Benar saja, weekend ini atasannya mengadakan acara perpisahan sederhana. Semua karyawan tampak sedih, karena harus kehilangan atasan yang baik, sabar dan berwibawa.
"Ayra, sampai jumpa lagi...Aku yakin karir mu pasti cemerlang, kamu sangat bisa diandalkan. Kamu juga Tristan, jangan sampai performa mu turun, siapapun atasan mu tetaplah semangat bekerja." ucap atasannya pada Ayra dan Tristan
"Baik pak, nasehat bapak akan menjadi semangat buat saya." jawab Ayra
"Tentu pak, saya tak akan pernah mengecewakan perusahaan ini." sahut Tristan yang berdiri di sebelah Ayra
"Kalian berdua berhentilah saling bersitegang, akurlah...Aku yakin kalian akan menjadi tim yang hebat jika bersatu." ucap atasannya memandang ke arah Ayra dan Tristan bergantian
Kedua nya tak menjawab, hanya terdiam dan saling melempar pandangan. Atasannya tersenyum melihat ekspresi kedua karyawannya itu, namun sesungguhnya atasan tahu jika keduanya memiliki rasa tapi memang sama-sama gengsi, ego nya sama-sama tinggi.
"Ah sudahlah,...Tristan jangan pernah lupa pesan ku, agar kamu tak menyesal di kemudian hari. Sedikit mengalah tak masalah untuk urusan hati." ucap atasan menepuk pundak Tristan
Tristan hanya mengangguk pelan, sedangkan Ayra yang tak mengerti arti ucapan atasannya itu merasa bingung. Setelah tersenyum simpul ke arah Ayra dan Tristan bergantian, atasan kemudian pergi meninggalkan keduanya.
###
Senin ini adalah hari pertama bagi pimpinan yang baru, para karyawan tampak tegang dan penasaran menanti kedatangannya. Mereka saling menerka dan menduga kira-kira orang seperti apa yang akan menjadi pimpinannya kini.
Semua karyawan berkumpul di ruang meeting, Ayra berdiri disebelah Dini, sedangkan Tristan berdiri agak jauh di seberang Ayra. Namun dari tempatnya berdiri saat ini, Tristan bisa melihat dengan jelas wajah cantik seterunya itu.
"Selamat pagi semua." semua orang kaget dan melihat ke arah suara
Tampak di hadapan mereka sosok pria tinggi besar, berbadan tegap dan berwajah ganteng. Semua orang tampak terkesima dengan pesona sang pemimpin baru itu, tak terkecuali Ayra dan Dini yang saling menatap sambil tersenyum simpul. Pria itu berjalan mendekat sambil terus tersenyum mempesona, membuat para karyawan wanita seakan terhipnotis.
Namun tidak demikian dengan Tristan yang justru menatap terus ke arah Ayra, nampak olehnya gadis cantik itu tersenyum terpesona dengan sosok pria tegap dan ganteng itu. Meski baru sekali melihat, namun Tristan sudah yakin jika pria di depannya memang tipe pria playboy.
"Pagi semua, kenalkan saya Arga Adhitama,...saya yang akan menjadi pimpinan kalian mulai hari ini. Saya harap kerjasama dan loyalitas selalu menjadi prioritas utama. Silahkan kembali bekerja, saya rasa tak perlu panjang lebar perkenalannya, time is money." ucap singkat Arga, diikuti para karyawan yang membubarkan diri menuju tempat masing-masing
"Kamu, tunggu...tinggalah sebentar." ucap Arga tiba-tiba menunjuk ke arah Ayra
"Saya." sahut Ayra ragu , dibalas anggukan kepala Arga
Tristan yang juga mendengarnya merasa tidak senang, ia terpaku diam di tempat tak seperti karyawan lain yang bergegas keluar ruangan. Kini tinggal mereka bertiga Ayra , Tristan dan juga sang pimpinan Arga.
"Kenapa kamu berdiri di sini, kembalilah bekerja." ucap keras Arga memandang ke arah Tristan berdiri
"Saya satu bagian dengan Ayra, mungkin kehadiran saya juga diperlukan sama halnya dengan Ayra." sahut Tristan beralasan
"Tidak perlu, aku hanya ingin bicara padanya...sekarang keluarlah." kata Arga kembali memandang Ayra sambil tersenyum
Dengan ragu Tristan berjalan keluar ruangan, ia sempat menatap Ayra sebelum melangkah. Ayra juga menoleh ke arah Tristan, mereka berdua saling menatap. Ayra heran dengan sikap Tristan, seperti tak ingin meninggalkan nya berdua dengan Arga diruangan itu.
