Satu pekan kemudian....
"Alhamdulillah," ucap Najma selesai menata stok dagangannya ke rak-rak yang ia beli dengan bantuan orang tua Qumil.
Barang-barang sudah tertata rapi, ada sarung bantal sofa set, sprei set, bed cover, hand bag, tote bag, dining set, aneka dompet, door mat, cempal panci, celemek masak, gantungan kunci, sampai pouch serba guna, dan masih banyak lagi.
Papan nama toko juga sudah diganti, dengan nama Bintang Kecil handycraft. Jendela kaca display di sebelah kanan kiri pintu juga sudah tertata rapi, siap buat jualan besok.
"Ma syaa Allah, sudah siap semua Ama," ucap Arina ibunya Qumil.
"Alhamdulillah iya tante, ini berkat bantuan Om dan Tante, serta Qumil," sahut Najma.
"Jadi kapan mau buka?" tanya Ridwan ayah Qumil.
"In syaa Allah besok Om,"
"Besok? Gak cari hari baik gitu Ama?" tanya Qumil.
"Nyari kemana Mil, semua hari itu baik, buktinya Allah kasih rezeki buat kita setiap hari, ya kan..." sahut Najma.
"Kamu gak pengen nyari pegawai gitu?" tanya Ridwan.
"Ya pengen sih Om, tapi masih takut, nanti ditipu atau gimana, saya kan belum punya pengalaman, atau kalau Om dan Tante punya kenalan, boleh deh saya jadikan pegawai," jawab Najma.
"Emang gak pake kriteria gitu Ama?" tanya Qumil.
"Ehm, ga banyak sih kriterianya, yang pasti sholat lima waktu, jujur dan amanah, ramah dan sabar," sahut Najma.
"Gak banyak apanya, itu banyak Ama," Qumil gemas dengan Ama.
"Hehehe, iya juga sih,"
"Iyalah nanti coba saya tanyakan ke pegawai saya, barangkali punya saudara atau kerabat yang belum kerja, eh iya Om tanya satu hal lagi, kalau tabungan kamu masih, beli komputer dan program mesin kasir, bukan apa-apa, ini kalau kamu memutuskan bekerja pakai pegawai, kalau kamu tinggal-tinggal enak, bisa jelas barang yang keluar dan pendapatan yang masuk," pesan Ridwan.
"Iya Om, saya juga kepikiran itu, alhamdulillah masih ada tabungan sedikit, nanti Om bisa bantu carikan rekanan yang bagus buat program toko?" Najma juga sepemikiran dengan ayah Qumil.
"Iya, ada besok disuruh ke sini kah?" Ridwan menawarkan.
"Kalau sekarang bisa Om? Pumpung masih sore,"
"Oke saya telpon sebentar," sahut Ridwan.
"Alhamdulillah, ikut lega saya Ama," ucap Arina.
"Iyq, alhamdulillah ma syaa Allah, saya sangat bersyukur punya tetangga sebaik keluarga on dan tante, kalau nggak, gak tau saya harus bagaimana," ucap Najma penuh haru, Arina mengelus lengan Najma.
"Mulai sekarang, kamu juga kami anggap seperti anak kami sendiri, kalau ada apa-apa jangan sungkan minta bantuan kami, ya Ama," Arina kemudian memeluk Najma dan Qumil.
.
.
.
Keesokan harinya...
Toko craft Bintang Kecil milik Najma sudah buka pukul sembilan pagi, Najma menjaga tokonya sendirian sembari menjahit membuat stok jualannya.
Namun hari itu sampai adzan dhuhur berkumandang, tak satupun pelanggan datang ke tokonya, jangankan untuk membeli, masuk dan melihat-lihat pun tidak ada.
"Assalamualaikum," sapa seseorang.
"Waalaikumusalam, silakan," sahut Najma sambil berdiri dan menengok ke arah pintu. Dan dia sangat terkejut karena yang datang adalah...
"Humaira..." ucap Najma. Ya dia adalah Humaira teman sekamar Najma di pondok pesantren.
"Iya Ama," Humaira memeluk sahabatnya itu.
"Ini toko kamu?"
"Iya Ra,"
"Tahniah (selamat) ya, sudah bisa buka usaha sendiri," ucap Humaira.
"Alhamdulillah, tapi ya gitu, belum ada pelanggan Ra, baru hari pertama buka," Najma sedikit sedih.
"Ga papa Ama, yang penting kamu sudah berusaha, jualan ya jualan aja, buka tokonya, lakukan promo sebisanya, masalah pembeli itu urusan Allah yang akan datangkan sendiri pembeli," Humaira mencoba menyemangati Najma.
