panggilan.
“Ya, itu bagus. Selamat ya,” ujar Milea sambil memilih pakaian mana saja yang akan dia bawa ke hadapan
managernya.
“Tidak, tapi ini buruk,” ujar Uli dengan gemetar.
“Ada apa?” tanya Milea. “Dengar, aku memberikan nomor ponsel itu sesuai dengan wajahnya. Jika dia mengutus orang lain dengan wajah jelek, maka lo tidak bisa meminta uang kembali,” ujar Milea dengan ketus.
“Bukan itu, Tapi__”
“Uli, gue sedang sibuk. Nanti gue hubungi lagi,” ujar Milea dan memutuskan panggilannya secara sepihak.
“Awas aja kalau minta uang kembali,” geram Milea sambil menyimpan ponselnya kembali.
“Milea, cepat ke sini,” teriak sang manager kepadanya.
“Iya, Popo, sebentar,” jawab Milea dan bergegas membawa beberapa pasang baju untuk di perlihatkan ke
hadapan manager.
Di tempat lain, Uli sedang menunggu kedatangan pria tampan pujaan hatinya. Bersamaan dengan itu, wanita itu juga merasa takut jika pria tampan itu akan menuntutnya seperti apa yang di katakan di sambungan telepon tadi.
“Apa Anda yang bernama Uli?” tanya suara berat yang terdengar sangat seksi.
Uli mendongakkan kepalanya dan terbengong dengan mulut terbuka.
“Tampan banget,” lirihnya dengan air liur yang keluar dari sudut bibirnya.
Firdaus yang melihat itu pun merasa jijik dan langsung memundurkan langkahnya menjauh dari Uli.
“Eh, maaf,” ujar Uli dan mengusap liurnya dengan baju.
“Perkenalkan, nama saya Uli,” ujar Uli sambil mengulurkan tangannya.
“Katakan, berapa harga yang kamu keluarkan untuk membeli nomor ponsel saya?” tanya Firdaus.
Uli mengerjapkan matanya, wanita itu harus merahasiakan identitas Milea agar tak bermasalah dengan gadis aneh itu.
“I-itu, saya tidak membelinya,” ujar Uli berbohong, namun gerakan matanya sangat ketahuan sekali oleh Firdaus jika dirinya sedang berbohong.
“Dengar, aku tahu kamu berbohong. Maka katakan saja berapa kamu membeli nomor ponselku,” uajr Firdaus
dengan kesal.
“Sa-saya tidak membe__”
“Cukup, sekarang lebih baik katakan sekarang, atau kamu akan aku seret ke penjara,” ancam Firdaus.
“Lima juta, saya membelinya lima juta,” ujar Uli dengan takut.
“Lima juta?” ulang Firdaus yang di angguki oleh Uli.
“Iya,”
“Siapa yang menjualnya?” tanya Firdaus dengan tajam.
“Itu, aku membelinya secara online,” bohong Uli.
“Katakan,” pekik Firdaus yang mana membuat Uli terkejut dan mengatakan dari mana dia mendapatkan nomor telepon tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Ana
kasih tau aja sih
biar milea ga gitu lagi kan kasihan orang lain yang rugi 😔
2022-07-23
1