2.

...♡♡Berterimakasihlah pada mereka yang selalu siap menjadi tamengmu....

...Berkasihlah dengan mereka yang ditakdirkan jadi bagian hidupmu...

...Bersungguhlah tuk melindungi mereka yang juga melindungi dirimu...

...Sepenuh hati♡♡...

...

Dua orang pria dengan setelan casual melangkah bersebelahan. Langkahnya santai namun pasti. Itulah Ardi dan Fiki. Keduanya saling bertukar obrolan seiring langkah masuk ke area kampus.

"Kalo ngomongin budget, siapa yang mau Ar. Menurut gue kita harus pilih salah satu dari kita." ujar Fiki, pria berkulit sawo matang dan berkumis tipis.

Yang satu lagi Ardi, pria paling tinggi diantara kumpulannya itu mengendik. Enggan menyetujui serta tak punya ide lain untuk menyanggah.

"Tuh.. kita tanya Akbar." Ucapnya saat melihat sosok Akbar yang duduk sendiri di tangga.

Senyum terbit di bibir keduanya, tatkala Akbar sama sekali tidak sadar kehadiran mereka yang bahkan kini sudah berdiri beberapa senti jaraknya dari Akbar.

"Assalamualaikum"

Akbar mengerjap, menoleh sebentar. "Waalaikumsalam" jawabnya, kembali menatap lurus. Fiki dan Ardi ternyata.

"Kenapa antum?" Tanya Ardi, membenarkan kacamatanya. "Gak biasanya ente."

"Galau dia kayaknya, ditolak Asma ya?!" Celetuk Fiki sambil beranjak duduk di sebelah Akbar. Yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Akbar. "Becanda Bos."

"Asma lo bawa bawa." Akbar mendengus kesal, tapi kemudian menghela napas. "Gimana soal kajian?" Tanya Akbar kemudian, mengalihkan pertanyaan sebelum Fiki mengganggunya perihal Asma.

Fiki nyengir ke arah Ardi. Pasalnya Akbar menanyakan terlebih dulu pertanyaan yang mereka ingin ajukan tadi. "Buntu." Singkat Fiki. "Budget jadi masalah." tambahnya Ardi, terdengar kecewa.

"Menurut antum gimana? Apa konsumsi harus kita pertimbangkan?"

"Kalo bisa. Sayangnya urusan konsumsi beserta dananya, udah diurus Rahma. Kata Kaivan, baru aja kemarin uangnya diserahin ke katering yang biasa." Akbar yang menjelaskan.

Helaan napas keluar dari mulut Ardi. "Gitu ya.. kalo gitu gak ada jalan keluar, kecuali..." Ardi menjeda. "Kita cari pemateri yang gak fokus ke budget."

Tak ada reaksi dari Fiki maupun Akbar, yang berarti mereka masih bingung untuk setuju. Lenggang sejenak, hanya suara ramai dari beberapa mahasiswa lain yang lalu lalang terdengar.

"Nah!" Fiki terdengar yakin kali ini, matanya membidik seseorang yang tengah mendekat ke arah mereka. "Coba tanya Akmal."

Pria yang hanya lebih tinggi dua senti dari Akbar berjalan mendekat, bahu lebarnya terlihat jelas bahkan dari belakang.

Itulah Akmal. Muhammad Akmal Abdullah Sidiq, salah satu mahasiswa tereksis di kampus ini. Ia beserta Akbar juga Fiki dan Ardi mengepalai organisasi MBI; Muamalah Berbasis Islami. Pria yang disangka Akbar sebagai seseorang yang menjadi topik di meja makannya pagi tadi.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." jawab Akbar, Ardi dan Fiki hampir serentak.

Ardi menepuk bahu Akmal segera "Datang juga antum Mal. Ada yang mau kita diskusikan"

Alis Akmal terangkat. "Mengenai?"

"Kajian minggu ini." Cicit Fiki. Yang langsung dilanjutkan dengan penjelasan Ardi. "Ternyata Mal, antusiasme mustami' itu luar biasa. Promosi kita ke sekolah-sekolah ternyata berhasil." Ardi menjeda sembari membenarkan kacamatanya. "Masalahnya, dana yang kita siapkan tidak sesuai dengan perkiraan. Karena kepake.. gara-gara masalah itu ." papar Ardi, sengaja menekan kata 'Itu'

Akmal mengangguk, masih memproses jawaban yang akan ia katakan. "Gimana kalo gini, pematerinya kita pilih salah satu dari kita?"

"Gue juga mikir kaya gitu." potong Fiki.

"Itupun kalo paitnya kita gak dapet pemateri lain, sukur sukur kalo ada." Akbar berpendapat.

"Iya" Akmal mengangguk samar, setuju. "Dan kalo gak salah, bukannya dua kakak lo juga pembicara yang hebat?" tanya Akmal, menatap Akbar.

"Ya." Akbar mengangguk ragu. Ia langsung paham maksud pertanyaan Akmal.

"Kenapa gak coba tanya salah satu mereka? Siapa tau mereka punya waktu senggang di tanggal itu."

"Boleh. Gue coba" Akbar mengangguk, satu satunya yang terpikir saat itu hanya Agni. Hafidz? kakak sulungnya itu pasti akan membuat masalah dengannya terlebih dahulu bahkan jika kemudian akan setuju.

"Kalo gitu masalahnya terjawab. Tinggal nunggu jawaban dari kakaknya Akbar." ujar Fiki lega.

"Kalo bisa secepatnya kabarin. Supaya masih sempet cari pemateri lain." Tambah Ardi.

Akmal mengangguk setuju, begitupun Fiki. Sedangkan Akbar masih akan membuka mulutnya. Ini aneh, ia yakin bukan Akmal teman dihadapannya ini yang dimaksud ibunya tadi. Tapi rasa penasaran begitu saja mengganggunya.

"Ada satu lagi Mal. Ini agak pribadi."

Ketiganya spontan menatap Akbar, tanpa sadar alis mereka terangkat menunjukan rasa penasaran. Pribadi?

"Katakan!"

Sementara ketiganya penasaran, Akbar untuk sejenak ragu. Berpikir entah ia harus bertanya atau ia harus urungkan. "Itu.." Akbar menjeda. "Apa lo berencana untuk nikah muda?" tanya Akbar serius, namun jelas memantik tawa dari Fiki dan Ardi. Keduanya tak menyangka jika pertanyaan 'pribadi' seperti itu yang Akbar maksud.

"Lo udah kaya cowok yang lagi pdkt sama ukhti tau gak!" ledek Fiki disela tawanya.

Akbar mengendik tak peduli, setidaknya pertanyaan itu berhasil ia katakan.

"Jangan bilang lo tertarik sama Akmal. Hii.." Fiki bergidik, tampak bersemangat menganggu temannya itu.

"Naudzubillah!" Akbar melotot. "Istighfar lo Ki!" ucapnya, sambil menoyor kepala Fiki. "Gue serius juga."

Seseorang yang ditanya justru tersenyum. "Gue gak punya target. Kalo ketemu jodohnya sekarang, ya kenapa tidak?"

"Artinya, lo gak lagi dijodohin kan?" sambar Akbar, yang lagi lagi membuat Fiki dan Ardi curiga.

"Masya Allah! Jangan bilang ente lagi cari suami buat mbak Agni." Seloroh Ardi.

"Kalo bener, gue juga siap jadi kakak ipar lo." Sambar Fiki, dan berhasil membuat Akbar merasa tak terima. Spontan menoyor kembali kepala Fiki.

"Gue yang gak siap."

.

.

.

.

Tok Tok Tok

Agnia mendongak dari kesibukannya dengan layar laptop kala ketukan pintu terdengar. "Siapa?"

