Memulai Usaha Baru

Najma berdiri di depan toko orang tuanya yang sudah hampir satu tahun ini tutup semenjak peristiwa kecelakaan itu.

"Ama...!!!" teriak seseorang dari toko sebelah. Najma menengok dan keluarlah seorang gadis seusia Najma yang berlari memeluk Najma.

"Ama... kamu akhirnya datang juga,"

"I...iya Mil, kamu apa kabar?" tanya Najma kepada Qumil anak pemilik toko baju muslim di sebelah toko orang tua Najma.

"Baik, kamu udah selesai mondok nya?" tanya Qumil.

"Iya, sudah, kemarin baru wisuda, eh kamu sibuk gak Mil?" tanya Najma.

"Ehm, gak juga, ada Ayah yang ngawasin," sahut Qumil.

"Temenin aku sebentar yuk Mil, aku masih sedih kalau ingat ayah ibuku rahimahumullah," pinta Najma.

"Iya iya, yuk aku bantu bawain tas kamu,"

Mereka segera masuk kedalam setelah membuka rolling door depan. Najma melihat semuanya masih sama ketika dia pergi setelah liburan pesantren terakhir kali. Namun sangat berdebu karena hampir setahun tidak dijamah.

Di sebelah kiri terdapat mesin jahit yang biasa ibunya menjahit pakaian pelanggannya di sana, di sebelah kanan terdapat sofa yang biasa ayah membantu ibu melayani pelanggan. Tak terasa air mata Najma menetes. Kemudian mereka melewati tangga dan naik ke atas menuju rumah tinggal mereka.

"Hatchu... hatchu....!!!" Qumil bersin-bersin.

"Berdebu banget Ma, kita butuh bantuan orang buat bersihin ini semua," ucap Qumil sambil menggosok-gosok hidungnya.

"Iya nih,kalau aku sendirian bisa lama bersihinnya,"

"Sebentar aku pulang tanya ayah dulu ya boleh gak mbak nya aku pinjam satu buat bantuin kita bersih-bersih," ucap Qumil.

"Iya, aku kasih uang lembur deh Mbaknya," Najma setuju. Qumil segera berlari pulang dan meminta ayahnya untuk meminjamkan salah satu pegawainya agar membantu mereka membersihkan toko dan rumah. Ayahnya pun setuju, dan dibawalah Mba Rosna untuk membantu mereka.

"Mba Rosna sama Qumil tolong bersihkan bagian bawah, saya bersihkan bagian atas," ucap Najma.

"Baik Mba," sahut Mba Rosna. Mereka segera membersihkan bagian mereka.

Agar nyaman Najma berganti pakaian gamisnya dengan daster kaos selutut, lalu mencepol rambutnya ke atas. Ia membersihkan kamar tidur orang tuanya dan merubahnya menjadi ruang tv karena langsung terhubung dengan balkon depan, kemudian kamarnya juga ia bersihkan. Di sebelah kamarnya ada dapur kecil dan ruang mencuci dan menjemur baju.

Pukul tiga sore, akhirnya mereka selesai membersihkan semuanya selesai dibersihkan setelah jeda tadi siang untuk makan dan sholat dhuhur.

"Mba Rosna makasih banyak, ini ada sedikit uang lembur," ucap Najma.

"Sama-sama Mba, makasih juga udah dikasih uang lembur," ucap Rosna yang sudah kenal lama juga dengan keluarga Najma, kemudian Rosna kembali ke toko ayah Qumil.

"Mil, ini juga buat kamu," Najma memberikan selembar uang seratus ribuan.

"Eh jangan- jangan, ini simpan aja buat modal usahamu dulu, nanti kalau sudah sukses bisa traktir aku makan enak,"

"Serius kamu?"

"Iya, pakai dulu aja Ama, aku tahu kamu butuh banyak uang untuk usaha, tapi kamu mau usaha apa ini? Mau nerusin jahitan ibumu?" tanya Qumil.

"Aku gak bisa jahit baju Mil, atau aku sewain aja ya tokonya, di jalan ini pasarannya lumayan tinggi, tapi aku mau tinggal dimana? Kerja ikut orang juga kerja apa, ijazahku cuma paket c (setara SMA), lagian siapa juga yang mau mempekerjakan wanita bercadar," gumam Najma.

"Kita turun dulu yuk, kita lihat-lihat di bawah, kali aja ada yang bisa kamu kerjain," Qumil memberi saran.

