Love U Like FIRE

Love U Like FIRE

First Meeting

Maria, Zeta dan Arinka, tiga dara cantik keluarga Sagara celingak celinguk menatapi orang orang yang keluar dari bandara. Mereka mencari sepupu mereka yang pesawatnya baru saja mendarat. 

"Mungkin masih di tempat bagasi," kata Zeta memberi pendapat.

"Kita kecepatan jemputnya. Lo sih, udah gue bilang ntar ntaran aja," sungut Arinka sebal. Dia yang harusnya ikut kakak laki lakinya meeting, jadi di cancel karena kecerobohan sepupunya. Padahal klien kakak laki lakinya tampan, kaya dan yang penting bukan dari keluarga Taksaka.

Keluarga mereka mengharamkan hubungan yang terjalin baik itu pertemanan apalagi menjurus pada pernikahan dengan keluarga Taksaka. 

Karena menghindari interaksi mereka tidak begitu saling mengenal. Kecuali yang menjadi pimpinan, itu pun masih seangkatan orang tua mereka.

"Maaf," kata Maria mengaku salah. Dia terlalu senang sepupunya akan datang setelah sekian tahun ngga bertemu. Mereka bertiga juga baru bertemu lagi karena sengaja di sekolahkan ke luar negeri oleh orang tua mereka. 

"Gimana ya kabar Emil," senyum Zeta mengurai. Dua tahun yang lalu mereka terakhir bertemu di acara ulang tahun oma mereka. Emilia sangat cantik dengan mata coklat terangnya.

"Paling tu anak masih ganjen," sarkas Arinka membuat kedua sepupunya tertawa.

"Kalo bukan ganjen, bukan Emil lah," timpal Maria membuat ketiganya tergelak. Tanpa mereka sadari, kehadiran mereka sejak tadi cukup menarik perhatian orang orang yang berlalu lalang. Ketiganya sangat cantik dan seksi.

Sementara di dalam ruangan tempat antri bagasi, seorang gadis cantik dengan tinggi seratus tujuh puluh lima centi meter masih menunggu kopernya dengan sabar.

Matanya melirik pesan di ponsel yang dikirim sepupunya.

"Ternyata mereka sudah ada di bandara", gumamnya pelan dengan hati senang.

Matanya langsung bercahaya melihat koper merah marunnya. Segera saja Emilia bermaksud untuk mengambilnya. Tapi seoramg laki laki muda yang mengenakan topi sudah meraih kopernya lebih dulu.

"I am sorry sir. It's mine," seru Emilia sambil meraih paksa kopernya dari tangan laki laki itu yang kini menoleh ngga suka padanya. Keduanya saling bersitatap.

Tampan, dada Emilia bergemuruh hebat.

"Jangan sembarangan, nona," cetus laki laki muda itu setelah mereka sama sama terdiam beberapa saat. Dia pun mempertahankan koper yang diyakini miliknya. 

Tarik tarikan koper pun berlangsung cukup heboh dan menarik perhatian para penumpang yang sedang menunggu kedatangan koper mereka.

Tampan tapi menyebalkan, batin Emilia gemas.

BUUGH

"SHIITTHH!"

"AAAHHHH!"

Emilia menutup mulutnya melihat laki laki tampan itu jatuh terjengkang ketika dirinya mendadak melepaskan pegangan pada kopernya.

Teriakan heboh dan syok dari para penumpang yang melihat bersamaan dengan umpatan jengkel laki laki muda itu. Tak sedikit yang melihatnya jatuh kasian karena laki laki itu terlalu tampan untuk mendapatkan perlakuan memalukan seperti itu. Tapi ada juga yang ngga dapat menahan senyum melihat nasib sial yang dialami laki laki muda itu.

"Sakit, ya, om," cetus Emilia dengan tampang selugu mungkin, padahal dalam hati sudah ngakak.

Rasain, batinnya mengejek senang. Sangat jaarang melihat laki laki tampan yang jatuh terjengkang begitu di tempat umum. Untung celananya ngga sobek.

Laki laki itu menatap Emilia dengan marah campur kesal campur malu sambil bangkit berdiri dengan cepat.

Om katanya? batin pemuda itu memaki kesal. Dilihat dari penampilannya, pemuda itu yakin, kalo dirinya hanya lebih tua beberapa tahun saja dari gadis tukang cari masalah di depannya, dan tentu saja dirinya belum layak menyandang panggilan om.

"Om, sih, ngga percaya. Masa om punya gantungan kunci hello kitty? Ini sudah pasti punya saya, om," ledek Emilia sambil menunjukkan gantungan kunci limited edition miliknya yang melekat di resleting koper yang dikira miliknya.

Pemuda itu terkesiap sesaat setelah menyadari kecerobohannya. Dia memaki kembali dalam hati, karena kurang seksama memperhatikan koper puluhan jutanya yang kini ngga disangkanya memiliki kembaran.

