Merasakan perutnya yang lapar, Ata beranjak keluar cafe menuju food court restaurant di lantai atas. Entah mengapa dia ingin sekali menyantap laksa Singapura untuk sarapan paginya.
Meski berpindah tempat, dia tetap masih harus berkutat dengan laptopnya. Karena terlalu fokusnya, hingga tanpa sadar ada seorang wanita yang tiba-tiba berhenti di belakangnya.
Wanita itu menyipitkan matanya turut memperhatikan apa yang tertera di layar monitor laptop milik Ata.
Beberapa saat kemudian dia mengangkat kepalanya dan melirik ke atas memperhatikan setiap sudut area. Ternyata wanita itu memperhatikan letak CCTV yang terpasang di sepanjang area food court yang cukup luas.
Wanita itu segera mengambil kursi di depan Ata. tampak nampan berisikan sushi bertengger di depannya. Ata yang sedang mengunyah makanannya sangat terkejut dengan kehadiran Khiara.
Bak pencuri yang tengah tertangkap basah, reflek Ata segera menutup laptopnya. Tenggorokannya terasa terbakar. Sungguh, tersedak laksa pedas memang sangat menyiksa. Dengan sikap tenangnya, Khiara membuka botol mineral dan menyodorkannya pada Ata.
Dengan segera dia menegak air mineral tersebut dengan rakusnya. Meski masih menyakitkan, namun kini Ata sudah bisa mengontrolnya. Beberapa detik kemudian Ata mulai tersadar. Tenggorokannya mengeluarkan suara bak hewan kurban yang telah kehilangan urat nadinya saat disembelih di hari raya.
Dia buru-buru membuka kembali laptopnya. Dia lupa jika telah mensetting laptop ya ke mode shut down saat layarnya tertutup. Sedangkan Khiara memutar kedua bola mata, seolah gemas dengan kebodohannya. Tetapi Ata tak menggubrisnya, dengan tidak sabar dia berusaha untuk menghidupkan kembali laptop di hadapannya.
Namun semua sia-sia. Portal yang dia retas telah tertutup sempurna. Informasi yang dibutuhkannya belum selesai terunduh semua. Lagi pula mengapa dia tadi harus menutup laptopnya? Khiara belum tentu tahu apa yang sedang dilakukannya. mengapa dia harus sebegitu terkejutnya?
Ata melirik Khiara dari balik laptopnya. Khiara tampak seperti sedang menunggunya. Menyilangkan tangan di depan dada dengan terus memperhatikannya. tampak ekspresi santai di wajah lelahnya. Seakan dia sabar menunggunya meski penat tengah mengajaknya untuk membaringkan tubuhnya.
Akhirnya Ata menutup kembali laptopnya, dan berdeham untuk membersihkan tenggorokannya.
"Em___kebetulan sekali kita bertemu di sini." Basa-basi Ata terdengar sedikit gugup.
"Bukan kah banyak pertanyaan yang ingin kau tanyakan kepadaku?" Wanita ini to the points sekali, pikir Ata.
"mengapa kau berfikiran seperti itu?"
"Kulihat kau memutar video drifting-ku. Yah, walaupun aku heran bagaimana kau bisa mendapatkannya." Khiara menegakkan tubuhnya dan mulai mengambil sumpitnya. "Aku akan menemanimu sarapan, kau bisa menanyakan apa saja yang ingin kau ketahui selagi aku di sini." Ujarnya sambil mulai melahap sushi-nya.
Ata mengerjap seketika. Dia merasa seakan diburu oleh waktu di saat yang sama. Wanita di depannya tidak seperti wanita pada umumnya. Cara makannya begitu cepat namun terlihat begitu santai.
"Tidak ada yang ingin kau tanyakan?" Khiara mengkonfirmasi. Membuat Ata tersadar dari pemikirannya sendiri.
Dia harus segera melontarkan pertanyaan. Wanita ini bagaikan timer berjalan. Waktu bertanya untuknya akan habis bersamaan dengan hidangan di depannya. Hal itu membuatnya blank seketika.
"Nona Khiara "
"Tidak perlu menggunakan embel-embel nona. Kurasa aku bukan majikan mu."
Pedas sekali mulutnya, gerutu Ata dalam hati.
"Baik lah." Ata segera mencondongkan tubuhnya dan bertanya spontan. "Khiara, apa kau ini benar-benar sudah gila?" Ata menangkap senyuman geli di bibir mungilnya.
"Mengapa kau berpikir kalau aku ini gila?"
"Menambah kecepatan di turunan adalah hal yang paling membahayakan. Apa kau pikir kau punya nyawa cadangan?" Ata benar-benar penasaran.
"Bukannya baru saja kau melihat videoku?" Ata menganggukkan kepala. "Kau tahu di mana itu?" Kali ini Ata menggelengkan kepala. "Video itu diambil di Gunung Akina. Banyak tikungan tajam di sana. Bahkan lerengnya pun sangat curam."
"Yah, kulihat memang banyak sekali drift yang kau lakukan."
"Ku beritahu satu hal kepadamu. Lintasan turunan gunung itu sangat sulit untuk ditaklukkan. Saat melakukan kesalahan di jalanan menanjak, kau bisa memperbaikinya. tetapi jika melakukan kesalahan saat turunan, kau akan mengalami kecelakaan. Terutama pada lereng yang curam."
"Kau tahu hal itu___."
"Tentu. Dan siapa saja yang bisa menaklukkan turunan, dia akan menjadi pembalap tercepat yang sulit untuk dikalahkan. Dia lah sang spesialis turunan."
"Apa kau sedang memuji dirimu sendiri?"
"Hahaha, tidak juga. Aku tidak merasa demikian. Aku hanya terbiasa melakukannya. Karena setiap hari itu lah yang ku lakukan."
"Setiap hari? Kau sangat menyukai balapan?"
"Tidak. Aku selalu ngebut hanya karena ingin cepat sampai rumah."
"Ku rasa, kau ini seperti monster."
"Terserah kau mau menyebutnya apa. Yang jelas, sudah sampai sini sesi tanya jawabnya." Khiara telah menyelesaikan makannya, dan beranjak pergi meninggalkannya dengan sejuta kekaguman.
***
Khiara melangkah keluar food court dengan santai sambil menyematkan earphone di telinganya. dia menelfon seseorang dengan ponselnya. Beberapa saat kemudian telepon tersambung dengan seseorang di sebrang sana.
"Berikan aku akses untuk memeriksa CCTV mall mu!"
Khiara segera memutuskan sambungan begitu mendapat izin. dia melangkah dengan santai menuju ruang CCTV. Dia mengetuk ruang CCTV. dia segera disambut oleh petugas di sana. Tak lupa dia menyerahkan beberapa cup kopi untuk mereka.
"Terimakasih, nona. Nona sampai repot-repot segala," ujar salah satu staff di sana.
"Mohon bantuannya ya, pak!" Mereka segera mempersilahkan Khiara.
Kini Khiara sudah duduk di depan belasan monitor di depannya. Beberapa staff memperhatikannya. Sepertinya mereka tidak perlu membantu Khiara, Karena dia tampak begitu lihai seolah kerap dalam mengoperasikannya.
Khiara mencari keberadaan Ata di food court melalui CCTV. Pria itu tampak masih setia di sana.
Dia itu bodoh atau bagaimana? Meretas di tempat umum seperti itu___ Pikir Khiara.
dia memperbesar video CCTV yang tengah menangkap Ata dari samping belakang. Dari situ tampak seharusnya Khiara bisa melihat apa yang sedang dikerjakan Khiara. tetapi yang namanya kamera CCTV pasti memiliki keterbatasan dalam menangkap sebuah gambar.
Akhirnya Khiara melepaskan gelang yang melingkar di pergelangan tangan kirinya, yang ternyata itu adalah sebuah USB Flash Drive. dia hendak menancapkan flash drive tersebut pada port USB, namun dilarang oleh salah seorang staff yang berada di sampingnya.
"maaf nona Khiara, kita tidak bisa sembarang menancapkan flash drive ___"
"Tidak apa, aku hanya ingin memperjelas gambarnya, karena ini sudah mentok." Potong Khiara, dan akhirnya staff tersebut mempersilahkannya.
Beberapa saat kemudian muncul sebuah aplikasi di monitor PC dan Khiara mulai menarikan jari-jarinya di atas keyboard. dia berhasil memperjelas gambar CCTV dengan aplikasinya. seluruh staff di sana menatapnya dengan kagum.
"Nona Khiara, bagaimana anda melakukannya? ini sangat menakjubkan."Puji salah satu staff. "Apakah boleh jika___"
"Tidak!" Potongnya segera.
"Tapi___"
"Meskipun ku berikan, kalian juga tidak akan bisa menggunakannya." Khiara kembali menekuni rekaman CCTV yang kini sudah terlihat sangat jelas.
Wanita yang kini sedang serius itu sedang mempelajari coding yang dilakukan Ata. dia tak menyangka bahwa orang itu ternyata seorang hacker juga.
Setelah beberapa lama, akhirnya Khiara bisa membaca bagaimana gaya coding Ata. dia tahu metode apa yang digunakan beserta kelemahannya. Tidak hanya itu, dia juga tahu bahwa ternyata informasi tentang dirinya lah yang dicari pria itu.
Seulas senyum tipis nan samar tersungging di ujung bibir Khiara. dia segera berpamitan dan beranjak dari sana.
Sebenarnya Khiara sendiri bisa saja meretas CCTV sendiri, tetapi dia sedang tidak membawa laptopnya.
Khiara melangkah keluar mall yang sangat besar ini dan berjalan di trotoar untuk mencapai halte bus terdekat.
Sepertinya kita saling tertarik satu sama lain, huh? Ucap Khiara dalam hati. Oke, kalian akan ku beri tahu sedikit saja tentangku agar kalian tak terlalu penasaran. Seulas senyum samar terukir disudut bibirnya.
***
-Iya, Ata itu memang bodoh. Gak tahu saja kalau dia lagi ngejar belut. wkwkwk-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments