Bab 4

Pagi ini Zahra pergi ke pasar agak siang sebab dia ingin menemui Amir di tempat kerjanya. Dia ingin membicarakan masalah pernikahan yang telah direncanakan orang tua Amir.

"Assalamualaikum!" ucap Zahra ketika sudah sampai di bengkel milik Amir.

"Wa'alaikumsalam, eh ada Neng Zahra. Silakan duduk, Neng!" ucap Tio salah satu karyawan di bengkel Amir.

"Iya, terima kasih. Oh ya, Mas Amir ada nggak? Saya mau ketemu sebentar."

"Ada, Neng. Sebentar, saya panggilkan dulu," pamit Tio lalu masuk untuk memanggil Amir.

Tak lama kemudian Amir keluar dan menemui Zahra yang duduk di teras bengkel.

"Dari tadi, Neng?" sapa Amir.

"Baru sampek kok Mas," jawab Zahra.

"Tumben ke sini ada apa?"

"Itu Mas, aku mau ngomongin soal pernikahan kita."

"Kenapa?"

"Aku bingung Mas. Kalau kita nikah sekarang nanti gimana dengan Zulfa? Aku nggak tega kalau harus ninggalin dia sendiri apalagi saat ini dia masih sekolah.

Kemarin sepulang dari rumah Mas Amir, Zulfa murung terus bahkan dia sempat minta ijin kalau lulus sekolah dia mau langsung kerja. Dia bilang mau mandiri karena kalau kita menikah dia bisa hidup sendiri tanpa bergantung pada aku lagi," imbuh Zahra sambil menangis sesegukkan.

Amir sangat mengerti posisi Zahra karena dia tahu bagaimana kehidupan mereka setelah ibunya memutuskan untuk pergi dari rumah.

"Kamu nggak perlu khawatir, Neng. Aku nggak akan maksa kamu untuk menikah sekarang, biarkan Zulfa menyelesaikan sekolahnya baru kita pikirkan lagi tentang pernikahan kita."

"Atau kalau enggak setelah menikah biarkan Zulfa ikut kita saja. Kalau nanti dia sudah menyelesaikan pendidikannya sampai kuliah dan punya pekerjaan biarkan dia yang menentukan ke mana akan melangkah," saran Amir.

"Iya, Mas. Nanti coba aku bicarakan lagi dengan Zulfa."

"Maaf, udah ganggu waktu kerja Mas," sambung Zahra.

"Enggak apa-apa. Kalau ada apa-apa kamu bisa ngomong ke aku," ucap Amir dan Zahra mengangguk tanda mengerti.

"Kalau gitu aku ke pasar dulu, Mas. Nanti keburu siang mau belanja buat bikin dagangan," pamit Zahra.

"Iya, Neng. Hati-hati!"

"Assalamualaikum," ucap Zahra

"Wa'alaikumsalam."

-

-

-

Di dalam perpustakaan sekolah, Zulfa sedang mencari buku untuk tambahan bahan belajarnya. Saat sudah menemukan buku yang dia cari, dia langsung duduk di bangku yang masih kosong.

Selama di sekolah, Zulfa tak punya banyak teman karena memang dia tak pernah berbaur dengan siswi lain. Dia sadar diri tak ada yang akan mau berteman dengannya karena dia dari keluarga biasa.

"Hai, Fa! Boleh gabung nggak?" sapa Bryan, salah satu siswa yang menyukai sosok Zulfa.

"Boleh, silakan!" ucap Zulfa lalu bergeser memberi ruang untuk Bryan duduk.

Sebenarnya Zulfa sangat takut kalau sampai Rosa tahu dia sedang bersama Bryan.

Zulfa memang sudah tahu jika Bryan menyukainya, tapi lantaran hanya ingin fokus belajar dia tak pernah menanggapi sama sekali.

Dia juga sadar, kalau Rosa sangat ingin memiliki Bryan, makanya tak heran jika Rosa sering kali mengganggunya karena rasa cemburunya.

"Kenapa kamu nggak pernah berbaur dengan yang lain?" tanya Bryan pelan.

"Enggak apa-apa. Lagian mana ada yang mau temenan sama aku yang notabenenya anak orang miskin."

"Kata siapa? Buktinya aku mau temenan sama kamu."

"Terima kasih sudah mau berteman denganku, tapi aku minta sama kamu. Tolong, jangan terlalu sering dekat ataupun bertemu aku! Aku nggak ingin punya masalah dengan Rosa."

"Fa, please! Enggak usah ngomong tentang itu lagi. Aku nggak peduli mau Rosa suka sama siapa, cinta sama siapa yang penting aku cuma maunya sama kamu," sela Bryan.

"Maaf, Bry. Tapi aku lagi nggak pengen punya hubungan dengan cowok, aku cuma mau fokus belajar karena aku nggak mau ngecewain kakak aku," jelas Zulfa.

"Aku tahu, Fa. Aku akan tunggu sampai kamu benar-benar mau terima aku." Setelah mengatakan itu Bryan langsung beranjak pergi dari perpustakaan. Zulfa hanya memandang kepergian Bryan dengan rasa bersalah karena tak menerima ungkapan hati Bryan.

Di luar perpustakaan, Rosa sudah mengepalkan kedua tangannya menahan amarah.

"Dasar anak nggak tahu diri, ternyata peringatan gue nggak membuat dia takut. Loe lihat aja, Fa! Apa yang bakal gue lakuin ke loe?" geram Rosa lalu pergi meninggalkan tempat itu.

Maaf cuma up dikit, soalnya lagi nggak bisa diajak mikir 🙏😁😁. Tinggalkan like dan komen ya 😘😘

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!