"Juna, ini koper lo," seru seorang laki laki muda yang juga tampan seusianya sambil menggeret koper yang sama mendekatinya. Pemuda yang dipanggil Juna hanya melirik sekilas koper dan sahabatnya saja . Hatinya masih dongkol  akan aib yang dialaminya barusan.

"Tuh, kopernya, om. Coba tadi om periksa dulu, kan, ngga bakalan jatuh," ledek.Emilia lagi dengan suara mendayunya.

"Lo jatuh?" kaget sahabatnya bertanya. Ada penyesalan besar dalam hatinya. 

Harusnya tadi dia ngga buru buru mencari koper sahabat sekaligus bosnya hanya karena melihat bosnya sekaligus sahabatnya bertengkar dengan gadis centik ini.

Harusnya tadi dia mendokumentasikan, seperti memfoto beberapa kali dengan gaya bosnya yang pasti unik dan berbeda serta memvideokan kejadian langka yang di alami Juna tadi.

Insta storynya pas akan banyak mendqpat viewers, like dan komen. Bisa menghasikan banyak cuan juga sebagai penghasilan sampingan.

Senyum lebar terkembang begitu saja di bibirnya membuat laki laki muda tu, atau tepatnya Arjuna Taksaka menatap sahabatnya-Galih dengan tatapan horor mematikan.

"Om, aku tinggal, yaa. Mami sama dady aku udah nunggu. Jangan marah terus, dong, om, nanti nambah cepat tua, lhoooo," pamit Emilia sambil mengedipkan sebelah matanya genit pada Arjuna yang kini sudah berbalik menatapnya jengkel.

Apa apaan dia. Dasar centil, omel Arjuna dalam hati sambil melototi Emilia.

Tapi Emilia malah tambah ingin menggodanya. Menggali kemarahan laki laki itu lebih dalam. Dia pun tanpa ragu mengirimkan ciuman jauhnya yang sangat mesra sebelum bergegas pergi dengan suara tawa yang masih menguar dari bibirnya.

Senyum Galih makin lebar melihat  keberanian gadis cantik yang seksi itu pada sahabatnya. Gadis cantik yang terlihat spesial walau hanya mengenakan kaos kedodoran dengan menampakkan pundak putih bersihnya yang sebelah kanan. Sebelah tali be-ha hitamnya pun terlihat jelas. Rok mini di atas lutut memperindah tampilannya. Kakinya yang jenjang mengenakan stoking hitam hingga membuat penampilannya terlihat semakin seksi. Ingin rasanya Galih langsung berkenalan, tapi dia sungkan dengan wajah angker Arjuna. Besok besok aja pikirnya jahil. Lumayan, ada yang bisa membuat sahabatnya emosi.

Cari mati, non, tawanya tergelak dalam hati. Gadis ini seperti katak di bawah tempurung karena dia ngga mengenali Arjuna sahabat sekaligus anak bos besar grup Taksaka. Entah di dunia mana gadis ini berada selama ini. Dia pun heran karena baru kali ini melihatnya.

"Gue potong gaji lo," sergah Arjuna datar ketika memperhatikan ekspresi Galih yang senang melihat dia dipermalukan. Arjuna pun berlalu sambil meninggalkan Galih bersama kopernya. Miliknya dan milik Galih

"Sadis lo," umpat Galih ngga terima, segera menyusul Arjuna sambil memggeret kembali dua koper di tangannya. Senyumnya pun menyurut berganti dengan wajah kesal.

"Asem," kutuknya lagi karena dirinya sangat terlihat seperti orang suruhan Arjuna dengan dua koper di tangannya.

Terpopuler

Comments

Erni Fitriana

Erni Fitriana

rahmaaaaaaaaa....thank's y sdh memanjakan para reader😘😘😘all the best for u rahma👍🏾🙏

