Chapter 03:

Chapter 3

 

Setelah itu Rizal mulai merapikan kamar nya kembali dan tidak lama kemudian ibunya mulai mengetuk pintu kamarnya karena itu sudah waktunya makan malam.

Tok tok!*

“Zal, waktunya makan malam!” panggil Ibu Rizal yang sekarang ada di depan pintu kamar Rizal. Dan saat mendengarnya Rizal dari dalam kamarnya langsung menjawab “Ya, aku akan keluar,”

Rizal keluar kamar dan terlihat dari kamarnya ibunya sedang menyiapkan kan makanan di atas meja bersama dengan Nisa yang membantu ibunya. Dan saat melihatnya, Rizal tersenyum.

“Kakak kenapa diam saja? Ayo kesini bantu -bantu menata makanan ke atas meja!” Nia menyuruh Rizal untuk membantu menata Makanan ke atas meja makanan

“Bukannya kau dan ibu saja sudah cukup? Dan sebentar lagi selesai, buat apa aku membantu?” jawab Rizal yang santai

“Eeeh... Tapi...” Nisa mengerutkan dahinya dan kesal dengan pernyataan yang di berikan kakaknya.

“Benar kata kakak mu Nisa, ini sudah hampir selesai, kakakmu nanti akan membereskan semua ini setelah makan. Benarkan Zal?” Ibu Rizal menengahi nya

“Ya benar, aku akan melakukannya,” jawab Rizal yang tersenyum

“Janji ya kakak? Jika kau bohong, aku pasti akan memukulmu!”

“Ya ya... Aku janji, baiklah ayo kita makan,”

“Oke,”

Kemudian Rizal, adik dan Ibunya makan malam bersama dan terlihat keluarga mereka terlihat sangat bahagia walaupun keluarga mereka tidak lah lengkap karena tidak adanya seorang ayah, namun... Apapun itu, mereka telah mengikhlas kan kepergiannya

Walaupun itu sangat berat untuk pertama kalinya, tetapi perlahan mereka mulai bisa menahan dan hidup seperti biasa.

15 menit berlalu, akhirnya mereka semua telah menyelesaikan makan malamnya sampai makanan itu habis tidak tersisa dan hanya menyisakan alat makan yang kotor di atas meja.

Dan sesuai janji, Rizal mulai membereskan semua itu. Namun saat itu Ibu Rizal mulai berdiri dan ingin membantunya. Namun dirinya menolak bantuan itu dan mengatakan “Ibu istirahat saja, aku bisa membereskannya,” dengan senyuman lembutnya.

Karena melihat senyuman anak tertuanya, dia tidak bisa menolaknya dan melalukan apa yang di katakan olehnya. “Baiklah, tapi hati -hati ya,”

“Tenang saja, Nisa juga lagi nganggur. Dia bisa membantuku, benarkan?” ucap Rizal yang menatap adiknya yaitu Nisa

“Ya, aku akan membantu kakak. Jadi Ibu istirahat saja dan Ibu pasti lelah habis bekerja seharian penuh,”

“Jadi ayo kakak,”

Setelah itu Nisa mulai membawa sisa peralatan makan yang ada di atas meja makan dan langsung membawanya ke tempat cuci piring bersama dengan Rizal.

Ya benar, mereka berdua sangat menyayangi ibu mereka. Dan inilah yang dapat mereka lakukan untuk membalas semua yang ibu mereka lakukan kepada mereka berdua.

......

Di dapur dimana mereka mencuci alat makan yang mereka tadi pakai, terlihat Rizal dan Nisa sedang mencuci semua itu. Dan tentu saja mereka membagi tugas, Nisa yang mencuci alat makan sedangkan Rizal yang mengeringkannya dengan Lap kering.

“Hey Kakak, tolong jangan buat dirimu terlihat menyedihkan di depan ibu, aku tidak ingin dia terlihat tambah khawatir,” ucap Nisa sembari mencuci piring

“Ya aku tahu, begitu juga dengan dirimu,” balas Rizal kepada adiknya

“Tanpa di beritahu aku sudah tahu dan... sepertinya aku tidak akan lanjut sekolah lagi setelah lulus SMP, namun itu jika aku tidak lolos lewat beasiswa,” mendengar apa yang di katakan adiknya, Rizal sedikit terhenti dan terdiam.

Dan saat itu Rizal mulai mengelus kepala adiknya dengan sedikit kasar, “Ihh... Kenapa kakak selalu mengelusku seperti ini?!” Dan pada akhirnya Nisa pun sedikit kesal.

