"Saya tahu ini tidak adil untukmu, tapi saya berharap banyak padamu"
Adinda terdiam, menatap gelas berisi minuman di atas meja. Minuman berwarna orange yang sangat menggoda, rasanya Dinda ingin sekali meneguknya hingga tandas agar tenggorokannya yang kering agak sedikit basah.
"Kesepakatan apa yang ingin anda buat dengan saya?"
"Begini" Pria itu menegakkan duduknya, mungkin supaya lebih nyaman dan lebih rileks. "Putri saya satu-satunya telah di tipu oleh seorang pria playboy. Dia benar-benar sudah di butakan oleh cintanya, bahkan percaya bahwa laki-laki itu tidak akan pernah mengkhianatinya"
Dia sudah mengutarakan apa tujuannya, tetapi Dinda masih di buat bingung sekaligus heran sebab Birawa baru mengatakan sebagian dari maksudnya.
"Saya tidak bisa menyetujui hubungan mereka karena selain mendapat wasiat dari istri saya untuk menikahkan putri kami dengan salah satu anak dari sahabatnya, pria itu juga bukan pria yang baik, bahkan terkesan playboy dan urak-urakan"
"Maaf, apa istri bapak sudah meninggal?" tanya Dinda hati-hati, sambil lekat menatapnya. Sorot matanya sangat tajam, memancarkan aura yang membuat lawan bicaranya merasa segan.
Pria yang mengaku bernama Birawa itu menganggukkan kepala, sementara Dinda langsung terdiam kemudian meraih gelas dan menyesap isinya.
"Saya akan memberikan uang padamu, tapi bantu saya memisahkan putri saya dengan laki-laki playboy itu"
"Apa yang harus saya lakukan?" tanya Dinda akhirnya.
"Dekati pria itu dan rayu dia! buat supaya putri saya putus dengannya" Birawa menjeda kalimatnya sejenak sebelum kemudian kembali berkata. "Anda harus bisa membuat putri saya melihat bahwa pria yang dia cintai tidak sebaik yang dia kira, buat agar putri saya percaya jika pria itu suka mempermainkan wanita. Setelah melihat sifat aslinya, saya yakin putri saya akan memutuskan hubungan dengannya"
"Hanya itu?"
"Tidak" jawabnya cepat membuat garis samar di kening Dinda mendadak muncul.
"Saya ingin anda tidur dengannya"
Tertegun, Dinda mendengar perkatan terakhirnya.
"Kalau untuk tidur dengannya, saya tidak bisa. Maaf!"
"Pikirkan mamahmu"
"Tapi_"
"Anda tidak harus tidur sungguhan" potongnya kilat. "Anda bisa menjebak lalu pura-pura tidur dengannya, setelah itu minta pertanggung jawaban dari pria itu untuk menikahimu"
"Anda menyelamatkan putri anda dari pria buruk seperti dia, tapi malah menjerumuskan saya agar menikahi pria buruk itu?"
"Ini hanya pura-pura" sahutnya tegas. "Anda hanya membuat putri saya seyakin mungkin dengan sifat aslinya, supaya putri saya meninggalkan pria playboy itu secepatnya, dan saya yakin anda bisa melakukannya"
Hening, Dinda kembali menyesap jus jeruk yang tinggal tersisa setengahnya.
"Maaf" ujarnya yang langsung memantik sepasang mata Dinda untuk kembali menatapnya.
"Siapa nama anda?"
"Saya Adinda"
"Apa anda juga seorang dokter?"
"Calon dokter" jawabnya sedikit ragu, karena Dinda memang baru akan bekerja sebagai dokter pada bulan depan setelah melakukan sumpah dokter seminggu lagi.
"Okey, selain saya membayarmu, saya akan membantumu untuk bekerja di rumah sakit Herquina"
Dinda mengernyit dengan sorot bingung. Seolah mengerti dengan ekspresi wajahnya, Birawa kembali bersuara.
"Herquina Hospital, adalah milik Atmajaya, ayah dari pria yang akan saya jodohkan dengan putri saya, istrinya bernama Indah yang tak lain adalah sahabat dari almarhumah istri saya"
Jadi, Herquina adalah rumah sakit milik calon besannya? Jika aku menolak kesepakatan ini, apakah dia akan meminta pak Atmajaya supaya mengurungkan niat untuk mempekerjakanku di rumah sakitnya?
"Tapi jika anda menolaknya" lanjutnya yang persekian detik membuat Dinda mempertemukan netranya.
"Anda tidak akan bisa bekerja di rumah sakit itu dan rumah sakit rumah sakit lainnya di kota ini. Selain itu" tambahnya dengan nada mengerikan. "Anda tidak akan bisa membuat mamah anda bernafas lebih lama. Jadi bantu saya, atau anda akan kesulitan"
Mendengar pilihan yang terselipkan ancaman, akhirnya Dinda memilih menyetujui kesepakatan itu.
"Baiklah, saya akan melakukan apa yang anda perintahkan?"
"Bagus" sahutnya. "Anda hanya merayu pria itu dan pura-pura menjalin hubungan dengannya, jebak dia agar seolah-olah kalian sudah tidur bersama"
"Saya tahu apa yang harus saya lakukan"
Tampak pria itu bergerak sesaat setelah mengangguk merespon kalimat Dinda. Dia meraih ponsel di saku celana lalu mengetikkan sesuatu, jarinya dengan lincah bergerak di atas touchscreen benda pipih miliknya. Selang sekitar sepuluh detik, ia menyerahkan ponselnya pada wanita di depannya seraya berkata. "Silahkan isi nomor rekening anda, saya akan membayar anda sekarang juga"
Adinda menelan ludah dengan gugup.
Secepat inikah aku mendapatkan uang sebanyak itu?
Menarik nafas pelan, sejujurnya Dinda masih tak percaya dengan apa yang terjadi saat ini. Dia yang tengah bingung memikirkan bagaimana cara mendapatkan uang itu, tapi dengan mudahnya uang itu justru menghampiri tanpa dia mencarinya.
Benar kata dokter Zaskia...
Ada siang, ada malam. Ada penyakit, ada obatnya, ada masalah, pasti juga ada solusi. Mungkin ini adalah jalan keluar dari permasalahan yang menimpaku dan mamah.
"Dokter Dinda?"
"I-ya" Panggilannya membuat Dinda tersentak, detik berikutnya ia menatap wajah Birawa yang menampilkan gestur santai. Berbeda dengan Dinda yang justru gugup campur gelisah.
"Isi nomor rekening anda di ponsel saya" titahnya dengan sedikit mengangkat dagu, tanda agar Dinda segera menerima uluran ponselnya dan menuliskan nomor rekening.
Ragu-ragu Dinda menerimanya.
Entahlah, ini uang haram atau halal, yang jelas semua ku lakukan demi mamah. Aku ingin mamah bisa hidup lebih lama, menikmati kesuksesan putrinya yang sebentar lagi akan menyandang gelar dokter. Aku ingin mamah merasa bangga terhadapku.
Meski aku tahu cara ini salah, tapi keputusanku sudah final, aku bersedia menerima pekerjaan dari pak Birawa menjadi pelakor untuk putrinya.
Bismillahirrahmaanirrahiim.
Dengan tangan bergetar, Dinda mulai menyentuh angka-angka yang berjejer rapi di keyboard ponsel mewah milik pria yang terlihat bersahaja.
"Ini pak"
Dinda menyerahkan kembali ponselnya.
Birawa menerima dengan seulas senyum.
Satu detik, dua detik, tiga detik, tiba-tiba ponsel di dalam tas Dinda bergetar. Sudah bisa di pastikan kalau pesan itu adalah pemberitahuan tentang penambahan saldo yang masuk ke rekeningnya.
"Sudah saya transfer dua ratus juta, tapi ingat! lakukan semua perintah saya. Buat agar pria itu jatuh cinta padamu"
Dinda menarik napas panjang.
"Pastikan anak saya membenci pria itu lalu memutuskan hubungannya. Setelah berhasil memisahkan anak saya, dan anak saya bisa menikah dengan Zidan, saya akan memberi bonus untuk anda"
"Baik, saya akan melakukannya"
"Okay, deal?" Birawa mengulurkan tangan kali ini untuk berjabat dan memastikan bahwa kesepakatan disetujui.
"Deal" balasnya mengangguk, sambil menerima jabatan tangannya, tampak pria itu tersenyum senang.
****
Setelah pertemuannya dengan Birawa sore tadi, besoknya Dinda akan langsung melancarkan rencana awal yaitu perkenalan, setelah itu baru dia merayunya dan perlahan akan menjadikan Adam kekasihnya.
Birawa sudah memberikan alamat tempat tinggal pria yang bernama Adam Naizar.
Namanya cukup bagus, tapi tidak dengan kelakuan yang sangat berlawanan dengan namanya.
Birawa bilang, Adam bekerja di sebuah perusahaan sebagai karyawan biasa, dia memiliki orang tua dan satu kakak perempuan. Birawa juga bilang jika pria itu kerap sekali memoroti putrinya dengan dalih meminjam uang, lalu uang itu akan ia gunakan untuk bersenang-senang dengan para wanita.
Itulah sebagian informasi yang Dinda dengar dari Birawa.
Membaringkan badan, mata Dinda mulai mengabur dan tak lama kemudian alam mimpi mulai mengambil alih kesadarannya.
Bersambung
Regards,
Ane
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Demi sya
masih lanjut
2022-08-28
1
Asri
msh mikir, sebenarnya disini yg licik adam ataukah birawa 🤔
2022-07-22
0
Sri Iswantuti
perasaan di noveltoon skrng lagi banyak novel" baru bertemakan pelakor.....
2022-07-21
0