Hari ke hari hubungan terlarang antara Nia dan Regal mulai di curigai banyak pihak, lantaran Sikap mereka yang menarik perhatian karyawan kantor.
Setiap hari Nia selalu berangkat dan pulang bersama Regal, padahal jalur rumah keduanya berbeda.
"Nia, aku mau tanya sesuatu padamu." Ucap Ayu saat menyerahkan berkas yang diminta Nia.
"Mau tanya apa Ayu? katakan saja dengan senang hati aku akan menjawabnya." balas Nia sambil tersenyum seolah perkataan Ayu hanya canda.
"Aku serius Nia, gak becanda. Aku dengar desas-desus karyawan di sini, kalau kamu ada hubungan sama pak Regal ya? ingat Nia, pak Regal itu dah punya istri, Kalau istrinya sampai tau kamu ada hubungan dengan suaminya kamu bakalan habis dipermalukan olehnya. Sebelum terlambat lebih baik kamu pikirkan lagi Nia, aku hanya gak mau kamu kenapa-kenapa karena berurusan dengan istri pak Regal itu," tutur Ayu dan lagi-lagi Nia hanya tersenyum.
"Apa sudah bicaranya? Ayu aku berterimakasih karena kamu sudah mengingatkan aku dan masalah benar atau tidaknya hubungan kami aku tidak bisa mengatakannya." Jawab Nia mengabaikan nasehat Ayu.
"Aku hanya mengingatkan, jika terjadi sesuatu, aku tidak bisa membantu, kalau begitu aku pergi dulu, selamat bekerja." Ayu pun meninggalkan Nia untuk kembali bekerja. Senyum Nia seketika lenyap.
"Tidak ada yang bisa menghalangiku melakukannya, karena tidak ada yang tahu tentang perasaanku. Kalian hanya melihat dengan mata dan langsung menghakimi, tanpa tahu kebenarannya, membela yang seharusnya tidak dibela." gumam Nia seorang diri.
Langkah tegas seorang wanita yang di penuhi emosi, menghampiri meja kerja. Saat itu Nia yang sedang sibuk melakukan cek berkas.
Braakkk...
Maya menggebrak meja, membuat apa yang ada di atasnya bergetar. Nia terkejut dan langsung bangkit berdiri.
Dari kejauhan para karyawan sibuk mengintip saat mendengar keributan dan penasaran dengan apa yang akan terjadi.
Plakkkk...
Tamparan keras mendarat tepat di pipi kanan Nia dengan cukup keras, membuat wajahnya seakan terhempas.
Tak hanya itu saja, dengan paksa Maya menarik kalung yang melingkar di leher Nia, hingga membuat luka goresan di leher Nia. Itu adalah kalung pemberian dari Regal, yang sama persis dengan milik Maya.
"Dasar wanita murahan, Pela*cur, gak punya urat malu. Berani-beraninya kamu menggoda suami orang. Wanita seperti kamu memang pantas mendapatkan tamparan, menjijikkan. Apa nggak ada laki-laki lain yang bisa kamu pacari selain menggoda suami orang, atau jangan-jangan kamu memang sengaja merayu Mas Regal untuk menguras hartanya? Sangat mudah di tebak, wanita seperti kamu memang wanita murahan." Hina Maya terus-menerus.
Nia hanya diam, ia mencoba menahan amarahnya dengan mengepalkan kedua tangannya.
"Dasar pelakor." Maya mengangkat tangannya dan ingin melayangkan tamparannya sekali lagi, namun kali ini Nia berhasil menangkapnya dan mencengkeram kuat tangan Maya.
"Aaauuuhhhh... lepaskan!" bentak Maya namun Nia tak mau melepaskannya.
"Kau bilang aku pelakor, lalu kau sebut apa dirimu yang merebut suami kak Alisa, pelakor juga kan. Jadi jangan salahkan kalau suamimu bisa aku rebut juga." Ucap Nia, lalu melepaskan cengkeramannya.
"Jadi kamu-" Maya terkejut sambil mengacungkan telunjuk ke wajah Nia, lalu ia malah tertawa lebar.
"Jadi kamu adiknya Alisa yang bodoh itu, dan sekarang kamu mau menggoda mantan kakak ipar mu sendiri, sungguh memalukan." Maya kembali tertawa lalu kembali menampar Nia disaat Nia lengah.
Nia pun tersungkur di lantai, saat tubuhnya tak siap menerima serangan dari Maya. Tak hanya itu saja, Maya kembali menjambak rambut Nia hingga wajah Nia terdongak keatas menahan rasa sakit.