"Aku"

"Oh! Akbar." Agnia kembali menatap layar laptopnya, setelah mengenali suara adiknya itu. "Masuk De!"

Ceklek

"Lagi ngapain mbak?" tanya Akbar pada Agnia, suaranya lebih dulu masuk baru kemudian tubuhnya muncul dari balik pintu.

"Menyelesaikan tulisan." singkat Agnia, tanpa menoleh. Terfokus pada ketikannya, mencurahkan semua yang terlintas di kepala. Dengan nyaman duduk di kursi bersidekap pada meja, hingga tak sadar jika Akbar tak biasanya lebih sopan padanya.

Bahkan mengetuk pintu? Akbar biasanya masuk saja bahkan tanpa diijinkan.

Helaan napas Akbar terdengar jelas, membuat Agnia sejenak menoleh. Dilihatnya Akbar sudah terlentang nyaman di kasur rapihnya. "Itu mengganggu. Hey!"

"Apanya?" tanya Akbar malas.

"Helaan napas kamu." jawab Agnia. Kembali menatap Adiknya, kini lebih lama.

Namun disindir begitu tak membuat Akbar langsung mengatakan keluh kesahnya, membuat Agnia menghela. "Masalah apa sekarang?" tanyanya, tau sekali maksud kedatangan sang adik.

Agnia memang sangat peka, Akbar langsung mengganti posisi tidurnya menjadi duduk bersila demi pertanyaan itu. "Aku ada masalah mbak."

"Ya apa?" Agnia mendecak, kenapa adiknya ini tiba-tiba berbelit. Ia malas jika apa yang ingin dikatakan Akbar saat ini sangatlah tidak penting.

"Jangan berbelit kaya cewe deh." ujar Agnia, yang sukses membuat Akbar urung bicara. Ia jadi berpikir apakah ia memang suka berbelit seperti perempuan?

"Cepet! Ngomong apa? Mbak kasih waktu lima menit"

"Soal kajian." ucap Akbar segera, yang Agnia pikir masih akan ada kalimat lanjutannya.

"Terus?" tanya Agnia, "yang jelas dong kalo nanya atau cerita itu! Jelasin!" gemas Agnia.

"Tadi katanya jangan berbelit." Akbar berkata santai.

Agnia menatap Akbar gemas. Bukan seperti itu cara kerjanya dek! Demikian terjemah dari tatapan Agnia. "Akbar!"

Cukup dengan peringatan kecil dari Agnia disertai pelototan sudah cukup untuk membuat Akbar nyengir. "Maaf mbak. Becanda"

Agnia mengendik, Akbar hanya datang untuk mengganggu. Pikirnya. "Jadi apa masalahnya?" tanya Agnia lagi. Kini kembali ke layar laptop miliknya. Kali ini untuk menyimpan semua bentuk tulisannya. Selama ada Akbar pekerjaannya tidak akan menjadi cepat. Ia hanya harus sesegera mungkin memecahkan masalah Akbar supaya si pengalih itu segera pergi.

"Kira-kira Mbak bisa gak jadi pemateri kajian minggu ini?"

"Loh?!" Agnia mengernyit. Memutar tubuhnya, menghadap Akbar. "Kenapa Mbak?"

"Budget."

"Budget?" Agnia terkekeh. "Organisasi kalian bangkrut atau dana nya gak ngalir?"

"Semuanya aman Mbak. Cuman salah satu anggota kita terlibat kecelakaan waktu sosialisasi. Dia harus tanggung jawab, dan organisasi yang bayar." jelas Akbar.

Anggukan samar ditunjukan Agnia. Ia juga aktif berorganisasi dulu, baik di sekolah maupun kampus. Ia mengerti hal itu bisa saja terjadi. "Boleh."

"Hah?!" Akbar sedikit tak percaya, semudah itu menanyakan kesanggupan Agnia? Tau begini harusnya sejak awal ia berlari pada Agnia dari pada berpusing pusing memikirkan budget.

