Pengagum Delfin

...***...

Setelah berpamitan dengan Delfin, Cia segera meluncur ke butik. Akhir-akhir ini butik yang ia kelola memang sangat ramai. Banyak sekali pasangan yang akan menikah atau hanya sekadar akan merayakan acara untuk pesta keluarga memercayakan kostum mereka di butik Cia. Hasil rancangan baju di butik Cia memang selalu bagus dan memuaskan, tak heran jika para pelanggannya pun semakin banyak berdatangan.

Hal ini membuat Cia sangat sibuk, tapi beruntung Delfin tak pernah mengeluh karena intensitas pertemuan mereka yang berkurang. Cinta mereka yang terjalin sejak SMA membuat rasa percaya di antara mereka begitu kuat dan tak mudah untuk dihasut.

Delfin dan Cia selalu menyempatkan waktu untuk memberi kabar melalui pesan WhatsApp, atau sesekali mereka melakukan panggilan video call di sela-sela kesibukan masing-masing.

Sementara itu di studio, Ziya yang awalnya sudah yakin dengan tugas yang diberikan oleh Pram, merasa resah. Setelah pertemuan pertamanya dengan Cia, Ziya menjadi gamang.

"Ibu Cia sangat cantik. Apa benar kalau pak Delfin sampai selingkuh? Apa selingkuhannya jauh lebih cantik dari Bu Cia? CK! Dasar buaya, nggak pernah bersyukur atas apa yang udah diperoleh. Tapi, apa aku bisa mengalihkan perhatian Delfin buat aku kalau selingkuhannya jauh lebih cantik dari Bu Cia?" batin Ziya. Ia pun mengembuskan napas dengan kasar guna mengurangi sesak di dada.

"Maafkan aku Bu Cia, aku tahu aku salah. Tapi ini semua demi panti asuhan. Aku nggak mungkin membiarkan mereka kehilangan tempat tinggalnya dan aku juga nggak rela wanita secantik Bu Cia tersakiti oleh pengkhianatan yang Pak Delfin lakukan," ucap Ziya lirih yang hanya bisa didengar oleh Ziya sendiri.

"Zi, ayo, berangkat! Kita harus ke Senayan sekarang. Kamu bisa ke ruanganku dulu dan siapkan semua keperluanku selama di sana. Sudah tahu, kan, semua tugasmu?"

Suara Delfin menyadarkan Ziya dari lamunannya. "Iya, Pak," jawab Ziya.

"Oke. Aku tunggu di mobil. Ayo, Gus!" ucap Delfin lagi tanpa menunggu jawaban Ziya. Langkahnya semakin menjauh diiringi Bagus di belakangnya.

"Mbak Ziya cantik, ya, Pak?" ucap Bagus tiba-tiba saat mereka sudah masuk ke dalam mobil.

"Kamu naksir sama Ziya, Gus? Belum 24 jam ketemu, kamu udah kecantol sama Ziya.” Delfin terkekeh melihat tingkah Bagus.

"Tapi takut mbak Ziya-nya nggak mau, Pak. Saya, kan, cuma supir," jawab Bagus pasrah. Wajahnya terlihat sendu.

Pembicaraan mereka terhenti karena sang target ghibah sudah datang. Bagus bergegas keluar dan membukakan pintu mobil belakang untuk Ziya. Setelah itu, mobil yang mereka kendarai segera melaju membelah jalanan ibu kota. Beruntung jam makan siang telah usai, sehingga kendaraan yang berlalu-lalang tak begitu banyak. Selama di perjalanan, Delfin melanjutkan tidurnya setelah memberi tahu Ziya tentang semua yang diperlukan saat konser Delfin malam nanti.

...***...

Setelah rehearsal malam itu, Delfin benar-benar tidak pernah pulang ke rumah. Ia selalu bermalam di studionya. Kesibukan yang dialami Delfin berdampak pada Ziya. Ia pun harus dua kali izin pada Bu Erna untuk tidak pulang ke panti dengan alasan pekerjaan. Ziya dipaksa untuk menginap di studio dengan alasan agar Delfin tak perlu bersusah payah jika membutuhkan bantuannya.