Lalu kemudian Rizal mulai memberi nasihat kepada adiknya yang sangat cantik itu, “Jangan bercanda, kau masih bocah. Kau tetap fokus saja dengan sekolahmu, mengerti? Dan mengenai kau bisa lolos beasiswa atau tidaknya, lebih baik kau belajar lebih serius lagi,”

Kata – kata yang di lontarkan kepada Nisa, hal itu membuat dirinya sedikit senang dan nampak dia tersenyum sembari dirinya mencuci piring. Dan Rizal yang melihat adik perempuan nya tersenyum, dia merasa ingin menjahilinya “Sepertinya adik Perempuanku memang sangat cantik dan imut jika tersenyum hehe”

Lalu sesaat ketukan yang berasal dari piring yang di pegang Nisa mengarah ke kepalanya. Dan itu membuat dirinya sedikit sakit dan mengelus kepalanya “Sakit,”

“Tolong jangan menggodaku seperti itu, bisa – bisa aku mulai mencintai kakak layaknya lawan jenis,” ucap Nisa yang menahan rasa malunya dan itu sudah terlihat jelas karena pipinya sedikit memerah.

“Itu lebih baik, aku tidak ingin adik perempuanku yang begitu cantik dan imut di bawa oleh laki – laki yang tidak jelas,” ucap Rizal dengan bangganya tanpa ada rasa malu.

“Kakak... ternyata penyakit siscon mu mulai bertambah parah, lebih baik kau pergi ke Rumah sakit jiwa sekarang juga,” balas Nisa yang menatap jijik.

“Tatapanmu memang sangat menyakitkan Nisa, jadi apakah sudah selesai?”

“Ya, ini yang terakhir. “

Nisa mulai memberikan piring yang terakhir dan Rizal menerimanya lalu ia segera mengeringkannya dengan mengelap piring itu.

Dan meletakannya ke rak piring yang ada di dekatnya.  Lalu terlihat di sofa yang ada di ruang keluarga, nampak Ibu dari Rizal dan Nisa sudah tertidur dengan cukup lelap.

Tidak hanya itu, Nisa juga terlihat menguap “Kau boleh tidur dulu Nisa, “

“Baik – baik, aku tidur dulu kakak, bye bye”

Kemudian Nisa mulai masuk ke kamarnya, sedangkan Rizal sendiri ia mulai membangunkan ibunya untuk pindah ke kamarnya supaya badannya tidak sakit jika tidur di sofa.

Setelah itu, Rizal juga ikut tidur karena sudah tidak ada yang bisa ia lakukan sekarang ini dan tentu saja ia akan menunggu apa yang akan terjadi keesokan harinya.

...******...

Matahari mulai bangun dari redupnya cahaya, memancarkan sinarnya, memadamkan embun di dedaunan, menghangatkan tubuh dari hawa dingin, dan membakar semangat baru di hari yang baru, ya walaupun kebanyakan orang tidak bersemangat di pagi harinya.

Begitu juga dengan Rizal yang dulunya selalu tidak semangat saat pagi, namun sekarang berbeda karena sekarang dia telah menantikan datangnya pagi hari ini! Dan terlihat Rizal yang berada di kamarnya mulai membuka matanya dengan perlahan.

[Selamat Pagi Tuan, apakah anda mau membuka hadiah kontrak dengan saya?]

‘Ya, tentu saja. Buka hadiah itu sekarang juga!’

[Baiklah, Kotak Hadiah Telah di buka!]

[Selamat anda mendapatkan Stone Poin sebanyak “100”]

[Dan kemampuan “Manipulasi Waktu,”]

Lalu saat mendengar apa yang dirinya dapatkan, dia sangat terkejut dan sedikit bingung apa gunanya Stone Poin itu. Tetapi yang lebih penting itu tentang kemampuan “Manipulasi Waktu” dan saat mendengarnya saja itu sudah jelas sangat hebat.

[Stone Poin itu bisa di tukar menjadi uang yang akan di kirimkan ke rekening bank tuan.]

[1 Stone Poin\= Rp. 100.000]

[Lalu untuk Kemampuan “Manipulasi waktu” itu sebenarnya ada tahapan – tahapannya, mulai dari yang terlemah sampai yang terkuat. Jadi anda tidak akan bisa menguasai kemampuan itu dalam waktu singkat,]

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Terpopuler

Comments

Harman LokeST

Harman LokeST

kuuaaaaaaaaaaaaaaaaaaattkkaaaannnnnnn teeeeeeeeerrrrrrrrrrruuuuuuuusssssssss teekaaaaaaaaaaaaaaaayaaaaaddmuuuuu Rizal

2023-12-24

0

「Hikotoki」

「Hikotoki」

fetish baru kah zal?

2022-09-08

0

Z3R0 :)

Z3R0 :)

yeah ikhlas itu lebih baik, sama kek aku

2022-09-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!