"Iya, kamu duluan Mil, aku ganti baju dulu,"

Qumil turun menuju toko duluan, Najma segera mengganti bajunya dengan gamis dan jilbab lebarnya.

Sewaktu turun melewati tangga, Najma teringat di kamar sebelah tangga, di sana ibu biasanya menyimpan perca-perca kain sisa jahitan.

"Mil Mil sini Mil," panggil Najma, Qumil segera mengikuti Najma ke ruangan di belakang toko, Najma membuka pintunya dan menyalakan lampu, dan...

"Haaa ma syaa Allah," ucap Najma melihat berkarung-karung kain perca di depannya.

"Mau dibikin apa kain bekas ini? Laku dijual?" tanya Qumil.

Najma segera mengambil ponsel di sakunya, dan mencari gambar yang ia maksud.

"Nah, kaya gini nih Mil," Najma memperlihatkan gambar beberapa barang yang terbuat dari kain perca, misal tas, sarung bantal, taplak meja.

"Ooo,," Qumil bersin oh ria.

"Ini namanya patch work," imbuh Najma.

"Kalau jahit ginian aku juga bisa, yuk bantuin keluarin satu," Najma dan Qumil kemudian menggotong satu karung perca dan membawanya ke tempat jahit.

"Kalau mau buka toko harus punya stok barang buat dijual, nah satu pekan ini aku mau bikin stoknya dulu, habis itu baru bisa bikin toko," ucap Najma bersemangat sambil membuka karung itu di lantai.

"Okelah, tapi maaf aku gak bisa bantuin, aku mau pulang sebentar ya, gerah mau mandi dulu, nanti malam aku balik lagi,"

Najma berdiri, dan meraih kedua tangan Qumil, temannya dari kecil.

"Iya temanku yang baik ma syaa Allah, Qumil laila illa qalila, terima kasih sudah bantuin dari tadi," ucap Najma. Qumil pun kembali ke toko ayahnya. Dan Najma kembali jahit menjahit, membuat beraneka macam kreasi perca yang layak jual.

Mulai dari cempal panci yang lucu-lucu, sarung bantal sofa, taplak meja, hingga dompet kecil.

"Assalamualaikum," sapa Qumil yang tiba-tiba sudah datang.

"Waalaikumusalam, lhoh kok sudah datang Mil," sahut Najma.

"Heh, lihat tuh jam nya, udah jam sembilan, baru tutup toko ayah,"

Najma menengok ke arah jam dinding, dan iya ternyata sudah jam sembilan lebih, karena dia dari tadi asyik bebikin ini itu, hanya istirahat untuk sholat, sampai lupa waktu.

"Apa tuh?" tanya Najma yang melihat Qumil membawa kresek berisi sesuatu.

"Nasgor pak Min, kamu belum makan kan, ini dibeliin ibu tadi," sahut Qumil yang mengeluarkan dua bungkusan nasi goreng dan meletakkannya di atas meja, Najma segera ke dapur belakang untuk mengambil sendok dan air minum.

"Wah aku jadi malu Mil sama ayah ibu, aku belum ke sana sama sekali," ucap Najma sambil membuka bungkusan nasi goreng kesukaannya.

"Iya ga papa Ama, aku udah bilang, kamu masih sibuk," sahut Qumil yang mulai menikmati makanan di hadapannya itu.

"Hmm, ma syaa Allah wangi dan enak, masih pake api arang masaknya?" tanya Najma yang memang sudah lama tidak makan nasi goreng itu.

"Ya iyalah, makanya sedap kan nasi gorengnya,"

"Eh Mil, tokonya kaya nya harus sedikit diubah deh, biar lebih kekinian, tapi juga aku tidak mau mengubah otentiknya," ucap Najma mengutarakan yang ada di pikirannya.

"Iya, besok kita tanya ayah, tukang dekor toko kenalannya," sahut Qumil.

"Oke, kamu jadi tidur sini kan??" tanya Najma.

"Iya, aku tidur sini Ama,"

Begitulah mereka, makan malam sambil mengobrol, hingga melanjutkan membuat stok jualan dan ketiduran.

