Bab. 3 - Nomor Asing

Firdaus memeluk tubuhnya sambil menggoyang-goyangkan kakinya yang hanya menggunakan kaus kaki.

“Pak,” sapa Udin, asisten pribadi Firdaus.

“Lama banget kamu, ngapain saja hah?” pekik Firdaus dengan kesal.

“Macet, Pak,” ujar Anton dengan takut sambil meletakkan sandal di depan kaki Fridaus.

“Mana kunci mobil?” tanya Firdaus.

Anton langsung memberikan kunci mobil kepada sang bos. Firdaus pun langsung menyambar kunci mobil yang di berikan oleh Anton.

“Kamu urus mobil saya,” ujar Firdaus sebelum dia melangkah pergi meninggalkan kantor dinas perhubungan.

Anton hanya menganggukkan kepalanya dan memberi hormat kepada sang bos. Pria itu pun menghela napasnya pelan dan masuk ke dalam kantor dinas perhubungan untuk mengurus semua surat tilang dan juga membayar denda.

Firdaus melajukan mobil dengan kecepatan tinggi untuk meninggalkan kantor dinas perhubungan. Hanya satu

tujuan pria itu, yaitu apartemennya. Dia sudah merasa gerah dengan tubuhnya yang lengket dan juga bajunya yang sudah terasa kotor.

*

“Berapa?” tanya Uli.

“Behubung nih cowok sangat spesial dan gantengnya kebangetan, jadi harganya berbeda dari biasanya ya,” ujar Milea sambil tersenyum lebar.

“Gak masalah. Cowok ganteng gini gak boleh di sia-siakan,” ujar Uli dengan tak sabar.

“Oke, lima ratus ribu satu nomor,” ujar Milea dengan tersenyum lebar.

“Mahal banget? Biasanya cuma lima puluh ribu,” ujar Uli.

“Oh tidak bisa, nih cowok gantengnya benar-benar kebangetan. Lo udah lihat sendirikan fotonya,” ujar Milea kepada Uli.

“Iya sih, tapi kalau lo bohong gue minta ganti rugi,” ujar Uli kepada Milea.

“Selama ini gue gak pernah mengecewakan pelanggan. Kalau lo gak mau, ya udah, gue bisa jual ke orang lain yang mau membayar mahal,” ujar Milea kepada Uli dan bersiap untuk pergi.

“Eh, tunggu,” panggil Uli yang mana membuat Milea menghentikan langkahnya.

“Apa?” tanya Milea yang sudah menatap Uli kembali.

“Iya, gue beli lima ratus ribu,” ujar Uli akhirnya.

Milea meraih ponselnya dan membaca pesan yang masuk. “Ups, maaf, ada yang menawar satu juta nih. Jelas

dong gue bakal jual ke siapa tuh nomor,” ujar Milea dengan menolak bayaran dari Uli.

“Gue yang bakal beli satu juta,” ujar Uli.

Milea mengutak atik ponselnya, kemudian dia mengatakan jika ada orang lain yang sanggup membayar lebih mahal dari harga satu juta rupiah.

“Gimana ya? Pelanggan gue yang lain ada yang menawar satu juta lima ratus,” ujar Milea dengan wajah menyesal.

“Dua juta, gue beli dua juta,” ujar Uli.

“Dia sanggup membayar dua juta lima ratus ribu,” ujar Milea sambil menunjukkan ponselnya.

“Tiga juta,” tawar Uli.

“Dia menawar tiga juta lima ratus, gimana dong?” tanya Milea dengan wajah yang semakin sendu.

“Lima juta, gue beli tuh nomor dengan seharga lima juta,” ujar Uli.

“Oke, deal,” ujar Milea sambil mengulurkan tangannya.

“Deal,” jawab Uli sambil membalas uluran tangan Milea.

“Transfer atau cash?” tanya Milea.

“Gue transfer sekarang,” ujar Uli sambil mengeluarkan ponselnya dan meminta Alya memberitahukan berapa nomor rekeningnya.

“Berhasil, sudah masuk lima juta kan?” tanya Uli sambil menunjukkan layar ponselnya yang telah berhasil melakukan transaksi sebesar lima juta rupiah.

Milea mengecek ponselnya, kemudian dia tersenyum puas di saat melihat notifikasi yang memberitahukan jika ada yang yang masuk ke dalam rekeningnya sebesar lima juta rupiah.

“Oke, transaksi benar-benar berhasil,” ujar Milea dan memberikan nomor ponsel milik pria tampan yang mengisi pulsa dengannya siang tadi.

“Gak sabar buat ketemu,” seru Uli sambil membayangkan wajah pria si pemilik nomor ponsel.

*

Firdaus merasakan tubuhnya terasa segar saat dia masuk ke dalam bathup, pria itu pun menikmati air yang mengeluarkan aroma terapi yang sangat menenangkan indera penciumannya dari bau tak sedap yang menempel di hidungnya sepanjang kantor dinas perhubungan hingga sepanjang jalan menuju ke apartemennya.

Setelah merasa cukup untuk berendam, pria itu pun membilas tubuhnya dengan air bersih, kemudian mengenakan kimono handuk untuk menutupi tubuh telanjangnya.

Firdaus meraih ponselnya yang sedari tadi berdering tanpa henti mengganggu indera pendengarannya. Pria itu mengernyitkan keningnya di saat melihat nomor asing masuk ke dalam ponsel pribadinya.

Merasa penasaran dengan siapa yang menghubunginya, Firdaus langsung menggeser tombol hijau dan menempelkan benda pipih itu ketelinganya.

“Halo..” ujarnya.

“Hai, apa kabar?” ujar seorang wanita dari seberang panggilan.

“Baik, siapa ini?” tanya Firdaus.

“Kamu tak ingat denganku?” ujar wanita itu lagi.

“Tidak, jika tidak ada kepentingan lain, maka saya akan akhiri panggilan ini,” ujar Firdaus.

“Tunggu, apa kamu tak ingin bertemu dengan ku? Apa kamu tak penasaran dengan ku?” tanya wanita itu lagi.

“Tidak,” ujar Firdaus dan memutuskan panggilannya secara sepihak.

“Dasar aneh,” gumam Firdaus dan meletakkan kembali ponsel tersebut di atas meja.

Di tempat lain, Uli bersorak senang di saat dia telah mendengar suara pria lima jutanya itu.

“Ya ampuun, suaranya berat dan seksi. Sepertinya Milea benar, jika dirinya lebih tampan dari pada di foto,” seru Uli sambil bersorak bahagia.

“Baiklah, besok aku akan menghubungi kamu lagi, Sayang,” ujar Uli sambil mencium foto pria lima jutanya yang ada di ponselnya.

*

“Hmm, gak nyangka bisa menjual nomor hingga lima juta,” kekeh Milea sambil mendorong keranjang belanjanya.

Ya, saat ini wanita itu sedang berbelanja untuk keperluan bulanannya di supermarket. Uang dari hasil menjual nomor ponsel membuat dirinya bisa berbelanja makanan dan juga pakaian baru, serta melunasi hutang-hutangnya yang sisa sedikit lagi.

“Andai semua nomor yang ku jual bisa menghasilkan sebanyak ini. Pasti aku cepat kaya,” kekeh Milea sambil memilih-milih minuman kemasan yang ada di supermarket tersebut.

“Semoga Uli berhasil menggait pria dingin itu,” ujarnya lagi tanpa peduli dengan keadaan sekitar yang memperhatikan dirinya sedang berbicara sendiri.

Kembali ke apartemen Firdaus.

Firdaus baru saja selesai memakai pakaiannya, pria itu akan mencari makan malam untuk mengisi perutnya malam ini. Namun, ponselnya kembali berdering, pria itu pun meraih ponselnya dan mengernyitkan kening di saat melihat ada panggilan masuk dengan nomor yang asing.

“Halo,” ujar Firdaus saat setelah sambungan telah tersambung.

“Hai, mari kita bertemu,” ujar seorang wanita dari seberang panggilan.

“Bertemu? Memangnya siapa Anda?” tanya Firdaus.

“Kamu mungkin lupa, tapi kita pernah bertemu sebelumnya. Jika tidak, mana mungkin aku tahu nomor kamu,” ujar wanita itu dari seberang panggilan.

“Maaf, saya tidak mengenal Anda,” ujar Firdaus.

“Baiklah, jika kamu tidak mau bertemu, maka aku akan menyebarkan foto kamu ke sosial media,” ujar wanita itu.

“Foto?” tanya Firdaus.

“Ya, lebih tepatnya foto kita berdua,” ujar Wanita itu lagi.

“Sebenarnya siapa Anda?” tanya Firdaus dengan geram.

“Jika kamu ingin tahu siapa aku, mari kita bertemu di restoran xx, aku tunggu kamu di sana,” ujar wanita itu dan memutuskan panggilannya.

Firdaus menatap ponselnya yang telah kembali ke layar utama.

“Dasar wanita sinting,” geramnya dan melangkahkan kakinya meninggalkan apartemen mewahnya.

Terpopuler

Comments

IG: @rossy_dildara

IG: @rossy_dildara

kalau Uli ditempatku kayak nama makanan Thor, yang dibuatnya pake ketan 😁 kok jadi pengen ya aku 😭

2022-07-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!