"Iya Ra, kamu sama siapa?" tanya Najma sambil menengok ke arah depan toko.
"Ga ada Ma, tadi diantar ayahku, ayahku ada urusan di kota ini, aku ditinggal di sini sebentar," jawab Humaira.
"Sudah sholat dhuhur?" tanya Najma.
"Belum, mau numpang di sini, boleh?"
"Yq bolehlah, yuk," sahut Najma sembari tangannya memasang tanda 'masih sholat' yang digantung di pintu kaca tokonya.
Mereka kemudian menuju ruangan tempat sholat dan istirahat Najma, kemudian sholat bersama.
Selesai sholat perut Najma terasa lapar, dan ia mengajak Humaira untuk makan siang.
"Ra, makan siang yuk, aku pesenin nasi padang ya, enak lho yang dekat sini," ucap Najma.
"Boleh deh, tapi tadi dibawain lauk sama ibu, lauk frozen buat kamu, jadi pas mau makan tinggal goreng-goreng aja, tadi di depan di tas," sahut Humaira.
"Lho kok jadi ngerepotin," Najma merasa tidak enak.
"Gapapa Ama, biar praktis kamu nya, ibuku juga pengen masakin kamu, tapi jauh, jadi ini yang bisa beliau lakukan, kamu terima ya,"
"Iya, sampaikan terima kasihku ke ibu ya," Pungkas Najma, kemudian mereka makan siang dengan menu nasib padang yang dipesan Najma, kemudian kembali ke toko lagi.
"Kesibukanmu sekarang apa Ra?" tanya Najma.
"Aku, ngajar tahfidz di SD Islam di dekat rumah," jawab Humaira.
"Ma syaa Allah seneng banget Ra bisa ngajar anak-anak,"
"Permisi," ada seorang wanita paruh baya memasuki toko Najma.
"Iyq Bu silakan, bisa lihat-lihat dulu," ucap Najma menyambut pelanggan pertamanya dengan senang.
"Aduh, sudah lama saya pengen lihat-lihat langsung barang-barang patch work, selama ini saya sering beli online, kadang kurang cocok, mau komplain kok ribet banget rasanya,"
" Oh iya Bu, silakan dilihat dulu, ini semua produksi sendiri,"
"Kamu punya apa aja?"
"Ada sprei, bed cover, tas, dompet, taplak meja, dan masih banyak lagi," sahut Najma.
Wanita itu kemudian melihat-lihat. Dan matanya tertuju pada meja dekat sofa.
"Saya mau yang seperti ini Mba, bisa pesan ya?" tanya Wanita itu.
" In syaa Allah bisa Bu, buat kapan?" Najma bertanya kembali.
"Hari Ahad, jam 12 siang ya paling lama, karena sorenya saya mau bagikan ke teman-teman saya,"
'Bagikan ke teman-teman?? Berarti gak cukup satu dong persennya, ma syaa Allah alhamdulillah, ' batin Najma.
"Berapa buah Bu?" tanya Najma yang sudah penasaran.
"Dua puluh, kamu pilihkan gradasi warnanya yang bagus ya,"
"Baik Bu,"
"Dan kalau sudah jadi bisa diantar?"
"Oh iya sebentar Bu, saya catat, diantar kemana dan atas nama siapa?"
"Atas nama Ibu Helena, purnama real estate H-3, totalnya berapa?"
"45ribu kali 20, 900ribu," sahut Najma.
"Ini uangnya saya bayar sekalian aja," kata Helena sambil menyerahkan beberapa lembar uang seratusan ribu.
"Baik Bu, permisi saya hitung dulu," ucap Najma.
"Lho Bu, uangnya kelebihan 100ribu," kata Najma seraya mengembalikan selembar uang merah itu.
"Iya, saya minta tolong sekalian bungkus yang cantik macam souvenir,"
"Baik Bu, tapi masih sisa juga sepertinya,"
"Udah, anggap saja ongkos kirim, sudah ya, saya pulang dulu, jangan lupa hari dan jam nya," tutur Helena sebelum meninggalkan toko itu.
Najma dan Humaira kemudian bersorak kegirangan, mereka bahagia akhirnya Allah datangkan juga pembeli.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Soumena Mishy
pasti ibux dr Ardi tu
2023-11-22
1
༄👑💗e¢¢e ρтħš αямч💗👑࿐
Alhamdulillah langsung dapat orderan
2022-09-14
0
🌷𝙈𝙗𝙖 𝙔𝙪𝙡 ☪
apa ibu helena ortu dr. ardi ya
2022-07-20
0