CHAPTER 2

Lima hari telah berlalu....

Kami belum ada panggilan misi selanjutnya dari Sang Pendiri. Kami tidak boleh melakukan apapun atau melanjutkan rencana sebelumnya tanpa perintah darinya. Jadi selama ini kami semua menunggu panggilan suara selanjutnya.

Ada dua kelompok besar yang dipimpin oleh saya untuk melakukan rencana ini, yaitu rencana mendapatkan kekuasaan dan kepimpinan penting di Negara NEO UTOPIA ini. Rencana tersebut terdengar tidaklah mudah dan tidak boleh salah perhitungan.

Jadi selama lima hari ini kami semua melakukan kebiasaan kami yang jarang kami lakukan. Ada yang melakukan kerja tambahan, ada yang melakukan perlatihan di suatu tempat, dan ada juga yang menunggu dengan malas-malasan. Walau mereka melakukan kebiasaan tersebut, nama mereka menggunakan nama asli, dan ketika sudah ada panggilan suara untuk melanjutkan rencana, maka mereka mengubah nama asil menjadi nama samaran.

Ruby Cystalist, dia adalah seseorang yang sangat jenius dalam mendapatkan dan mengambil berbagai informasi dimanapun juga, seperti sekarang dia membaca artikel berita yang sangat panjang sambil menulis bagian penting dengan tangan kirinya, dan memakan roti dengan tangan kanannya.

“Ruby, apakah belum ada panggilan tugas selanjutnya dari Sang Pendiri?”

“Belum ada...”

“Apakah permainan yang kamu berikan kepadanya terlalu susah?”

“Tidak juga?”

Walaupun dia mengatakan tidak, saya tahu kalau dia juga akan heran dan penasaran mengapa Sang Pendiri tidak memberikan panggilan dalam bentuk apapun itu untuknya.

Bisa dibilang Ruby Crystalist dengan Sang Pendiri memiliki hubungan lebih dekat dan dia juga yang mengenalkan saya dengan Sang Pendiri itu langsung ke hadapannya.

“Mengapa kamu tidak menelponnya saja, Ruby?”

“Menelponnya, itu sama saja dengan menelpon kematian akan datang.”

“Baiklah..... Tapi jika rencana ini gagal, maka kita akan disalahkan dan dieksekusi.”

“Dia tidak akan melakukan hal itu, karena tidak ada yang bisa menggantikan kita berdua.”

Memang benar yang dikatakannya. Tapi orang-orang yang masih ingin saya manfaatkan akan dieksekusi dan saya yang telah mempersiapkan rencan lain tidak akan ada.

Saya juga kurang tahu mengapa dia tidak ingin menelpon Sang Pendiri, walaupun saya melihat mereka sangat-sangat dekat, tetapi saya merasakan ada aura yang tidak baik ketika mereka berdua bertemu.

“Jadi... apakah saya boleh membuhunginya?”

“Terserah anda, Tuan Malfish. Tapi jika anda dimarahi oleh Sang Pendiri, janganlah membawa-bawa saya!”

“Iya, tenang saja.... Dia juga bisa mengetahui kalau kita berbohong atau tidak dari cara kita berbicara dengannya walaupun kita menelponnya dari jarak yang sangat jauh.”

Karena tidak ingin menunggu panggilan tugas untuk melanjutkan rencana tersebut, jadi saya harus menelponnya terlebih dahulu walaupun saya pasti akan dimarahi sebab mengganggu aktifitasnya itu.

“Pelayan! Siapkan SpaceVision!”

“Baik, Tuan Malifsh Mineralist.”

Saya menyuruh pelayan untuk mengambil SpaceVision untuk melakukan komunikasi dengan Sang Pendiri tanpa diawasi, diketahui dan diselidiki oleh semua pihak termasuk pihak pemerintah yang sepertinya sudah sangat mengawasi Para Calon Presiden dan Wakil Presiden tahun ini.

“Ini Tuan, SpaceVision.”

“Terima kasih banyak.”

Bentuk SpaceVision sama seperti Handphone atau Smartphone pada umumnya, akan tetapi perbedaan besarnya adalah SpaceVision menggunakas jaringan saluran sendiri tanpa menggunakan sinyal frekuensi radio atau sinyal frekuensi satelit telekomunikasi.

“Jadi bisakah kalian semua untuk segera keluar dari ruangan ini, kecuali kamu, Ruby.”

“Siap, Tuan Malfish!”

“Ah.....”

Ruby Cystalist, wajahnya terlihat tidak merasa senang dan seperti tidak ingin mendengarkan pembicaraan. Akan tetapi dia harus mengikuti pembicaraan ini, karena itu adalah tugas penting baginya yang diberikan oleh Sang Pendiri.