Terpopuler

Comments

༄👑💗e¢¢e ρтħš αямч💗👑࿐

༄👑💗e¢¢e ρтħš αямч💗👑࿐

Masih ada temen baik pasti sangat bersyukur

2022-09-14

1

🌷𝙈𝙗𝙖 𝙔𝙪𝙡 ☪

🌷𝙈𝙗𝙖 𝙔𝙪𝙡 ☪

alhamdulillah najma dipertemukan dg orang baik tp kel. tantenya sendiri cuek

2022-07-20

0

lihat semua
Episodes
1 Kabar Mengejutkan
2 Mahkota yang Indah
3 Memulai Usaha Baru
4 Bintang Kecil
5 Pertemuan Sosialita
6 Tante Baik Hati
7 Perkenalan Yudha
8 Perkenalan Ardi
9 Salah Kirim Pesan
10 Keputusan Meita
11 Ditaksir dua dokter spesialis
12 Makan Malam dengan Keluarga Rendra
13 Bersiap untuk Besok
14 Villa Keluarga Rahman
15 Kegalauan Ardi
16 Kegelisahan Yudha
17 Kebimbangan Najma
18 Misi Rahasia
19 Persiapan Melamar
20 Lamaran yang Tertunda
21 Melanjutkan Lamaran
22 Persiapan Akad
23 Sah...!!
24 Kedatangan Tamu
25 Guling bernafas
26 Gak Ngapa-ngapain
27 Cemburu
28 I love U Babe
29 Maaf Tidak Bisa Membalas Perasaanmu
30 Mencoba Nyaman
31 Maafkan Aku..
32 Hari Resepsi
33 Malam Romantis
34 Nafkah dan Uang Belanja
35 Anak Tampan yang Berharga
36 Mas Dokter yang Modus
37 Pacaran yang Halal
38 Bertabayun
39 Susahnya Punya Suami Ganteng
40 Menjaga Pernikahan
41 Jangan Kasih Celah Perusak Rumah Tangga
42 Hempas Bibit Pelakor
43 Menyelamatkan Rumah Tangga
44 Menenangkan Najma
45 Aku Senang Terikat Denganmu
46 Pindah Rumah Baru
47 Pagi Pertama di Rumah Baru
48 Selalu Kangen
49 Peresmian Masjid
50 Hujan Membawa Berkah
51 Menikmati Waktu Berdua
52 Perjuangan Menjadi Istrimu
53 Qumil Sahabatku
54 Maafkan Aku Babe
55 Sarapan yang Lain
56 Pizza Limo
57 Ngefans dokter Yudha
58 Qumil dan Yudha
59 Qumil yang Galau
60 Keadaan Gawat Darurat
61 Menjenguk Yudha
62 Berita Baik dan Buruk
63 Kembali ke Pelukan Orang Tua
64 Sidang Komite Medik
65 Keputusan
66 Alhamdulillah
67 Melamar Qumil
68 Kemarahan Ardi
69 Menebus Hari Kemarin
70 Perjalanan bersama Qumil Yudha
71 Selalu Kangen
72 Calon Nyonya Rumah
73 Jangan Terlalu Capek
74 Sekarang Waktunya Kita
75 Hanimun Lagi Yuk
76 Jalan-jalan Berdua
77 Surprise di car free day
78 Pernikahan Qumil dan Yudha
79 Resepsi Apa Jumpa Fans
80 First Night dan Honeymoon
81 Ngurusin Najma
82 Sakit Gigi
83 Surat Peringatan
84 Dokter Gigi Baik Hati
85 Baby A
86 Menyayangi Ibu Mertua
87 Operasi Mendadak
88 Tenang dan Senang
89 Menyiapkan Kejutan
90 Sama Terkejutnya
91 Bolos Kerja
92 Merasa Tidak Nyaman
93 Kecemburuan Fifi
94 Kejutan Makan Siang
95 Pesona Hot Daddy
96 Mengambil Keputusan
97 Berpisah Sementara
98 Anak Mama yang Baik
99 Menanti Kabar
100 Menanti Kabar part.2
101 Kejutan untuk Ardi
102 Kamu Bucin?
103 Kebosanan yang Hakiki
104 Ditembak
105 Ketahuan
106 Akhirnya Pulang
107 Menganggap Kita Penting
108 Dokter Bedah Syaraf Baru
109 Hatinya Menangis
110 Meminta Penjelasan
111 Bosan di Rumah
112 Mana Bayiku
113 Ikutan Ngilu
114 Maafkan Aku
115 Aku Ingin Bertemu Bayiku
116 Masa Kritis
117 Ditemani Mama
118 Baby Blues
119 Kepala Instalasi Bedah Sentral yang Baru
120 Jabatan Baru
121 Lelaki Berhati Lembut
122 Mulai Bekerja
123 Terkejut
124 Mas Ardi Kemana?
125 Mencari Ardi
126 Memaafkan Sabrina
127 Ada apa dengan Najma
128 Belum Juga Setahun
129 Pengumuman
Episodes

Updated 129 Episodes

1
Kabar Mengejutkan
2
Mahkota yang Indah
3
Memulai Usaha Baru
4
Bintang Kecil
5
Pertemuan Sosialita
6
Tante Baik Hati
7
Perkenalan Yudha
8
Perkenalan Ardi
9
Salah Kirim Pesan
10
Keputusan Meita
11
Ditaksir dua dokter spesialis
12
Makan Malam dengan Keluarga Rendra
13
Bersiap untuk Besok
14
Villa Keluarga Rahman
15
Kegalauan Ardi
16
Kegelisahan Yudha
17
Kebimbangan Najma
18
Misi Rahasia
19
Persiapan Melamar
20
Lamaran yang Tertunda
21
Melanjutkan Lamaran
22
Persiapan Akad
23
Sah...!!
24
Kedatangan Tamu
25
Guling bernafas
26
Gak Ngapa-ngapain
27
Cemburu
28
I love U Babe
29
Maaf Tidak Bisa Membalas Perasaanmu
30
Mencoba Nyaman
31
Maafkan Aku..
32
Hari Resepsi
33
Malam Romantis
34
Nafkah dan Uang Belanja
35
Anak Tampan yang Berharga
36
Mas Dokter yang Modus
37
Pacaran yang Halal
38
Bertabayun
39
Susahnya Punya Suami Ganteng
40
Menjaga Pernikahan
41
Jangan Kasih Celah Perusak Rumah Tangga
42
Hempas Bibit Pelakor
43
Menyelamatkan Rumah Tangga
44
Menenangkan Najma
45
Aku Senang Terikat Denganmu
46
Pindah Rumah Baru
47
Pagi Pertama di Rumah Baru
48
Selalu Kangen
49
Peresmian Masjid
50
Hujan Membawa Berkah
51
Menikmati Waktu Berdua
52
Perjuangan Menjadi Istrimu
53
Qumil Sahabatku
54
Maafkan Aku Babe
55
Sarapan yang Lain
56
Pizza Limo
57
Ngefans dokter Yudha
58
Qumil dan Yudha
59
Qumil yang Galau
60
Keadaan Gawat Darurat
61
Menjenguk Yudha
62
Berita Baik dan Buruk
63
Kembali ke Pelukan Orang Tua
64
Sidang Komite Medik
65
Keputusan
66
Alhamdulillah
67
Melamar Qumil
68
Kemarahan Ardi
69
Menebus Hari Kemarin
70
Perjalanan bersama Qumil Yudha
71
Selalu Kangen
72
Calon Nyonya Rumah
73
Jangan Terlalu Capek
74
Sekarang Waktunya Kita
75
Hanimun Lagi Yuk
76
Jalan-jalan Berdua
77
Surprise di car free day
78
Pernikahan Qumil dan Yudha
79
Resepsi Apa Jumpa Fans
80
First Night dan Honeymoon
81
Ngurusin Najma
82
Sakit Gigi
83
Surat Peringatan
84
Dokter Gigi Baik Hati
85
Baby A
86
Menyayangi Ibu Mertua
87
Operasi Mendadak
88
Tenang dan Senang
89
Menyiapkan Kejutan
90
Sama Terkejutnya
91
Bolos Kerja
92
Merasa Tidak Nyaman
93
Kecemburuan Fifi
94
Kejutan Makan Siang
95
Pesona Hot Daddy
96
Mengambil Keputusan
97
Berpisah Sementara
98
Anak Mama yang Baik
99
Menanti Kabar
100
Menanti Kabar part.2
101
Kejutan untuk Ardi
102
Kamu Bucin?
103
Kebosanan yang Hakiki
104
Ditembak
105
Ketahuan
106
Akhirnya Pulang
107
Menganggap Kita Penting
108
Dokter Bedah Syaraf Baru
109
Hatinya Menangis
110
Meminta Penjelasan
111
Bosan di Rumah
112
Mana Bayiku
113
Ikutan Ngilu
114
Maafkan Aku
115
Aku Ingin Bertemu Bayiku
116
Masa Kritis
117
Ditemani Mama
118
Baby Blues
119
Kepala Instalasi Bedah Sentral yang Baru
120
Jabatan Baru
121
Lelaki Berhati Lembut
122
Mulai Bekerja
123
Terkejut
124
Mas Ardi Kemana?
125
Mencari Ardi
126
Memaafkan Sabrina
127
Ada apa dengan Najma
128
Belum Juga Setahun
129
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!