Haruskah menikahi orang tampan yang kaya?

Lelaki tampan itu mendesakku dan membuat aku mundur ke belakang. Dia dengan segera membuka HPnya dan menelepon seseorang.

"Pak Yanto, ada maling di rumah saya, cepat ke sini! ".

Tanpa mendengar penjelasan dari Pak Yanto,dia menutup HPnya dan terus memandangku.

"Sedang apa kamu di rumah saya? kamu maling ya? ". Dengan tatapannya yang tajam

dia bertanya.

"Sa.... sa... saya bukan maling Pak".

"Lalu kenapa kamu ada di rumah saya? kamu masuk ke rumah saya lewat jendela?apa yang sudah kamu ambil? ".

Dia membombardirku dengan banyak pertanyaan, itu membuatku bingung dan aku tak bisa menjelaskannya.

Tak lama kemudian datanglah Pak Yanto,. Pak Yanto mengajak lelaki tampan itu untuk berbicara berdua dan menjelaskannya. Setelah perbincangan keduanya selesai, mereka berdua mendatangiku.

"Maaf bos,saya belum memberitahukan bos kalau Isna menginap di rumah bos,saya kira bos pulangnya 3 hari lagi",Pak Yanto memulai percakapan.

"Makanya lain kali segera telpon saya agar tak terjadi kejadian seperti ini lagi. Seharusnya memang 3 hari lagi saya pulang tapi dipercepat, makanya sekarang saya sudah ada di sini".

"Pak, maafkan saya juga ya, sudah membuat bapak kaget, saya kira bapak maling yang mau mencuri di rumah ini",aku nyengir dengan wajah tanpa dosa.

"Ya sudah, tidak apa apa, saya sampai kaget, kamu cocok ya kalau berperan jadi hantu, menjiwai banget kayanya".

Aku hanya bisa tertawa kecil, betapa teganya,aku kok disamakan dengan hantu.

"Eh, bos ini bau apa y? ",Pak Yanto mulai menyadari bebauan.

"Tidak tahu ya",terlihat lelaki itu gelagapan.

"Oh, tadi kucing kayanya kencing di situ",sengaja ku alihkan tanpa berpikir terlebih dahulu.

"Hah, kucing??? oh,... i... iya, kucing ya, ya udah saya ke kamar dulu ya",lelaki itu terlihat begitu canggung.

Malam itu aku menginap di rumah itu ditemani bintang,bulan dan lelaki tampan tentunya. Malam itu begitu indah, mengapa ya? padahal sama seperti malam malam sebelumnya, mungkin karena ada seseorang?.

Pagi hari, aku bangun lebih awal.Sebagai rasa terimakasihku,aku beres beres rumah dan memasak. Lelaki tampan itu belum terlihat keluar kamar, sebenarnya aku ingin pamit untuk segea pulang. Tiba tiba terdengar suara pintu kamar dibuka,kemudian langkah kaki terdengar mendekat.

"Wangi sekali, siapa yang masak? ".

"Saya Pak,maaf belum izin untuk menggunakan dapur".

"Tidak apa apa, selagi tidak merusak dapur saya.Eh,maaf panggil saya mas Zein aja ya, kalau disebut bapak kesannya saya sudah tua".

"Oh, iya Pak eh mas",aku belum terbiasa dengan nama itu. Akhirnya aku mengetahui namanya, Zein,bagus sekali seperti orangnya.

"Saya pamit pulang Pak ,eh Mas Zein!!terimakasih saya sudah bisa menginap di sini dan maaf sekali lagi untuk yang semalam".

"Sama sama, saya juga minta maaf sudah berburuk sangka sama Isna, terimakasih juga sudah memasak dan membereskan rumah saya. Tolong soal yang semalam dirahasiakan ya, bagian yang kurang baiknya".

"Yang mana ya mas?? Oh, iya yang... yang itu ya?! ",aku hanya bisa nyengir, kejadian semalam cukup membuatku terhibur dan melupakan kesedihanku.

"Sebenarnya saya orangnya penakut, saya pernah lihat hantu di atas kuburan secara langsung makanya ada semacam trauma kalau berhubungan dengan hantu".

Aku hanya bisa mengangguk sambil tersenyum menanggapi itu. Mendengar itu aku jadi merasa berdosa.

"Kalau mau pulang nanti saya antar,sekarang kita makan dulu".Mas Zein dengan tersenyum.

Di balik kekurangannya yang penakut, memang Mas Zein ini bibit unggul, sudahlah tampan, kaya, baik lagi, aku makin kagum padanya, dan mungkin aku hanya bisa jadi fans tersembunyi saja,semua kelebihannya itu membuat aku makin merasa ciut.