Malam ini konser Delfin akan diselenggarakan. Sang Superstar yang sedang naik daun berkat suaranya yang merdu. Tak hanya itu, wajahnya pun mampu menghipnotis para kaum hawa.

Delfin, Ziya, dan Bagus berangkat menuju Senayan jam sembilan pagi. Sampai di Senayan, Ziya segera mengecek persiapan konser yang akan diadakan malam ini. Ziya benar-benar mempersiapkan semuanya sesuai keinginan Delfin. Sementara Delfin berkumpul dengan beberapa kru dan beberapa artis lain yang akan ikut meramaikan konser Delfin nanti malam.

"Good job, Sayang. Maaf, ya, aku nggak bisa nonton konser kamu malam nanti. Kerjaan aku masih banyak dan besok pagi ada beberapa baju yang akan diambil sama pelanggan. Aku harus lembur, but I always miss you." Delfin membaca pesan yang dikirimkan oleh Cia.

Ia tersenyum. "I miss you too, Sayang. Jangan capek-capek, kamu juga harus jaga kesehatan." Segera ia simpan ponselnya setelah mengirim balasan pesan untuk Cia.

Konser malam ini berjalan lancar, ratusan penggemar Delfin terlihat memadati area konser. Lagu terbaru yang Delfin rilis, berhasil menjadi trending no 1 di YouTube. Sehingga hampir semua konser yang Delfin gelar selalu dipadati oleh para penggemarnya.

...***...

Hari berganti, sudah dua minggu Ziya bekerja sebagai manajer Delfin. Hubungan keduanya semakin dekat, Delfin yang tahu Ziya juga bisa bernyanyi sering mengajak Ziya duet saat latihan vokal di studio miliknya.

Bagi Delfin, Ziya memang paket komplit. Kesamaan mereka yang menyukai musik, membuat Delfin nyaman bersama Ziya. Tanpa ada rasa curiga sedikit pun pada Ziya, Delfin menganggap Ziya benar-benar manajer yang bisa diandalkan dalam situasi apa pun.

"Pagi, Mas Bagus," sapa Ziya saat bertemu Bagus di depan studio Delfin.

"Pagi, Mbak Ziya. Kok, sudah datang Mbak? Acara jumpa pers di agensi masih nanti jam sepuluh, kan? Apa saya yang nggak tahu ada perubahan jadwal, Mbak?" Bagus terlihat bingung. Pasalnya, saat pulang dari konser Delfin memberi tahu dirinya, jika akan melakukan jumpa pers di kantor agensi pukul 10.00 WIB mengenai album terbarunya.

"Enggak, kok, Mas. Ziya emang sengaja berangkat agak pagi. Mau ngasih ini buat Mas Bagus sama Pak Delfin. Tadi kebetulan ibu panti bikin nasi pecel agak banyak, jadi daripada mubadzir saya bawakan saja ke sini," tutur Ziya.

"Oh, iya Mbak Ziya. Terima kasih, ya, Mbak. Saya sarapan dulu kalo gitu, ya." Bagus segera berlalu menuju meja makan di teras depan studio milik Delfin. Senang sekali rasanya mendapat nasi pecel dari sang pujaan hati, meski hanya bisa mengagumi Ziya dalam diam.

Ziya segera masuk ke studio, sampai di dalam ia tak menemukan Delfin. Mungkin Delfin sedang mandi pikirnya. Ziya pun segera menata nasi pecel yang dia bawa tadi di meja makan. Beberapa menit kemudian Delfin keluar dari kamar mandi dengan rambutnya yang masih basah. Ziya terpana akan sosok itu.

"Ganteng banget," batin Ziya. Ia pun segera mengalihkan pandangannya ke segala arah. "Ehm … Pak, saya bawa sarapan banyak tadi dari panti. Jika berkenan mari sarapan bersama," tutur Ziya menutupi kegugupanya.

Delfin sejenak memandang ke arah meja makan. "Kelihatannya enak. Makasih, Zi. Aku ganti baju dulu kalo gitu," ucap Delfin sambil berlalu ke kamarnya.

Selesai Sarapan, Delfin dan Ziya segera menuju ke kantor agensi untuk melakukan jumpa pers mengenai album terbaru Delfin. Saat tiba di kantor agensi, Delfin dan Ziya segera turun dari mobil yang di supiri oleh Bagus. Langkah mereka terhenti, karena tiba-tiba saja ada seorang wanita yang menggandeng lengan Delfin.

"Hai, Fin. Lama kita nggak ketemu, ya. Apa kabar?" sapa Dea saat mereka tiba di kantor agensi.

"Hai, De. Maaf aku buru-buru. Kita bicara nanti, ya," jawab Delfin singkat dan segera menepis tangan Dea yang melingkar di lengannya. Delfin pun segera berlalu ke ruangan make up artis di ikuti Ziya di sampingnya meninggalkan Dea yang terbengong atas penolakan Delfin.

Ia tak ingin banyak berbincang dengan Dea, karena takut akan menjadi bahan gosip. Di dalam sana pasti juga sudah ada banyak wartawan yang bersiap akan jumpa pers dengannya, juga jangan lupakan para paparazi yang siap membuntuti ke mana pun kaki Delfin melangkah.

Dea kecewa dengan sikap Delfin, apalagi saat melihat wanita yang baru pertama ia lihat bersama Delfin. "Siapa wanita itu, kenapa kelihatan dekat sekali dengan Delfin. Apa mungkin dia manajer Delfin yang baru? Sial! Cantik juga selera Delfin," gerutu Dea.

Ia masih menatap lekat punggung Delfin. Dea juga melihat Delfin yang terlihat asyik mengobrol bersama wanita yang berjalan di samping Delfin. “Tapi apa mungkin Cia diam saja melihat Delfin mempunyai manajer wanita seperti itu? Aku harus cari tahu secepatnya," batin Dea.

...***...

...Bantu dukungannya, ya. Maafkan kemarin novel ini sempet dihapus karena ada satu hal 🙏...

...Tapi tenang aja, othor bakalan up double tiap hari biar cepet ngejar bab yang udah tayang sebelumnya. Makasih yang masih mau mengikuti. Othor sayang kalian ❤...

Terpopuler

Comments

𝕸𝖆𝖘𝖎𝖙𝖆𝖍 𝕬𝖟𝖟𝖆𝖍𝖗𝖆

𝕸𝖆𝖘𝖎𝖙𝖆𝖍 𝕬𝖟𝖟𝖆𝖍𝖗𝖆

kayaknya dea nich uler keketnya 🤭

2022-08-29

1

filaricsa

filaricsa

pantesan perasaan sudah baca sudah comen lah kok ngak ada, semangat kejar setoran tapi jangan kejar kreditan 🤭

2022-08-07

0

Sufisa ~ IG : Sufisa88

Sufisa ~ IG : Sufisa88

aq juga sayang kamu Thor... 😘😘

2022-08-05

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Masalah
2 Dilema
3 Menjadi Manajer
4 Kedatangan Cia
5 Pengagum Delfin
6 Mendapatkan Hadiah
7 Provokasi
8 Membujuk Cia
9 Mengundurkan Diri
10 Pura-pura
11 Andai Saja ....
12 Mulai Mengagumi
13 Trik yang Licik
14 Amarah Cia
15 Menghasut
16 Mabuk
17 Maafkan, Sayang!
18 Kembali ke Rumah Kakek
19 Menjodohkan
20 Sandiwara
21 Model Video Klip
22 Kayak Kamu
23 Kepergok
24 Keributan
25 Duri Dalam Daging
26 Kesepakatan
27 Pura-pura Menjauh
28 Adik Ipar
29 Sama-sama Lelah
30 Terpuruk
31 Terlanjur
32 Laki-laki yang Baik
33 Meminta Maaf
34 Begitu Menyakitkan
35 Pengaruh Alkohol
36 Tidak Ingat
37 Video Klip
38 Bersikap Dingin
39 Petuah Mama
40 Perhatian Farel
41 Membandingkan
42 Penuh Luka
43 Sejenak Melupakan
44 Surat Pengadilan
45 Harga Diri
46 Duet Romantis
47 Memilih
48 Hamil
49 Secepatnya Bercerai
50 Bertanggung jawab
51 Frustrasi
52 Saran Ziya
53 Memutuskan
54 Check Up Kehamilan
55 Memperburuk Keadaan
56 Masih Mencintai
57 Pulang
58 Maaf!
59 Menghancurkan Semuanya
60 Merutuki Kebodohan
61 Semoga Bahagia
62 Menyesal
63 Mendapatkan Bayaran
64 Gara-gara Aku
65 Menebus Kesalahan
66 Rencana Tunangan
67 Surat Perjanjian
68 Pergi
69 Ancaman Pram
70 Penyesalan Tiada Bertepi
71 Saat yang Tepat
72 Masuk Rumah Sakit
73 Dipermainkan
74 Meminta Pengampunan
75 Menjelaskan Pada Delfin
76 Bersatu Kembali
77 Memilih Pergi
78 Cucu Angkat
79 Do'a Terbaik
80 Bahagia
81 Bonchap — Tinggal Kenangan
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Awal Masalah
2
Dilema
3
Menjadi Manajer
4
Kedatangan Cia
5
Pengagum Delfin
6
Mendapatkan Hadiah
7
Provokasi
8
Membujuk Cia
9
Mengundurkan Diri
10
Pura-pura
11
Andai Saja ....
12
Mulai Mengagumi
13
Trik yang Licik
14
Amarah Cia
15
Menghasut
16
Mabuk
17
Maafkan, Sayang!
18
Kembali ke Rumah Kakek
19
Menjodohkan
20
Sandiwara
21
Model Video Klip
22
Kayak Kamu
23
Kepergok
24
Keributan
25
Duri Dalam Daging
26
Kesepakatan
27
Pura-pura Menjauh
28
Adik Ipar
29
Sama-sama Lelah
30
Terpuruk
31
Terlanjur
32
Laki-laki yang Baik
33
Meminta Maaf
34
Begitu Menyakitkan
35
Pengaruh Alkohol
36
Tidak Ingat
37
Video Klip
38
Bersikap Dingin
39
Petuah Mama
40
Perhatian Farel
41
Membandingkan
42
Penuh Luka
43
Sejenak Melupakan
44
Surat Pengadilan
45
Harga Diri
46
Duet Romantis
47
Memilih
48
Hamil
49
Secepatnya Bercerai
50
Bertanggung jawab
51
Frustrasi
52
Saran Ziya
53
Memutuskan
54
Check Up Kehamilan
55
Memperburuk Keadaan
56
Masih Mencintai
57
Pulang
58
Maaf!
59
Menghancurkan Semuanya
60
Merutuki Kebodohan
61
Semoga Bahagia
62
Menyesal
63
Mendapatkan Bayaran
64
Gara-gara Aku
65
Menebus Kesalahan
66
Rencana Tunangan
67
Surat Perjanjian
68
Pergi
69
Ancaman Pram
70
Penyesalan Tiada Bertepi
71
Saat yang Tepat
72
Masuk Rumah Sakit
73
Dipermainkan
74
Meminta Pengampunan
75
Menjelaskan Pada Delfin
76
Bersatu Kembali
77
Memilih Pergi
78
Cucu Angkat
79
Do'a Terbaik
80
Bahagia
81
Bonchap — Tinggal Kenangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!