"Iya. Atur aja. Tapi tolong pergi! Mbak sibuk." ucap Agnia santai.

"Beneran Mbak? Aku kabarin temen temenku ya?"

"Beneran. Sana pergi."

Akbar menjadi riang. "Makasih mbak. Mbak memang best!"

Agnia menggeleng takjub, melirik jam dinding. Untuk beberapa menit Akbar menyianyiakan waktu berharganya. Sekarang sudah pukul delapan malam.

...

Akbar merentangkan tubuhnya diatas ranjang. Kini masalah pemateri itu selesai, lega sekali ia rasa. Agenda akan berjalan seperti biasanya berkat kesiapan Agnia. Tak bisa diungkapkan lega hatinya kini. Memang benar, yang dengan sepenuh hati dibangun, pasti menyedot tenaga sepenuh jiwa.

Tapi yang pasti, sesuatu yang dibangun sepenuh hati tidak akan selalu mudah dan berhasil. Hingga keberhasilan selepas kesulitannya pun, begitu memabukkan. Kebahagiannya memenuhi sepenuh hati dan jiwa.

Ada satu hal yang masih menggantung di pikirannya. Ia masih khawatir jika Akmal yang dimaksud sang Ibu adalah Akmal sama yang ia kenal. Bukan karena ia melihat Akmal tidak baik, hanya saja segala tentang Agnia membuatnya selalu penuh pertimbangan.

Siapapun itu, yang menjadi pendamping Agnia nanti. ia hanya berharap seseorang terbaik. Itu saja. namun jika itu pria seusianya, ia juga ikut khawatir.

Akbar menggeleng, membebaskan pikirannya dari memikirkan hal yang ia takuti, kini ia harus fokus pada kajian di depan mata yang sebelumnya membuat ia begitu khawatir dan ingin mengakhiri itu. kini berganti menjadi semangat baru.

Ada yang tidak Akbar sadari, bahwa jalan hidup luar biasa bagi Agni akan terjadi setelah kajian dimulai. Entah ia ataupun Agni suka atau tidak, takdir yang seharusnya terjadi akan menemui jalannya.

Tunggu saja, pertemuan pertama akan terjadi. Jika Akmal yang dimaksud Khopipah sama dengan Akmal yang adalah teman Akbar, maka bisa saja pertemuan Akmal dan Agni nanti akan menciptakan kenangan tersendiri

