Tidak Percaya

Awan hitam menyelimuti cuaca siang itu. Chessy masih duduk disisi sebuah gundukan tanah merah yang tak lain ada Rara di dalam sana. Hatinya sangatlah hancur saat itu. Bahkan derasnya guyuran air hujan yang membasahi tubuh Chessy sejak satu jam yang lalu, tidak dia pedulikan sama sekali. Pemakaman anaknya Rara Ayundya binti Devano Dirgantara telah selesai. Semua pelayat yang hanya beberapa orang saja telah pergi meninggalkan Chessy sendiri di TPU. Ya ... Chessy hanya sendiri karena Devan tidak bisa dihubungi.

Chessy kemudian memeluk batu nisan anaknya. Tangisannya tiada henti, tetapi tak terlihat sama sekali karena derasnya air hujan yang mengguyur kota Jember saat itu. Satu-satunya semangat hidup Chessy sudah pergi jauh. Chessy tak tahu apa yang akan dia lakukan setelah ini. Suaminya direbut wanita lain dan rumahnya telah diambil alih wanita ular itu. Chessy yakin bisnis kulinernya juga akan pindah tangan sebentar lagi. Chessy benar-benar putus asa.

Chessy memang masih punya apartemen dan villa di Surabaya yang tempatnya tak jauh dari rumah kedua orang tua juga kantor Kakaknya. Namun, Chessy bahkan tak berani mengatakan apa pun pada kedua orang tuanya saat ini. Chessy telah hancur. "Ini salah Bunda Nak. Harusnya Bunda dengerin kata Eyang Uti untuk tidak menikah dengan Ayah bejatmu itu. Maafkan Bundamu ini yang nggak becus jaga kamu, Sayang. Bunda benar-benar orang tua yang nggak berguna." Hening sesaat.

"Bunda nyusul kamu aja ya Sayang. Bunda nggak bisa hidup lagi dengan situasi ini Nak." Chessy terus bicara sendiri menyesali semua keadaan yang membuat dirinya hancur dan terpuruk. Setelah itu, Chessy pun pergi dari TPU dengan jalan yang sempoyongan. Chessy terus menyusuri jalan raya tanpa alas kaki dan tanpa peduli seberapa lebatnya hujan itu.

"Ya Tuhan … inikah hukuman yang Engkau berikan? Ambil saja nyawa hamba-Mu ini Tuhan. Ambil sekarang juga. Hamba sangat rindu dengan anak hamba hiks .…" Chessy berteriak menatap langit dan melawan tetesan air hujan yang begitu derasnya. Tiba-tiba ada suara petir yang menggelegar menjawab teriakan Chessy saat itu. Tanpa tahu arah tujuan, Chessy terus berjalan tak menoleh dan tak memikirkan hal lain selain Rara.

Cit ….

Bruk ….

Chessy pasrah tertabrak mobil. Chessy menikmati detik-detik itu karena yang dia pikirkan adalah sebentar lagi akan bertemu dengan anaknya Rara. Chessy berkedip dengan berat melihat sepasang kaki dengan sepatu pantofel yang mendekatinya, dan air hujan yang mengguyur deras di wajahnya kini berhenti karena ada sebuah payung di atasnya.

"Jangan tolong saya … biarkan saya mati disini. Pergilah Tuan … saya tidak akan menghantui Tuan." Chessy lalu menutup matanya dengan senyuman bahagia.

...***...

"Chessy … bangun Nak … kamu bakal telat sekolah loh kalau nggak cepetan bangun." Suara itu sangat tidak asing ditelinga seorang gadis dengan nama lengkap Chessy Manohara Putri Ginanjar. Anak dari pasangan Ginanjar Pramudya dan Dewi Santika.

"Emh …." Chessy mengubah posisi tidurnya dari miring kanan menjadi miring ke sebelah kiri.

"Chessy … kebakaran …." Rakha berteriak di telinga Chessy dan sontak membuat Chessy membuka mata karena sangat terkejut.

"Rakha, kamu iseng banget sih sama adek sendiri," protes Mama Dewi.

"Dia nih bakal bikin kita semua kelaparan Ma, kalau nggak digituin," Rakha membela diri. Namun, Chessy malah tersenyum menatap wajah sang mama dan sang kakak pertamanya Rakha Pramudya.

"Ches, kamu tu kebiasaan bikin kita kelaperan sih. Cepet bangun dan mandi. Papa bakal potong uang jajan kamu kalau sampe telat." Di ambang pintu kamar Chessy, kini berdiri satu laki-laki lagi yang juga sedang marah karena dirinya masih belum turun untuk sarapan bersama.

"Kak Rikho? Kamu Kak Rikho Pramudya?" Chessy kembali tersenyum menatap kakak keduanya. Rikho menghampiri Chessy yang masih duduk manis di kasurnya. Rikho pun menyentil jidat Chessy sekeras mungkin hingga Chessy merintih kesakitan.

"Sakit Kak Rikho," protes Chessy mendongak menatap Rikho dan Rakha yang sudah cekikikan sejak tadi.

"Lu ngapain manggil nama lengkap Kakak hah?" tanya Rikho yang masih kesal. Chessy mengusap jidatnya beberapa kali kemudian kembali tersenyum menatap Mama dan kedua Kakak laki-laki yang ada di hadapannya.

"Ya Tuhan … jangan biarkan mimpi indah yang begitu nyata ini berakhir." Chessy meraih pipi sang mama dan mengelusnya lembut. Sedangkan sang mama bingung dengan tingkah sang anak. Rikho kini memukul kepala Chessy dengan bantal hingga Chessy sedikit tersungkur.

"Kak Rikho …." Chessy berteriak melayangkan protes akan perilaku kakak keduanya itu.

"Sakit?" tanya Rikho kesal.

"Sakitlah. Dari tadi mukul Chessy terus sih. Ma, bela dong anak gadis Mamah satu-satunya ini," Chessy memeluk lengan sang mama dan merasakan bau berbagai macam bumbu di tubuh Mamanya itu. Bau yang Chessy rindukan karena Mama selalu sibuk membuat ketiga anaknya makanan sehat sepanjang hari.

"Rikho, sudah kasian adik kamu kesakitan," kata Mama Dewi membela Chessy dan Chessy langsung menjulurkan lidahnya mengejek Kakaknya Rikho.

"Kalau nggak inget lu adik gue, udah gue buang ke kotak sampah huh. Gue tunggu lu sepuluh menit nggak turun, gue jamin lu nggak akan dapet uang jajan." Rikho kemudian keluar dari kamar Chessy.

"Kakak setuju banget. Anak gadis kok tiap hari harus dibangunin orang se-RT. Kasian nasib suamimu nanti Dek," Rakha pun berlalu dari kamar Chessy. Sedangkan Chessy masih memeluk lengan sang Mama sambil senyum-senyum tak jelas maknanya. Mama Dewi pun mencubit pipi Chessy dan membuat Chessy duduk tegak.

"Iihh Mama kok ikut-ikutan nindas Chessy sih? Sakit pipi aku." Chessy mengusap pipinya dengan rasa kesal namun sedetik kemudian Chessy kembali bahagia menikmati mimpi yang sangat indah untuknya.

"Ayo bangun dan cepet mandi terus pake seragam kamu dan turun sesegera mungkin sebelum Papamu marah." Titah Mama Dewi.

"Chessy nggak mau bangun Ma. Ini mimpi yang sangat Chessy rindukan. Chessy takut jika Chessy bangun akan kehilangan kalian semua." Perkataan Chessy membuat Mama Dewi kembali mencubit pipi Chessy.

"Mah …." Chessy hendak protes namun dengan segera Mama Dewi mencubit pipinya lagi.

"Sakit'kan? Berarti bukan mimpi. Cepetan ah … Sylia, sahabat kamu juga udah dateng nungguin kamu di meja makan."

Deg!

Mendengar nama itu jantung Chessy seakan memompa lebih cepat dan siap untuk meledak. Nama itu adalah nama seorang wanita iblis yang telah merenggut kebahagiaan Chessy.

"Maksudnya Sylia Agustina?" Chessy mencoba mencerna kata-kata sang Mama.

"Memang kamu punya berapa sahabat yang namanya Sylia, hah? Udah cepet mandi itu udah Mama siapin baju sekolah kamu. Mama tunggu di bawah." Mama Dewi pun keluar dan menutup pintu kamar Chessy.

"Sekolah? Seragam?" Chessy celingukan melihat setiap sudut ruangan itu. "Ini kamar gue saat gue masih remaja'kan?" Chessy melihat kalender yang ada di nakas yang tak jauh dari tempat tidur.

"Apa yang terjadi? Ini tahun 2015? Bukannya ini tahun 2022? Gue ada di kehidupan 7 tahun yang lalu? Artinya ini tahun gue kelas XII kan?" Chessy harus segera turun dan memastikan apa yang sebenarnya terjadi. Chessy pergi ke kamar mandi dan menggosok giginya lalu mencuci muka. Wajahnya terlihat segar dan tanpa kusam sedikit pun. Bahkan pipi bakpaonya dan beberapa noda hitam juga hilang begitu saja.

Chessy kemudian mengganti baju yang telah disiapkan oleh sang mama dan mengambil tas sekolahnya lalu keluar dari kamar untuk turun menemui keluarganya.

"Ches, lu lama amat sih, buruan kita udah laper banget tau," ucap Sylia.

"Sylia wanita iblis itu benar-benar ada ditengah-tengah keluarga gue?" batin Chessy masih belum bisa menerima keadaan saat ini. Chessy hanya ingat dirinya telah berjalan tak tentu arah setelah pemakaman anaknya Rara. Setelah tak berhati-hati, Chessy ditabrak mobil kemudian Chessy tiba-tiba bangun di tempat tidurnya tujuh tahun yang lalu. "Gue kembali ke masa lalu. Sepertinya gue diberi kesehatan untuk balas dendam? Ya, gue diberi kesempatan untuk mengubah takdir."

Terpopuler

Comments

Makiyah

Makiyah

mirip sama novel q kak, sama2 balik masa lalu

2023-03-10

1

Ida Blado

Ida Blado

kok gk ada lanjutan ceritanya sebelum chesy menguoang waktu,minimal ada karma buat pasangan bejat gitu ,,,, knp raata2 selalu mentok saat mc mati dgn penyesalan lalu balik ketahun2 sebelumnya atau menempati tubuh yg lain,,,, jgn balas komen nyuruh gue bikin cerita sendiri ya,krn biasanya suka ada yg nyolot 😅

2023-01-30

0

Nandasintaa

Nandasintaa

kayaknya seru nih

2022-08-27

0

lihat semua
Episodes
1 Kemalangan Chessy
2 Tidak Percaya
3 Wejangan
4 Penolakan
5 Saling Bertemu
6 Mulai Berubah
7 Mulai Berubah 2
8 Pura-pura terus
9 Devan dan Sylia
10 Rencana Sylia
11 Kunjungan Keluarga
12 Takdir kah?
13 Senjata Makan Tuan
14 Jalan Berdua
15 Bertemu Kebencian
16 Sylia Gagal
17 Curhat
18 Mas Erkan
19 Dalam Bahaya
20 Penjelasan
21 Mencoba Menyadarkan
22 Musibah dan Berkah
23 Pernikahan
24 Berdebat
25 Shalat Berjamaah
26 Kedatangan Wanita Lain
27 Chessy dan Rakha
28 First Kiss
29 Hukuman Sylia dan Devan
30 Sebuah Permohonan
31 Sebuah Permohonan II
32 Tumor Otak
33 Rahasia
34 Hati Malaikat
35 Tiada Dendam
36 Kehidupan Baru
37 Perubahan Erkan
38 Pertengkaran Pertama
39 Pilihan
40 Berdamai
41 Penyatuan Cinta
42 Perkedel
43 Turkey is verry happy
44 Copet
45 Misterius
46 Janji Erkan
47 Kedatangan Seseorang
48 Chessy Marah
49 Imun Tambahan
50 Chessy Pingsan
51 Tekanan
52 Bujukan Nayla
53 Chessy Marah II
54 Bunga Tulip Merah
55 Kepergian Nayla
56 Keraguan
57 Alman dan Sylia
58 Berduaan
59 Lamaran Alman
60 Ta'aruf
61 Hari Bahagia
62 Ikatan Cinta
63 Senda Gurau
64 Kemesraan
65 Pulang
66 Keseriusan Erkan
67 Kabar Alesia
68 Rasa Takut
69 Kakek Kedua
70 Sebuah Kisah
71 Menegangkan
72 Kembali Pulang
73 Sebuah Kelegaan
74 Pesta Barbeque
75 Telat Mens
76 Rujak untuk Erkan
77 Masakan Asin
78 Bujukan
79 Salah Dokter
80 Kabar Bahagia
81 Pelukan untuk Erkan
82 Rencana Brilian
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Kemalangan Chessy
2
Tidak Percaya
3
Wejangan
4
Penolakan
5
Saling Bertemu
6
Mulai Berubah
7
Mulai Berubah 2
8
Pura-pura terus
9
Devan dan Sylia
10
Rencana Sylia
11
Kunjungan Keluarga
12
Takdir kah?
13
Senjata Makan Tuan
14
Jalan Berdua
15
Bertemu Kebencian
16
Sylia Gagal
17
Curhat
18
Mas Erkan
19
Dalam Bahaya
20
Penjelasan
21
Mencoba Menyadarkan
22
Musibah dan Berkah
23
Pernikahan
24
Berdebat
25
Shalat Berjamaah
26
Kedatangan Wanita Lain
27
Chessy dan Rakha
28
First Kiss
29
Hukuman Sylia dan Devan
30
Sebuah Permohonan
31
Sebuah Permohonan II
32
Tumor Otak
33
Rahasia
34
Hati Malaikat
35
Tiada Dendam
36
Kehidupan Baru
37
Perubahan Erkan
38
Pertengkaran Pertama
39
Pilihan
40
Berdamai
41
Penyatuan Cinta
42
Perkedel
43
Turkey is verry happy
44
Copet
45
Misterius
46
Janji Erkan
47
Kedatangan Seseorang
48
Chessy Marah
49
Imun Tambahan
50
Chessy Pingsan
51
Tekanan
52
Bujukan Nayla
53
Chessy Marah II
54
Bunga Tulip Merah
55
Kepergian Nayla
56
Keraguan
57
Alman dan Sylia
58
Berduaan
59
Lamaran Alman
60
Ta'aruf
61
Hari Bahagia
62
Ikatan Cinta
63
Senda Gurau
64
Kemesraan
65
Pulang
66
Keseriusan Erkan
67
Kabar Alesia
68
Rasa Takut
69
Kakek Kedua
70
Sebuah Kisah
71
Menegangkan
72
Kembali Pulang
73
Sebuah Kelegaan
74
Pesta Barbeque
75
Telat Mens
76
Rujak untuk Erkan
77
Masakan Asin
78
Bujukan
79
Salah Dokter
80
Kabar Bahagia
81
Pelukan untuk Erkan
82
Rencana Brilian
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!