Stone System: Truth

Stone System: Truth

Chapter 01: Stone System?

Rizal Jaka atau biasa yang di panggil Rizal dia adalah seorang Siswa Sma biasa dari Indonesia – Jawa Tengah – Purbalingga  yang memiliki kepintaran yang biasa – biasa juga, sekarang umurnya sudah mencapai angka “17” tahun dimana dia sekarang sudah kelas 11 dengan tahun ajaran kedua.

Dan kalian pikir bahwa Rizal itu sangat pintar atau sangat berbakat, tapi sebenarnya tidak karena dia itu kepintarannya hanya rata – rata dan begitu juga dengan fisiknya.

Dia juga tidak memiliki seorang pacar dan wajahnya juga biasa saja karena tidak jelek dan tidak tampan juga, pokoknya semuanya tentang Rizal itu semuanya “Biasa Saja” Jadi bisa di bilang dia hanyalah “Mob” di hadapan semua orang di sekolahnya

Sekarang terlihat di tepi sungai dengan hari yang sudah menjelang malam. Terlihat seorang laki – laki yang menggunakan seragam sma nya sedang duduk di sana. Dia adalah Rizal, sekarang terlihat ia sedang melamun memikirkan sesuatu tentang masa depannya.

‘Hah... Sebentar lagi aku akan Naik kelas 12 dan setelah lulus aku juga harus kuliah atau jika tidak, aku akan langsung kerja...’

‘Namun... Jika aku ingin langsung bekerja,aku harus punya orang dalam di suatu perusahaan dimana aku ingin bekerja, jujur saja itu sangat mudah jika memiliki orang dalam,'

Apa yang di katakan Rizal memang benar dan sangat nyata karena orang dalam adalah senjata yang paling ampuh untuk mencari pekerjaan. Sedangkan orang yang mencari pekerjaan tanpa adanya Orang dalam akan sangat sulit, terutama untuk orang yang memiliki ciri fisik seperti Rizal. Dan Rizal sudah menyadari itu sedari lama.

‘Kalau tidak pakai “orang dalam” untuk cari pekerjaan, aku harus menjadi lebih tampan dan lebih pintar karena kebanyakan perusahaan itu hanya memandang fisik dan kepintaran seseorang. Ya tapi sudahlah... Yang bisa kulakukan hanyalah berusaha semaksimal mungkin untuk masa depan,'

‘Bahkan ada orang yang nasibnya lebih buruk dariku ,jadi syukurilah apa yang sudah aku dapatkan sekarang ini... Tidak perlu mengeluh,'

Setelah itu Rizal mulai berdiri dan beranjak pergi dari sungai dan berniat untuk kembali ke rumah tercintanya dimana Ibu dan adik permpuannya tinggal. “Waktunya untuk pulang.” Rizal mulai berjalan pulang dengan santai sembari bersenandung dan menendang batu krikil yang ada di depannya.

Namun suatu saat, ketika ia berjalan tiba – tiba sesuatu yang nampak kecil jatuh dari atas langit. Dan saat itu Rizal yang menyadarinya mulai penasaran dan berniat untuk menangkapnya. “Apa itu? Sepertinya menarik,”

Namun ternyata saat Rizal menangkapnya ,itu hanyalah batu krikil yang sebesar jari jempol kakinya saja, namun saat Rizal melihat batu itu. Ia menyadari ada yang aneh tentang Batu yang baru saja ia tangkap. “Batu ini seperti pelangi, tapi aku tidak yakin batu apa ini...”

Batu yang di takap Rizal berwarna warna – warni layaknya pelangi, dan saat ini Rizal mulai berfikir batu apa yang baru saja ia tangkap barusan. Tetapi dia tetap tidak menemukan jawabannya sama sekali. “Aku tidak tahu tapi akan ku simpan saja,siapa tahu ini berharga.”

