Usaha dan penolakan

Malam hari,,

Sesuai janjinya, Adam datang ke rumah Birawa, ia akan kembali merayu ayah dari kekasihnya untuk mendapatkan restu.

Mengetuk pintu, tak lama kemudian seorang ART membukakan pintu setinggi dua meter.

"Assalamu'alaikum, Bik!"

"Wa'alaikumsalam, mas Adam"

"Prilly ada, bik?"

"Ada mas, mari masuk dulu"

"Makasih bik"

Melangkah masuk, Adam langsung di giring menuju sofa oleh sang ART.

"Silakan duduk mas, saya akan panggilkan non Prillynya"

"Iya, makasih ya bik"

"Sama-sama mas"

Selagi menunggu sang ART memanggil Prilly, Adam duduk sembari mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan.

Ini bukan pertama kalinya Adam datang kemari, sebelumnya sudah beberapa kali dia datang kesini. Meskipun kedatangannya selalu berakhir pengusiran oleh Birawa, namun pantang bagi Adam untuk berhenti mendapatkan restu ayah dari kekasihnya.

Beberapa saat kemudian, tiba-tiba sepasang telinga Adam mendengar suara Birawa yang keluar begitu lantang dari ujung tangga.

"Mau ngapain kamu kesini?" ucapnya seraya melangkah menghampiri Adam.

Adam bangkit lalu berdiri "Selamat malam pak"

"Ada urusan apa kamu datang ke rumah saya? apa mau merayu saya agar merestui hubungan kalian?"

"Saya_"

"Sampai kapanpun, atau seperti apa usaha kalian, keputusan saya sudah bulat, saya tidak akan pernah merestui hubunganmu dengan putri saya satu-satunya" Potong Birawa kilat.

"Ayah" Setengah berlari, Prilly melangkah. "Ayah apa-apaan si, aku sama Adam saling mencintai yah, jadi please yah, tolong restui kami" lanjutnya setelah berdiri di antara keduanya. Sorotnya sendu menatap sang ayah penuh harap.

"Ayah hanya akan merestui hubunganmu dengan Zidan, masa depanmu akan terjamin jika menikah dengannya, Prilly"

"Tapi aku nggak cinta sama Zidan yah"

"Memangnya di dunia ini hanya urusan cinta? cinta akan datang dengan sendirinya, sayang. Apa hebatnya pria ini? Yang ada, hidupmu akan menderita jika menikah dengannya"

"Adam itu pria yang baik yah, aku yakin dia akan membuatku bahagia"

"Saya janji pak, akan membahagiakan Prilly, saya bisa jamin itu"

Pria paruh baya yang berdiri dengan angkuh tersenyum sinis seakan meremehkan.

"Kamu punya apa, Adam? kamu tahu kalau anak saya tidak pernah hidup susah, gajimu saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya selama sebulan"

Sejujurnya, hati Adam merasa tercubit setelah mendengar perkataan Birawa, bahkan sudah berulang kali hinaan itu keluar dari mulut pria paruh baya itu, namun sebisa mungkin Adam bersikap tenang. Ia tak mau gegabah apalagi sampai emosi di depan ayah Prilly.

"Demi wanita yang saya cintai, pasti saya akan berusaha, pak"

"Usaha apa yang akan kamu lakukan hm?" Tanya Birawa sarkas. "Kamu saja hanya karyawan biasa, apalagi keluargamu yang hanya tinggal di perkampungan"

"Cukup yah, meskipun ayah tidak merestui hubungan kami, kami akan tetap berusaha mempertahankan cinta kami"

Terdiam, Birawa menatap putrinya, lalu beralih ke Adam dengan sorot benci yang kian lebih. Ia merasa gara-gara Adam, putrinya sudah menjadi anak pembangkang dan berani melawan ayahnya sendiri.

"Dengar baik-baik ya" ucap Birawa melotot tajam. "Hentikan usahamu untuk menikahi putri saya, karena saya tidak akan pernah sudi memiliki menantu sepertimu"

"Lagi pula, permintaan terakhir bundanya adalah menikah dengan Zidan, jadi stop sampai di sini" Imbuhnya dengan nada menegaskan.