Setelah makan, Mas Zein mengantarku pulang.

Di tempat lain........

Di rumah bibi sedang menyambut tamu yang akan membeli rumah. Seorang sosialita dengan pakaian dan perhiasan bermerk mahal. Dia datang bersama anaknya yang baru di jemputnya dari sekolah TK.

"Silahkan masuk Nyonya! ",terlihat wanita itu merasa jijik ketika akan memasuki rumah.

"Rumah ini jelek sekali, lantainya sudah retak retak ,langit langitnya sudah bolong,temboknya juga penuh dengan retakan, seperti mau roboh, saya jadi takut berada di sini, aman tidak? ".

"Insyaallah aman nyonya, saya tinggal di sini setiap hari, alhamdulillah selamat".

"Itu buat kamu, tapi buat saya masuk ke rumah ini seperti masuk ke jurang, seakan akan mau celaka,eh,seperti masuk ke gubuk kandang ayam, sudah jelek bau lagi, terus harganya juga mahal, masa gubuk reyot jelek kaya kandang ayam begini harganya 50 juta, rugi saya".

"Kalau itu mudah saja nyonya, tinggal dirubuhkan saja jika mau membuat bangunan baru, kalau harga kenapa bisa segitu karena kan ini sama tanahnya,kalau bangunannya saja bisa murah, tapi ini kan beserta tanah dan harga itu sudah paling murah di daerah ini".Bibi dengan sabar menjelaskan.

"Bagaimana kalau 10 juta saja saya bayar cash? kamu lagi butuh uang kan? tidak akan laku kalau dijual mahal mahal, 10 juta juga sudah untung, bagaimana? setuju!?".

"Tapi nyonya,maaf sekali,harga segitu sudah paling murah,apalagi halaman dan bagian belakang rumah juga luas".

Tiba tiba ada tikus berlari ke arah nyonya itu. Mereka semua kaget dan berhamburan keluar rumah.

"Ada tikus, ih, jijik, rumah ini benar benar gubuk yang super jelek, ada tikus lagi di dalamnya".

"Maaf nyonya kalau tidak nyaman berada di sini".Bibi segera menetralkan suasana.

"Bener bener ,rumah ini kemahalan, saya kasih 5 juta aja deh, nih saya kasih langsung tanpa transfer",sang nyonya sembari memberikan uang ke tangan Bibi.

"Tapi nyonya uang ini kurang",Bibi menolak dan mengembalikan uang itu.

"Alah sombong amat kamu jadi orang miskin, udah baik saya mau beli rumah jelek ini".

Terdengar suara mobil datang ke depan rumah.

Aku dan Mas Zein tiba di rumah. Aku berjalan agak berlari dan tanpa sengaja menabrak seorang anak kecil. Dia menangis dan berteriak memanggil ibunya, lalu tanpa disangka, ibunya datang dan langsung menjambak rambutku.

"Aduh, sakit! Maaf bu, saya tidak sengaja".

"Kamu apakan anak saya?,dasar orang miskin, udah rumahnya jelek mau rubuh, orangnya juga tidak ada kesopanan, masa anak kecil ditabrak? ".

Karena sudah tak tahan ku tarik rambutku.

"Kamu mau ke mana?",nyonya itu coba menamparku. Aku hanya bisa memejamkan mata. Akan ku coba menahan sakitnya tamparan itu tapi tak terasa, saat ku buka mataku Mas Zein rupanya menahan tangan nyonya itu.

"Ibu, tidak boleh bersikap seperti itu, apalagi di hadapan anak ibu yang masih kecil, teman saya tidak sengaja menjatuhkan anak ibu, jadi jangan main hakim sendiri, bisa kita bicarakan tanpa kekerasan".

"Ah, sudah,saya mau pulang,saya tidak mau berurusan dengan orang orang seperti kalian".

Nyonya itupun segera pergi dari tempat itu sambil memegang anaknya yang menangis.

Beginilah menjadi orang miskin, tidak banyak orang yang menghargai, kejadian ini membuatku menjadi sangat sedih,sedangkan waktu akan semakin habis,hutang itu harus segera dibayar, apakah yang harus aku lakukan? haruskah aku menikahi orang kaya tampan demi 50 juta?

Episodes
1 gadis pemulung
2 Hutang
3 kehilangan yang paling berharga
4 Pertemuan tak terkira
5 Haruskah menikahi orang tampan yang kaya?
6 Menikahi orang kaya
7 surat anonim
8 Penolong
9 Hari Pertama
10 Kembali ke sekolah
11 Menjadi baru
12 Tantangan Pertama
13 Tabrak Lari
14 Anak laki laki
15 hantu pencuri
16 Rayuan siomay
17 Rumah penipu
18 Kejutan yang tak disangka sangka
19 Rasa yang tersimpan
20 Penculikkan
21 Lebih dari adik
22 Jati diri Tio
23 Sahabatku tersayang
24 Ungkapan hati
25 Hantu bawah tanah
26 Dag dig dug duerrr
27 Kembali lagi
28 Aku yang cantik
29 Susu kotak(versi Tio)
30 Ucapan maaf yang membuat bingung
31 Galau
32 Ulang tahun Tio (versi penulis)
33 Hari terburuk
34 luka yang tidak berdarah
35 Diperjalanan
36 Merebut perhatian
37 Dua pilihan
38 Kesan yang indah
39 Prasangka
40 Benar atau salah?
41 Benci dan cinta
42 5 Tahun kemudian.....
43 Harapan baru
44 Para preman
45 Vincenzo Cassano
46 Aku tidak sendiri
47 Kejutan
48 Rasa bersalah
49 Lika liku kehidupan
50 Viral
51 Pengadilan jalanan
52 Konfrensi Pers
53 Hati yang panas
54 Seporsi Siomay Penuh Cinta
55 Ingatan yang hilang
56 Tunangan pacarku
57 Hujan itu ......
58 Siomayku sayang
59 Penggemar Siomay Sejati
60 Perlombaan
61 Alhamdulillah
62 Pulangnya anak yang hilang
63 Semangat Baru
64 Bingung
65 Lamaran
66 Hati yang luka
67 Memori yang indah
68 Tamu tak diundang
69 Menangkap penjahat
70 Karyawan Baru
71 Kabar di malam hari
72 Serangga di kedai
73 Menjadi detektif
74 Kamu ketahuan
75 Pengejaran yang membuahkan hasil
76 Karyawan baru
77 Bersama kita hadapi
78 Perlombaan telah dimulai
79 Sedekah membawa berkah
80 Rezeki bertubi tubi
81 Akhir yang Bahagia
Episodes

Updated 81 Episodes

1
gadis pemulung
2
Hutang
3
kehilangan yang paling berharga
4
Pertemuan tak terkira
5
Haruskah menikahi orang tampan yang kaya?
6
Menikahi orang kaya
7
surat anonim
8
Penolong
9
Hari Pertama
10
Kembali ke sekolah
11
Menjadi baru
12
Tantangan Pertama
13
Tabrak Lari
14
Anak laki laki
15
hantu pencuri
16
Rayuan siomay
17
Rumah penipu
18
Kejutan yang tak disangka sangka
19
Rasa yang tersimpan
20
Penculikkan
21
Lebih dari adik
22
Jati diri Tio
23
Sahabatku tersayang
24
Ungkapan hati
25
Hantu bawah tanah
26
Dag dig dug duerrr
27
Kembali lagi
28
Aku yang cantik
29
Susu kotak(versi Tio)
30
Ucapan maaf yang membuat bingung
31
Galau
32
Ulang tahun Tio (versi penulis)
33
Hari terburuk
34
luka yang tidak berdarah
35
Diperjalanan
36
Merebut perhatian
37
Dua pilihan
38
Kesan yang indah
39
Prasangka
40
Benar atau salah?
41
Benci dan cinta
42
5 Tahun kemudian.....
43
Harapan baru
44
Para preman
45
Vincenzo Cassano
46
Aku tidak sendiri
47
Kejutan
48
Rasa bersalah
49
Lika liku kehidupan
50
Viral
51
Pengadilan jalanan
52
Konfrensi Pers
53
Hati yang panas
54
Seporsi Siomay Penuh Cinta
55
Ingatan yang hilang
56
Tunangan pacarku
57
Hujan itu ......
58
Siomayku sayang
59
Penggemar Siomay Sejati
60
Perlombaan
61
Alhamdulillah
62
Pulangnya anak yang hilang
63
Semangat Baru
64
Bingung
65
Lamaran
66
Hati yang luka
67
Memori yang indah
68
Tamu tak diundang
69
Menangkap penjahat
70
Karyawan Baru
71
Kabar di malam hari
72
Serangga di kedai
73
Menjadi detektif
74
Kamu ketahuan
75
Pengejaran yang membuahkan hasil
76
Karyawan baru
77
Bersama kita hadapi
78
Perlombaan telah dimulai
79
Sedekah membawa berkah
80
Rezeki bertubi tubi
81
Akhir yang Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!