Pertemuan

Malam yang ditunggu-tungu Buu Ningrat tiba. Di mana ia akan kedatangan tamu yang diundang nya. Bu Njngrat akan bertemu langsung dengan dengan calon istri anak laki-lakinya yang tak lain juga sebagai calon menantunya.

Jujur saja Bu Ningrat juga belum mengenal dan melihat langsung calon menantunya. Bu Ningrat hanya pernah melihatnya melalui foto di hp saja. kalau dilihat di foto kelihatannya cantik sih, tapi jangan berharap lebih, karna sekarang semua bisa terlihat cantik karna filter instagram. Toh cantik atau tidaknya itu tidak terlalu penting, yang terpenting dia adalah perempuan baik dan berasal dari keluarga baik, juga bisa menjaga diri dan martabat suami nantinya.

"Assalamu'alaikum" Pakde memberi salam.

"Wa'alaikum salam, ayo masuk-masuk!" Sahut Bu Ningrat sembari tersenyum hangat.

Bu ningrat memang sudah menunggu di pintu. Pakde, Bude dan juga Nabila dipersilahkan untuk masuk ke dalam rumah mewah berlantai dua itu. mareka langsung dibawa oleh Bu Ningrat menuju ke meja makan keluarga untuk dijamu dengan makanan yang sudah dihidangkan.

Di meja makan sudah ada berbagai makanan lezat yang memang khusus dipersiapkan untuk menunggu calon besan dan calon menantu.

Nabila duduk di antara Pakde dan Bude yang di depannya ada beberapa keluarga dari calon suaminya. mungkin Nabila juga belum tahu yang mana suaminya.

Di meja makan ini hanya ada satu laki-laki yang usianya mungkin sekitar empat puluh tahun. Nabila berfikir, apakah laki-laki itu adalah calon suaminya? Jika iya, sungguh malangnya dia, mendapatkan jodoh seorang yang pantas dipanggil om-om. Lalu jika bukan pria itu, yang mana lagi? Pasalnya di meja makan ini hanya ada dua orang laki-laki, pakdenya dan laki-laki itu. Kalau dibilang tampan, laki-laki ini memang tampan, tapi rasanya kurang sreg saja.

"Bentar ya ada yang belum turun." Tutur Bu Ningrat.

Selang beberapa saat, datanglah seorang pria bertubuh atletis yang tidak asing di mata Nabila. Pria yang setiap kali Nabila melihatnya membuat jantungnya berdetak kencang.

Pria itu duduk di kursi yang tersisa di samping Bu Ningrat, tepat di hadapan Nabila.

"Halo semua, maaf saya telat." sapa pria itu diiringi senyum singkat.

Nabila menunduk. Semua rasa di hati campur aduk, ada rasa penasaran, yang manakah calon suaminya? Ada juga rasa harap, semoga Pria itu lah calon suaminya. Jadi ia tak perlu susah melupakan Pak Dosen kesayangannya. Ada rasa deg-degan juga karna berada tepat di hadapan orang yang selama ini dikagumi.

Nadeo. Iya, laki-laki yang berada tepat di hadapan Nabila adalah Nadeo. Orang yang selama ini diam-diam ia cintai. Apakah ini sebuah kebetulan?

"Oh ya Pak Mario, kenalin ini anak saya namanya Nadeo yang ingin saya jodohkan dengan keponakan Bapak!" Ucap Bu Ningrat seraya memegang bahu Nadeo.

DEG!!!

Ini kenyataan kan? Bukan mimpi atau halusinasi. Begitulah perasaan nabila ketika tahu yang mau dijodohkan dengan dia adalah Pak Dosen yang selama ini dia suka. Betapa tuhan Maha baik dan Maha penyayang. ketika Nabila sudah berputus asa, Allah mengirimkan kejutan yang sangat tidak disangka-sangka.

Nadeo tersenyum sebagai respon ramahnya.

"Ini Icha adiknya Nadeo, ini Ines kakaknya Nadeo dan itu Hanis suaminya Ines!" Jelas Bu Ningrat memperkenalkan anak-anaknya.

Rupanya laki-laki yang tadi adalah suami dari Ines, itu artinya calon kakak iparnya. wah keluarganya good looking semua, tidak ada bau-bau keburikan di sini.

"Kalau saya sudah tidak perlu saya perkenalkan lagi, karna seperti yang Bu Ningrat lihat, saya hanya membawa seorang gadis yang pastinya adalah Nabila, yang akan dijodohkan dengan anak ibu." Terang Pakde Mario.

"Cantiknya anak Almarhum Pak Asnawi," Puji Bu Ningrat, "Gak salah pilih calon mantu."

Nabila hanya tersenyum menanggapi ocehan dari calon ibu mertuanya, ia terlampau senang dengan apa yang dirasakan sekarang. Kejutan langsung dari tuhan yang mengabulkan segala doa-doanya.

Berbanding terbalik dengan nadeo yang sebenarnya muak dengan perjodohan yang sedang dijalani sekarang, andai bukan karna memikirkan Mamanya, sudah pasti Nadeo pergi meninggalkan semua orang di sini.

Nadeo melirik wanita yang ada di hadapannya, rasa-rasanya perempuan ini tidak terlalu asing di matanya. Di mana ya ia melihat perempuan ini? Nadeo ingat. Perempuan kecil ini kan mahasiswa di kampusnya. Oh tuhan bisa-bisanya dia dijodohkan dengan bocah tengil dan lugu seperti ini.

Gadis yang dibalut dengan gamis syar'i dan hijab berwarna peach ini terkesan lumayan cantik. Tapi secantik apapun dia, tidak membuat hati seorang Nadeo bergetar. yang ada malah rasa jijik, membayangkan posisi Raya yang seharusnya di sini malah tergantikan dengan muridnya ini.

"Kita makan dulu ya, ngobrolnya biar lebih serius." Ajak Bu Ningrat.

Semuanya pun menyantap makanan yang ada di meja, tak terkecuali Nadeo. Walau sedang kesal, Nadeo tetap akan menyantap makanannya.

Bu nNngrat dan Pakde Mario pun membahas pernikahan Nadeo dan Nabila yang harus diadakan secepat mungkin agar lebih baik, karna mareka pun akan pulang kampung.

...****************...

Matahari bersinar dengan terangnya, seolah tahu ada umat manusia yang sedang bergembira. Senyum manis nan ranum terukir di bibir kecil Nabila.

"Eh mau cerita." Ujar Nabila pada Cinthya ketika siang itu.

"Cerita apa? kok kayaknya happy banget?" tanya Cinthya penasaran

Baru kemarin rasanya cinthya melihat wajah nabila bermuram durja, tapi hari ini sudah lagi memasang tampang ceria. Entah setan apa yang merasuki Nabila, bisa-bisanya moodnya berubah dengan cepat. Atau jangan-jangan ternyata yang dijodohkan itu tampan, melebihi Pak Nadeo, sehingga Nabila tidak perlu lagi move on dan memikirkan Pak Nadeo.

"Tau gak sih, tenyata yang mau dijodohin sama aku itu ternyata Pak Nadeo!" Ungkap Nabila.

"Waw! serius lu?" Teriak Cinthya histeris.

"Shuttt!! Jangan berisik!" Nabila memberi isyarat dengan telunjuknya, agar tidak ada orang yang mendengar pembicaraan mareka.

Nabila yakin, pasti Cinthya akan kaget dan tidak percaya dengan apa yang diucapkannya. Rasanya memang mustahil bisa sekebetulan itu. Tidak salah kalau ada yang mengatakan kalau jodoh rahasia tuhan dan jodoh tidak ada yang tahu.

Benar!. Jodoh tidak ada yang tahu. Buktinya Nabila sendiri tidak akan menyangka akan berjodoh dengan dosen incarannya sendiri. Eitss..., ralat belum jodoh namanya, kalau belum ijab qabul.

"Eh gimana-gimana, cerita dong!"

"Jadi malam kemaren itu aku ke rumah Pak Nadeo, dan ternyata Pakde sama Bude mau ngejodohin aku sama Pak Nadeo. Apa ku bilang, Pakde dan Bude ku gak akan salah memilihkan jodoh untuk aku." Celoteh Nabila bangga.

"Iya deh..., jadi kapan nih akadnya?"

"Berkasnya udah diserahin ke KUA, mungkin semingguan lagi kita udah akad."

"Wah cepet banget"

"Tapi kita gak ada resepsinya, cuma akad aja"

"Kok gitu? Padahal aku pengen loh jadi bridesmaidnya sahabat aku."

"Katanya ada berbagai alasan gitulah, aku juga gak terlalu memikirkan resepsi, karna yang penting akad aja."

"Yaudah deh selamat, yang penting lo bahagia, udah dapat pria idaman. Gak lama lagi bakal jadi Buk Nabila nih." goda cinthya

Nabila tersenyum menanggapi ocehan sahabatnya yang selalu mendukung keputusannya.

"Wah..., kalo Rizki tau, bakal patah hati berat nih dia!" Canda Cinthya, "Secara dia kan lama banget udah suka sama lo!"

"Ih..., gak usah bahas masa lalu, lagian kita juga gak tau dia kemana!"

Episodes
1 Awal
2 Perjodohan
3 Tak Dapat Ditolak
4 Pertemuan
5 Menikah
6 Tega
7 Penolakan
8 Istri Kedua
9 Hancur
10 Melihat Kemesraan Mareka
11 3 Tahun Kemudian
12 Tentang Nabila
13 Tubuh Nabila
14 Pertunangan Cinthya
15 Pertengkaran Pertama
16 Bangkai yang tercium
17 Mama sakit
18 Sekamar berdua
19 Telpon dari bude
20 hinaan dari ipar
21 menolak tidur bersama
22 Nasehat dari pakde
23 Nadeo vs egy
24 Ultah nabila
25 Nadeo Cemburu
26 Mahkota Yang Terenggut
27 Nabila Sakit
28 Perubahan Nabila
29 Aku Bukan Lagi Gadis Perawan
30 Aku Menerima Kamu Apa Adanya
31 Ingin Berpisah
32 Pakde Sakit
33 Pertengkaran Raya Dan Nadeo
34 Noda Yang Ke Dua
35 Hamil
36 Perubahan
37 Kado Untuk Mama
38 Menjemput Istri
39 Tidur bersama
40 Bersama Suami
41 Masakan Suami
42 Kiriman Dari Mertua
43 Sikap Manis dan Pahit
44 Masihkah mencintaiku?
45 Semakin Manis
46 Musibah
47 Tuduhan
48 Tuduhan Dan Ancaman
49 Khawatir
50 Talak
51 Musibah lagi
52 Semua Pergi
53 Mencintai Nabila
54 Meminta Kesempatan
55 Permohonan Perceraian
56 Setuju Bercerai
57 Depresi
58 Menyesal
59 Kejujuran Yang Menyakitkan
60 Berjuang
61 Sekilas Tentang Nabila
62 Rival Datang
63 Nadeo VS Egy
64 Nadeo VS Egy Part 2
65 Kembali ke Jakarta
66 Sah Bercerai
67 Setelah Berpisah
68 Lamaran
69 Sesudah Iddah
70 Putri
71 Mawar Merah
72 Siapa Nabila?
73 Bersaing
74 Bertemu Masa Lalu
75 Kenyataan yang baru
76 Nabila VS Putri
77 Aksi selanjutnya
78 Cemburu?
79 Bertemu Calon Mertua
80 Penolakan
81 Menjauh
82 Nabila VS Putri Part 2
83 Perubahan Egy
84 Ancaman
85 Kemenangan musuh
86 Keresahan Egy
87 Sikap yang melukai
88 Akar masalah
89 Perjuangan Egy
90 Membujuk Bu Yura
91 Ditolak
92 Tawanan
93 Kedatangan Soegi
94 Nabila yang malang
95 Mencari Nabila
96 Nadeo Dewa Penyelamat
97 Terjebak
98 Dia Datang Lagi
99 Dewa penolong
100 Ajakan Menikah
101 Rahasia Yang Baru Terungkap
102 Rahasia Lagi?
103 Arah Yang Berbeda
104 Memohon
105 Gelap Mata
106 Dewa Penyelamat
107 Perhatian Dari Mareka
108 Permintaan Maaf
109 Lamaran?
110 Pertemuan
111 Memilih
112 Menuju Lembaran Baru
113 Malam Pertama Yang Kedua
114 Masa Lalu
115 Epilog
116 Extra Part
117 Novel Baru
118 Novel Baru
119 Menyapa Teman Kembali
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Awal
2
Perjodohan
3
Tak Dapat Ditolak
4
Pertemuan
5
Menikah
6
Tega
7
Penolakan
8
Istri Kedua
9
Hancur
10
Melihat Kemesraan Mareka
11
3 Tahun Kemudian
12
Tentang Nabila
13
Tubuh Nabila
14
Pertunangan Cinthya
15
Pertengkaran Pertama
16
Bangkai yang tercium
17
Mama sakit
18
Sekamar berdua
19
Telpon dari bude
20
hinaan dari ipar
21
menolak tidur bersama
22
Nasehat dari pakde
23
Nadeo vs egy
24
Ultah nabila
25
Nadeo Cemburu
26
Mahkota Yang Terenggut
27
Nabila Sakit
28
Perubahan Nabila
29
Aku Bukan Lagi Gadis Perawan
30
Aku Menerima Kamu Apa Adanya
31
Ingin Berpisah
32
Pakde Sakit
33
Pertengkaran Raya Dan Nadeo
34
Noda Yang Ke Dua
35
Hamil
36
Perubahan
37
Kado Untuk Mama
38
Menjemput Istri
39
Tidur bersama
40
Bersama Suami
41
Masakan Suami
42
Kiriman Dari Mertua
43
Sikap Manis dan Pahit
44
Masihkah mencintaiku?
45
Semakin Manis
46
Musibah
47
Tuduhan
48
Tuduhan Dan Ancaman
49
Khawatir
50
Talak
51
Musibah lagi
52
Semua Pergi
53
Mencintai Nabila
54
Meminta Kesempatan
55
Permohonan Perceraian
56
Setuju Bercerai
57
Depresi
58
Menyesal
59
Kejujuran Yang Menyakitkan
60
Berjuang
61
Sekilas Tentang Nabila
62
Rival Datang
63
Nadeo VS Egy
64
Nadeo VS Egy Part 2
65
Kembali ke Jakarta
66
Sah Bercerai
67
Setelah Berpisah
68
Lamaran
69
Sesudah Iddah
70
Putri
71
Mawar Merah
72
Siapa Nabila?
73
Bersaing
74
Bertemu Masa Lalu
75
Kenyataan yang baru
76
Nabila VS Putri
77
Aksi selanjutnya
78
Cemburu?
79
Bertemu Calon Mertua
80
Penolakan
81
Menjauh
82
Nabila VS Putri Part 2
83
Perubahan Egy
84
Ancaman
85
Kemenangan musuh
86
Keresahan Egy
87
Sikap yang melukai
88
Akar masalah
89
Perjuangan Egy
90
Membujuk Bu Yura
91
Ditolak
92
Tawanan
93
Kedatangan Soegi
94
Nabila yang malang
95
Mencari Nabila
96
Nadeo Dewa Penyelamat
97
Terjebak
98
Dia Datang Lagi
99
Dewa penolong
100
Ajakan Menikah
101
Rahasia Yang Baru Terungkap
102
Rahasia Lagi?
103
Arah Yang Berbeda
104
Memohon
105
Gelap Mata
106
Dewa Penyelamat
107
Perhatian Dari Mareka
108
Permintaan Maaf
109
Lamaran?
110
Pertemuan
111
Memilih
112
Menuju Lembaran Baru
113
Malam Pertama Yang Kedua
114
Masa Lalu
115
Epilog
116
Extra Part
117
Novel Baru
118
Novel Baru
119
Menyapa Teman Kembali

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!