Mendengar permintaan bodoh yang keluar dari mulut Dony, membuat Lyra tertawa mengejek.
Wajah tanpa perasaan bersalah dan rasa malu telah memperlakukan istrinya sangat tidak baik, membuat laki-laki yang berprofesi sebagai pengusaha itu, tampak sedang mencoreng arang di wajah sendiri.
"Come on Lyra, aku butuh uang! Lusa surat dari pengadilan akan tiba di meja kerja mu!" ucap Dony tanpa rasa malu.
Mendengar permintaan suaminya yang sudah resmi menjadi mantan, Lyra memberanikan diri membentak Dony, "Cukup kalian memperlakukan aku, silahkan pergi dari sini!!! Ini kantor, atau kamu sudah rindu diangkat paksa dari ruangan ku!?"
Mendengar penuturan yang keluar dari bibir tipis Lyra, Dony mendengus kesal.
Dia beranjak meninggalkan ruang kerja Lyra, namun langkahnya terhenti di depan pintu dan berkata, "Aku akan menuntut harta gono-gini!" ucap Dony berlalu.
Mendengar kalimat gono-gini membuat Lyra semakin tersulut emosi, bagaimana mungkin dia meminta pembagian harta? Harta apa yang dia berikan? Rumah, mobil, bahkan toko dan isinya adalah milik Lyra yang selama ini berusaha membantu Dony agar menjadi pria yang dipandang baik sebagai suami. Kenapa saat ini Lyra seperti di peras habis-habisan oleh keluarga mereka?
Lyra menghempaskan tubuhnya dikursi ruang kerjanya, meremas kuat paper bag berisikan sarapan pagi. Namun, seketika perutnya terasa sangat mual karena stress.
"Kenapa aku dipertemukan dengan orang seperti ini? Apa salahku Tuhan....!!!" tangisnya lagi di meja kerja.
Hari yang buruk bagi Lyra saat ini, sejak awal di rumah berlanjut dikantornya. Mau tidak mau, dia harus mengisi perutnya. Bagaimanapun, untuk menghadapi semua serangan mendadak itu membutuhkan tenaga yang sangat besar, bahkan kekuatan untuk bertahan.
Pertanyaannya saat ini adalah "Why....??"
Setelah menghabiskan sarapan yang di belinya, Lyra kembali melanjutkan pekerjaannya yang sudah menumpuk. Menyelesaikan beberapa laporan keuangan, untuk dilaporkan ke pusat pemerintahan.
Lyra berkutat didepan laptop, tanpa mau berbasa-basi dengan rekan kantor yang sesekali melirik kearahnya saat melewati ruangan terbuka.
Lyra sengaja membuka pintu ruangannya, karena tidak ingin terlihat seperti orang merana diruangan dingin tersebut.
Beberapa kali para sahabatnya menghampiri Lyra untuk mengajak makan siang bersama, namun ditolak oleh wanita dewasa 32 tahun tersebut. Saat ini dia hanya ingin menyelesaikan pekerjaan, dan menjemput Kesy kembali ke rumah, just it.
Dia tidak ingin menghabiskan waktu, terbuang sia-sia. Saat ini yang dia pikirkan hanya Kesy. Kejiwaan Kesy yang tampak ketakutan saat mendengar hinaan dari Riche, adik Dony paling kecil, bahkan ipar yang selalu mencampuri urusan rumah tangganya selama ini.
Lyra kembali melirik kearah handphone yang terletak di meja. Zul kembali menghubunginya. Laki-laki yang sudah dua minggu menjadi sahabat baru baginya.
Lyra hanya melihat layar handphone dengan lekat, tersenyum tipis, bergumam dalam hati, "Maafkan aku, Zul! Aku malu untuk menjadi temanmu saat ini. Aku tidak sebaik pikiranmu."
Lyra berkali-kali membendung air matanya, agar tidak terlihat lemah walau sedang sendiri. Dia merebahkan tubuh dikursi kebanggaan, yang hampir lima tahun menjabat di posisi keuangan tersebut.
Pertemuannya beberapa tahun silam, membuat Lyra mantap menikah dengan Dony yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Pikiran wanita biasa seperti Lyra, awalnya tidak terpikir akan menghadapi ujian seberat ini.
Pernikahan mereka yang ditentang keras oleh kedua orang tua Lyra, karena melihat sosok Dony yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Namun, Lyra yakin menikah dengan pria yang memiliki pemikiran lebih dewasa dari pada dirinya.
Keduanya menikah di kediaman keluarga Lyra yang berada di kota seberang. Pernikahan yang dibiayai Lyra sepenuhnya, namun ditutupi dari keluarga besar, karena rasa cinta wanita itu pada Dony.
Ditahun-tahun pertama pernikahan mereka, tampak sempurna. Apalagi setelah kehadiran Kesy melengkapi keluarga kecil yang tampak bahagia.