Panggilan berbunyi....

“Halo, Tuan Pendiri.”

….....

Sepertinya belum ada jawaban panggilan telepon dari Sang Pendiri, apakah ada gangguan jaringan atau Sang Pendiri sedang melakukan sesuatu hal yang membuatnya tidak bisa mengangkat SpaceVision miliknya.

“Tuan Pendiri.....”

“Iya, ada apa? Mengapa kamu menelpon aku, Dasar Bodoh?”

Sialan..... Sepertinya suasana Sang Pendiri sedang tidak baik, sebab terdengar dari suaranya yang agak berat. Dan biasanya suara yang terdengar agak tinggi dan lembut.

“Apakah Tuan sedang sakit?”

“Tidak.... Aku tidak sakit. Lalu jawab mengapa kamu menelpon aku pada saat yang penting?”

“Maafkan saya, Tuan Pendiri. Saya tidak tahu kalau anda sedang melakukan hal yang penting bagi anda.”

“Bagi aku.... Bukan Malfish, aku sedang mempelajari sesautu bagi kita semua dan tujuan murni kita itu. Jadi janganlah ganggu aku!”

Dia sangat marah terdengar dari suaranya yang menjadi lebih kasar daripada sebelumnya. Dan saya ingin tahu mengapa suaranya menjadi agak berat. Walaupun dia berkata kalau dia tidak apa-apa, tapi saya sedikit curiga dengannya.

“Baik, Tuan Pendiri. Tapi....”

“Tapi apa?”

Bagaimana, ya? Cara saya bisa membicarakan tentang rencana selanjutnya darinya. Saya tidak bisa berbicara kepadanya tentang hal itu, sebab dia sudah terdengar sangat marah akibat saya meneleponnya atau hal lainnya.

“Bukan apa-apa, sih....”

“Kamu ingin aku memberikan kamu tugas tentang rencana berikutnya, benarkan?”

“Iya, Tuan Pendiri.”

“Kalau begitu.... Kamu harus ikut dalam pesta gelap Para Pejabat Tinggi Pemerintahan dua hari akan datang, dan aku sudah mempersiapkan tiket masuk untuk kalian berdua saja.”

Pesta gelap Para Pejabat Tinggi dari Pemerintahan. Ini terdengar sangat menarik dan sungguh mengejutkan sekali kalau itu benar ada, sebab saya mendengar itu hanyalah rumor palsu yang sudah diklarifikasi oleh mereka.

“Itu terdengar sangat menyenangkan, Tuan Pendiri. Apa yang saya akan lakukan di sana?”

“Lakukan pembicaraan dengan Calon Presiden ke-4, karena dia akan ikut berpartisipasi dengan nama samarannya adalah Rusa Hijau.”

Calon Presiden ke-4 yang disebut-sebut sang penyelamat warga sengsara ada didalam pesta tersebut. Apakah dia sedang mencari rekan untuk dijadikan korban pengkhianatnya.

“Dan juga jika kamu ingin membunuhnya atau melukainya dengan tangan kamu, kamu harus meminta bantuan dari Nasicism.”

“Tenang saja.... Dan itu lebih baik untuk kesehatan mental saya, Tuan Pendiri.”

“Baiklah, kita akhiri sampai di sini. Dan bilang kepada Ruby, bawakan Game Online The Half World jika dia ingin pergi ke sini.”

“Tentu saja, Tuan.....”

Dia langsung mematikan panggilan. Padahal saya belum melanjutkan kalimat saya barusan. Tapi saya sangat senang dengan pembicaran ini walaupun Sang Pendiri terdengar sangat marah dari suaranya, tapi dia memperbolehkan saya melakukan apa yang saya mau tanpa pembatas apapun darinya.

“Jadi apa yang kalian bicarakan sampai anda tersenyum?”

Ruby Cystralist ingin mengetahui apa yang saya bicarakan dengan Sang Pendiri, dan lalu dia akan menulis apa yang saya katakan atau saya disampaikan dari Sang Pendiri.

“Jadi begini......”

Saya menyampaikan beberapa hal yang penting saja, termasuk Game Online tersebut, walaupun saya tidak mengerti mengapa Sang Pendiri punya hobi seperti anak-anak remaja di zaman sekarang.

“The Half World.... Apakah hanya itu saja?”

“Iya, hanya itu saja.”

“Tidak ada hal-hal yang aneh lagi, kan?”

“Tidak ada.”

“Baiklah....”

Ruby Cystalist menghela nafasnya, karena dia hanya disuruh untuk membawa Game Online The Half World saja bukan hal-hal aneh seperti sebelumnya.

