“kapan kau akan pergi sean?” Tanya fathan sambal melihat ke arah sean yang masih tetap dengan raut wajah dan posisi tanpa bergeser, entahlah saya merasa terlalu cepat berpidah walaupun masih ada sahabat lain, namun sean adalah pria yang paling bisa mebuatku nyaman, hahahahah
“entahlah dari, aku sih maunya menunggu ijazah kita keluar, tapi aku tidak tau mamaku yang mengatur semuanya, aku pasrah dnegan apa yang dikatakan mereka, mungkin mamaku akan mendoakan kepergianku” ucap sean semakin membuat hatiku gelisah, sungguh ini bukan perasaan kehilangan sahabat, namun ingin kehilangan sesuatau yang sangat berrati, namun tidak mungkin, segera kutepis lagi perasaan itu
“apa masih ada waktu untuk kita waktu bersama-sama lagi?” Tanya gibran, pria yang selalu mengerti apa yang kami inginkan sebagai gadis, tentu saja waktu yang dihabiskan bersama dan kenangan indah bukan?
“bagaimana dengan lusa?, apa kalian bisa?” Tanya xeno, abangku akhirnya buka suara, sangat jarang dia peduli dengan hal seperti ini, namun sekarang dia tau apa arti kehilangan sahabatnya hahaha
“jangankan lus, besok pun kami siap, jam berapa besok?” Tanya renata dan dibenarkan oleh Ivanka, sementara Oliv dan aku hanya menyimak apa yang akan mereka rencanakan, karna bagaimanapun kami hanya akan ikut saja dan selalu disupiri oleh mereka
“bagaimana jika nanti malam saja, kitab adalah menginap bukan?, kita akan pulang dan berkumpul sekitar jam 5 sore nanti, kita ke vila milik papaku saja” ucap ivanka yang selalu punya ide jalan-jalan yang bagus, karna dia paling doyan dengan hal seperti itu, yahh namanya juga punya kaki panjang, kemanapun pasti asa gass aja
“ide yang bagus van, aku menyukainya” ucap Oliv dan aku mengangguk hanya setuju, itu juga sudah terlalu buru-buru dalam menenukan pilihan kami, biasanya jika kami ingin liburan jangka waktu, kami akan berdiskusi sampai memilih beberapa tempat yang kami sukai, namun sekarang sekali usul langsung deal
“boleh juga, aku ikut saja” ucap gibran dan fathan bersama-sama, sementara Xeno dan Sean mengangguk, itu tandanya mereka setuju dengan usul renata dan nanti sore kami akan ke vila milik papa renata, hummm apa yang akan kami lakukan, sementara dalam list keseharianku tidak ada liburan satu minggu kedepan
“titik kumpul tetap dirumah si kembar, aku dan oliv akan ada sebelum jam 5, dan kalian awas saja kalau telat sedikit, akan ada konsekuensinya” kata renata dan kami hanya tertawa, sahabatku ini selalu bisa mencairkan suasana
Berbeda denganku yang langsung diam saat mengetahui sean akan ke California untuk kuliah, bukan masalah jarak atau waktu, namun aku mempermasalahkan bagaimana jika disana saya hanya fokus dengan karir dan pendidikannya, pasti dia akan terpengaruh juga dengan lingkungan orang-orang disana, dan juga kemungkinan
besar akan mendapatkan pertemanan baru disana, dan kami hanya sebagai kenangan belaka
Ku tatap suasana luar roseetoran dnegan kosong, begitu juga dengan pria itu, dia juga seolah ada pikiran yang masih terhambat, namun sean tetaplah pria yang sangat sulit untuk membuka diri kepada orrang-orang, meskipun ia sudah lama bersama dengan kami, namun tetap saja sulit menceritakan masalahnya jika kami tidak
mencari tau sendiri
“gimana gess, kurasa kita sudah lama disini, akuu harus menyiapkan apa yang harus aku bawa disana, aku juga harus minta ijin pada papa dan memberitahu bibi disana bahwa kita akan berkunjung ke sana” kata renata, gadis itu memang selalu menjadi orang yang membawa keperluan yang berlebihan, disusul ivanka dan gibran yang mennjadi budah pesuruh mereka hahaha sungguh gadis gila memang sahabatku itu
