Siomayku Sayang
Sesuatu seolah mengejar ku. Aku berlari sekuat tenaga,dengan terengah engah ku keluarkan kemampuan berlariku.
"Tidak,aku tidak boleh tertangkap,cepat!!!",hatiku bergumam sendiri.
Tapi semakin cepat aku berlari,semakin cepat pula suara gemericik itu sampai ke telingaku,ku coba bertahan....dan....dan.....ya...h,basah deh,akhirnya aku kehujanan.
Aku tak membawa payung,karena di rumah memang tak ada payung. Yap, aku tak bisa seperti orang orang yang bisa sedia payung sebelum hujan,boro boro untuk payung,untuk uang jajan atau makan pun aku harus memeras keringat banting tulang untuk memulung di jalanan. Hidup memang begitu sulit ku rasakan. Ayahku adalah seorang pemulung dan ibuku hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa. Adikku di rumah ada 5 orang dan aku adalah anak sulung,gadis yang harus rela dan ikhlas untuk bekerja membantu orang tua di masa remajaku. Tapi aku bersyukur, Allah masih memberikan aku kesempatan untuk bersekolah sampai SMA. Aku mendapatkan bantuan untuk bersekolah.
Orang orang yang ku lewati nampak memperhatikanku,gadis berkerudung yang berjalan kebasahan,ada yang sepertinya membicarakan ku. Aku berteduh di bawah pohon rindang di pinggir jalan. Terdengar suara klakson mobil,"Tin tin!!!!", akupun tersadar dan mulai mencari sosok di dalam mobil.
"Is, ayo naik mobil,bapak anterin!",tiba tiba seseorang membuka kaca mobil sambil berteriak.
"Pak Yanto?oh,saya kira siapa,tidak apa apa pak,saya mau jalan aja,lagi pula baju saya basah,nanti basah lagi kena kursi mobil". Aku sembari tersenyum.
"Tidak apa apa,ayo masuk!nanti kamu terlambat ke sekolah",Pak Yanto memaksa.
"Oh,iya deh Pak", mendengar kata terlambat akupun setuju dan segera masuk ke mobil.
Pak Yanto adalah tetanggaku,dia sangat baik padaku. Mungkin dia merasa kasihan melihat aku yang basah kuyup sendirian di jalan.
Akupun membuka pintu mobil,rupanya aku tidak sendiri menjadi penumpang,ada seorang lelaki yang sangat tampan tersenyum kepadaku dan aku hanya bisa tersenyum terpaku. Detak jantungku seperti terpacu lebih cepat dan aku tak bisa berkata apa apa.
"Silahkan masuk,De!!!". Diapun mempersilahkan ku masuk ke mobil. Aku hanya bisa mengangguk kaku. Itu adalah pertama kalinya aku melihat seorang manusia yang sempurna,seperti tak ada cela, dengan sekali tatapan dapat ku lihat kulitnya yg putih, bibirnya yang mungil, dia seperti orang korea yang ku lihat dalam drama.Ingin sekali aku menjadi cacing sehingga akupun bisa masuk ke dalam tanah dan bersembunyi.
Di dalam mobil aku tak bisa berkonsentrasi, aku gelisah karena merasa seperti langit dan bumi. Walaupun aku adalah seorang rakyat jelata yang hanya memungut sampah jalanan,tapi ketika aku melihat orang seperti ini,hatiku pun bergetar, walau aku hanya bisa tersenyum merasa lucu, karena tak mungkin akan ada cerita romansa seperti yang ku bayangkan akan terjadi antara kami.
Di mobil kami tak berkomunikasi sedikitpun, aku hanya menjawab pertanyaan yang diajukan Pak Yanto sekitar diriku yang berjalan sendiri di hari hujan dengan basah kuyup dan tentang keseharian ku di rumah. Pokoknya dan lain lain.
Kamipun tiba di sekolah ku, aku pun turun dari mobil dengan cepat, aku merasa pengap kalau harus terus berada pada keadaan seperti itu. Tak lupa ku ucapkan terimakasih pada Pak Yanto dan orang yang duduk di kursi belakang itu. Kamipun berpisah dan mobil melaju.
Bu Yanti sudah menunggu ku di gerbang sekolah, dengan wajah bengis yang menyeramkan, diapun menatap ku dan berkata,
"kamu terlambat,jadi kamu akan di hukum membersihkan kamar mandi sekolah selama seminggu".
"Tapi Bu saya kehujanan jadi terlambat",aku mencoba memohon agar tak dihukum
"kehujanan apa?masa naik mobil kehujanan? lagipula saya penasaran kamu itukan orang miskin,kok, bisa naik mobil?itu mobil siapa?awas ya jangan sampai ibu mendengar sesuatu hal yang membuat sekolah ini tercoreng, jadi hati hati".
Kata kata miskin itu membuat aku jengah,tak seharusnya seorang guru berkata begitu,"dasar guru tak ada akhlak", dalam hati ku menggerutu. Tapi hanya itu saja yang bisa kulakukan. Ibu Yanti memang sudah tak menyukai ku dari awal aku masuk SMA favorit ini.Aku yang hanya seorang pemulung yang sudah tak berduit tak berotak pula, penampilan ku juga jauh dari kata sempurna, makanya ia tak suka jika ada orang seperti ku. Kadang dia berkata 'menghalangi pemandangan' jika melihat ku.
"Bukan begitu Bu.....",aku mencoba menjelaskan
"Alah, bukan apa? sudah sekarang pergi ke kamar mandi dan bersihkan!!!".Bu Yanti sambil menunjuk arah kamar mandi.
Aku hanya bisa menghela nafas dan pasrah, seorang seperti ku memang tidak jauh dari kata 'pasrah'.
Aku pun segera pergi ke kamar mandi,disana aku di sambut the geng YoVi and the NuNo (Yolan,Vira,Nuri dan Novi), mereka tersenyum sinis melihat ku
"Kamu memang pantasnya disini,di kamar mandi". Yolan sambil menggoyangkan kepalaku dengan jarinya.
"Bersihin tuh kamar mandi biar bersih!!",Novi ikut berbicara.
"Kenapa sih kalian senang melihat aku menderita?", akupun bertanya pada mereka.
"Ha...ha...aku memang suka melihat orang yang miskin kaya kamu menderita". Yolan si ketua geng sambil tertawa puas.
"Aku tidak bersalah apapun pada kalian, kenapa kalian terus saja mengganggu ku?".
"Kamu memang salah, siapa suruh kamu miskin!!! orang miskin,kumel dan kucel seperti mu tidak boleh ada di tempat seperti ini, menjijikkan!!!!".
"Kalian pikir saya mau jadi orang miskin, saya juga mau hidup seperti Kalian, tanpa beban, uang melimpah di mana mana". Aku sambil menangis,mengalirlah air mata ku.
Tiba tiba "byurrr!!!",mereka mengguyurku dengan air bekas pelan kelas lain.
"Itu derita lo,emang gue pikirin",Yolan and the geng sambil berjalan berlalu..
Akupun menangis sejadi-jadinya, orang orang tak akan mendengar tangisanku, karena kamar mandi agak jauh dari kelas dan kantor guru. Siswa yang berada di toilet hanya memandangiku tanpa berbuat apapun, mereka membicarakan ku dengan berbagai opini mereka,ada yang memelas,ada juga yang setuju, tapi kebanyakan mereka hanya diam. Mereka pun tak bisa berbuat apa-apa, karena Yolan adalah pemilik sekolah ini, tak ada yang berani melawannya.
Dari luar terdengar seseorang berlari dan menghampiriku. Ternyata Sofia, sahabatku. Dia langsung memelukku dan ikut menangis bersamaku, malahan tangisannya lebih heboh dari tangisanku, akupun berhenti menangis karena merasa kasihan padanya. Tapi Sofia tetap tak berhenti menangis
"Sofia, sudahlah jangan menangis,aku sudah tak sedih lagi",aku sambil menyeka air matanya,tapi tangisannya terus mengalir,mengalun seperti lagu kesedihan.
"Isna, yang sabar ya!ayahmu....", Sofia kembali sesegukan.
"Ayahmu sudah meninggal!!!".
"Apa...... apa yang kamu bicarakan???",aku seperti tak percaya, seperti mendengar suara petir di siang bolong.
"Ayahku kenapa???", akupun kembali bertanya.
"Ayahmu sudah meninggalkan dunia ini,baru saja aku mendapat telepon dari ibumu, dia berkata ayahmu sudah meninggal tadi ketika kamu berangkat ke sekolah".Sofia bercerita sambil berurai air mata.
Akupun kembali menangis sekeras yang ku mau. Lengkaplah sudah penderitaanku,aku kini adalah seorang anak yatim.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments