Bab. 2. Sebuah Potret

Setelah Defin berangkat, Zulaikha juga bersiap untuk pergi ke toko bunganya. Sudah dua hari dia tidak datang ke toko itu, dia merasa rindu akan bunga-bunganya terkhusus dengan sang adik tercinta. Dengan mengendarai mobil pemberian sang suami, Zulaikha berangkat dengan penuh semangat.

Tidak butuh waktu lama untuk Zulaikha sampai ke toko sekaligus rumah orangtuanya, hanya sekitar 10 menit mobilnya sudah berada di halaman rumah almarhum kedua orangtuanya.

"Assalamua'alaikum," ucap Zulaikha sembari membuka pintu yang bertuliskan open di depannya.

"wa'alaikum salam, mbak!" jawab Sita dengan senyum merekah saat melihat Zulaikha, dia begitu senang dengan kehadiran wanita itu.

"bagaimana usaha kita? semua lancarkan?" tanya Zulaikha sembari mendudukkan tubuhnya di kursi yang ada ditempat itu.

"alhamdulillah, lancar tanpa hambatan mbak," jawab Sita dengan mengacungkan jempolnya. Zulaikha hanya tersenyum saja saat melihat karyawannya itu.

"Syifa mana? apa dia belum bangun?" Zulaikha celingukan ke sana ke mari untuk mencari keberadaan sang adik.

"jangan ditanya deh mbak! mbakkan udah tau kebiasaan adik mbak itu," cibir Sita sembari membereskan tanaman.

Zulaikha hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah sang adik yang belum juga berubah, adiknya itu sangat susah sekali bangun pagi. Selesai subuh dia pasti akan tidur lagi sampai matahari merangkak naik.

Zulaikha kemudian beranjak untuk melihat beberapa tanaman yang baru datang pagi ini, bunga-bunga tampak sangat indah dan terawat membuatnya selalu bahagia saat melihat semua itu.

"hoam, mbak!" tiba-tiba suara Syifa mengejutkan Zulaikha yang sedang berjongkok untuk mencabut rumput, tubuhnya sampai terjingkat ke atas karna suara sang adik.

"kau ya Syifa, bisa tidak jangan mengagetkan mbak!" omel Zulaikha sembari menjewer telinga adiknya itu sampai dia mengadu kesakitan.

"ampun mbak, ampun!" teriak Syifa yang merasa telinganya hampir terlepas, Zulaikha melepaskan tarikan mautnya dengan bibir yang tetap menggerutu.

"cih, mentang-mentang yang semalam habis jalan-jalan," cibir Syifa sembari mengusap-ngusap telinganya yang terasa panas.

"jalan-jalan? siapa?" tanyanya tidak mengerti.

"noh, tetangga sebelah," jawab Syifa yang merasa sebal karna kakaknya itu kura-kura dalam perahu, pura-pura tidak tahu.

"siapa lagi sih yang jalan-jalan kalau bukan mbak, sampai merasa dunia milik berdua, hihihi," sambung Sita yang saat itu mendengar obrolan kedua kakak beradik itu.

"jalan-jalan? dunia milik berdua? maksudnya apa sih?" Zulaikha dibuat pusing dengan ucapan bocah-bocah yang ada dihadapannya.

"mbak enggak ngerti!" ucap Zulaikha, sudah dua hari dia berdiam diri di rumah karna merasa tidak enak badan. Tapi dua bocah itu malah mengatakan kalau dia jalan-jalan.

"enggak ngerti gimana sih Mbak, jelas-jelas semalam aku lihat mbak dan Mas Defin di pinggir danau taman cinta," jelas Sita. Ketika dia sedang jalan-jalan dengan teman-temannya, tidak sengaja mata elangnya melihat pria dan wanita sedang bermesraan dipinggiran danau.

Awalnya Sita tidak peduli, namun tiba-tiba pria itu menoleh ke belakang dan Sita mengenali wajah pria tersebut.

Zulaikha semakin dibuat bingung, jelas-jelas kemarin mulai dari pagi sampai malam dia tidak keluar rumah. Apalagi jalan-jalan dengan sang suami, sebenarnya apa yang sedang terjadi ?

"selama dua hari kemarin, mbak enggak ada keluar rumah. Apalagi jalan-jalan sama Mas Defin, orang mbak aja gak enak badan kok," jelas Zulaikha pada mereka.

Sita dan Syifa saling pandang, jelas-jelas kemarin Sita melihat Defin sedang merangkul seorang wanita. Tiba-tiba Sita berjalan ke arah meja, dia mengambil ponselnya yang sedang diisi daya.

"bentar, mbak!" ucap Sita sembari mengotak-atik ponselnya, semalam dia sempat mengambil beberapa foto Defin untuk dipamerkan pada Syifa.

"lihat, Mbak!" Sita memberikan ponselnya pada Zulaikha, lalu wanita itu melirik ke arah Syifa yang juga sedang meliriknya.

Deg, jantung Zulaikha terasa seperti dihantam batu besar saat melihat foto itu, dia kenal betul siapa sosok lelaki yang sedang memeluk seorang wanita seraya tertawa bersama. Namun Zulaikha tidak dapat melihat wajah wanita itu, karna tertutup dengan bahu Defin.

"Sita, kau tau kan kalau mbak gak pernah keluar rumah tanpa memakai hijab?" ucap Zulaikha tanpa mengalihkan pandangannya.

Deg, Sita dan Syifa menegang ditempat mereka. Apa yang dikatakan Zulaikha adalah benar, dia tidak pernah keluar rumah tanpa memakai hijab. Lantas siapa wanita yang sedang bersama dengan suami Zulaikha ?

Zulaikha kemudian mengembalikan ponsel itu pada Sita tanpa mengucapkan apapun, dia berbalik dan melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah meninggalkan Sita dan Syifa yang masih mematung ditempat mereka.

"Syifa, sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Sita yang merasa sangat bersalah dengan apa yang dia lakukan.

"bajingan! apa Mas Defin selingkuh dibelakang kakakku?" ucap Syifa dengan napas terputus-putus karna amarah yang sedang melanda hatinya saat ini.

Zulaikha terus melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam rumah, matanya tampak berkaca-kaca dengan tangan bergetar menahan tangis yang sudah hampir pecah diwajahnya.

"ya Allah, Astaghfirullah," sepanjang langkah kakinya Zulaikha terus menyebutkan lafadz Allah, kakinya terasa semakin berat sehingga membuatnya terjatuh dianak tangga ketiga.

Bruk, Zulaikha tidak mampu lagi melanjutkan langkahnya saat hati dan jiwanya terasa hancur. Satu foto berhasil mengoyak perasaan cintanya, apa betul yang ada difoto itu adalah suaminya ?

"Mas Defin, Mas Defin. Sebenarnya apa yang terjadi Mas, hiks," tangis Zulaikha sudah tidak bisa lagi ditahan, dia menumpahkan segala sesak yang sejak tadi dia tahan.

"Mas Defin," Zulaikha terus menyebut nama sang suami dengan mulut dan tubuh gemetar, dia tidak bisa membayangkan jika benar suaminya memiliki hubungan dengan wanita lain.

"ya Allah, Mbak!" seru Syifa yang melihat sang kakak duduk ditangga sembari menangis terisak, dia berlari ke arah Zulaikha yang saat ini masih terduduk dilantai.

"Ya Allah Mbak, istighfar Mbak istighfar," Syifa menepuk pipi zulaikha yang sudah basah akibat air mata yang tak henti-hentinya mengalir diwajahnya, mata Zulaikha sudah membengkak dengan wajah memerah akibat tangis yang tak kunjung usai.

Syifa mencoba untuk mengangkat tubuh sang kakak dan membawanya ke dalam kamar, dia lalu mengambil segelas air untuk diberikan pada Zulaikha.

"Minum dulu kak." Syifa memberi segelas air untuk sang kakak, namun Zulaikha hanya diam tanpa melihat ke arah adiknya itu.

"Jangan seperti ini Mbak." Syifa memeluk tubuh sang kakak dengan erat, dia sangat sedih melihat keadaan kakaknya saat ini.

"Dek, tolong ambilkan ponsel Mbak. Mbak mau menelpon Mas Defin," Zulaikha melepas pelukan mereka, dia sedikit menarik bibirnya membentuk sebuah senyuman.

Syifa hapal sekali dengan apa yang Zulaikha lakukan saat ini, kakaknya itu selalu saja menutup luka hatinya dengan senyuman agar orang-orang disekitarnya tidak merasa khawatir.

Kemudian Syifa beralih keluar kamar untuk mengambil apa yang kakaknya mau.

"Mas, aku harap semua pemikiranku salah," gumam Zulaikha.

TBC.

Terima Kasih buat yang udah baca 😘

Terpopuler

Comments

AndTea

AndTea

Kasian ya Zulaikha 🥲

2023-07-14

0

Rahma

Rahma

iklaaaaannn

2022-10-27

0

Neulis Saja

Neulis Saja

dasar bastard daffiin, your wife is pious woman

2022-10-11

1

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1. Keseharian Zulaikha
2 Bab. 2. Sebuah Potret
3 Bab. 3. Cerai ?
4 Bab. 4. Wanita Simpanan
5 Bab. 5. Istri Pertama
6 Bab. 6. Kedatangan Mertua
7 Bab. 7. Ceraikan aku!
8 Bab. 8. Tamparan
9 Bab. 9. Menemui Mertua
10 Bab. 10. Sebuah Pengakuan
11 Bab. 11. Berdebar
12 Bab. 12. Flashback
13 Bab. 13. Flashback part 2
14 Bab. 14. Amarah Syifa
15 Bab. 15. Bercerailah, Mbak!
16 Bab. 16. Lupa
17 Bab. 17. Tertidur
18 Bab. 18. Kerja Sama
19 Bab. 19. Keributan Agnes
20 Bab. 20. Bertemu Kembali
21 Bab. 21. Apa yang terjadi?
22 Bab. 22. Club Malam
23 Bab. 23. Pemandangan Sempurna
24 Bab. 24. Mengikhlaskan
25 Bab. 25. Pengadilan Agama
26 Bab. 26. Pengacara
27 Bab. 27. Keterkejutan Defin
28 Bab. 28. Penolakan Defin
29 Pengumuman Karya Baru
30 Bab. 29. Tindakan Yusuf
31 Bab. 30. Sidang
32 Bab. 31. Cerai
33 Bab. 32. Lelaki Egois
34 Bab. 33. Memberi Restu
35 Bab. 34. Rencana ke Indonesia
36 Bab. 35. Pertemuan yang Tidak disengaja
37 Bab. 36. Kedatangan Defin
38 Bab. 37. Mengetahui perceraian Zulaikha
39 Bab. 38. Kedatangan Agnes
40 Bab. 39. Pendarahan
41 Bab. 40. Tidak Selamat
42 Bab. 41. Salah Tingkah
43 Bab. 42. Rencana Licik
44 Bab. 43. Permintaan Agnes
45 Bab. 44. Meminta Pergi!
46 Bab. 45. Perkataan Ammar
47 Bab. 46. Keputusan
48 Bab. 47. Masa Lalu Zulaikha
49 Bab. 48. Kepergian Zulaikha
50 Bab. 49. Istana Ammar
51 Bab. 50. Orangtua Aziz
52 Bab. 51. keterkejutan Defin
53 Bab. 52. Pingsan!
54 Bab. 53. Calon Suami Zulaikha
55 Bab. 54. Menemui Ammar
56 Bab. 55. Mama?
57 Bab. 56. Kemarahan Zulaikha
58 Bab. 57. Papa meninggal!
59 Bab. 58. gadis bernama Mikayla
60 Bab. 59. Penderitaan Defin
61 Bab. 60. Ketidaksengajaan
62 Bab. 61. Tawaran Menjadi Sekretaris
63 Bab. 62. Penerimaan
64 Bab. 63. Awal Bekerja
65 Bab. 64. Kelepasan Bicara
66 Bab. 65. Dua orang Penggosip
67 Bab. 66. Ungkapan Cinta
68 Bab. 67. Rahasia Syifa
69 Bab. 68. Jawaban Zulaikha
70 Bab. 69. Ungkapan Zulaikha
71 Bab. 70. Tangis Bahagia
72 Bab. 71. Kecurigaan Defin
73 Bab. 72. Kedatangan Tamu yang Tidak diundang
74 Bab. 73. Bimbang
75 Bab. 74. Keputusan Ammar
76 Bab. 75. Kembali ke Indonesia
77 Bab. 76. Kekhawatiran
78 Bab. 77. Lamaran atau Langsung Menikah?
79 Bab. 78. Rumah Sakit
80 Bab. 79. Rasa Penasaran
81 Bab. 80. Perselingkuhan Agnes
82 Bab. 81. Operasi
83 Bab. 82. Manusia Tidak Punya Hati
84 Bab. 83. Persiapan Akad
85 Bab. 84. SAH!
86 Bab. 85. Ucapan Selamat
87 Bab. 86. Keikhlasan
88 Bab. 87. Katakanlah!
89 Bab. 88. Rasa Cinta yang Tak Terkendali
90 Bab. 89. Malam Kebahagiaan
91 Bab. 90. Tersegel Sempurna
92 Bab. 91. Resepsi Pernikahan
93 Bab. 92. Sebuah Lagu
94 Bab. 93. Ketahuan
95 Bab. 94. Kebijaksanaan Ammar
96 Pengumuman
97 Bab. 95. Mengincar Adik Ipar
98 Bab. 96. Sosok Atha
99 Bab. 97. Kecelakaan
100 Bab. 98. Lelaki Asing
101 Bab. 99. Sean Pranata
102 Bab. 100. Pengusaha Nomor 1
103 Bab. 101. Pewaris Kedua
104 Bab. 102. Siapa Sita?
105 Bab. 103. Flash Back Sita
106 Bab. 104. Memperhatikan Diam-diam
107 Bab. 105. Hari Bahagia (Tamat)
108 Pengumuman Karya baru
109 Promosi Novel Terjebak Pesona Mama Muda
110 Promosi Novel Salah Masuk Kamar Pengantin
111 Promosi Novel Di Bawah Tali Pernikahan.
112 Promosi Novel Mahligai Cinta yang Terbagi
113 Promosi Novel Mengejar Cinta Semu.
114 Promosi Novel Simbiosis Mutualisme (tameng cinta)
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Bab. 1. Keseharian Zulaikha
2
Bab. 2. Sebuah Potret
3
Bab. 3. Cerai ?
4
Bab. 4. Wanita Simpanan
5
Bab. 5. Istri Pertama
6
Bab. 6. Kedatangan Mertua
7
Bab. 7. Ceraikan aku!
8
Bab. 8. Tamparan
9
Bab. 9. Menemui Mertua
10
Bab. 10. Sebuah Pengakuan
11
Bab. 11. Berdebar
12
Bab. 12. Flashback
13
Bab. 13. Flashback part 2
14
Bab. 14. Amarah Syifa
15
Bab. 15. Bercerailah, Mbak!
16
Bab. 16. Lupa
17
Bab. 17. Tertidur
18
Bab. 18. Kerja Sama
19
Bab. 19. Keributan Agnes
20
Bab. 20. Bertemu Kembali
21
Bab. 21. Apa yang terjadi?
22
Bab. 22. Club Malam
23
Bab. 23. Pemandangan Sempurna
24
Bab. 24. Mengikhlaskan
25
Bab. 25. Pengadilan Agama
26
Bab. 26. Pengacara
27
Bab. 27. Keterkejutan Defin
28
Bab. 28. Penolakan Defin
29
Pengumuman Karya Baru
30
Bab. 29. Tindakan Yusuf
31
Bab. 30. Sidang
32
Bab. 31. Cerai
33
Bab. 32. Lelaki Egois
34
Bab. 33. Memberi Restu
35
Bab. 34. Rencana ke Indonesia
36
Bab. 35. Pertemuan yang Tidak disengaja
37
Bab. 36. Kedatangan Defin
38
Bab. 37. Mengetahui perceraian Zulaikha
39
Bab. 38. Kedatangan Agnes
40
Bab. 39. Pendarahan
41
Bab. 40. Tidak Selamat
42
Bab. 41. Salah Tingkah
43
Bab. 42. Rencana Licik
44
Bab. 43. Permintaan Agnes
45
Bab. 44. Meminta Pergi!
46
Bab. 45. Perkataan Ammar
47
Bab. 46. Keputusan
48
Bab. 47. Masa Lalu Zulaikha
49
Bab. 48. Kepergian Zulaikha
50
Bab. 49. Istana Ammar
51
Bab. 50. Orangtua Aziz
52
Bab. 51. keterkejutan Defin
53
Bab. 52. Pingsan!
54
Bab. 53. Calon Suami Zulaikha
55
Bab. 54. Menemui Ammar
56
Bab. 55. Mama?
57
Bab. 56. Kemarahan Zulaikha
58
Bab. 57. Papa meninggal!
59
Bab. 58. gadis bernama Mikayla
60
Bab. 59. Penderitaan Defin
61
Bab. 60. Ketidaksengajaan
62
Bab. 61. Tawaran Menjadi Sekretaris
63
Bab. 62. Penerimaan
64
Bab. 63. Awal Bekerja
65
Bab. 64. Kelepasan Bicara
66
Bab. 65. Dua orang Penggosip
67
Bab. 66. Ungkapan Cinta
68
Bab. 67. Rahasia Syifa
69
Bab. 68. Jawaban Zulaikha
70
Bab. 69. Ungkapan Zulaikha
71
Bab. 70. Tangis Bahagia
72
Bab. 71. Kecurigaan Defin
73
Bab. 72. Kedatangan Tamu yang Tidak diundang
74
Bab. 73. Bimbang
75
Bab. 74. Keputusan Ammar
76
Bab. 75. Kembali ke Indonesia
77
Bab. 76. Kekhawatiran
78
Bab. 77. Lamaran atau Langsung Menikah?
79
Bab. 78. Rumah Sakit
80
Bab. 79. Rasa Penasaran
81
Bab. 80. Perselingkuhan Agnes
82
Bab. 81. Operasi
83
Bab. 82. Manusia Tidak Punya Hati
84
Bab. 83. Persiapan Akad
85
Bab. 84. SAH!
86
Bab. 85. Ucapan Selamat
87
Bab. 86. Keikhlasan
88
Bab. 87. Katakanlah!
89
Bab. 88. Rasa Cinta yang Tak Terkendali
90
Bab. 89. Malam Kebahagiaan
91
Bab. 90. Tersegel Sempurna
92
Bab. 91. Resepsi Pernikahan
93
Bab. 92. Sebuah Lagu
94
Bab. 93. Ketahuan
95
Bab. 94. Kebijaksanaan Ammar
96
Pengumuman
97
Bab. 95. Mengincar Adik Ipar
98
Bab. 96. Sosok Atha
99
Bab. 97. Kecelakaan
100
Bab. 98. Lelaki Asing
101
Bab. 99. Sean Pranata
102
Bab. 100. Pengusaha Nomor 1
103
Bab. 101. Pewaris Kedua
104
Bab. 102. Siapa Sita?
105
Bab. 103. Flash Back Sita
106
Bab. 104. Memperhatikan Diam-diam
107
Bab. 105. Hari Bahagia (Tamat)
108
Pengumuman Karya baru
109
Promosi Novel Terjebak Pesona Mama Muda
110
Promosi Novel Salah Masuk Kamar Pengantin
111
Promosi Novel Di Bawah Tali Pernikahan.
112
Promosi Novel Mahligai Cinta yang Terbagi
113
Promosi Novel Mengejar Cinta Semu.
114
Promosi Novel Simbiosis Mutualisme (tameng cinta)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!