“baiklah kalau begitu, kita pulang dan sesuai rencana nanti sore harus sampai ke rumah kkembar tepat waktu” ucap fathan dan kami semua setuju akhirnya kami membubbarkan diri, dan seperti biasa, aku dan abangku bersama, dan gibran bersama dengan Olive karna rumah mereka satu arah, sementara renata mengantarkan Ivanka lebih dulu karna ivanka tidak dijemput oleh supirnya, sisanya Fatahan dan Sean mereka selalu bersama pulang msikpun nanti ditengah jalan berpisah
pov sean
Aku sampai dirumah dengan membawa semua pikiranku, rasanya lelah dan sedikit frustasi, aku pria yang tidak pernah merasakan seperti ini sebelumnya, namun sekarang memahami mmerasa sangat sulit untuk berfikir.bagaimana mungkin aku bisa meninggalkan kota metropolitan ini dengan setuja kenangan dan kerinduan
yang menggila disini, aku tidak butuh suasana lain, hanya butuh tenagan saat ini, namun saat aku ingin menutup mata tiba-tiba pintu kamarku diketuk dari luar, dan aku sudah tau itu pasti mama
“masuk aja, pintu tidak ku kunci” ucapku dan kembali merebahkan diri, terlalu malas untuk meladeni mama yang setiap harinya akan membahas tentang california dan perusahaan, kadang aku sendiri muak dengan bahasan itu, namun sebisa mungkin aku mendengarkannya
“sean, nak… apa yang kamu lakukan?, bagaimana hari ini, apa berjalan lancar sayang?” Tanya mama padaku dengan senyuman seperti biasanya senyuman itu akan mengukir kata yang tidak ingin aku dengar
“lancar ma, ada apa mama kesini?” Tanya ku to the point kepada mama, karna aku sudah tau dan tidak ingin berlama-lama berddua dnegan mama, bisa saja sembuh pusing nanti
“kok kamu gitu sama mama, nanti kalau mama tidak ada lagi kamu pasti merasa sedih dan Sean” kata mama dengan raut wajah sedih, dan aku tau itu hanya kehilangan akal-akalan mama agar aku tidak cuek kamu, huh mama memang ada-ada saja yang menjadi kelicikannya
“ada apa ma, jangan bicara bicara” kataku dan mulai melihat mama, senyuman setan itu terlihat, dan benar adanya mama ttersenyum senang dan akan memulai ceramahnya yang bisa bikin pusing lagi
“sean, apa kamu sudah memutuskannya sayang?” Tanya mama dengan serisu sambi membocorkan mataku, cinta yang tulus dan begitu sayang, penuh harapan besar agar aku menuruti perkataannya, hummm sesuatu yang sangat sulit namun harus aku putuskan
“sudah ma, aku akan ke california, aku akan kuliah disana dan membantu papa” putusku dan membuat mama tersenyum senang, ahhh sungguh senyuman bahagia terpancar, apa sesenang itu mama mendengar keputusanku?, aku tidak menyangka, namun sampai saat ini aku masih berfikir apakah keputusanku ini tepat atau bukan, untuk masalah peusahaan, aku rasa papa masih bisa mengerjakannya selama empat tahun, aku mengejar kaririku terlebih dahulu dan mempersiapkan diri untuk mengejarnya sampai mendapatkannya.
“bagus sayang, kamu memutuskan yang terbaik untuk dirimu, mama bangga punya anak seperti kamu nak, kamu akan bisa lebih dari papamu” kata mama sambil tersenyum dan memelukku dengan lembut, aku bisa merasakan kasih sayang yang begitu besar disana
“jadi sekarang kamu mau kemana?, tidak biasanya pulang cepat kalau bertemu dengan sahabatmu yang lain” ucap mama bertanya padauk, sementara itu aku turun dari tempat tidur dan mempersiapkan yang akan aku bawa ke Vila
“rencananya sih ma ke vila milik papa renata,ini akum aku menyiapkan barang-barangku” ucapku sembari membuka almari milikku dan megambil beberapa baju ganti untuk ku bawa nanti, walaupun hanya sehari atau dua hari tetap saja harus menyiapkan persiapan banyak
“kalau begitu mama keluar dulu ya sayang, kamu lanjutkan saja”ucap mama padaku dan aku hanya mengangguk, namun pikiranku masih tertuju pada keputusan yang aku ambil, sungguh itu bukan perkara yang mudah untukku
Pov off
#lanjut nevelku Klise Diarama👇👇👇
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments