"Jadi inikah Lea yang dicari?" Tanya Vivi.
Setelah Lea dan Rue bertemu Eleanor di ruang bawah tanah, aku mengajak Eleanor untuk ke ruangannya. Disana Eleanor diperkenalkan kepada Vivi dan Rose.
"Mari kita dengarkan cerita Eleanor dulu, Vi. Setelah itu kita akan memutuskan apa yang harus kita lakukan berikutnya." Sahutku.
Mereka semua mengangguk. Eleanor mulai bercerita, "Aku adalah istri Max. Tapi kalian tau istri yang bukan istri? Bagaimana menjelaskannya yah? Hmmm, katakan saja kami menikah tanpa cinta dan aku adalah alat untuk membayar hutang keluargaku. Nah, seperti itulah kira-kira." Kata Eleanor menjelaskan.
"Apakah Max jahat? Dan apa itu menikah tanpa cinta? Apakah kamu tidak menemukan cinta?" Tanya Vivi yang memang sedari novel ini dibuat, si penulis sudah memutuskan bagaimana Vivi terobsesi dengan cinta.
C \= Cerita
I \= Indah
N \= Namun
T \= Tiada
A \= Arti
Begitulah yang ingin aku sampaikan kepada Vivi tapi sulit sekali menjelaskannya.
"Max tidak jahat tapi karena dia seorang mafia dia harus jahat kan. Begitulah. Aku tidak ingin menikah. Aku menangis saat itu." Cerita Eleanor lagi.
"Mafia apa si Max itu?" Aku bertanya kepada Eleanor.
"Dia menguasai beberapa wilayah di sekitar sini, menarik pajak yang sangat tinggi kepada kami yang berjualan di tanahnya. Kadang juga dia meminjamkan modal dengan kenaikan bunga 1% per harinya jika terlambat membayar. Itulah yang dialami oleh orangtuaku." Jawab Eleanor. Wajah cantiknya tampak sangat sedih.
"Lalu, kemana kamu pergi kalau kabur?" Aku kembali bertanya.
"Bermain. Max melarangku keluar dari sini, aku bosan. Aku tidak boleh mengikutinya, aku tidak boleh menemui orangtuaku, aku bahkan tidak sebebas kalian." Jawabnya dengan santai.
"Bagaimana perlakuan Max terhadapmu?" Tanya Rue.
"Dia baik. Hanya saja dia terlalu tidak peduli. Aku merasa aku sama seperti barang-barang yang ada di rumah ini. Dan lagi, jujur saja aku juga tidak mencintainya sama sekali. Walau pun dia kaya dan tampan." Ucapnya.
"Baiklah. Cukup denganku. Bagaimana dengan kalian? Siapa kalian? Dan sedang apa kalian disini?" Tanya Eleanor beruntun.
Aku menjawabnya, "Kami dari kota kecil, maksud kedatangan kami ke kota ini karena ingin mencari pekerjaan. Tapi, di tengah jalan, anak buah Max menangkap kami. Menangkapku lebih tepatnya. Mereka mengira aku adalah kamu." Sahutku, aku memutuskan untuk jujur walau pun ada kebohongan sedikit di dalamnya.
Eleanor mengangguk -angguk, "Jadi kalian ingin bekerja?" Tanyanya.
"Hei, Eleanor. Mengapa mereka ingin menangkapmu?" Tanyaku penasaran.
"Karena aku memegang rahasia terbesarnya." Jawabnya singkat.
Kami semua tertegun menatapnya, "Apa maksudmu dengan rahasia terbesar Max?" Tanya Rue.
"Jadi, tepat sebelum kalian datang kesini. Terjadi perebutan wilayah kekuasaan. Namun Max dan pasukannya berhasil menang dan menguasai wilayah ini. Tapi ada sesuatu yang di sembunyikan oleh Max dan aku berhasil mengetahuinya." Jawab Eleanor.
Aku teringat sesuatu, saat aku dibawa oleh pria bermata empat itu ke ruangan Max, Max tiba-tiba muncul dari balik dinding berbatu dan ruangannya pun misterius sekali. Apakah yang disembunyikan Max ada di balik dinding itu?
"Apa itu?" Tanyaku penasaran.
"Dia menyembunyikan tawanan disana." Jawab Eleanor berbisik.
Kami saling memandang, "Apa itu tawanan?" Tanya Rose.
Suara Eleanor semakin kecil seperti orang berbisik, "Kamu tau, orang yang ditangkap dan di siksa. Seperti itulah tawanan." Jawab Eleanor.
"Lalu, kenapa kamu kembali kesini?" Tanyaku.
"Aku mendengar kabar kata orang-orang istri tuan Max sudah kembali. Dan aku ingin memastikannya maka dari itu aku kesini." Jawab Eleanor santai.
Setelah menjawab, dia menatapku tajam dari atas sampai bawah, "Hei, Lea. Kamu benar-benar sangat mirip sekali denganku. Aku punya ide." Katanya, matanya berbinar-binar ceria.
Aku menangkap firasat tidak enak disini, "Ide macam apa yang ingin kamu sampaikan?" Tanyaku.
Eleanor berdiri mendekatiku, "Bagaimana kalau kita bertukar peran?" Tanyanya dengan wajah cerah.
"Apa maksudmu?" Sahut Rue, "aku tidak mau jika itu membahayakan nyawa nona Lea!" Seru Rue.
Eleanor mengibaskan tangannya di depan wajah Rue, "Ini tidak akan berbahaya, menjadi istri Max adalah pekerjaan yang paling mudah di dunia ini. Hanya mendampinginya saja, dan duduk manis di sebelahnya. Dia tidak akan menengok ke arahmu atau menyentuhmu. Kamu aman. Dan aku bisa membayarmu." Kata Eleanor.
Mendengar kata dia akan membayarku, jantungku melompat kegirangan. Pekerjaan pertamaku! Gaji pertamaku! Akhirnya!
Tanpa ragu, aku menyetujui idenya itu, "Baiklah! Aku setuju." Sahutku dengan wajah berseri-seri.
"Apa kamu tidak memikirkannya terlebih dahulu?" Tanya Rue.
Aku tersenyum lebar, "Untuk apa di pikirkan dahulu? Penulis cerita ini juga tidak berpikir cerita kita ini mau dibawa kemana kok. Apa salahnya jika aku mengikuti dia? Jalani saja dulu, setelah itu baru akan dipikirkan." Sahutku.
Vivi dan Rose juga tampak tidak menyetujui ideku ini, tapi tidak ada salahnya kan mencoba. Toh aku juga hanya menginginkan bayaran saja.
"Baiklah. Kita akan bertukar peran selama 30 hari. Dan teman-temanmu yang lain bisa ikut denganku." Kata Eleanor.
"Kenapa harus seperti itu?" Tanya Rose, "kami belum mengenalmu dan kami tidak tau apa kamu bisa di percaya atau tidak!" Serunya.
Eleanor mengangkat bahunya, "Itu terserah kamu. Tapi Max akan curiga jika aku kembali tapi ada teman-teman Lea disini." Katanya.
Aku berpikir, "Benar Rose. Hanya 30 hari setelah itu kita akan kembali. Dan ini kesempatan untuk kita untuk bisa menikmati bumi, ma..maksudku kota besar ini." Kilahku.
Rue tetap menolak, "Aku akan tetap menjaga nona Lea disini. Dan kalian berdua bisa ikut dengan Eleanor." Sahut Rue.
Kemudian Rue berpaling ke arah Eleanor, "Aku percaya padamu, maka itu aku titipkan teman-temanku padamu." Sambung Rue.
"Baiklah. Jabat tanganku. Ini tanda kalau kita setuju, barang siapa yang melanggar atau memberitahu Max tentang rahasia kita maka mereka akan mendapatkan hukuman." Ucap Eleanor.
Kami semua berjabat tangan, dan menumpukkan tangan kami menjadi satu.
Diam-diam Rue memantrai Eleanor, kalau Eleanor melanggar janjinya maka Eleanor pun akan terkena mantra Rue. Semua orang tau Rue jago mantra.
Setelah itu, mereka berpisah arah. Rue dan Lea tetap di rumah Max, sedangkan Eleanor, Vivi dan Rose mengendap-endap lagi ke ruang bawah tanah dan bergegas menuju pintu keluar.
***
Eleanor POV
Di kota sebelah, ramai sedang membicarakan istri tuan Max yang kabur. Untunglah mereka tidak pernah tau wajah asli istri Max.
Aku berjalan-jalan mengelilingi kota itu sambil melihat-lihat. Sudah lama aku tidak bebas seperti ini. Max tidak akan pernah membiarkanku bebas seperti sekarang. Prinsip hidupnya adalah, apa yang sudah menjadi miliknya tidak akan pernah bisa keluar dari tempat kediamannya.
Selagi aku melihat-lihat, orang-orang kembali dihebohkan dengan berita istri tuan Max sudah kembali. Aku menunjuk diriku sendiri, "Loh, aku masih disini loh." Sahutku dalam hati. Apa maksud orang-orang ini?
Aku menjulurkan telingaku untuk mendengar lebih jelas, "Ada seseorang di kedai es krim melihat tuan Max mengajak istrinya makan es krim disana." Kata orang itu.
Apa? Max tidak pernah mengajakku seperti itu?
"Bahkan katanya nona Eleanor cantik sekali. Banyak warga yang melihatnya kemarin." Kata seseorang lagi.
"Dan beberapa pegawai toko baju melihat tuan Max membelikan baju untuk istrinya itu. Padahal dulu aku berpikir, pernikahan mereka hanya pernikahan bisnis. Tapi ternyata tuan Max sangat mencintai nona Eleanor." Kata seorang ibu yang biasa bergosip.
Dan itu langsung disambut dengan anggukan kepala ibu-ibu lainnya, "Iya benar." Kata mereka.
Apa maksudnya itu?
Siapa sebenarnya yang berada di rumah Max saat ini?
Aku akan mencari tahunya!
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Dewi
Mengantikan peran istri Max memang cocok untuk tujuan Lea yang sedang mencari pekerjaan di bumi.
2022-10-26
0
Noviyanti
hehehe
2022-08-20
0
ga punya nama
rue kayak harry Potter yah?
2022-07-27
0