"Keluar dari rumah saya sekarang juga"

"Yah, please yah, jangan seperti itu pada Adam"

"Diam kamu Prilly!" Mata Birawa berkilat menatap sang putri sekilas.

"Dan kamu" kali ini beralih menatap Adam masih dengan sorot yang sama. "Keluar sekarang juga!"

"Beri saya kesempatan untuk membuktikan kesungguhan saya, pak Birawa"

"Saya minta pergi dari rumah saya, dan jangan pernah kembali!"

"Tapi yah, Ak_"

"Ayah tidak mau mendengar apapun lagi darimu dan pria ini lagi"

Tak ingin membuat keributan, Adam akhirnya mengalah dan keluar dari rumah Birawa. Sementara Prilly, berusaha keras menghentikan langkah Adam.

"Adam, tunggu Dam" Wanita itu berlari, kemudian meraih pergelangan tangan Adam.

"Maafkan ayah ya Dam, kita akan usaha lain kali"

"Masuklah, ini sudah malam"

"Tapi kamu nggak marah kan"

"Enggak" jawab Adam. "Aku pulang dulu, Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam" Adam berbalik usai mendengar jawaban salamnya sementara

Prilly masih bertahan menatap kepergian Adam. Ia menyorot dengan pikiran bercabang.

"Bagaimana kalau Adam lelah, lalu putus asa? pasti Dinda akan kembali merayunya"

Wanita itu menggelengkan kepala.

"Tidak, ini tidak bisa di biarkan, aku harus menemui wanita busuk itu dan memperingatkannya"

"Ya, aku akan ke Herquina hospital besok"

****

Beberapa hari telah berlalu, Meta sudah keluar dari rumah sakit, tapi masih harus rawat jalan sesuai intstruksi dokter.

Sementara Dinda, dia sudah bersiap dengan pakaiannya lengkap dengan hijab yang menutupi rambut. Karena hari ini adalah hari pertama dia bekerja sebagai dokter. Di hari pertama, Dinda harus bisa memberikan kesan baik di depan para pasien-pasiennya, juga harus memberikan kinerja yang baik tentunya..

Setibanya di rumah sakit, Dinda langsung menuju ke ruang praktek. Langkahnya sempat terhenti sejenak karena mendapat tatapan aneh dari para pengunjung rumah sakit. Tak hanya tatapan mengejek, mereka juga seperti saling berbisik dengan sesekali menatap layar ponsel mereka.

Dinda menajamkan pendengaran berusaha menangkap bisikan-bisikan itu.

"Iya benar dia pelakor yang lagi viral"

"Iya, kemarin dia kepergok sedang lunch di restoran mewah dekat rumah sakit ini"

"Jadi dia dokter disini?"

"Di video, dia hanya diam tak berani mengangkat kepala loh"

"Ya jelaslah, dia kan memang pelakor"

Bisikan-bisikan mereka yang masih bisa Dinda tangkap, benar-benar sudah mengusiknya.

Reflek Dinda menggeleng-gelengkan kepala seraya menarik napas panjang.

Memilih mengabaikannya, dia melanjutkan langkah menuju ruangannya.

Tapi lagi-lagi langkah Dinda kembali terhenti saat berpapasan dengan Fino. Rekan kerja sekaligus temannya.

Fino sempat mengutarakan cintanya pada Dinda, tapi Dinda tolak karena ia mendapat ancaman dari mamahnya untuk tidak menerima cintanya Fino. Mamahnya tak setuju karena Dinda adalah wanita miskin yang tidak pantas bersanding dengan sang putra.

"Ini apa Din?" tanya Fino sambil memperlihatkan video yang viral.

"Itu fitnah Fin. Aku tidak ada hubungan apapun dengan mas Adam, tapi pacarnya menuduhku merebut mas Adam darinya"

"Benar Din?" tanyanya mengintimidasi.

Dinda mengangguk. "Ya sudah aku permisi, ada pemeriksaan di hari pertamaku, aku tidak boleh terlambat, bukan?"