Sebelumnya dia disuruh untuk mencari batu pertama dan lalu menjual ke pasar gelap untuk dilelang. Uang dari hasil lelang tersebut langsung diberikan kepada Sang Pendiri. Walaupun terdengar sangat aneh, tapi berkat itu dia juga mendapatkan sedikit infomarsi tentang pasar ekonomi.

“Jadi dua hari dari sekarang, kita hanya berdua saja pergi ke sebuah pesta yang dihadiri oleh Para Pejabat Tinggi dari pemerintahan atau pihak lainnya. Dan juga kita disuruh berkomunikasi dengan Calon Presiden yang bernama Yusha Yasashii.”

“Benar, dan janganlah lupa hubungi Nasicism, Ruby!”

“Tentu saja, karena ini akan menjadi sesuatu yang sangat mendebarkan baginya, Tuan Malfish.”

Kami mulai mempersiapkan apapu yang harus disiapkan untuk pesta gelap dua hari yang akan datang. Persiapan yang paling utama dan penting adalah nama samaran dan pakaian yang akan kami gunakan untuk berada di sana.

Walaupun terdengar terlalu berlebihan, tetapi itu adalah hal yang sangat wajar bagi seekor kucing masuk kedalam kawasan anak macan. Sepertinya peribahasanya juga kelebihan atau dilebih-lebihkan.

Tapi tanpa pakaian yang tidak mencolok dan tidak mengundang perhatian, kami pasti bisa akan ketahuan kalau kami sedang menyamar diantara kerumunan peserta lain. Jadi lebih baik memilih pakaian yang tidak mencolok.

“Tuan Malfish...”

“Iya, ada apa?”

Ruby Cystalist memanggil saya dari ruangan ganti miliknya, saya tidak berpikir hal-hal yang kotor. Saya sudah tahu mengapa dia memanggil saya tidak lain hanya untuk memastikan pakaian yang akan dipakainya.

Saat saya masuk kedalam ruangan ganti miliknya, saya melihat pemandangan seperti biasanya hampir tiap hari. Ruby Cystalist juga sedang memegang tiga baju, dua baju di tangan kirinya dan satu baju di tangan kanannya.

“Tuan Malfis, sebaiknya saya pakai pakaian yang mana? Biru tua dengan pernak-pernik di bagian pinggang, Merah Tua dengan bunga di bagian kiri dada atas, atau Merah muda lengan panjang dengan kalung permata.”

Mengapa dia mengambil pakaian yang sanga mencolok, sih?

Saya tidak tahu apa yang dipikirkannya sekarang, tetapi saya menduga kalau pesta ini selain untuk mendapatkan informasi, pesta ini bisa dibilang hiburan untuknya.

“Apakah saya sudah bilang kepada kamu, Ruby?”

Saya jarang memarahinya hanya karena masalah pakaian, tetapi pada saat ini pakaian yang tidak moncolok adalah hal yang penting.

Tapi daripada hal itu semuanya, Ruby Cystalist adalah seorang wanita muda yang pernah memenangkan perhargaan Model Wanita terindah. Jadi kecantikan fisiknya yang masalah utama bukan pakaiannya.

“Maafkan saya, Tuan Malfish.... Tapi yang mana?”

“Biru Tua saja, dan juga rubah penampilan wajah kamu itu. Saya tidak perduli kamu merubah pernampilan kamu seperti apa, tapi lebih baik kamu buat agak gemuk saja penampilan fisik kamu itu.”

Sepertinya saya sudah kelewatan dengan menggunakan kata-kata seperti itu. Terlihat dari wajahnya Ruby Cristalist,dia sangat kesal ketika dikatakan gendut oleh saya.

“Tuan…. Bisakah anda segera keluar dari sini!”

Saya keluar dari ruangan ganti, tapi sebelum saya menutup pintu ruangan tersebut, Ruby Cristalist mengatakan sesuatu kepada saya.

“Jangan harap kalau saya akan mengikuti perintah anda itu!”

Suaranya sangat keras dan kesal. Saya tahu kalau saya sudah keceplosan berbicara kepadanya, dan dia juga tidak ingin mendengar kata gendut kearahnya. Apakah hampir sebagian wanita di dunia ini tidak ingin dipanggil gendut atau berbadan samping.

Setelah saya keluar dari ruangan gantinya, saya pergi menuju ke ruangan khusus untuk mendapatkan beberapa informasi dari mata-mata agen intelijen kami.

Informasi yang saya dapatkan adalah informasi terkait dengan perkembangan Para Calon Presiden dan Wakil Presiden lain. Dengan informasi tersebut saya bisa mengetahui kelemahan dan kelebihan setiap Para Calon Presiden dan Wakil Presiden lain yang tidak diketahui oleh masyarakat, termasuk Calon Presiden ke empat.