2024-02-06

2

Buna Seta

Buna Seta

Aku mampir disini juga

2022-09-11

1

auliasiamatir

auliasiamatir

aku favorit ini mah thotlr

2022-09-07

1

lihat semua
Episodes
1 First Meeting
2 Heboh
3 Jadi Mata Mata
4 Masih Jadi Mata Mata
5 Laki laki Bermulut Pedas
6 Alasan Arjuna
7 Dukun Pijat Viral
8 Lancar Jaya
9 Belanja
10 Berkumpul bersama Nenek
11 Pertemuan Ketiga
12 Takut
13 Sarapan di Sebelah
14 Telat
15 Ketemu Tante Carol
16 Setengah Kejujuran Emilia
17 Menghindar
18 Suasana Yang Mengharukan
19 Sukses Snack Box
20 Ketemu Veli
21 Pemilik Unit Sebelah
22 Dendam di hati Arjuna
23 Ngga Bisa Jujur
24 Prasangka Arjuna
25 Cemburu
26 Khawatir
27 Hati dan Logika yang ngga konsisten
28 Mabok?
29 Pura pura Masih Mabok
30 Mengantar Pesanan Tante Carol.
31 Penuh Prasangka
32 Menjebak Emilia
33 Berbaikan?
34 Bukan Pacar Bima
35 Emilia Ketahuan?
36 Go to Bali
37 Menyimpan Kenangan
38 Ketahuan?
39 Ketahuan bagian 2?
40 Darah yang Sama
41 Arga Taksaka
42 Kesedihan Cila
43 Puzzle Terakhir
44 Rencana Arga Taksaka
45 Membenci
46 Hati Yang membenci
47 Pulang
48 Bertepuk Sebelah Tangan?
49 Serangan Awal
50 Kesal
51 Maaf
52 Perjodohan?
53 Mengaku
54 Kenyataannya
55 Berpisah
56 Ngga sengaja Mendengar
57 Baru mendengar Kabar
58 Rencana
59 Luka
60 Berakhir
61 Kemarahan Arjuna
62 Arjuna yang akan bertunangqn
63 Blind Date
64 Blind Date Yang Gagal
65 Masih di Restoran
66 Kesakitan Hati Emilia
67 Janji Arjuna
68 Kemarahan Bima
69 Resah
70 Rahasia yang mulai terkuak
71 Dendam Andra
72 Penawar Arjuna
73 Prahara Sujatnata
74 Pembalasan yang sempurna
75 Tersangkanya masih aman
76 Mars dan Arinka
77 Sikap Mars
78 Pilihan Mars
79 Sama sama masih takut
80 Karma Sahabat Taksaka
81 Harapan
82 Kisah Arsen
83 Niat Arjuna dan Mars
84 Pembalasan Arsen part 1
85 Pembalasan Arsen Part 2
86 Maria dan Arsen
87 Membingungkan
88 Sedikit Harapan
89 Terbuka sangat jelas
90 Berpisah?
91 Masih Andra dan Vania
92 Masih Andra dan Vania
93 Restu
94 Penculikan?
95 Belum berakhir
96 Rasa Bersalah
97 Akhir Yang Bahagia
Episodes

Updated 97 Episodes

1
First Meeting
2
Heboh
3
Jadi Mata Mata
4
Masih Jadi Mata Mata
5
Laki laki Bermulut Pedas
6
Alasan Arjuna
7
Dukun Pijat Viral
8
Lancar Jaya
9
Belanja
10
Berkumpul bersama Nenek
11
Pertemuan Ketiga
12
Takut
13
Sarapan di Sebelah
14
Telat
15
Ketemu Tante Carol
16
Setengah Kejujuran Emilia
17
Menghindar
18
Suasana Yang Mengharukan
19
Sukses Snack Box
20
Ketemu Veli
21
Pemilik Unit Sebelah
22
Dendam di hati Arjuna
23
Ngga Bisa Jujur
24
Prasangka Arjuna
25
Cemburu
26
Khawatir
27
Hati dan Logika yang ngga konsisten
28
Mabok?
29
Pura pura Masih Mabok
30
Mengantar Pesanan Tante Carol.
31
Penuh Prasangka
32
Menjebak Emilia
33
Berbaikan?
34
Bukan Pacar Bima
35
Emilia Ketahuan?
36
Go to Bali
37
Menyimpan Kenangan
38
Ketahuan?
39
Ketahuan bagian 2?
40
Darah yang Sama
41
Arga Taksaka
42
Kesedihan Cila
43
Puzzle Terakhir
44
Rencana Arga Taksaka
45
Membenci
46
Hati Yang membenci
47
Pulang
48
Bertepuk Sebelah Tangan?
49
Serangan Awal
50
Kesal
51
Maaf
52
Perjodohan?
53
Mengaku
54
Kenyataannya
55
Berpisah
56
Ngga sengaja Mendengar
57
Baru mendengar Kabar
58
Rencana
59
Luka
60
Berakhir
61
Kemarahan Arjuna
62
Arjuna yang akan bertunangqn
63
Blind Date
64
Blind Date Yang Gagal
65
Masih di Restoran
66
Kesakitan Hati Emilia
67
Janji Arjuna
68
Kemarahan Bima
69
Resah
70
Rahasia yang mulai terkuak
71
Dendam Andra
72
Penawar Arjuna
73
Prahara Sujatnata
74
Pembalasan yang sempurna
75
Tersangkanya masih aman
76
Mars dan Arinka
77
Sikap Mars
78
Pilihan Mars
79
Sama sama masih takut
80
Karma Sahabat Taksaka
81
Harapan
82
Kisah Arsen
83
Niat Arjuna dan Mars
84
Pembalasan Arsen part 1
85
Pembalasan Arsen Part 2
86
Maria dan Arsen
87
Membingungkan
88
Sedikit Harapan
89
Terbuka sangat jelas
90
Berpisah?
91
Masih Andra dan Vania
92
Masih Andra dan Vania
93
Restu
94
Penculikan?
95
Belum berakhir
96
Rasa Bersalah
97
Akhir Yang Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!