Dinda langsung pergi dari hadapannya setelah mengatakan itu. Wanita itu bahkan tak menunggu Fino merespon kalimatnya._____

"Sus, bisa di mulai sekarang" Kata Dinda pada suster pendamping.

"Baik dok"

Saat ini Dinda sudah duduk di kursi kerja dengan mengenakan snelly. Sudah siap memeriksa pasien yang sudah mengantri.

Selang kurang dari satu menit, pasien pertama masuk. Dinda meminta suster untuk mengecek berat badan, dan tekanan darahnya sebelum di periksa.

"Ini dok hasil tensinya"

Dinda menerima sodoran kertas darinya. Sedetik kemudian mengalihkan pandangan pada seorang nenek yang menyorot lemah dan agak sedikit pucat.

"Apa yang nenek rasakan?" Tanya Dinda lembut sambil memeriksa dadanya menggunakan stetoskop.

"Asam lambung saya sepertinya naik dokter"

"Okey, nenek jangan telat makan ya, makanpun harus sedikit demi sedikit, dan sesering mungkin. Jangan makan pedas dan asam juga ya nek, makannya yang lembut-lembut dulu"

"Baik dokter"

"Ada keluhan lain nek?"

"Hanya itu dok"

"Baiklah, akan saya kasih obat, dan harus di habiskan ya nek"

Nenek itu tampak mengangguk. Sekian detik kemudian, Dinda menuliskan resep setelahnya mengarahkan atensi pada wanita paruh baya yang menemani si nenek.

"Bu, silahkan ibu tebus obat ini di apotek rumah sakit"

"Baik dok, terimakasih"

"Sama-sama bu" jawab Dinda mengulas senyum, kemudian kembali mengalihkan mata pada pasiennya. "Cepat sembuh ya nek"

"Iya, makasih dokter"

Dinda mengangguk lengkap dengan senyum terulas tipis.

Satu persatu pasien sudah Dinda periksa, hingga jam istirahat makan siang menginterupsi waktunya. Dinda meminta pada suster pendamping untuk istirahat sejenak dan akan di lanjutkan setelah makan siang.

Baru saja Dinda keluar dari ruangannya, tiba-tiba sosok Prilly berdiri di hadapannya dengan tatapan tajam.

"Prillya"

Bersambung..

Regards,

Ane

Terpopuler

Comments

Danny Muliawati

Danny Muliawati

kasian Dinda yah JD serba salah. ... smga yg terbaik yah Dinda

2025-01-15

0

Demi sya

Demi sya

perbendaharaan katanya mntul kak.. bgus

2022-08-28

0

Devi Yanti

Devi Yanti

Next

2022-07-28

0

lihat semua
Episodes
1 Penawaran Dari Pria Asing
2 Kesepakatan
3 Menjadi orang ketiga
4 Hubungan yang kembali membaik
5 Usaha dan penolakan
6 Di permalukan
7 Kesempatan ke dua
8 Rencana dengan obat tidur
9 Kamu main-main denganku, jelas aku pemenangnya. (Birawa)
10 Jebakan
11 Begitu lihainya takdir mempermainkannya.
12 Membujuk Pasien
13 Rencana bertemu
14 Setuju untuk menikah
15 Terus meyakinkan diri saat di ajak berkenalan dengan orang tuanya.
16 Perkenalan manis Vs Tatapan tak suka
17 Ancaman
18 Hari pertunangan CEO Herquina
19 Nggak mau ngaku?
20 Ada syaratnya
21 Di permalukan dengan fitnah
22 Di pecat
23 Rahasia yang terkuak.
24 Transaksi rekening
25 Rencana Prilly
26 Panggilan kerja (family care)
27 Patah Hati
28 Pernikahan dan Rahasia tentang janinnya
29 Rekaman video dan ajakan menikah
30 Kau rebut calon suamiku, ku nikahi suamimu
31 Malam yang manis.
32 Cuti hampir habis
33 Mulai berurusan dengan Prilly
34 Teh buatan istri pertama
35 Apartemen mewah milik siapa?
36 Masih tetap mencurigainya
37 Suami Sialan
38 Hubungan apa yang kalian miliki??
39 Buku nikah
40 Kamu pikir aku sebodoh itu?
41 Kembalikan suamiku, pelakor!
42 Kedatangan Prilly
43 Ternyata mengenggam duri
44 Papan Karangan bunga
45 Satu persatu keluarga tahu.
46 Adam, Dinda, Zidan
47 Bersitegang
48 Kesediaan Birawa dan pemecatan
49 Alasan di Sepucuk Surat
50 Setuju berpisah
51 Perkataan yang menusuk hati
52 Surat perceraian
53 Presidential suite
54 Dokter cantik, pelakor
55 Noda merah
56 Ghibah
57 Masalah pasti selesai
58 Anak kandung?
59 Saudara yang saling bermusuhan
60 Shock
61 Melembutkan singa betina
62 Karma Pelakor?
63 Julukan Baru selain Pelakor.
64 Kemarahan Birawa
65 Ancaman
66 Ikhlas
67 Jatuh
68 Pendarahan hebat
69 Kepanikan semua orang
70 Bayi laki-laki
71 Keretakan tulang panggul
72 Kekesalan Dinda
73 Mengakhiri perselisihan
74 Permintaan maaf
75 Memaafkan
76 Author ada di rumah baru dengan cerita baru
77 Melamar
78 Diskusi
79 Deal
80 Epilog
81 Ekstra part
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Penawaran Dari Pria Asing
2
Kesepakatan
3
Menjadi orang ketiga
4
Hubungan yang kembali membaik
5
Usaha dan penolakan
6
Di permalukan
7
Kesempatan ke dua
8
Rencana dengan obat tidur
9
Kamu main-main denganku, jelas aku pemenangnya. (Birawa)
10
Jebakan
11
Begitu lihainya takdir mempermainkannya.
12
Membujuk Pasien
13
Rencana bertemu
14
Setuju untuk menikah
15
Terus meyakinkan diri saat di ajak berkenalan dengan orang tuanya.
16
Perkenalan manis Vs Tatapan tak suka
17
Ancaman
18
Hari pertunangan CEO Herquina
19
Nggak mau ngaku?
20
Ada syaratnya
21
Di permalukan dengan fitnah
22
Di pecat
23
Rahasia yang terkuak.
24
Transaksi rekening
25
Rencana Prilly
26
Panggilan kerja (family care)
27
Patah Hati
28
Pernikahan dan Rahasia tentang janinnya
29
Rekaman video dan ajakan menikah
30
Kau rebut calon suamiku, ku nikahi suamimu
31
Malam yang manis.
32
Cuti hampir habis
33
Mulai berurusan dengan Prilly
34
Teh buatan istri pertama
35
Apartemen mewah milik siapa?
36
Masih tetap mencurigainya
37
Suami Sialan
38
Hubungan apa yang kalian miliki??
39
Buku nikah
40
Kamu pikir aku sebodoh itu?
41
Kembalikan suamiku, pelakor!
42
Kedatangan Prilly
43
Ternyata mengenggam duri
44
Papan Karangan bunga
45
Satu persatu keluarga tahu.
46
Adam, Dinda, Zidan
47
Bersitegang
48
Kesediaan Birawa dan pemecatan
49
Alasan di Sepucuk Surat
50
Setuju berpisah
51
Perkataan yang menusuk hati
52
Surat perceraian
53
Presidential suite
54
Dokter cantik, pelakor
55
Noda merah
56
Ghibah
57
Masalah pasti selesai
58
Anak kandung?
59
Saudara yang saling bermusuhan
60
Shock
61
Melembutkan singa betina
62
Karma Pelakor?
63
Julukan Baru selain Pelakor.
64
Kemarahan Birawa
65
Ancaman
66
Ikhlas
67
Jatuh
68
Pendarahan hebat
69
Kepanikan semua orang
70
Bayi laki-laki
71
Keretakan tulang panggul
72
Kekesalan Dinda
73
Mengakhiri perselisihan
74
Permintaan maaf
75
Memaafkan
76
Author ada di rumah baru dengan cerita baru
77
Melamar
78
Diskusi
79
Deal
80
Epilog
81
Ekstra part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!