13 Juli 2022

Episodes
1 Prolog; Sudah bersuami?
2 2.
3 3. Anak gadis?
4 4. Gugup atau takut?
5 5. Mencoba untuk setuju
6 6. Seseorang dari masa depan
7 7. Mereka lagi?
8 8.
9 9 Cinta sepihak Akbar
10 Sepuluh
11 Jika harus kembali bertemu
12 Kecewa sebanyak rasa percaya
13 Akbar dan Akmal
14 14
15 Keresahan akbar
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21 Adi dan Alisya ; Masa lalu Agnia
22 22. Anggota badan satu tubuh
23 23
24 24 Romansa orang tua Zain
25 25. Kalimat menyihir Agnia
26 26 Cinta kucing-kucingan
27 26. Luka itu belum sembuh
28 28. Bisa membonceng Agnia?!
29 29: Sesaat sebelum semua kembali ke awal
30 30. Alisya & Adi ; Pemantik masalah?
31 31 Lampu hijau sesungguhnya
32 32 Suka ialah suka, Cinta ialah cinta.
33 33. Jangan jatuh hati
34 34. Tentang jatuh hati.
35 35. Terjebak masa lalu
36 36. Dua romansa?
37 37. Agnia dan Akbar
38 38. Adi & Alisya; Bertemu Raina
39 39. Harus terbiasa!
40 40. Hanya aku yang masih terjebak?
41 41. Ragam bentuk kasih sayang
42 42. Mereka kembali?
43 43. Lamaran kurang ajar
44 44. Semua luka itu, berharga
45 45. Sejenis Akbar saja sudah cukup!?!
46 46. Sudah mau cucu?
47 47. Mau punya cucu juga?
48 48. Calon suami?
49 49. King of bulshit
50 50. Pertanyaan Alisya?
51 51. klise?
52 52. Ketulusan Akmal
53 53. Arti mimpi Akmal?
54 54. Masa lalu Akmal?
55 55. Kisah lama
56 56. si Syawal
57 57
58 58. bertemu Giska
59 59
60 60
61 61. Fiki si pembawa gosip
62 62. Pertanyaan yang sama
63 63. Antara yang disayang dan yang melukai
64 64.
65 65. seseorang istimewa?
66 66. seratus persen
67 67. Cincin pemberian Akmal
68 68. Sama dengan Adi?
69 69. yang lebih rumit dari hilangnya cincin
70 70. Nasihat Agnia
71 71. Sebab kemarahan Akbar
72 72. kemarahan Akmal
73 73. Mencari jalan keluar
74 74. pelipur lara
75 75.
76 76. Dentuman aneh
77 77. Ada kemajuan?
78 78. Belum saatnya
79 79. Janji Akmal
80 80. Gian.
81 81. Wiryo dan anak sulungnya
82 82
83 83. Ada apa dengan Akmal?
84 84.
85 85. Antara Agnia dan Gian
86 86. jangan membuat bingung!!
87 87. Teka-teki cincin itu
88 88. Dendam Wildan?
89 89.
90 90. Teka-teki Wildan
91 91. Penyekapan Agnia
92 92. Upaya penyelamatan Agnia
93 94. Misi berhasil?
94 95. Persoalan bubur
95 95
96 96. Rasa bersalah Gian
97 97. Romance tipis-tipis?
98 98. Apa aku benar-benar bahagia?
99 99. Pulang?
100 100.
101 101
102 102. syukuran?
