Untung ada bibi Ella,adik ibu satu satunya. Dia selalu siap membantu kami bagaimanapun keadaan kami, miskin ataupun kaya. Sedangkan 2 saudara ayah sudah tak berhubungan lagi dengan kami semenjak ayah jatuh miskin. Ada uang kami saudara, tak ada uang kami bukan siapa siapa. Begitulah kenyataan yang sebenarnya di dunia ini, kebanyakan orang hanya memandang kekayaan sebagai tolak ukur. Aku bersyukur Bibi Ella berbeda dengan saudara saudara dari ayah.
"Terimakasih ya Bi, kalau tidak ada Bibi mungkin saya hanya bisa menangis sendiri dan tidak bisa berbuat apa apa",aku sambil berkaca kaca.
"Tidak apa apa Isna, ini memang sudah kewajiban Bibi sebagai bibimu, harus menjaga dan merawat anak dari kakak Bibi yaitu ibu mu juga mengurus segala hal sepeninggal ibu dan ayahmu".
Kami berdua mulai meneteskan air mata.
"Semoga kita diberikan ketabahan dan kesabaran dalam menghadapi ketetapan Allah ini".Bibi sembari menyeka air mata.
"Aamiin,terimakasih banyak sekali lagi, Bi", aku memegang tangan Bibi.
"Bagaimana jika kita jual rumah ini",aku memulai perbincangan lebih jauh lagi. Bibi menghela nafas sejenak,
"Sebenarnya Bibi tidak setuju jika kalian menjual rumah ini, harta satu satunya peninggalan orang tua kalian, Bibi juga sudah mengajukan pinjaman ke Bank, tapi ditolak, karena Bibi dulu pernah melakukan pinjaman dan bermasalah, jadi sepertinya tak ada jalan lain selain menjual rumah untuk melunasi hutang itu".
"Isna juga tidak bisa menemukan ide lain se
lain itu, tapi kita harus membicarakan ini lagi dengan yang lain. Kalau Isna jadi TKW bagaimana,Bi?".
Bibi tersenyum.
"Isna, menjadi TKW itu tidak sesimpel yang kamu bayangkan, dulu Bibi pun pernah punya keinginan untuk jadi TKW, tapi Bibi mundur karena ternyata butuh modal yang besar dan waktu yang lama, harus ada uang puluhan juta untuk mendaftar dan pelatihan berbulan bulan, itu belum dengan menunggu lowongan pekerjaan yang tersedia di luar negri sana".Bibi menjelaskan dengan panjang lebar.
"Oh, jadi begitu ya!? ". Aku sambil mengangguk polos. Pikiranku menerawang jauh sambil setengah melamun. Haruskah aku menikah dengan orang kaya yang tampan agar dapat uang 50 juta?, aku tersenyum sendiri. Kalaupun ada itu anugrah untukku tapi musibah bagi orang itu. Pertanyaannya apakah ada orang kaya dan tampan yang mau denganku? apalah aku hanya debu di pinggir jalan yang terbang dan menghilang dengan sekali hempasan. Jadi teringat laki laki tampan yang ada di mobil itu, kapan bisa bertemu lagi? aku harap kami bisa bertemu lagi, tapi entah kapan.
"Isna!!!!". Bibi mengejutkanku dan membuyarkan lamunanku.
"Bagaimana kalau kita bagi tugas saja".Bibi punya ide.
"Tugas apa? "
"Bibi mencari orang yang mau membeli rumah ini dan kamu mencari Edo".
"Wah, ide bagus, Bi, tapi kita harus memberitahu yang lain tentang menjual rumah. Isna punya satu hal lagi yang harus diceritakan ke Bibi".
"Apa itu?"
"Isna sepertinya tidak bisa melanjutkan. sekolah lagi"
"Kenapa? "
"Isna harus menjadi tulang punggung keluarga, tidak apa Isna putus sekolah, asalkan adik adik masih bisa sekolah tanpa harus memikirkan biaya keperluan sekolah dan untuk hidup sehari hari".
"Tapi Isna.... ",Bibi coba mencegah.
"Tidak apa apa Bi, lagi pula ini sudah menjadi tanggung jawab Isna, lagi pula Isna sudah sering merepotkan Bibi.".
"Ya sudah, Bibi tidak bisa memaksa kalau itu sudah menjadi keputusanmu, tapi Bibi berharap kamu bisa memikirkannya lagi,kamu kan sudah kelas 3,sebentar lagi ujian".
Bibi coba memberi pengertian.
"Iya Bi, Isna sudah memikirkannya berkali kali dan sudah bulat untuk mengambil keputusan ini".
Percakapan berakhir dengan secercah harapan untuk menuju hidup yang lebih baik.
Keesokan harinya.....
Aku mencoba mencari Edo melalui teman temannya, tapi hasilnya nihil. Ku ambil napas panjang tanda jiwa dan raga yang sudah kecapean. Tiba tiba dari arah belakang ada suara orang yang berlari di kejar anjing. Akupun kaget dan panik karena orang dan anjing itu menuju ke arahku. Aku ikut berlari karena takut di gigit anjing, tak terasa kakiku sudah berlari kencang, aku panik.
"Tolong!!!! anjing gila!!!!!! "
Anjing itu mengejarku, aku pontang panting ke segala arah tanpa tujuan, yang penting bisa bebas dari anjing itu.
Setelah lama berlari, akhirnya aku terbebas, ku cari anjing itu di segala arah dan ternyata tak ada, hanya tersisa napasku yang habis karena kecapean. Tanpa ku sadari aku berada di sebuah perumahan, aku ingat tadi lewat pos satpam yang kosong dan masuk perumahan ini. Jika dilihat lihat ini perumahan elit, aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku coba mencari jalan pulang. Tiba tiba dari kejauhan ku lihat ada seseorang menuju ke arahku. Orang itu terus memandangiku,sepertinya aku mengenal orang itu, rupanya.....
"Isna? sedang apa kamu di sini? ",Pak Yanto menegurku.
"Oh, Pak Yanto,saya kira orang jahat, jantung saya sudah mau copot",aku sambil memegang dada.
"Sudah mau magrib, kok bisa kamu jauh jauh ada di sini? ",Pak Yanto semakin penasaran.
"Tadi saya dikejar anjing dan lari kesini",aku sambil nyengir.
"Ya udah, menginap saja di sini, mobil bos lagi di bengkel jadi saya tidak bisa mengantar pulang, paling besok, menginap saja ya, rumah bos juga kosong, bos lagi keluar kota,kalau saya nginep di pos satpam,tidak apa apa sambil jaga rumah".
"Menginap di mana Pak? ",wajah polosku keluar.
"Ya disini,di rumah ini! ",Pak Yanto sembari menunjuk rumah mewah yang sangat besar, yang berada tepat di depan kami.
Aku hanya dapat terkagum di dalam hati dengan mulut yang menganga, untung tidak ada lalat, akupun segera menutup mulutku.
"Sendirian Pak? ",aku dengan ekspresi takut. "Iya, tenang tidak ada apa apa, kalau Isna takut, nyalakan lampu dan jangan dimatikan". Pak yanto sambil menuntunku menuju ke dalam.
"Tidak usah di kamar utama ya Pak, di kamar pembantu saja kalau ada",aku sudah PD takut di beri kamar yang bagus.
"Kalau di kamar utama itu kamar bos, jangan dipakai, Pak Yanto bawa ke kamar Alicia ya".
Wah, dari namanya saja sudah bagus, siapa Alicia? batinku bertanya.Pak Yanto seperti sudah tahu isi hatiku, dia pun menjelaskan,
"Alicia itu itu asistennya bos alias pembantu".
Orang kaya memang hebat, sudah rumahnya bagus, nama pembantunya juga keren, mengetahui hal ini membuat jiwa miskinku meronta.
"Nah, di sini Isna bisa beristirahat!".
kamar pembantunya saja bagus apalagi kamar bosnya? hatiku terus menggerutu, dan hanya dapat melihat ke sekeliling ruangan.
"Isna!!"
"Oh, iya",Pak Yanto menyadarkanku yang masih memperhatikan ke sekeliling.
"Saya ke luar dulu y, mau sholat magrib, kalau kamu mau sholat, mukenanya ada di sini y".
Akupun mengangguk.
Malam tak terasa terus bergulir, saking capenya berlari, setelah shalat magrib aku ketiduran dengan keadaan masih memakai mukena. Ketika malam semakin pekat, aku membuka mata, gelap, ternyata mati lampu. Apa yang harus aku lakukan? ku coba mencari bantuan dan bermaksud keluar rumah, ku raba kegelapan dengan tanganku. Terdengar suara seseorang membuka kunci pintu. Aku langsung pasang mode waspada. Ku raba raba akhirnya ku dapatkan senter. Aku punya ide, bagaimana kalau ku takuti orang yang masuk ke rumah tadi, kalau Pak Yanto yang datang pasti dia akan memanggil namaku, tapi kalau bukan berarti maling. Orang yang masuk itu membawa HP di tangannya, terlihat ada secercah cahaya diantara kegelapan, sepertinya orang itu sedang mencari sesuatu. Akupun segera menuju ke arah cahaya HP. Ku arahkan senter ke arah wajahku sehingga menciptakan efek horor, kebetulan aku juga memakai mukena berwarna putih.
"hi... hi...hi... hi... hi.... hi.... ",ku coba tertawa ala hantu.
"Siapa kamu? ",orang itu bereaksi ketakutan sambil mengarahkan lampu hp, ku coba tertawa sekali lagi. Orang itu mundur ketakutan dan terjatuh ke belakang.
"Tolong ada hantu!!! ",orang itu meminta tolong dengan penuh ketakutan, terdengar suara tangisan
"Ampu... n, ampu.... n, jangan datang ke sini,kamu pulang saja ke rumahmu!! ".
Setelah orang itu berkata seperti itu,tiba tiba lampu menyala dan ternyata orang itu adalah lelaki tampan waktu itu, terlihat celananya basah dan ada aroma bau tak sedap, dia segera menutup bagian basah dengan tangannya dan terus memperhatikanku. Aku masih kaget karena lampu sudah menyala.
"Siapa kamu? ".Lelaki tampan itu mendekati dengan mata melotot.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments