Keesokan harinya saat jam sudah menunjukan pukul 06:45 Wib.
Ayumi menatap dirinya dari pantulan kaca. Merapihkan seragam kerjanya, juga tak lupa mengikat rambut hitam yang kini sudah semakin memanjang.
Setelah itu dia beralih pada sebuah rak kecil, membukanya perlahan dan membawa sebuah botol parfume, lalu menyemprotkan beberapa kali.
Aroma manis dan segar menyugar indera penciumannya.
"Baik, ayok kita berangkat." Ucapnya sembari menunjuk dirinya yang ada di dalam pantulan kaca, kemudian tersenyum.
Gadis itu meraih tasnya, lalu melangkahkan kaki kearah pintu untuk segera memulai aktivitas yang selalu dia lakukan setiap harinya, bekerja sebagai office girl di salah satu perusahaan yang bisa di bilang cukup besar.
Klek!
Ayumi keluar, memakai flatshoes lalu menarik pintu kamarnya sampai tertutup rapat dan tak lupa menguncinya.
"Tumben baru mau berangkat? biasanya pagi-pagi banget!" Suara bariton itu tiba-tiba saja terdengar.
Ayumi menoleh kearah suara, kemudian dia tersenyum ramah.
"Iya Mas." Sahut Ayu.
"Kenapa? kerjaannya udah semakin enak yah?!"
Ayu mengulum senyum, dia menggelengkan kepalanya pelan.
"Datang terlalu pagi juga nggak enak, Mas. Toh gajinya sama saja!" Gadis itu berujar. "Kalau begitu saya jalan dulu, mari Mas Gani." Katanya lagi, dan segera beranjak pergi setelah berpamitan terlebih dahulu, pada pria yang menempati kamar yang berada persis di samping kamarnnya.
***
Suasana jalanan sudah terlihat begitu ramai. Maklum saja, hampir sebagian besar orang-orang yang hidup di Ibu Kota tercinta ini memulai aktivitasnya.
Sama halnya dengan Ayumi, gadis yang sedang merangkak untuk memperbaiki ekonomi keluarganya. Dia berangkat saat cahaya matahari masih terasa lembut, dan pulang saat cahaya matahari mulai meredup.
Ayumi terus berjalan cepat, melewati beberapa keramaian pada pagi hari ini. Keringatnya mulai bercucuran, nafasnya juga terdengar tersenggal-senggal, berusaha mengejar waktu yang mungkin sebentar lagi jam masuk kerjanya akan tiba.
"Selamat pagi Pak?" Sapa Ayumi kepada seorang security, saat dia tiba di lobby utama tempatnya bekerja.
"Tumben datang siang Neng."
"Niatnya jalan kaki mau irit Pak." Ayumi tersenyum samar. "Masih ada waktu kok, sepuluh menit lagi, Pak!" Sambungnya lagi.
Setelah itu Ayumi kembali melangkahkan kakinya setengah berlari, berusaha menjangkau pintu lift yang hampir saja tertutup, tapi kembali terbuka saat se-sosok tangan kekar terulur.
Tiba-tiba saja langkah Ayumi terhenti, dia tertegun saat mendapati sosok pria yang berada di dalam lift sana.
"Masuklah Ayumi." Ucap seorang pria dengan bayi laki-laki tampan yang berada diatas gendongannya.
Ayumi tersenyum samar, menganggukan kepala, kemudian masuk kedalam sana.
"Terimakasih." Ayumi berucap dengan suara pelan.
Dia mundur, hingga posisinya kini berdiri bersisian dengan Balqis juga seorang perempuan dengan seragam baby sitter.
Suasana di dalam sana cukup hening, hampir semua orang diam, dan hanya celoteh si tampan Bara yang terdengar beberapa kali.
Ting!
Suara itu terdengar, saat kotak besi itu berhenti, dan tidak lama pintu lift pun terbuka.
"Saya duluan. Bu, ... Pak, ... Mbak." Pamit Ayumu seraya membungkukan sedikit tubuhnya.
Raga menganggukan kepala.
"Emm, ... Ayumi? boleh minta kopi pahit sama teh manis hangat dua yah." Pinta Balqis.
Ayumi tersenyum sembari menganggukan kepala.
"Yang saya jangan terlalu manis." Sambung Balqis lagi.
"Iya Bu, saya buatkan dulu."
Ayumi langsung berlari kearah pantry, meninggalkan Raga, Balqis dan pengasuh putra mereka begitu saja.
Entah kenapa jantungnya terus berpacu. Berdebar dengan sangat kencang, padahal yang dia temui Raga, bukan Randy. Si Asisten tampan yang mulai memenuhi segala isi kepala dan pikirannya.
Ayumi membuka loker miliknya,! memasukan tas dan segera membuatkan minuman yang Balqis minta.
***
"Bara sini sama Mami, Nak. Papinya mau berangkat kerja dulu." Wanita itu tersenyum kearah putranya.
"Nanti dulu." Raga menjauhkan putranya dari jangkauan Balqis sang istri.
Balqis memutar bola mata, lalu menghela nafasnya kencang. Sementara pria itu, pergi begitu saja, duduk di sofa dan kembali bermain dengan Bara, yang saat ini berusia 6 bulan.
"Raga ..."
Belum selesai Balqis berbicara, pria itu sudah menoleh dan memberinya tatapan tajam.
"Aih! baiklah Papi sayang, biarkan Bara bersama Aku dan Santi." Balqis melihat pengasuh putranya yang kini duduk di luar dari celah pintu yang terbuka sedikit lebar.
Dia berjalan mendekat, kemudian duduk di samping Raga dan berusaha meraih bayi mungil dan tampan kesayangan nya.
"Sayang!" Raga menatap Balqis penuh permohonan.
"Nanti bertemu lagi Papi! sekarang berangkat kerja dulu."
Bayi itu tersenyum kearah ayahnya, sampai membuat perasaan Raga semakin tak mau meninggalkan istri dan putra kecilnya itu.
"Kenapa kalian ini suka sekali berjauhan dengan ku. Sementara aku tidak bisa, aku akan selalu merindukan kalian!" Dia merengek-rengek, persis seperti anak kecil yang sedang meminta coklat kepala ibunya.
Balqis terkekeh.
"Nanti Randy akan menggerutu lagi! kamu terlalu mengandalkan dia akhir-akhir ini, sementara pekerjaannya juga sudah sangat banyak."
Raga menghelas nafas.
Tok tok tok!
Seketika pandangan keduanya tertuju pada pintu ruangan yang terbuka.
Dan disanalah Ayumi, berdiri seraya memegangi nampan dengan senyuman lembut seperti biasa.
"Kopi dan teh nya Bu." Ucap Ayumi pelan.
Balqis membalas senyuman hangat Ayumi, menggerakan tangan, mengisyaratkan agar gadis itu segera masuk.
Ayu melangkah perlahan, berjongkok dan meletakan satu cangkir di hadapan Balqis, dan satu cangkirnya lagi di hadapan Raga.
"Terimakasih, Ayumi." Kata Balqis.
"Sudah pekerjaan saya Bu! kalau begitu saya pamit, jika ada sesuatu panggil saja.'
Balqis dan suaminya menganggukan kepala.
"Cara kerjanya bagus, dia baik, sopan." Raga memuji.
"Ya, ... lalu?"
"Berikanlah pekerjaan yang lebih baik lagi. Sepertinya dia bisa di jadikan sebagai sekretaris nya Nior, kamu tahu? akhir-akhir ini dia juga sibuk, dan sepertinya butuh pendamping." Raga mengusulkan.
Balqis mengangguk-anggukan kepalanya, meraih cangkir teh manis hangat, dan menyesapnya pelahan.
"Sebenernya aku agak takut dalam hal ini. Pasti ada beberapa pekerjaan yang protes! ya, ... aku akui jika kinerja Ayumi sangat bangus, tapi ada beberapa office girl yang bekerja lebih dulu dari dia." Jelas Balqis.
"Ya kalau begitu bisa kamu pertimbangkan bukan?"
"Mungkin, jika Junior meminta seorang sekretaris, ... aku akan mempertimbangkan, tapi biarkan seperti ini, sepertinya dia juga tidak terlalu kewalahan."
"Dan dimana dia sekarang?" Raga mencari keberadaan adik ipar dari istrinya.
"Masih di rumahnya mungkin." Ujar Balqis santai.
"Kamu tahu? Randy selalu ada di kantor saat aku datang."
Balqis menatap suaminya.
"Maksud kamu apa?"
"Ya, ... jangan mentang-mentang dia itu suami dari adik mu, sampai membiarkan dia lalai dalam pekerjaannya." Ucapan itu terdengar menyindir.
Balqis menghela nafasnya.
"Mungkin jika bukan sifat manja Eca yang membuat Nior selalu kesiangan, aku akan memarahinya. Tapi kamu tahu sendiri bagaimana anak itu sekarang! dia bahkan menangis saat Junior berangkat kerja, setelah hamil sifatnya jadi aneh tahu."
Raga diam, tapi bibirnya tersenyum saat melihat Bara yang sudah kembali terlelap diatas pangkuan ibunya.
"Dia memang seperti itu bukan?" Balqis ikut tertawa saat melihat ekspresi menggemaskan putranya.
Raga mengangguk.
"Dia menjadikan obrolan kita sebagai cerita pengantar tidur." Katanya yang langsung mendapat anggukan pelan dari istrinya.
"Baik, kalau begitu habiskan kopinya. Dan setelah itu kamu harus bekerja."
Raga mengulum senyum, mencondongkan tubuh dan meraih pipi Balqis untuk ia kecup lembut seperti yang selalu dia lakukan.
"Iya iya, kau sangat cerewet yah!" gumam Raga, yang sontak membuat perempuan itu tertawa geli.
.
.
...Haih, ... manis sekali mereka ini yah :)...
...Ah iya, jangan lupa like, komen, vote dan hadiahnya ygy....
...~Cuyung kalian~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 218 Episodes
Comments
Lavena 56
q padahal mu. q suka karyamu semua
2023-06-18
1
⧗⃟ᷢʷ
sial hati nya deg deg degan ke raga tapi dia punya Randy terus gimana dengan Randy
2022-09-17
2
Lucy
so sweet... romantisnya Raga dan Balqis...
2022-09-17
1