3.

Kini, hidangan sudah tertata di atas meja. Nisha mempersilahkan Ray untuk menikmati makanan tersebut, ingin sekali Nisha memberontak dengan apa yang terjadi. Mengingat kembali pesan dari managernya, terpaksa Nisha harus bersikap manis.

Tidak ada tawaran ataupun basa-basi dari Ray untuk Nisha, ia hanya melihat makanan tersebut tanpa memperdulikan orang yang berada bersamanya. Setelah selesai, Ray beranjak untuk membersihkan tangannya, meninggalkan Nisha yang berdiri kaku untuk menyaksikan dirinya. Senyuman pun terukir dari sudut bibirnya Ray.

Dasar manusia batu, nggak peka sekali dengan orang sekitarnya. Berlama-lama disini, akan semakin membuatku tidak waras. Lagian juga tugasku sudah selesai, permisi tuan saya pamit.

Tanpa menunggu lama, Nisha berjalan dengan cara mengendap-endap selayaknya pencuri. Membuka pintu dan kabur.

Saat kembali dari membersihkan tangannya, Ray tidak mendapati keberadaan Nisha lagi disana. Orang lain akan marah dengan sikap seperti itu, namun itu tidak berlaku saat ini untuk Ray. Senyuman itu terukir dengan sangat jelas.

"Hahaha. Kau sudah berani bermain-main denganku baby, baiklah. Kau sendiri yang sudah memulainya. Kupastikan, kau tidak akan pernah bisa lari dariku." Kembali senyuman itu terukir dengan begitu jelas dari wajah seorang Ray yang selalu dingin, kaki dan datar.

...----------------...

Saat ini, bersama dengan sebagian dari anggotanya. Ray dan lainnya sedang mengawasi pergerakan dari lawannya, bersiap siaga untuk melakukan penyergapan dan juga penyerangan.

"Merekan sedang melakukan transaksi, tuan." Henley, orang kepercayaan Ray dari dunia bawah melaporkan hasil pengawasannya.

"Ikuti saja, mereka itu masih terlalu polos." Sambil menyesapi benda yang berada di jarinya, kepulan asap mewarnai udara disekitar Ray.

Ray dan kelompoknya melakukan pergerakan untuk menangkap pemain yang sedang merusak namanya dalam bisnis gelapnya, keadaan yang semulanya sangat tenang. Namun kini sudah berubah menjadi sangat mencekam, pergerakan dari target mereka sangat kaku. Sehingga tidak menyadari jika mereka sedang dalam pengawasan orang lain, hal itu sangat memudahkan kelompok lain untuk mengagalkannya.

Dor!

Dor!

Terjadi baku tembak yang tidak di inginkan, keteledoran pihak lawan yang menyebabkan hal itu terjadi. Akan tetapi, Ray mengintruksikan kepada anggotanya untuk tenang. Mendapatkan cela untuk bergerak, kemudian dilanjutkan dengan penyergapan dari anggota mereka. Satu persatu pihak lawan ditumbangkan, begitu mudahnya bagi kelompok Ray menakhlukkannya tanpa adanya perlawanan yang cukup berat.

"Semuanya sudah aman tuan, barang-barang sudah mulai dipindahkan." Henley membawa sampel dari barang jawaban mereka kepada Ray.

Tangan Ray mengambil barang yang baru saja diserahkan oleh Henley kepadanya, sudut mata Ray dengan tajam melihat setiap sisi dari barang tersebut. Namun pada akhirnya ia menyeringai, senyuman sinis ia berikan.

"Kualitas rendah, jual kembali dengan harga yang sudah mereka tawarkan. Jangan kalian simpan, itu akan membuat kualitas barang yang ada menjadi tidak bermutu." Lalu barang tersebut Ray lempar saja ke udara.

Begitu teliti dan juga pengamatannya cukup tajam, Ray dapat membedakan kualitas barang yang terbaik. Makanya, dunia bisnis miliknya selalu terjaga akan kualitas dari barang yang ia jual. Begitu juga dalam dunia bisnis nyata miliknya, Ray akan selalu dapat mengetahui setiap pergerakan lawannya.

"Baik tuan." Pada saat Henley akan membalikkan tubuhnya, ia menangkap bayangan seseorang yang akan melakukan penyerangan kepada tuannya. Orang tersebut melepaskan tembakan ke arah Ray, namun diluar dugaan. Dalam posisi tubuh yang tidak melihat lawannya, Ray sudah terlebih dulu melepaskan tembakan untuk melumpuhkan lawannya dengan begitu tepat.

Dor!

Tubuh lawannya seketika tumbang dan tidak bernafas lagi, semua anggota sangat tidak menyangka hal itu akan terjadi. Jika terjadi sesuatu terhadap tuannya, maka tamatlah riwayat mereka semua. Ada beberapa dari pihak musuh yang mereka amankan, sebagai alat untuk mencari siapa dalang dari kasus tersebut.

"Tuan!" Henley begitu khawatir.

"Temukan otak utamanya, jangan kalian lenyapkan sebelum mendapat jawabannya. Bereskan semuanya."

Hanley hanya bisa menganggukkan kepalanya, ia menatapi kepergian tuannya dari tempat tersebut. Nafas yang tadinya tersendat, sekarang bisa berhembus dengan lancar.

"Huh, hampir saja. Cari mati tu orang, untung saja tuan bergerak cepat. Kalau tidak, habiskah kami semua." Menghapus jejak keringat didahinya, Henley terlihat begitu tertekan.

Akibat dari kelalaian mereka semua, hampir saja nyawa tuan mereka dalam bahaya. Itulah kelebihan dari seorang Ray, ia bisa dengan mudah mengetahui pergerakan dari lawannya tanpa harus berhadapan langsung. Ray tidak akan turu langsung dalam proses pergerakan dari kelompoknya, namun hal itu akan terjadi jika situasi anggotanya tidak dapat menghadapinya.

Beberapa dari musuh mereka yang masih bernafas, kini sudah diamankan dimakan dalam ruangan khusus. Mereka tidak dibiarkan untuk terpejam begitu saja, sebelum mengetahui dalang dari semuanya.

Byur!

"Argh!" Teriakan dari tawanan saat tubuh mereka basah.

"Bagun! Enak saja kalian, cepat Katakan. Siapa yang menyuruh kalian melakukan transaksi itu?" Bibby mengguyur tubuh tawanannya menggunakan air dingin.

"Si***lan, tidak akan aku beritahukan." Jawaban dari mereka yang tertawan.

Bugh!

Bugh!

Merasa kesal dengan jawaban yang diberikan oleh tawanannya, membuat Bibby naik pitam. Ia memberikan beberapa hadiah perkenalan berupa pukulan pada wajah orang tersebut, tak lupa ia juga menarik rambutnya dengan kuat.

"Cepat Katakan! Atau kau akan aku lenyapkan!" Teriak Bibby dengan penuh ketegasan.

Orang tersebut dan beberapa temannya yang lainnya hanya menunduk, mereka tampaknya sedang mengkhawatirkan sesuatu.

"Katakan, apa yang membuat kalian bungkam dan memilih menyiksa diri kalian sendiri. Sungguh bo**h."

Suasana hening dan itu membuat Bibby semakin geram.

"Cepat Katakan, atau keluarga kalian akan kami lenyapkan bersama nyawa kalian!"

"Ti tidak tuan, jangan. Jangan melibatkan keluarga kami, ba baiklah. Aku akan mengatakannya, walaupun aku tahu nyawaku tetap akan kalian lenyapkan. Tapi tolong, jangan ganggu keluargaku. Di dia adalah Black, hanya itu yang bisa aku katakan pada kalian. Pastinya, kalian sudah mengetahuinya."

Dor!

Dor!

Beberapa tembakan terdengar setelah pria itu mengatakan apa yang mereka butuhkan.

"Seperti biasa, urus jasadnya dan siapkan kompensasi untuk keluarganya." Bibby menggendurkan ikatan dasi pada kemejanya, selalu saja di akhir peristiwa ia harus melenyapkan orang.

Black?! Tuan akan sangat murka mendengarnya.

Setibanya Ray di mansion miliknya, ia segera membersihkan diri. Tubuhnya sudah terbiasa dengan aktivitas yang ia jalani, namun ada kalanya ia begitu lelah dengan jalan kehidupannya. Langkah kakinya menuju cermin yang berada di walk in closet setelah menyelesaikan ritual kamar mandinya, menatap wajahnya yang mulai ditumbuhi oleh rambut-rambut tipis. Sehingga menambah kesan maskulin pada dirinya, tidak biasanya Ray berhadapan dengan cermin. Namun kali ini, sungguh diluar dugaan.

Wajahmu cukup tampan, tubuhku juga bisa dibilang sangat menggoda. Setiap wanita akan tertarik jika melihatku, tapi. Wanita itu, malah menghindariku. Kau sangat menarik perhatianku baby.

Terpopuler

Comments

Ari_nurin

Ari_nurin

banyak typo jd bingung memahami ceritanya ..

2024-04-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!