"Sebaiknya kita bicara di ruangan ku saja." ucap Arga kemudian
"Tapi banyak pekerjaan saya yang deadline, pak. Apa tidak sebaiknya saya juga kembali bekerja, kalo tidak terlalu penting." Ayra mencari alasan karena sebenarnya ia juga tak nyaman dengan sikap dan cara Arga menatapnya
"Sepertinya kamu hanya beralasan saja, kenapa kamu ingin menghindari ku?" tanya Arga tak terima penolakan Ayra
" Tidak pak, saya benar-benar harus segera menyelesaikan pekerjaan." jawab Ayra menunduk, karena Arga berjalan mendekati dirinya
"Kalo begitu, baiklah...Silahkan kembali bekerja, nanti tolong temani aku makan siang." ucap Arga tak mau menyerah
"Tapi pak, saya..." sahut Ayra cepat namun dipotong Arga
"Jangan beralasan lagi, kali ini aku tak mau ada penolakan." ketus Arga berjalan meninggalkan Ayra yang terpaku
Arga memang sudah tertarik saat pertama melihat Ayra, gadis muda ini telah menyita perhatiannya. Entah benar-benar tertarik atau hanya naluri don juan saja yang penasaran dengan gadis cantik itu.
"Kok udah balik, nggak jadi dipanggil pak Arga?" tanya spontan Tristan yang melihat Ayra berjalan menuju mejanya melewati dirinya
"Kepo banget, emang ada urusannya dengan kamu?" sungut Ayra menatap Tristan sekilas
"Hati-hati." tiba-tiba Tristan memegang tangan Ayra
Ayra terperanjat saat tiba-tiba tangannya dipegang Tristan, ia menatap matanya dan merasakan sensasi yang aneh dalam hatinya. Tristan pun tampak menatap lembut wajah Ayra seakan berharap agar ucapannya di dengar. Namun saat tersadar Tristan seketika melepaskan tangan Ayra.
"Maaf..." lirih Tristan yang tampak salah tingkah
" Kamu ini apaan sih, nggak sopan...maksudnya apa coba?" sahut Ayra sewot mencoba menutupi perasaan aneh yang dirasakannya
Namun Tristan hanya terdiam dan menunduk, jantungnya berdebar tak berani menatap lagi. Ayra kemudian bergegas menuju mejanya, tapi ia masih tak mengerti dengan sikap Tristan barusan. Sejak diruang meeting tadi hingga saat ia tiba-tiba memegang tangannya dan berkata hati-hati, entah apa maksudnya.
"Ah...bodo amat, ngapain aku jadi bayangin pria dingin itu terus." oceh Ayra pada dirinya sendiri yang tak fokus bekerja karena sikap Tristan barusan.
"Hei, kesambet kamu ya...ngomong sendiri." ucap Dini yang ternyata sudah berdiri di sebelahnya
"Ngagetin aja..." sahut Ayra spontan kemudian mencubit tangan Dini
"Makanya jangan melamun, fokus...oh ya pak Arga ngomongin apa tadi?" kepo sahabatnya itu
"Pengin tahu aja,...ehh tapi nggak ngomong apa-apa kok." ucap Ayra datar
"Masak sih, kelihatannya pak Arga naksir ama kamu, lihat aja cara dia mandang kamu tadi." goda Dini yang memang melihat tatapan sang pimpinan pada sahabatnya
"Ngaco kamu, ya nggak mungkin lah...lagian aku juga nggak mau lah ama duda kayak dia." sahut Ayra serius
"Jangan bilang nggak mungkin, jodoh nggak ada yang tahu. Lagian biarpun duda tapi pak Arga masih keren lho, nggak terlalu tua juga." Dini terus nyerocos meski tak digubris Ayra
"Udah sana, kembali kerja ...Jangan makan gaji buta, selesaikan dulu kerjaan mu ntar kalo pas istirahat ngobrol lagi." ucap Ayra mendorong pelan tubuh Dini
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Yeonso
Semangat trus ya thorr!!
klau berkenan boleh dong manpir hehe,
2022-09-04
1