Semua berubah, saat keluarga Dony mencampuri urusan rumah tangganya. Dari pindahnya mereka kerumah yang telah di renovasi Lyra, sehingga membukakan toko untuk Dony merintis usaha.
Dony tampak berubah dan dingin, saat Lyra naik jabatan dan memiliki gaji yang lebih besar dari penghasilannya selama sebulan. Rasa minder yang ditutupinya, dengan alasan dia sebagai kepala rumah tangga, dan berhak melakukan apapun untuk melindungi keluarga.
Alasan semakin tidak masuk akal, setelah Lyra tidak disentuh oleh Dony selama dua tahun. Pertanyaan yang selalu menyulut api amarah Dony, jika Lyra kembali meminta haknya.
Sebagai wanita dewasa yang normal, Lyra lebih memilih menghabiskan waktunya merawat diri, bersusah payah hingga dia tetap merawat diri ke salon, agar tampak sempurna dihadapan suami.
Namun, lagi-lagi hanya kecewa yang Lyra terima. Sama seperti malam itu, dengan mudahnya Dony menceraikannya, hanya karena dia meminta haknya sebagai istri. Apakah dosa jika Lyra kembali membuka hati untuk pria lain?
Jika di tanyakan dosa, tentu saja berdosa. Tapi itu lah uniknya rumah tangga, mereka diluar sana hanya menilai cover luar saja, tidak melihat isi dalamnya. Dua tahun tidak disentuh suami sendiri, itu merupakan hal tersulit yang harus Lyra hadapi.
Hanya saja, Lyra selalu mengisi hari-harinya dengan kesibukan yang bermanfaat, sehingga dia menerima panggilan salah sambung dari seorang pria bernama Zul.
Zul, laki-laki muda yang belum pernah Lyra temuin. Hanya karena salah sambung, mereka menjadi dekat, karena keduanya saling menghibur dan mengerti.
Lyra, yang selama ini memendam perasaan kesepiannya sendiri. Kembali menerima kenyataan pahit, yang sangat mengiris hati dan perasaannya.
Perceraian yang telah di keluarkan Dony, itu merupakan tamparan telak bagi Lyra, bahwa pria yang telah memberinya seorang putri, tidak ingin melanjutkan pernikahan mereka.
Semudah itu kah? Sehingga keluarga Dony dengan tega melakukan penyerangan pada Lyra kesekolah putrinya Kesy.
Lyra tengah memijat pelipisnya, sesekali menatap langit-langit ruangan, dengan mata tertutup.
Hasrat yang membara setelah obrolan ringannya dengan Zul, seketika padam hanya karena ucapan cerai yang dilontarkan Dony saat dia meminta di belai.
Begini kah takdir mempermainkan perasaan seorang istri? Yang rela menukarkan kebahagiaan pribadinya demi kebahagiaan suami, namun mendapatkan penghinaan bahkan pengkhianatan yang dilakukan suaminya, tanpa sepengetahuan Lyra.
Kesy yang selalu sendiri saat dirumah setelah pulang sekolah, sambil menunggu Papa dan Mama kembali dari aktifitas setiap hari. Tentu merupakan satu hal yang sangat memilukan bagi Lyra, jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan menimpa putri kesayangannya.
Berbeda dengan hari ini, Lyra berniat membawa Kesy kekantor, setelah menjemput putri kesayangannya saat jam pulang sekolah.
Lyra melihat jam di tangan, waktu menunjukkan pukul 14.00 waktu setempat, bergegas dia beranjak dari ruangannya menuju parkiran mobil.
Namun, apa yang terjadi lagi? Lagi-lagi Lyra kembali dikejutkan dengan kehadiran Riche dan Rita telah menunggunya di parkiran.
"Hei, wanita jallang! Cepat berikan uang mu pada kami! Agar Dony bisa menggugat mu di Pengadilan!" ucap Rita dengan suara lantang.
Lyra tampak kebingungan, melihat area parkir, merogoh kunci mobil dari dalam tas untuk memasuki mobilnya.
Entah keberanian dari mana dia hanya bisa berucap, "Maaf, aku tidak ada uang! Permintaan bodoh seperti apa ini, jika kalian ingin adik kalian, silahkan ambil! Karena aku tidak membutuhkannya!"
Tentu perkataan Lyra yang terkesan sombong terdengar ditelinga mereka, membuat Riche meradang, seketika dia berusaha menarik tas milik Lyra, namun wanita yang tengah ditindas oleh keluarga suami sendiri itu berteriak sekeras-kerasnya.
"Toloooong! Toloooong!! Ada maling!" teriak Lyra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments
Hasni
lanjut thor
2022-12-10
0
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™
sepertinya othornya pernah ngalamin 🤭🤣
2022-08-05
1
Danie a
apakah ini pengalaman pribadi?😁😁😁
2022-07-23
1