"Lepaskan aku..." Teriak Nia yang tak bisa melawan.
"Penggoda seperti kamu memang pantas di beri pelajaran. Jika kamu ingin selamat maka pergi jauh dari kehidupan Mas Regal jika tidak maka kamu akan merasakan akibatnya." Ancam Nia.
Disisi lain, Regal yang baru saja kembali bersama dengan Evan di kejutkan dengan kerumunan para karyawan yang saling mengintip.
Langkah Regal terhenti dan ia pun mengacak pinggang ingin marah.
"Pak sepertinya ada sesuatu yang terjadi di dalam." ucap Evan.
Regal segera menerobos kerumunan karyawan saat mengingat Nia ada di sana.
"Minggir kalian." Bentak Evan berusaha memberikan jalan untuk Regal.
Para karyawan yang terkejut dengan kedatangan atasannya, langsung berlarian kembali ketempat kerja mereka masing-masing.
Regal mendapat pemandangan yang mengejutkan, istrinya sedang menganiaya Nia Kekasihnya. Secepat kilat Regal menangkap tangan Maya saat hendak melayangkan tamparan untuk kesekian kalinya.
"Lepaskan aku mas, wanita seperti dia harus mendapatkan pelajaran, Pelakor seperti dia harus dimusnahkan." Maya meronta berusaha melepaskan diri agar bisa menghajar Nia kembali.
"Hentikan Maya." Bentak Regal.
"Biarkan mas, biarkan dia lakukan apa yang ingin dia lakukan, biar dia puas mas." Saut Nia yang dilindungi Evan.
"Tidak Nia, tidak ada yang boleh melukaimu." Saut Regal sembari tetap menahan Maya. "Evan bawa Nia pergi." Perintah Regal, dan segera Evan membawa Nia pergi melewati para pekerja yang sedari tadi menonton adegan panas itu.
"Nia kamu tidak papa?" tanya Ayu, Nia hanya menggeleng dan berlalu melewati Ayu.
Satu-persatu para karyawan membicarakan Nia dan mereka langsung memberi sebutan pada Nia sebagai pelakor dan menambah daftar hitam sekertaris sebagai penggoda bosnya.
Evan mengantarkan Nia pulang ke apartemen tempat tinggalnya.
"Dimana kotak p3k, biarkan aku membantumu mengobati lebam wajahmu dah juga luka di lehermu?" Tanya Evan, Nia hanya menunjuk menggunakan telunjuk, mulutnya tak mampu untuk bersuara lagi.
Dengan hati-hati Evan membantu Nia mengobati beberapa luka kecil di wajah dan juga lehernya.
"Aaauuuhhhh..." rintih Nia menahan pedihnya luka.
"Tahan sedikit pedihnya, lukamu harus di bersihkan biar tidak infeksi. Nah sudah selesai." Ucap Evan, setelah selesai.
"Makasih Van."
"Makasih untuk apa?"
"Nia lebih baik kamu jangan mengusik Nyonya Maya, dia itu Seperti srigala, Siapa saja yang berani Menggoda suaminya dia akan melakukan segala cara untuk menyingkirkannya. Aku tidak mau kamu kenapa-kenapa, lebih baik jauhi pak Regal, Masih banyak pria lain yang menyukai kamu termasuk A-"
"Aku mau istirahat Van, Lebih baik kamu pulang saja." Sela Nia.
"Baiklah, apa kamu tidak papa aku tinggal sendirian?"
"Aku baik-baik saja, lebih baik kamu pulang sekarang." Nia pun mengusir Evan, selain karena ia memang ingin istirahat, Nia tidak ingin pengungkapan Evan yang terus saja mengejarnya.
"Aku pergi, Nanti aku akan menghubungi kamu lagi, Jangan lupa di angkat ya nanti." Pamit Evan lalu meninggalkan Nia seorang diri di apartemennya.
Setelah menutup pintu, Nia menyadarkan tubuhnya di balik daun pintu, Tangisnya kembali pecah. hubungannya semakin rumit saat dirinya memutuskan untuk masuk kembali dalam kehidupan Regal yang jelas-jelas bekas mantan suami kakaknya.
Ibarat sebuah benang, Nia harus mengikat kembali benang yang putus dan kusut, Mungkinkah benang tersebut bisa menjadi baru lagi?
To Be Continued ☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
~Kaipucino°®™
masih mencoba memahami alur ceritanya thor 😁😁😁
2022-08-22
1