103 103. pengajian?
104 104. Pengumuman mengejutkan?
105 105
106 106. dia tidak istimewa
107 107. Gian: Adik
108 108. Kakaknya Agnia
109 109
110 110. Gian suka Agnia?
111 111. Akhir pengharapan Gian
112 112. pertama kali pergi bersama
113 113. Yang menggunung di hati Indri
114 114. Maaf sebab terlahir lebih muda.
115 115. Gian: satu hal lagi
116 116. Lamarkan dia untukku, Ayah..
117 117. Sesal Alisya
118 118. Lamaran
119 119. Fiki: Dilamar siapa?
120 120. Apa salahnya sama berondong?
121 121. Marriage Syndrome?
122 122. Dua malam singkat bersama keluarga
123 123. Akmal; Berdua lebih baik
124 124
125 125. Nasib hati Akbar
126 126. Ingin segera bersama
127 127. saran Akmal?
128 128
129 129. Tentang perbedaan umur?
130 130. Aku kamu
131 131. Bude Maryam
132 132. Usia dan kedewasaan
133 132. Usia dan kedewasaan
134 133.
135 134. Yang terus tumbuh dan berkembang
136 135. pejuang restu?
137 136. pelet Akmal
138 137. menangani ngidamnya Silmi
139 138. the day
140 139. Gugup
141 140. Ijab Qabul
142 141. ijab Qabul part2
143 142. Terlalu dini untuk malam pertama.
144 143. Terlalu dini untuk malam pertama part2
145 144. ciuman pertama?
146 145. Ciuman pertama part 2
147 146. tumbuhnya keraguan
148 147. Tumbuhnya keraguan part2
149 148. Perjalanan halal
150 149. Perjalanan halal part2
151 150. Penerimaan Agnia
152 151. Muncul kembali
153 152. Yang kembali ke permukaan
154 153
155 154. Merekahnya bunga
156 155. Maaf dan Terimakasih
157 156
158 157. Rumah baru untuk rumah tangga baru
159 158. Sakinah
160 15. Mawaddah
161 160. Kebelet punya anak
162 161. Kehidupan baru
163 162. Mual-mual nya ibu hamil?!
164 163. Siapa yang ngidam?
165 164.
166 165. bau-bau masa lalu
167 166. Govin
168 167.
169 168.
170 169. Mau memahami?
171 170. Baby moon?
172 171. Baby moon part 2
173 172. Baby moon part3
174 173. Uluran tangan.
175 174. Bucin?
176 175. Govin lagi!
177 176. Rahasia setelah rahasia
178 177. Apapun selama bersama
179 17i. Apapun selama bersama part2
180 179.
181 180. Salah paham?
182 181. Pengap
183 182. Selepas salah paham
184 183
185 184. Tidak papa, Aku disini
186 185
187 186
188 187. Cemburu?
189 188
190 189
191 190
192 191. Ketakutan Retno
193 192. Rasa kehilangan.
194 193. Seakan awal yang baru
195 194.
196 195. Kehilangan setelah kehilangan.
197 196
198 197
199 198
200 199
201 200
202 201
203 202. End--
Episodes

Updated 203 Episodes

1
Prolog; Sudah bersuami?
2
2.
3
3. Anak gadis?
4
4. Gugup atau takut?
5
5. Mencoba untuk setuju
6
6. Seseorang dari masa depan
7
7. Mereka lagi?
8
8.
9
9 Cinta sepihak Akbar
10
Sepuluh
11
Jika harus kembali bertemu
12
Kecewa sebanyak rasa percaya
13
Akbar dan Akmal
14
14
15
Keresahan akbar
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21 Adi dan Alisya ; Masa lalu Agnia
22
22. Anggota badan satu tubuh
23
23
24
24 Romansa orang tua Zain
25
25. Kalimat menyihir Agnia
26
26 Cinta kucing-kucingan
27
26. Luka itu belum sembuh
28
28. Bisa membonceng Agnia?!
29
29: Sesaat sebelum semua kembali ke awal
30
30. Alisya & Adi ; Pemantik masalah?
31
31 Lampu hijau sesungguhnya
32
32 Suka ialah suka, Cinta ialah cinta.
33
33. Jangan jatuh hati
34
34. Tentang jatuh hati.
35
35. Terjebak masa lalu
36
36. Dua romansa?
37
37. Agnia dan Akbar
38
38. Adi & Alisya; Bertemu Raina
39
39. Harus terbiasa!
40
40. Hanya aku yang masih terjebak?
41
41. Ragam bentuk kasih sayang
42
42. Mereka kembali?
43
43. Lamaran kurang ajar
44
44. Semua luka itu, berharga
45
45. Sejenis Akbar saja sudah cukup!?!
46
46. Sudah mau cucu?
47
47. Mau punya cucu juga?
48
48. Calon suami?
49
49. King of bulshit
50
50. Pertanyaan Alisya?
51
51. klise?
52
52. Ketulusan Akmal
53
53. Arti mimpi Akmal?
54
54. Masa lalu Akmal?
55
55. Kisah lama
56
56. si Syawal
57
57
58
58. bertemu Giska
59
59
60
60
61
61. Fiki si pembawa gosip
62
62. Pertanyaan yang sama
63
63. Antara yang disayang dan yang melukai
64
64.
65
65. seseorang istimewa?
66
66. seratus persen
67
67. Cincin pemberian Akmal
68
68. Sama dengan Adi?
69
69. yang lebih rumit dari hilangnya cincin
70
70. Nasihat Agnia
71
71. Sebab kemarahan Akbar
72
72. kemarahan Akmal
73
73. Mencari jalan keluar
74
74. pelipur lara
75
75.
76
76. Dentuman aneh
77
77. Ada kemajuan?
78
78. Belum saatnya
79
79. Janji Akmal
80
80. Gian.
81
81. Wiryo dan anak sulungnya
82
82
83
83. Ada apa dengan Akmal?
84
84.
85
85. Antara Agnia dan Gian
86
86. jangan membuat bingung!!
87
87. Teka-teki cincin itu
88
88. Dendam Wildan?
89
89.
90
90. Teka-teki Wildan
91
91. Penyekapan Agnia
92
92. Upaya penyelamatan Agnia
93
94. Misi berhasil?
94
95. Persoalan bubur
95
95
96
96. Rasa bersalah Gian
97
97. Romance tipis-tipis?
98
98. Apa aku benar-benar bahagia?
99
99. Pulang?
100
100.
101
101
102
102. syukuran?
103
103. pengajian?
104
104. Pengumuman mengejutkan?
105
105
106
106. dia tidak istimewa
107
107. Gian: Adik
108
108. Kakaknya Agnia
109
109
110
110. Gian suka Agnia?
111
111. Akhir pengharapan Gian
112
112. pertama kali pergi bersama
113
113. Yang menggunung di hati Indri
114
114. Maaf sebab terlahir lebih muda.
115
115. Gian: satu hal lagi
116
116. Lamarkan dia untukku, Ayah..
117
117. Sesal Alisya
118
118. Lamaran
119
119. Fiki: Dilamar siapa?
120
120. Apa salahnya sama berondong?
121
121. Marriage Syndrome?
122
122. Dua malam singkat bersama keluarga
123
123. Akmal; Berdua lebih baik
124
124
125
125. Nasib hati Akbar
126
126. Ingin segera bersama
127
127. saran Akmal?
128
128
129
129. Tentang perbedaan umur?
130
130. Aku kamu
131
131. Bude Maryam
132
132. Usia dan kedewasaan
133
132. Usia dan kedewasaan
134
133.
135
134. Yang terus tumbuh dan berkembang
136
135. pejuang restu?
137
136. pelet Akmal
138
137. menangani ngidamnya Silmi
139
138. the day
140
139. Gugup
141
140. Ijab Qabul
142
141. ijab Qabul part2
143
142. Terlalu dini untuk malam pertama.
144
143. Terlalu dini untuk malam pertama part2
145
144. ciuman pertama?
146
145. Ciuman pertama part 2
147
146. tumbuhnya keraguan
148
147. Tumbuhnya keraguan part2
149
148. Perjalanan halal
150
149. Perjalanan halal part2
151
150. Penerimaan Agnia
152
151. Muncul kembali
153
152. Yang kembali ke permukaan
154
153
155
154. Merekahnya bunga
156
155. Maaf dan Terimakasih
157
156
158
157. Rumah baru untuk rumah tangga baru
159
158. Sakinah
160
15. Mawaddah
161
160. Kebelet punya anak
162
161. Kehidupan baru
163
162. Mual-mual nya ibu hamil?!
164
163. Siapa yang ngidam?
165
164.
166
165. bau-bau masa lalu
167
166. Govin
168
167.
169
168.
170
169. Mau memahami?
171
170. Baby moon?
172
171. Baby moon part 2
173
172. Baby moon part3
174
173. Uluran tangan.
175
174. Bucin?
176
175. Govin lagi!
177
176. Rahasia setelah rahasia
178
177. Apapun selama bersama
179
17i. Apapun selama bersama part2
180
179.
181
180. Salah paham?
182
181. Pengap
183
182. Selepas salah paham
184
183
185
184. Tidak papa, Aku disini
186
185
187
186
188
187. Cemburu?
189
188
190
189
191
190
192
191. Ketakutan Retno
193
192. Rasa kehilangan.
194
193. Seakan awal yang baru
195
194.
196
195. Kehilangan setelah kehilangan.
197
196
198
197
199
198
200
199
201
200
202
201
203
202. End--

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!