Tentu saja, Batu itu sangat berharga karena memiliki warna yang bisa di bilang sangat menerik untuk di simpan, pasti para Kolektor batu ada yang mau membeli batu ini dengan cukup mahal. Rizal juga berfikir begitu.

Namun apakah itu benar bahwa itu hanya sebatas batu yang memiliki warna indah? Entahlah tidak ada yang tahu, tetapi mari kita lihat apa yang akan terjadi setelah ini. Apakah ada kejadian besar yang terjadi atau malah tidak ada.

Dan sekarang setelah beberapa menit berjalan akhirnya, Rizal telah sampai ke rumahnya yang menurutnya sangat indah tetapi bagi orang lain rumahnya itu sama seperti rumah kelas menengah lainnya. “Ibu, Nisa aku pulang!”

Rizal membuka pintunya sembari melepaskan sepatunya ,namun tanpa dia sadari seorang Bocah perempuan berumur 14 Tahun dan sangat cantik datang ke arah Rizal. Tentu saja dia adalah Adik Kandungnya sendiri yaitu ,”Nisa Karina”

“Kakak, kenapa lama sekali? Ini hampir malam loh,” tanya Anisa dengan muka masamnya.

“Aku tadi ada urusan ke rumah teman, jadi apakah kau sendirian?” Jawab Rizal yang berjalan kedepan sembari mengelus Rambut Nisa dengan sangat lembut. Dan saat Nisa melihat dirinya di elus. Mukanya sedikit memerah dan tentu saja dia juga kesal.

“Ibu lagi memasak, dan berhentilah mengelusku!” ucap Nisa yang kesal

“Baiklah, Ibu!” Rizal mengangkat tangannya dari atas kepala adiknya itu dan lalu ia mulai pergi ke dapur sembari memanggil.

“Ya, ada apa Zal?” tanya Ibu Rizal yang nampak sedang memakai celemek dan memasakan sesuatu untuk Rizal dan Nisa.

Dan Nama  Ibu Rizal adalah “Selina Tiara” dimana dia adalah wanita janda berumur 38 Tahun yang sangat cantik dan tetap awet muda, Sedangkan Ayah Rizal sudah meninggal 1 Tahun yang lalu karena kecelakaan lalu lintas. Dan alasan kenapa Rizal memiliki wajah yang biasa saja adalah karena wajahnya itu meniru ayahnya sendiri

Sedangkan Nisa, dia mengikuti kecantikan Ibunya

“Beberapa minggu lagi aku akan ada Ujian Kenaikan Kelas. Dan biaya SPP sekolah juga perlu di lunasi secepatnya sebelum kelas 12 semester 1 selesai.” Ucap Rizal yang memberitahu kepada ibunya.

“Eh? Benarkah? Hm.... Baiklah akan ibu usahakan. Tetapi tidak sekarang,”

“Tidak apa bu, aku juga akan membantu mencari uang dan membantu beban ibu. Jadi tidak perlu khawatir,” Rizal mencoba untuk meringankan beban yang di tanggung Ibunya dengan ikut mencari uang. Dan sebenarnya Rizal setelah masuk Sma dimana tepatnya Ayahnya meninggal. Ia bekerja paruh waktu untuk mencari uang tambahan supaya beban ibunya tidak terlalu berat.

“Terimakasih, tapi jangan terlalu di pikirkan. Kau fokus saja dengan Sekolahmu dan tingkatkan nilaimu menjadi lebih baik,” Ibunya tersenyum kepadanya dengan sangat lembut, tetapi saat melihat senyuman lembut Ibunya...

Entah kenapa dia merasa begitu sakit karena dia sudah tahu bahwa Keluarganya sudah terlilit hutang yang cukup banyak dengan Bank ,belum lagi dengan lainnya... Tetapi Ibunya terus tersenyum kepadanya dan tetap bekerja keras tanpa mengeluh sedikitpun kepadanya

 “ Tenang saja, aku juga telah mengatur jadwalku supaya sekolahku tidak terganggu. Oh ya bu aku akan ke kamar dulu untuk belajar sebelum makanan siap.” Ucap Rizal

“Eh? Langsung belajar? Baiklah, semangat ya,”

“Ya...”

Setelah itu Rizal mulai masuk ke kamarnya dan segera mengunci pintu kamarnya setelah itu. Namun beberapa saat dirinya mengunci pintunya. Dia mulai menyandarkan punggungnya di depan pintu kamarnya itu dengan sangat lemas dan badannya mulai terjatuh

‘Aku harus kuat, aku tidak boleh menangis karena masalah seperti ini,'

Rizal mulai menatap ke atas dan mencoba menahan air matanya supaya tidak terjatuh. Dan nampak dirinya sekarang wajahnya sangat putus asa dan kebingungan... ‘Bagaimana ini, kenapa aku tidak bilang bahwa aku telah di pecat dari tempat aku bekerja...’

Jujur saja itu sangat menyakitkan, berbohong bahwa dirinya baik – baik saja dan mencoba untuk tetap tersenyum di depan keluarganya yang sebenarnya tidak baik -baik saja. ‘Mereka memecatku secara sepihak karena anak orang kaya itu tidak suka kepadaku. Sungguh egois sekali, mereka pikir aku ini apa?’

Segalanya akan di kendalikan oleh uang, siapapun yang berada di kasta paling rendah akan di perlakukan semena – semena oleh orang yang berkasta tinggi. Itulah hukum dunia modern yang berlaku saat ini!

‘Aku... Tidak bisa memberitahu ini kepada ibu dan adikku, jika aku memberitahunya... Semuanya tidak akan baik – baik saja... Tetapi tetap saja, rasanya sangat sakit jika aku terus berbohong. Aku seperti sudah tidak kuat lagi untuk menahan Air mataku...’

Air matanya hampir menetes dan hampir terjatuh dari katup matanya yang sudah terlihat sangat sedih itu. Dimana ia terus memikirkan bagaimana caranya membuat keluarganya bahagia sedia kala, dan bagaimana caranya dirinya melindungi Ibu dan adik perempuannya dari kejamnya dunia ini.

Dan saat itu Rizal sudah menentukan apa yang seharusnya dia butuhkan untuk melakukan semua itu. Benar yang perlukan hanyalah “Uang dan Kekuasaan” tetapi tetap saja, dengan dirinya yang saat ini, tidak akan bisa menggapai semua itu.

Saat itu, Rizal mulai membuka Tas nya dan mengambil batu yang baru saja ia temukan itu. “Apakah jika aku menjual ini, aku akan mendapatkan ‘Uang dan Kekuasaan’ yang aku mau...” gumam Rizal

Sesaat dirinya mengatakan itu, tiba – tiba batu itu mulai bercahaya dan saat itu dirinya menjadi sangat terkejut ‘Apa?!’ Cahaya yang sangat terang layaknya pelangi, sekarang ini cahaya itu memenuhi seisi kamarnya yang sangat gelap itu menjadi sangat terang.

Hingga suatu saat, tiba -tiba Rizal melihat Batu itu terbang di depan mukanya. Tidak berhenti di situ saja, di waktu yang sama dia mendengar suara wanita dari arah batu itu.

[Apakah Anda menginginkan “Uang dan kekuasaan” ? Jika iya, maka Stone  System akan membantu anda]

“Apa mungkin?”

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Terpopuler

Comments

Harman LokeST

Harman LokeST

kuuaaaaaaaaaaaaaaaaaaattkkaaaannnnnnn teeeeeeeeerrrrrrrrrrruuuuuuuusssssssss teekaaaaaaaaaaaaaaaayaaaaaddmuuuuu Rizal

2023-12-24

0

Antara Putra

Antara Putra

🍮🍮

2023-07-11

0

WITABU08

WITABU08

kenapa dijadiin mob(mop) ,kan bisa jadi penyapu sampah

2022-10-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!