“Tuan Malfish Mineralist.”

Ada tujuh mata-mata yang datang dari tempat gelap, dan lalu bersujud kepada saya.

Sebenarnya tempat gelap tersebut tidak disinari oleh cahaya lampu atau cahaya matahari, karena kami belum sempat membeli lampu penerangan atau membuat jendela.

“Jadi apa yang kalian dapatkan dari misi kalian tersebut?”

Satu-persatu dari mereka memberitahu apa yang mereka dapatkan setelah melakukan pengintaian, penyamaran,dan penyelidikan.

“Calon Presiden pertama, Tuan Misaf Ternama, dia adalah seorang presiden yang tidak terlalu banyak memperhatikan kelompok-kelompok tertentu yang membawa-bawa idealisme lain dari luar maupun dalam. Dan juga dia sering menunjukkan idealisme dibelakang masyarakat.”

“Artinya dia secara terang-terangan menyatakan bahwa dia menerima semua idealisme kotor tersebut,, dan tidak memikirkan kalau ada dampak buruknya. Dan selanjutnya….”

“Calon Presiden kedua, Nyonya Mega Tono, walaupun dia berasal dari keluarga tokoh-tokoh pengaruh dalam sejarah di negara ini, akan tetapi dia tidak bisa mempercayai masyarakat negara ini, selain keluarga dan partai miliknya.”

“Kabar tentangnya sudah terdengar dari masyarakat, tapi mengapa dia sangat memaksa para masyarakat untuk memilihnya di pemilu ini. Apakah dia ingin negara ini hancur dan dia hanya bisa memalingkan wajahnya saja?”

Sepertinya saya harus melakukan sesuatu terhadap Nyonya Mega Tono itu. Jika saya tidak menghentikannya atau yang lain tidak menghentikannya, maka negara ini dan rencana Sang Pendiri akan berakhir lebih cepat.

“Bagaimana dengan Calon Presiden keempat yang katanya dia akan menghadiri sebuah Pesta Gelap di suatu tempat?”

“Benar, Tuan Yusha Yasashi akan menghadiri sebuah Pesta Gelap yang akan diadakan di kediaman keluarga Menteri Keuangan. Tujuannya adalah mendapatkan hubungan politik dengan perdagang gelap.”

“Sangat menarik!”

Sepertinya Sang Pendiri tahu kalau kami sudah melakukan perencanaan untuk mendapatkan perhatian dari Pengusaha dan Pebisnis besar, dan dia ingin kami melakukan hubungan juga dengan komunitas pengusaha gelap.

“Jadi bagaimana dengan Calon Presiden kelima?”

“Selama saya menjadi Calon Wakil Presiden kelima atau rekannya, dia telah tiada sebelum saya mengajukan diri sebagai rekannya.”

“Maksud kamu?”

“Ada orang lain sengaja menggunakan namanya dan orang itu bernama Gilgash Bossa atau sering dikenal sebagai Sang Kapten Pemburu harta karun. Dia tidak menceritakan secara jelas tentang dirinya dengan nama yang dipakainya, tapi pihak keluarga menyetujui hal tersebut.”

“Penggunaan nama palsu… Apakah dia menginginkan sebuah monopoli untuk Perusahaan dagang ikan di negara ini?”

“Tidak…. Bukan itu yang diinginkannya, malah sebaliknya. Dia akan memperketat undang-undang tentang pengambilan sumber daya alam di negara ini saja.”

“Apakah itu termasuk dengan negara lain yang ingin menambang sumber daya alam?”

“Iya, akan tetapi negara lain akan kurang suka dengan kebijakannya tersebut, yaitu negara lain harus membayar sekitar tujuh puluh persen dari hasil yang mereka dapatkan.”

Tujuh puluh persen itu adalah sesuatu yang paling tidak diinginkan oleh pihak luar manapun, karena hasil bersih yang mereka dapatkan pasti tidak sebanding dengan apa yang mereka perjuangkan.

“Sepertinya setiap Para Calon memikirkan cara cerdas dan pintar untuk meraih sisi ego mereka masing-masing, termasuk saya. Jadi lanjutkan pengamatan kalian!”

“Baik, Tuan Malfish Mineralist!”

Mereka semua pergi meninggalkan saya sendirian di ruangan khusus ini, mereka keluar melalui jalan masuk yang sama yaitu tempat gelap yang tidak ada penerangan.

“Tidak ada orang lagi…”

Saya menghembuskan nafas dan sedikit lega, karena informasi yang diberikan oleh Para mata-mata cukup membuat saya senang dan juga tahu apa yang saya akan lakukan selanjutnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!